Anda di halaman 1dari 38

PENINGKATAN KAPASITAS PELAKSANA

DAK BIDANG IRIGASI TA - 2022


Perencanaan Hidraulik Bendung Tetap
Bagian 3 – Bangunan Pembilas dan Pengambil

Direktorat Irigasi dan Rawa


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Tahap 1 – 1 Maret 2022

Yiniarti Eka Kumala


Narasumber
Tata Letak Bangunan Pembilas & Pengambil
Bangunan Pembilas Bendung

❑ Bangunan Pembilas Bendung:


• mengendalikan/mengelakkan sedimen masuk ke bangunan pengambil
• dilengkapi pintu/pilar, dengan atau tanpa tembok banjir
Bangunan Pembilas Bendung

❑ Berfungsi mengendalikan angkutan sedimen dasar (Bed Load)


❑ Diletakkan sedekat mungkin dengan bangunan pengambil, dengan
memperhitungkan:
▪ Sedimen/material dasar sungai
▪ Lebar bendung
▪ Dimensi bangunan pengambil
❑ Bahan kasar (bed load) diendapkan di lantai pembilas, dibilas secara berkala
dengan jalan membuka pintu pembilas → menciptakan daerah bebas endapan
di depan bangunan pengambil.
Pembilasan endapan di udik mulut undersluice
Bangunan Pembilas Bendung
❑ Pedoman menentukan lebar pembilas:
▪ Lebar pintu + pilar pembilas (Bp) ≈ 1/6 – 1/10 Lebar bruto bendung (untuk B

sungai < 100 m)


▪ Lebar 1 pintu ≤ 2,50 m (untuk kemudahan operasi) dan jumlah pintu ≤ 3 buah

▪ Lebar pembilas ≈ 60% lebar Pengambil

❑ Panjang dan tinggi dinding pemisah:


▪ Panjang dinding pemisah ditentukan berdasar: lebar bangunan pengambil

(0,5 m ke arah udik) dan kondisi aliran merata ke arah bangunan pengambil
(≈ 450 – 700)
▪ Tinggi dinding pemisah 0,5 – 1,0 m di atas mercu (agar selama operasi

pembilasan sedimen tidak masuk ke bangunan pembilas)


Tata Letak Bangunan Pembilas & Pengambil
Bangunan Pembilas Bendung
❑ Keuntungan pintu depan terbuka:
▪ Kapasitas pelimpahan bendung lebih besar
▪ Pembuangan benda-benda terapung lebih mudah (khususnya bila pintu dibagi 2)

❑ Kelemahan pintu depan terbuka:


▪ Selama banjir sedimen yang terangkut mendekati pembilas dan dapat menumpuk
di depan pembilas → sulit disingkirkan,
▪ benda-benda hanyut bisa merusakkan pintu,
▪ Debit sungai > debit pengambilan → air akan mengalir melalui pintu pembilas
(kecepatan aliran > dan membawa lebih banyak sedimen)
Bangunan Pembilas Bendung
Bangunan Pembilas Bendung

Bangunan bilas tertutup (dengan tembok banjir):


Kerugian : kapasitas pelimpah kecil
Keuntungan : sedimentasi kecil
Bangunan Pembilas Bendung
❑ Operasi pembilasan:
▪ Selama operasi normal (pintu pengambil dibuka), pintu bilas dibuka

bergantian untuk mencegah penyumbatan


▪ Pada saat mulai banjir (muka air 0,5 – 1,0 m > mercu), pintu pengambil dan

pembilas ditutup.
▪ Pada saat mulai surut (muka air 0,5 – 1,0 m < mercu), pintu pengambil

ditutup dan pintu pembilas dibuka untuk menggelontor sedimen.


❑ Elevasi lantai pembilas:
▪ Pada umumnya dibuat sama dengan lantai udik.

▪ Apabila terlalu dekat dengan ambang pengambil → lantai dapat diturunkan

atau sebaliknya dinaikkan.


Bangunan Pembilas Bawah (Undersluice)

