Anda di halaman 1dari 10

FORMAT SOAL TUGAS BESAR

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI


PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Data perncanaanya sebagai berikut :
a. Lokasi
:
b. Jenis tanah
:
c. Besarnya efisiensi irigasi untuk saluran (%)
Tabel Efisiensi Irigasi
Saluran

Efisiensi Irigasi (%)

Primer
Sekunder
Tersier
Sumber : KP.01

Soal

87,5 92,5
87,5 92,5
77,7 85

Tabel Data Evapotransporasi Potensial


Bulan

Januari
Februari
Maret
Apri
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Sumber : Data

Eto (mm/hari)
3

3,55
5,17
5,61
5,69
7,13
5,72
5,83
6,47
6,70
4,06
6,30
5,68

4,29
5,53
7,03
5,48
6,98
6,37
4,75
5,88
5,42
6,39
5,84
4,95

6,47
6,03
5,12
7,22
5,24
5,62
4,62
6,08
6,14
6,78
6,84
5,83

5,49
6,02
6,99
7,24
6,54
5,38
6,04
7,21
6,76
7,43
4,93
5,55

8,63
6,55
6,64
6,24
5,68
6,19
6,12
5,33
6,70
6,63
6,42
5,09

Tabel Koefisien Tanaman


Tanaman
Padi
Buncis
Jagung

Masa Tanam (hari)

c (%)

Lihat grafis koefisien

Kedelai
Kacang - kacangan
Sumber : Tabel Koefisien Tanaman (nedesco-prosida study)

tanaman

Pola Tata Tanam I


Mulai tanam tanggal..........bulan....................................

Padi I :
Umur.........hari

Buncis :
Umur.........hari

Padi II :
Umur.........hari

Mulai tanam tanggal..........bulan....................................


Padi I :
Umur.........hari

Padi II :
Umur.........hari

Kacang Tanah :
Umur.........hari

Mulai tanam tanggal..........bulan....................................


Padi I :
Umur.........hari

Kedelai :
Umur.........hari

Jagung :
Umur.........hari

Pola Tata Tanam II


Mulai tanam tanggal..........bulan....................................

Padi I :
Umur.........hari

Kedelai :
Umur.........hari

Padi II :
Umur.........hari

Mulai tanam tanggal..........bulan....................................


Padi I :
Umur.........hari

Kacang Tanah :
Umur.........hari

Jagung :
Umur.........hari

Mulai tanam tanggal..........bulan....................................


Padi I :
Umur.........hari

Buncis :
Umur.........hari

Padi II :
Umur.........hari

Sistem Pembagian Pola Tata Tanam :


10 harian
15 harian
Penyiapan lahan
S = ................mm
T = ................mm
Waktu Penggantian Lapisan Air (WLR) 50/45 hari, dimulai pada hari
ke......................setelah masa tanam
Tabel Hubungan Jenis Tanah dengan Perkolasi
Jenis Tanah

Perkolasi Vertikal (mm/hari)

Sandy loam
Loam
Clay loam
Sumber : KP.01
Curah Hujan Efektif
Reff : Padi
= (0,7 x Ra) / n
Palawija
= (0,5 x Ra) / n

Soal

3 sd 8
2 sd 3
1 sd 2

Tabel Curah hujan efektif dengan periode 10 harian


Bulan
Januari
Februari
Maret

Periode
I
II
III
I
II
III
I

Ra (mm)
127
130
109
118

II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III

April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

87
128
79
78
121
22
29
77
14
16
12
19
24
28
72
94
55
124
132
136
116

Sumber : Data
Tabel Curah hujan efektif dengan periode 15 harian
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September

