kemiringan permukaan tanah lebih curam dari pada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. BANGUNAN TERJUN BANGUNAN TERJUN PERHITUNGAN HIDROLIS (3) Panjang olakan L L = C1 Z . dc + 0,25 (1) Lebar bukaan efektif B C1 = 2,5 + 1,1 ( dc / Z ) + 0,7 ( dc / Z ) 3 𝑸 𝐁 = 𝟏. 𝟕𝟏. 𝒎. 𝑯𝟑/𝟐 Dimana : H = h 1 + V12 /2g L = Panjang kolam olakan ( m ) Dimana : Q = Debit ( m3 /dt ) Z = Tinggi terjun ( m) m = Koefisien liran = 1 H = Tinggi garis energi di udik ( m ) h1 = Tinggi muka air di udik ( m ) V1 = Kecepatan aliran saluran di hulu (m/dt )
(2) Tinggi ambang dihilir a
a = ½. d c dc = Q2 / ( g . B2 ) 1/3 Dimana : a = Tinggi ambang hilir ( m ) d c = Kedalaman air kritis ( m) Q = Koefisien liran = 1 B = Lebar bukaan efektif ( m ) BANG.TERJUN TEGAK
Bangunan terjun dengan bidang tegak sering dipakai pada saluran
induk dan sekunder, bila tinggi terjun tidak terlalu besar. Menurut Perencanaan Teknis Direktorat Irigasi ( 1980 ) tinggi terjun tegak dibatasi Besaran – besaran ini dapat digabungkan untuk membuat sebagai perkiraan awal tinggi bangunan berikut : terjun : ∆Z = (∆H + Hd) – H1 (1) Tinggi terjun maksimum 1,50 meter untuk Q < 2,50 m3 / dt. Untuk perikiraan awal Hd, boleh diandaikan, bahwa (2) Tinggi terjun maksimum 0,75 meter untuk Q > 2,50 m3 / dt Hd =≈1,67 H1 Kemudian kecepatan aliran pada potongan U dapat Perencanaan hidrolis bangunan dipengaruhi oleh besaran-besaran berikut diperkirakan dengan : Vu = 𝟐. 𝒈. ∆𝒛 dan selanjutnya, H1 = tinggi energi di muka ambang, m yu = q/vu ∆H = perubahan tinggi energi pada bangunan, m Aliran pada potongan U kemudian dapat dibedakan sifatnya dengan bilangan Froude tak Hd = tinggi energi hilir pada kolam olak, m berimensi : q = debit per satuan lebar ambang, m2/dt 𝑽𝒖 g = percepatan gravitas, m/dt2 (≈9,8) Fru = 𝒈.𝒀𝒖 n = tinggi ambang pada ujung kolam olak, m Geometri bangunan terjun tegak dengan perbandingan panjang yd/ ∆z dan Lp/∆z kini dapat BANG.TERJUN MIRING
Permukaan miring, yang
menghantar air ke dasar kolam olak, adalah praktek perencanaan yang umum, khususnya jika tinggi energi jatuh melebihi 1,5 m. Pada bangunan terjun, kemiringan permukaan belakang dibuat securam mungkin dan relatif pendek. Jika peralihan ujung runcing dipakai di antara permukaan pengontrol dan permukaan belakang (hilir), disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 1: 2 CONTOH DENAH BANG. TERJUN CONTOH POT. MEMANJANG