Konsentrasi/distribusi sedimen arah vertikal

▪ Distribusi sedimen dasar : 2m >T ≥ 1/3 hw


▪ Agar lubang tidak tersumbat : T ≥ 1,5d
▪ Untuk kemudahan pelaksanaan & pemeliharaan :T≥1m
→ tinggi lubang & elevasi bagian atas pelat umumnya dibuat 1,50 m dari lantai.
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Langkah desain:
o tinggi lubang pembilas ditentukan dengan mempertimbangkan:
▪ distribusi dan konsentrasi sedimen dasar dalam arah vertikal, tinggi lubang sebaiknya
diambil 1/3 sampai ¼ dari kedalaman air di depan pengambilan selama debit normal,
▪ tersumbatnya lubang oleh batu/sedimen pada saat operasi pembilasan → tinggi
lubang pembilas bawah > 1,5 kali diameter terbesar sedimen dasar di sungai,
▪ kemudahan pelaksanaan & pemeliharaan, tinggi lubang pembilas bawah sekurang-
kurangnya 1,0 m.
▪ tebal pelat pada umumnya ditentukan 0,20 – 0,35 m.
→ tinggi lubang & elevasi bagian atas pelat pada umumnya dibuat 1,50 m dari lantai.
Potongan Memanjang Bangunan
Pembilas Bawah (Satu pintu)
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Prinsip kerja:
▪ aliran dari udik sungai dibagi menjadi dua lapis oleh pelat pembagi,
▪ aliran sungai pada lapisan atas yang relatif tidak mengandung sedimen dasar

mengalir ke bangunan pengambil atau ke hilir pada saat operasi pembilasan,


▪ aliran sungai pada lapisan bawah bersama-sama dengan sedimen dasar mengalir

dan masuk ke lubang bawah (undersluice), yang pada saat operasi pembilasan
terbuang ke hilir bendung melalui pintu bilas,
▪ pembilasan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu, agar didapat daerah

bebas endapan di udik dan mulut bangunan pembilas.


Berfungsi mencegah/mengendalikan angkutan sedimen dasar (Bed Load) dan
fraksi pasir masuk ke bangunan pengambil
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Untuk membilas tumpukan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut
disarankan dibuka setiap hari selama kurang lebih 60 menit.
❑ Apabila pintu lebih dari satu, di bawah pelat/lubang bilas dipasang pilar/pengarah
menerus ke arah mulut pembilas, agar:
o Hidraulik → daya bilas lebih efektif,
o Struktur → sebagai penyangga pelat
❑ Langkah desain:
▪ lebar pintu pembilas ditentukan sesuai dengan persyaratan lebar pintu bilas
dengan penempatan pada sumbu bendung,
▪ lebar dan tata letak bangunan pengambilan dibuat sedekat mungkin pada sisi
tembok pangkal,
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Langkah desain:
▪ tata letak pelat pada ”mulut” pembilas ditentukan dengan mempertimbangkan:
o ujung bagian luar mulut pembilas ditentukan pada ujung udik dinding
pemisah bangunan bilas, sedemikian agar aliran dari udik sungai
terdistribusi dengan baik masuk ke arah bangunan pengambil,
o ujung bagian dalam mulut pelat (pada bagian tembok pangkal) ditentukan
0,50 sampai 1,00 m di udik mulut bagian udik bangunan pengambil,
o lebar mulut pembilas harus lebih besar dari 1,2 kali lebar bangunan
pengambil.
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Dimensi rata-rata:
▪ panjang saluran pembilas bawah 20 m
▪ 1 sampai 2 m untuk tinggi saluran pembilas bawah

▪ 0,20 sampai 0,35 untuk tebal beton bertulang.