Periode

Soal

I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I

159
161
70
146
44
56
46
23
30
17
27

Oktober
November
Desember

II
I
II
I
II
I
II

76
59
136
147
136

Sumber : Data

1. UMUM
Meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat peradapan yang semakin berkembang akan
menyebabkan meningkatnya pula kebutuhan pangan bagi manusia terutama yang berasal dari
tanah pertanian. Produktifitas pertanian akan meningkat jika diimbangi dengan perencanaan dan
pengembangan seluruh prasarana jaringan irigasi yang tepat dan efisien. Dimulai dari perencanaan
petak-petak sawah berdasarkan peta kontur yang ada, berikut saluran-saluran juga pengukur debit
dan pengatur tinggi muka air hingga perencanaan bangunan pelengkapnya. Oleh karena itu
mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu jaringan irigasi yang tepat, baik teknis dan
ekonomis.
2. DATA PERENCANAAN
I.
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
a. Rencanakan petak tersier dan kuarter berdasarkan peta kontur yang ada, dengan ketentuan
sebagai berikut :
Untuk petak tersier, luas lahan = 50 100 ha
Untuk petak kuarter, luas lahan = 8 15 ha
b. Rencanakan as bendung terutama pada elevasi tertinggi. Bendung direncanakan dengan satu
intake (bendung dengan satu intake dimaksudkan agar terdapat bangunan pelengkap seperti
talang atau siphon yang membawa air ke seberang sungai).
c. Rencanakan saluran irigasi berdasarkan :
Kebutuhan air irigasi (q) = ................l/dt/ha (PTT PU khususnya 1,5 2 l/dt/ha)
Nilai e/koefisien pengurangan karena sistem = ................(0,9<e<1)*
Batas panjang saluran :
- Saluran tersier < 1500 m
- Saluran kuarter < 500 m
Efisiensi saluran ()
- Primer
= ................ (0,875 0,925)*
- Sekunder
= ................ (0,875 0,925)*
- Tersier
= ................ (0,775 0,850)*

Metode yang dipakai dalam desain saluran :


- Saluran primer
= metode saluran tahan erosi
- Saluran sekunder
= metode saluran tahan erosi
- Saluran tersier
= metode saluran tak tahan erosi (tractive force)
Koefisien kekerasan Manning (n) :
- n primer
= ................(beton, pasangan batu kali, pasangan batu bata)
- n sekunder
= ................(beton, pasangan batu kali, pasangan batu bata)
- n tersier
= ................(tanah)
Untuk saluran tanah erosi pada saluran tersier digunakan metode : Tractive Force dengan
data sebagai berikut :
-
= .................................
- Kondisi butir = .................................
- b/y
= ................................
- z
= ............................... (juga dapat ditentukan oleh asistan sendiri
sehubungan denga cek pengaliran IR)
Untuk saluran drainase, rencanakan sesuai dengan keadaan topografi yang ada

(arah aliran dan terkumpulnya air) serta pembuangan akhirnya yang menuju
sungai
d. Gambar Potongan Memanjang dan melintang saluran dengan ketentuan penggambaran
sebagai berikut :
Potongan memanjang dari saluran primer hingga tersier
Dengan skala H = 1: 5000
V = 1: 50
Skala juga bisa direncanakan oleh asistan
Gambar potongan memanjang disertai dengan keterangan sbb :
- Nomor patok
- Jarak patok
- Jarak komulatif
- Jarak antar saluran
- Elevasi muka tanah
- Elevasi dasar saluran
- Elevasi muka air
- Elevasi tanggul
- Slope
- b/h
- I R
- Nama saluran
- Bangunan pelengkap
Untuk potongan melintang saluran,
Skala H = 1 : 20
V = 1 : 20
Skala juga bisa direncanakan oleh asistan
e. Cek Pengaliran (I R)
(I R) dari saluran primer hingga tersier harus semakin naik.
Dengan :
I
= slope saluran
R
= akar dari jari-jari hidrolis
Catatan khusus untuk bab I :

Pemberian nama petak kuarter searah jarum jam dan berdasarkan posisinya terhadap

sungai (sebelah kanan atau kiri)


Perhatikan ketentuan saluran misalnya bahwa saluran primer tidak boleh memotong

kontur serta ketentuan batas panjang saluran tersier dan kuarter.


