Irigasi dan
Bangunan Air
Modul XI :
BANGUNAN PELENGKAP
11.1. BANGUNAN BAGI
11.2 BANGUNAN PENGATUR
11.3 BANGUNAN SADAP
11.4 BANGUNAN BAGI-SADAP
11.5 BANGUNAN TERJUN
11
Teknik Sipil Teknik Sipil 2A6112EL Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum tentang Mahasiswa diharapkan memahami
bangunan pelengkap dan dasar perhitungan dan gambar desain
perhitungannya. bangunan pelengkap.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................... II
11 BANGUNAN PELENGKAP.................................................................................................................................. 1
DAFTAR TABEL
No table of figures entries found.
Fungsinya adalah untuk membagi debit pada saluran (primer ke sekunder, sekunder ke
tersier dsb). Bangunan terdiri dari pintu-pintu untuk mengukur dan mengatur aliran.
Biasanya pintu pengatur diletakkan di saluran terbesar dan alat pengukur dan pengatur di
bangunan sadap yang lebih kecil.
Gambar BANGUNAN PELENGKAP.1 Saluran primer dengan bangunan pengatur dan sadap
ke saluran sekunder
Pada saluran dengan kehilangan tinggi energi kecil (saluran garis tinggi), bangunan
pengatur harus direncana sedemikian rupa sehingga tidak banyak rintangan saat terjadi
debit rencana. Misalnya pintu sorong harus dapat diangkat sepenuhnya.
Satu aspek penting dalam perencanaan bangunan bagi adalah kepekaannya terhadap
variasi muka air (Gambar BANGUNAN PELENGKAP.2). Alat ukur aliran atas lebih peka
terhadap fluktuasi muka air dibanding dengan pintu aliran bawah.
Untuk saluran primer, kehilangan tinggi energi harus tetap kecil, 5 - 10 cm. Kecepatan di
bangunan pengatur dibatasi sampai 1,5 m/s. Bangunan pengatur sebaiknya dilengkapi
dengan pelimpah samping
Ada 3 tipe bangunan yang dapat dipakai untuk bangunan sadap sekunder, yakni:
Bangunan sadap yang paling cocok adalah alat ukur Romijn, bila kehilangan energi
menjadi masalah. Bila kehilangan tinggi energi tak menjadi masalah, dan muka air
banyak mengalami fluktuasi, maka dapat dipilih CDG.
Bangunan bagi-sadap adalah sebuah bangunan yang berfungsi membagikan air dan
menyabang dari :
Saluran primer ke saluran primer yang lain dan atau dari saluran primer ke
saluran tersier.
Saluran primer ke saluran sekunder dan atau saluran sekunder ke saluran tersier.
Saluran sekunder yang satu ke saluran sekunder yang lain dan atau saluran
sekunder ke saluran tersier.
Untuk mengontrol taraf muka air di bagian hilir bangunan, umumnya diperlukan
bangunan pengatur. Untuk mengatur debit air di atas 900 liter/s dapat digunakan alat
pengukur debit tipe Crump de Gruyter atau Cipoletti. Untuk pengukuran debit lebih kecil
dari 900 l/det dapat digunakan alat ukur tipe Romijin.
Tata letak dari bangunan bagi sadap ini bisa dibuat 2 alternatif, yaitu :
Bentuk Menyamping
Bentuk Numbak
Bentuk ini mempunyai kelemahan kecepatan datang ke arah lurus menjadi lebih besar
dari pada yang ke arah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem proporsional
kurang akurat.
Kelebihannya adalah peletakan bangunan tidak memerlukan tempat yang luas, karena
dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran sekunder yang bersangkutan.
Bentuk seperti ini mempunyai kelebihan: kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan
adalah sama. Sehingga bentuk ini sangat cocok diterapkan untuk sistem proporsional.
Bentuk ini mempunyai kelemahan: memerlukan areal yang luas, semakin banyak
bangunan sadapnya semakin luas areal yang diperlukan.
Gambar BANGUNAN PELENGKAP.7 Tata letak bangunan bagi sadap bentuk numbak
Dalam suatu sistem drainase, saluran drainase sangat erat hubungannya dengan
bangunan pelengkapnya, seperti bangunan terjunan, bangunan silang seperti gorong-
gorong dan box culvert, pintu air, pompa dan rumah pompa, sumur resapan, bangunan
penyaring sampah, kolam penampungan sementara atau kolam tandon, dan lain-lain.
Masing-masing bagian mempunyai peranan tersendiri. Pada kesempatan kali ini
kumpulengineer akan membahas sedikit tentang bangunan terjunan.
Bangunan terjunan adalah suatu bangunan pelengkap sistem drainase yang dibangun
untuk mengurangi kemiringan saluran yang terlalu curam dan untuk menurunkan
kecepatan aliran air agar tidak merusak saluran atau bangunan lainnya.
Dengan
B = lebar bukaan efektif (m)
Q = debit (m3 /dt)
m = koefisien aliran = 1
H = tinggi gari energi di udik (m)
h1 = tinggi muka air di udik (m)
v1 = kecepatan aliran saluran di hulu (m/dt)
Dimana:
A = tinggi ambang hilir (m)
Dc = kedalaman air kritis (m)
Q = koefisien aliran = 1
B = lebar bukaan efektif (m)
Dimana:
L = panjang kolam olakan (m)
Z = tinggi terjun (m)
Bangunan terjunan tegak biasanya terdapat pada saluran induk dan saluran
sekunder. Tinggi terjun pada Bangunan terjunan tegak dibatasi maksimum 1,50
m untuk debit aliran kurang dari 2,50 m 3/s. Sedangkan untuk debit lebih dari
2,50 m3/s tinggi terjun maksimum adalah 0,75 m.
Pada Bangunan terjunan miring kedalaman air tidak boleh kurang dari 0,4 kali
kedalaman kritis. Apabila kecepatan aliran di dalam bangunan terjunan miring
lebih dari 9 m/s maka dinding saluran terjunan harus ditinggikan.
2. United States Departement of the Interior : “Design of Small Dams”, Oxford & IBH
Publising Co., New Delhi, 1974.