❑ Luas saluran pembilas bawah (lebar kali tinggi) harus sedemikian rupa
sehingga kecepatan minimum dapat dijaga (v = 1,0 – 1,5 m/s).
❑ Tata letak saluran pembilas bawah harus direncana dengan hati-hati untuk
menghindari sudut mati (dead corner) dengan kemungkinan terjadinya
sedimentasi atau terganggunya aliran.
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Kriteria pengoperasian:
▪ vmax pada lubang pembilas dibatasi agar tidak merusak lantai pembilas → lantai
harus diperkuat bahan tahan gerusan/abrasi (a.l. lain batu candi/beton mutu tinggi),
▪ vmin ≈ ukuran/diamater butir yang bergerak atau dibilas.
▪ pintu bilas harus ditutup selama sungai banjir, untuk menghindarkan penghisapan
sampah dan penyedotan benda-benda padat lainnya yang dapat menyumbat lubang
pembilas,
▪ tinggi bukaan pintu selama operasi pembilasan sedimen harus diatur sedemikian
sehingga tidak menimbulkan pusaran udara di bawah penutup atas pelat pembilas
bawah yang menimbulkan bahaya kavitasi → pelat baja bertulang harus dihitung
sehubungan dengan beton yang ditahannya.
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Kriteria pengoperasian:
pada saat di udik pintu terakumulasi benda-benda apung (sampah atau
dahan/pohon), dan akan dibuang ke hilir, maka:
▪ apabila pintu bilas hanya terdiri dari satu pintu, maka pintu tersebut dibuka
dengan cara pintu dinaikkan,
▪ apabila pintu bilas terdiri dari dua bagian (pintu atas dan pintu bawah), maka
pintu atas dapat diturunkan agar benda-benda apung dapat lewat.
❑ Rongga udara di bawah pelat dapat terjadi, apabila:
▪ pintu bilas dibuka penuh atau terlalu besar,
▪ muka air hilir terlalu rendah,
▪ tidak terjadi pelimpahan dari mercu pintu bilas.
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Untuk mengatasi masalah rongga udara:
▪ pintu bilas tidak dibuka penuh,
▪ ujung pelat pembilas bagian udik dibuat bulat,
▪ pengoperasian pintu diatur sedemikan sehingga tidak terjadi
pusaran udara (bukaan pintu diperkecil/pintu diturunkan).
Potongan Melintang dan Memanjang Pembilas
Bawah (Dua Pintu – atas & bawah)
Bangunan Pembilas Bawah
❑ Keuntungan pintu di bagi 2 (pintu atas & bawah):
▪ pengoperasian pintu lebih ringan, karena pada saat akan membilas sedimen hanya
pintu bawah yang dioperasikan dengan cara menaikkan pintu sesuai kebutuhan.
Sedangkan pada saat akan membuang benda apung pintu atas dioperasikan dengan
cara menurunkan pintu.
▪ air yang terbuang ke hilir pada saat perlu dilakukan pembuangan benda apung lebih
sedikit, karena hanya pintu atas yang diturunkan.
❑ Kerugian pintu di bagi 2 (pintu atas & bawah):
biaya pembuatan pintu lebih mahal,
kadang-kadang terjadi kebocoran, apabila pemasangan antara pintu atas dan
pintu bawah kurang baik.
Bangunan Pembilas Samping (Shunt-undersluice)
❑ Pembilas samping adalah bangunan pembilas bawah yang penempatannya di luar bentang
bersih bendung dan atau di luar tembok pangkal bendung.
❑ Pembilas tipe ini berbentuk melengkung dan tidak menjadi penghalang aliran jika terjadi
banjir, sehingga pilar dan bangunan pembilas terhindar dari benturan batu gelundung atau
kayu yang terbawa hanyut pada waktu banjir.
❑ Manfaat tambahan tipe adalah kapasitas pelimpahan bendung lebih besar, karena lebar
bruto tidak berkurang oleh adanya pilar pembilas dan seluruh bentang bendung dapat
melimpahkan debit banjir sungai.
❑ Prinsip kerja bangunan pembilas samping sama dengan bangunan pembilas bawah,
namun demikian pengurangan daerah bebas endapan pada mulut pembilas samping lebih
kurang dibanding dengan pembilas bawah biasa.
❑ Hal ini diakibatkan karena efek aliran pada tikungan luar sungai (aliran helicoidal) yang
ditimbulkan oleh bangunan pembilas bawah biasa tidak ada pada pembilas samping
Bangunan Pembilas Samping (shunt-undersluice)
Bangunan Pengambil

❑ Bangunan Pengambil/Penyadap:
• menyadap air sesuai kebutuhan
• dilengkapi pintu/pilar dan tembok banjir
Bangunan Pengambil
❑ Bangunan pengambil adalah bagian dari bendung yang berfungsi untuk menyadap air
sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan masuknya sampah
ke bangunan pengambil.
❑ Air yang disadap selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain
jaringan irigasi, air minum. Bagian bangunan ini pada umumnya dibangun di sisi kiri atau
kanan bendung.
❑ Dimensi bangunan pengambil (lubang pengambil) sebaiknya direncanakan dengan
memperhitungkan:
▪ kebutuhan air maksimum, baik untuk pemasokan maupun pembilasan dengan

membatasi kecepatan aliran masuk.


▪ sedimen/material dasar sungai,

▪ elevasi mercu bendung.


Bangunan Pengambil
Bangunan ini perlu dilengkapi dengan:
▪ pintu pengatur debit,

▪ perlengkapan pengendali sedimen dan sampah, dan alat duga muka air,

Bangunan pengambil harus didesain bersama-sama sebagai satu kesatuan


dengan bangunan pembilas.
Bangunan pengambil berfungsi untuk menyadap air dari sungai dalam jumlah
yang diinginkan dan bangunan pembilas berfungsi untuk mengurangi
sebanyak mungkin benda-benda terapung dan fraksi-fraksi sedimen kasar
yang masuk ke jaringan saluran irigasi
Bangunan Pengambil
Tata Letak :
▪ Sebaiknya dibuat sedekat mungkin dengan pembilas dan as bendung atau bendung

gerak.
▪ Guna memperkecil masuknya sedimen, lokasi bangunan pengambil lebih dianjurkan jika

pengambilan ditempatkan di ujung tikungan luar sungai atau pada ruas luar, pada lokasi
kurang lebih ¼ jari-jari tikungan, dengan memanfaatkan prinsip terjadinya aliran
helicoidal pada tikungan sungai.
Selain dari pada pemilihan lokasi pengambilan tersebut, masuknya sedimen juga
dipengaruhi antara lain oleh:
▪ arah/sudut antara pengambilan dan sumbu sungai,

▪ penggunaan dan ketinggian ambang pengambilan,

▪ kecepatan aliran masuk yang diijinkan.