Dalam perencanaan saluran irigasi (khususnya pada potongan memanjang) harus

berdasarkan aspek teknis dan ekonomis dalam hal pekerjaan tanah (galian dan timbunan)
Dalam penggambaran saluran irigasi dan saluran drainase harus dibedakan ketebalan
garisnya baik untuk saluran primer, sekunder, tersier dan kuarternya.

II.

PERENCANAAN BANGUNAN BAGI / BANGUNAN SADAP


Data dan perencanaan sesuai dengan perhitungan yang ada,
Perencanaan bangunan :
a. Bangunan bagi :
- Bangunan bagi primer
Lokasi = .........................
- Bangunan bagi sekunder
Lokasi = .........................
b. Bangunan sadap :
- Bangunan bagi sekunder
Lokasi = .........................
Ketentuan penggambaran :
Denah menggunakan skala H = 1:20
V
= 1:20
Potongan memanjang saluran menggunakan skala H
= 1:20
V = 1:20
Skala juga bisa direncanakan oleh asistan.
Catatan khusus untuk bab II :
Untuk pola operasi bangunan bagi disesuaikan dengan kebutuhan air irigasi
Dalam penggambaran denah, sudut antar saluran harus sama persis dengan sudut yang ada

dipeta kontur.
Dalam penggambaran potongannya, jenis pintu dan tinggi bukaan pintu dapat diasumsi
sendiri oleh asistan. Karena mengenai jenis pintu hingga perhitungan tinggi bukaannya
baru akan dibahas di bab III.

III.

PERENCANAAAN BANGUNAN PENGUKUR DEBIT DAN PENGATUR TINGGI


MUKA AIR
1. Di saluran primer dan sekunder :
- Bangunan pengatur tinggi muka air
a. Pintu skot balok
(...........................................)
b. Pintu sorong
(...........................................)
c. Pintu radial
(...........................................)
d. Pintu mercu tetap
(...........................................)
- Bangunan pengukur debit dan pengatur tinggi muka air
a. Alat ukut Romijn
(...........................................)
b. Alat ukur Crump de Gruyter
(...........................................)
c. Alat ukur Orifis dengan energi tetap
(...........................................)
2. Di saluran tersier :
- Bangunan pengatur tinggi muka air
a. Pintu skot balok
(...........................................)
b. Pintu sorong
(...........................................)

Bangunan pengukur debit


a. Cipolleti
(...........................................)
b. Rechbock
(...........................................)
c. Drempel
(...........................................)
Untuk bangunan pengukur debit (Cipolleti, Rechbock serta Drempel) di lengkapi dengan
denah, potongan memanjang dan melintang alat ukur.

IV.
PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP
a. Gorong gorong
Lokasi
: .......................................................
Bentuk saluran pembawa
: - Bulat
- Segi empat
Kondisi gorong-gorong
: - lurus tanpa belokan
- Tanpa trasharck
- Dengan trasharck
Kondisi aliran
: tertekan (air memenuhi gorong gorong)
Head loss :
- Inlet , akibat dari :
- Perubahan bentuk :
1. Perfect angular type
f = 0,50
2. Semi angular type
f = 0,25
3. Round type
f = 0,10 0,20
4. Bell mouth type
f = 0,01 0,08
- Saluran transisi
1.
Semi angular type
f = 0,50
2.
Round type
f = 0,25
3.
Bell mouth type
f = 0,10
- Outlet, akibat dari :
- Perubahan bentuk :
1. Perfect angular type
f = 0,50
2. Semi angular type
f = 0,25
3. Round type
f = 0,10 0,20
4. Bell mouth type
f = 0,01 0,08
- Saluran transisi :
1. Bell mouth type
f = 0,20
- Sill (ambang pertemuan antara saluran terbuka dan gorong gorong)
- Untuk angular type (h2/h1=1)
- Untuk round type :
1. Gently round
f = 0,10
2. Very round
f = 0,01
- Gesekan (friction)
Perhatikan bentuk saluran pembawanya ( bulat atau segi empat).
Dalam menghitung headloss akibat gesekan ini digunakan rumus :
Darcy-weisbach.
Catatan :
Kecepatan di dalam gorong gorong harus lebih besar dari di kecepatan saluran biasa.

b. Talang
Lokasi
: .......................................................
Bentuk saluran pembawa
: Segi empat
Jenis talang
: Single box
Kondisi aliran
: Terbuka (talang terbuka)
Slope saluran transisi
: .......................................................
Slope talang
: .......................................................
Head loss :
- Inlet , akibat dari :
- Perubahan bentuk :
1. Perfect angular type
f = 0,50
2. Semi angular type
f = 0,25
3. Round type
f = 0,10 0,20
4. Bell mouth type
f = 0,01 0,08
- Saluran transisi
1.
Semi angular type
f = 0,50
2.
Round type
f = 0,25
3.
Bell mouth type
f = 0,10
- Outlet, akibat dari :
- Perubahan bentuk :
1. Perfect angular type
f = 0,50
2. Semi angular type
f = 0,25
3. Round type
f = 0,10 0,20
4. Bell mouth type
f = 0,01 0,08
- Saluran transisi :
2. Bell mouth type
f = 0,20
- Sill (ambang pertemuan antara saluran terbuka dan gorong gorong)
- Untuk angular type (h2/h1=1)
- Untuk round type :
3. Gently round
f = 0,10
4. Very round
f = 0,01
- Gesekan (friction)
- Akibat sambungan
Catatan :
Lebar talang harus lebih kecil dari pada lebar pada saluran biasa.
c. Siphon
Lokasi
Bentuk saluran pembawa
Jenis siphon
Kondisi aliran
Slope saluran transisi
Slope pipa dasar siphon
Head loss :
- Inlet , akibat dari :
- Perubahan bentuk :
1. Perfect angular type
2. Semi angular type
3. Round type
4. Bell mouth type
- Saluran transisi
1.
Semi angular type
2.
Round type

: .......................................................
: Bulat
: Single
: Tertekan (dalam pipa)
: .......................................................
: .......................................................

f = 0,50
f = 0,25
f = 0,10 0,20
f = 0,01 0,08
f = 0,50
f = 0,25

3.
Bell mouth type
f = 0,10
Outlet, akibat dari :
- Perubahan bentuk :
1. Perfect angular type
f = 0,50
2. Semi angular type
f = 0,25
3. Round type
f = 0,10 0,20
4. Bell mouth type
f = 0,01 0,08
- Saluran transisi :
3. Bell mouth type
f = 0,20
- Sill (ambang pertemuan antara saluran terbuka dan gorong gorong)
- Untuk angular type (h2/h1=1)
- Untuk round type :
1. Gently round
f = 0,10
2. Very round
f = 0,01
- Gesekan (friction)
- Belokan
Catatan :
Elevasi dasar saluran di hilir (setelah siphon) harus lebih rendah dari pada elevasi
-

dasar saluran di hulu (sebelum siphon), sudut belokan pada pipa siphon harus
diperhatikan.
d. Terjunan
1. Terjunan tegak
Syarat : z < 1,5m
Lp
: didapat dari grafik
Yd
: didapat dari grafik
P
= .......................... (0,10 0,20 m)
n
= .......................... (0,20 0,40 m)
Lj
= .......................... (2 3 m)
Catatan : Nilai Lp dan Lj dapat dicari melalui rumus.
2. Terjunan miring
Syarat : z < 1,5m
Lj
= ......................... (2 3 m)
n
= ......................... (0,2 0,4 m)
e. Got Miring
Syarat : cot 3,375 Fr
Lt = .................................
K = .................................
Fr = .................................
Catatan : Nilai K dan Fr dapat dicari melalui rumus

Anda mungkin juga menyukai