Bangunan Pengambil
Bila diperlukan pengambilan pada kedua sisi sungai, dapat dilakukan dengan
cara:
▪ Dengan pengambilan dan pembilas pada satu sisi (kalau debit pengambilan pada sisi
lain tidak terlalu besar dan/atau penempatan pengambilan pada tikungan luar sungai,
sehingga pengambilan pada sisi yang lain tidak menguntungkan. Dengan demikian
lubang pengambilan untuk sisi yang lain tersebut, dibuat pada pilar pembilas, dan
selanjutnya airnya dapat dialirkan melalui siphon dalam tubuh bendung ke sisi lainnya
▪ Dalam kasus bendung diletakkan pada bagian sungai yang relatif lurus dengan debit
pengambilan yang hampir sama pada ke dua sisi tersebut, pengambilan dan pembilas
dapat dibuat pada ke dua sisi.
Lubang Pengambilan melalui siphon di dalam tubuh bendung
Kriteria Kecepatan Aliran Masuk Bangunan Pengambil
Kecepatan aliran pada bangunan pengambil:
▪ v2≥ 32 (h/d)1/3d
Dapat disederhanakan:
▪ v ≈ 10 d 0,5
Perencanaan normal:
▪ v = 1 – 2 m/s maka butiran yang masuk d = 0,01 – 0,04 m
Arah Bangunan Pengambil:
▪ Tegak lurus terhadap sumbu sungai (pengambilan kanan)
▪ Menyudut membentuk sudut antara 450 - 600 terhadap sumbu sungai (pengambilan kiri)
ARAH BANGUNAN PENGAMBIL
ARAH BANGUNAN PENGAMBIL

Sponeng pemeliharaan
Endapan

Sungai
Kerugian :
Sungai
a

- Keuntungan : Keuntungan :
Sedimen yg masuk lebih sedikit Aliran ke intake lebih lancar H <
Pintu dapat dibuat sedekat mungkin ke sungai
Konstruksi lebih kompak Kerugian :
• Kapasitas pengaliran lebih kecil H >
Kerugian : • Lokasi pintu harus lebih jauh
Kapasitas pengaliran lebih kecil H > • Kemungkinan endapan di depan pintu
Parameter Desain Bangunan Pengambil
• Qdesain = Qkebutuhan irigasi (x 1,2 kalau penangkap sedimen hanya satu bagian)
dengan:
Qdesain = µ. b. a 2. g. z

o Q : debit desain bangunan pengambil, m3/s


o m : koefisien debit, biasa diambil = 0,8 untuk bangunan pengambil irigasi
o b : lebar bukaan bangunan pengambil, m
o a : tinggi bukaan bangunan pengambil, m
o g : percepatan gravitasi, m/s2
o z : kehilangan tinggi energi pada bukaan, m

• Kecepatan aliran masuk: v = 1,0 ≈ 2,0 m/s


Dimensi Bangunan Pengambil
Penentuan bukaan pintu pengmbilan (a)
❑ Muka air normal di depan pintu pengambilan
❑ Elevasi ambang pengambilan
• ta ≈ 0,5 m untuk lanau.
• ta ≈ 1m untuk pasir & kerikil. a = (MAN – z + t ) – El. Ambang a = (MAN – z - n ) – El. Ambang

• ta ≈ 1,5m untuk batu bongkah, undersluice.


❑ Kondisi hidraulik aliran pada pintu pengambilan yaitu:
• aliran bebas (tidak tenggelam) yang tidak dipengaruhi oleh fluktuasi muka
air di hilir pintu pengambilan (a) atau,
• aliran tenggelam yang dipengaruhi oleh fluktuasi muka air di hilir pintu
pengambilan (b).
Saringan Sampah

v2
Kehilangan tinggi energi melalui saringan: hf = c
2g

hf : kehilangan tinggi energi


c : koefisien yang bergantung pada bentuk dan
tata letak jeruji

s 4/3
c=β sin δ
b
dimana:
c : koefisien yang bergantung pada
b : faktor bentuk
s : tebal jeruji, m
L : panjang jeruji, m
b : jarak bersih antar jeruji, m
 : sudut kemiringan jeruji diukur dari horizontal, 0

Anda mungkin juga menyukai