Mekanika
Fluida dan
Hidrolika
Kinematics of Fluid
Flow
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Teknik Teknik Sipil 11017 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Perencanaan dan
Desain 09
Abstract Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template Dosen Pengampu dapat menerapkan
Modul Standar untuk digunakan dan menggunakan template modul
dalam modul perkuliahan standar untuk modul-modul yang akan
Universitas Mercu Buana dipergunakannya
1 Pemrograman Komputer
3 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Garis Arus (Streamline) (Triatmodjo, 1996)...........................................4
Gambar 2 Diagram Kecepatan Aliran 1-dimensi, 2-dimensi, dan 3-dimensi
(Triatmodjo, 1996)................................................................................................. 5
Gambar 3 Klasifikasi Aliran Langgeng (Steady Flow) (Yudianto, 2005)..................6
Gambar 4 Aliran Laminar (Pasche, 2009)..............................................................6
Gambar 5 Aliran Turbulen (Pasche, 2009)..............................................................7
Gambar 6 Aliran seragam (steady uniform flow) (Yudianto, 2005)........................9
Gambar 7 Aliran Berubah (Steady Varied Flow) (Yudianto, 2005)..........................9
Gambar 8 Aliran seragam tidak langgeng (unsteady uniform flow) (Yudianto,
2005)................................................................................................................... 10
Gambar 9 Aliran berubah tidak langgeng (unsteady varied flow) (Yudianto, 2005)
............................................................................................................................ 10
Gambar 10 Diagram Kecepatan pada Zat Cair Ideal............................................11
Gambar 11 Diagram Kecepatan Aliran Melalui Pipa.............................................11
Gambar 12 Diagram Kecepatan Aliran Melalui Saluran Terbuka..........................11
Gambar 13 Lintasan Gerak Partikel Zat Cair (Triatmodjo, 1996)..........................12
Gambar 14 Tabung Aliran dengan Prinsip Persamaan Kontinuitas.......................13
Gambar 15 Persamaan Kontinuitas pada Pipa Bercabang (Triatmodjo, 1996).....13
1 Pemrograman Komputer
3 3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
BAB 1 GARIS ARUS
(STREAMLINES)
Garis arus (streamline) adalah kurva khayal yang ditarik didalam aliran zat cair untuk
menunjukan arah gerak di berbagai titik dalam aliran, dengan mengabaikan fluktuasi
sekunder yang terjadi akibat turbulensi. Garis arus tidak akan saling berpotongan atau
bertemu.
1 Pemrograman Komputer
3 4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
lurus aliran. Aliran tiga dimensi adalah aliran berubah terhadap arah aliran pada
sumbu x, y, dan z.
1 Pemrograman Komputer
3 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan lebih lanjut pada sub-bab 2.3.
1 Pemrograman Komputer
3 6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5 Aliran Turbulen (Pasche, 2009)
Klasifikasi aliran di atas didasarkan pada nilai bilangan Reynold, yang ditentukan oleh.
vD
=
Dimana:
Re = bilangan Reynold
v = kecepatan (m/s)
D = diameter pipa (m)
= viskositas aliran
Nilai kritis bilangan Reynold adalah Recritical = 2300, jika aliran memiliki:
Re > Recritical, maka disebut aliran turbulen, sedangkan
Re < Recritical, maka disebut aliran laminar.
Pada saluran terbuka, terdapat tiga kondisi aliran, yaitu aliran subkritis, kritis, dan superkritis.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kecepatan aliran (v) dan kecepatan rambat gelombang
(c).
v v
Fr= =
c gh
Dimana:
Fr = bilangan froude
v = kecepatan aliran
c = kecepatan rambat gelombang
h = kedalaman aliran
Bilangan Froude merupakan bilangan non-dimensional untuk menunjukkan kondisi aliran
yang terjadi. Bilangan Froude tidak berlaku untuk saluran bertekanan.
1 Pemrograman Komputer
3 7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
1. Kondisi Diam
1 Pemrograman Komputer
3 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Aliran transisi dari pergerakan aliran
subkritis menjadi aliran superkritis
ataupun sebaliknya. Pada kondisi
aliran kritis kecepatan aliran sama
dengan kecepatan rambat gelombang.
Gangguan yang terjadi pada
permukaan aliran akan tetap dalam
kondisi diam.
Sistem pembagian aliran pada saluran terbuka didasarkan pada perubahan kedalaman
aliran sesuai dengan ruang dan waktu, v =f ( s , t ) .
1. Aliran langgeng (steady flow) terjadi pada saat kondisi aliran konstan, variabel
debit (Q), terhadap waktu.
dQ
=0
dt
Pada kondisi steady flow, kedalaman aliran tidak berubah atau dapat dianggap
konstan selama jangka waktu tertentu.
a. Aliran seragam (steady uniform flow)
Pada kondisi ini, kedalaman aliran sama pada setiap penampang sepanjang
saluran.
dv dQ
=0 dan =0
dx dx
1 Pemrograman Komputer
3 9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Aliran berubah tiba-tiba (steady rapidly varied flow)
Kedalaman aliran mendadak berubah pada jarak yang cukup pendek.
2. Aliran tidak langgeng (unsteady flow) adalah kondisi aliran yang berubah
terhadap waktu.
v
0
t
Pada kondisi ini, kedalaman aliran berubah sesuai dengan perubahan waktu.
a. Aliran seragam tidak langgeng (unsteady uniform flow)
Kedalaman aliran berubah sesuai dengan waktu akan tetapi permukaan air
tetap sejajar dengan dasar saluran.
Gambar 8 Aliran seragam tidak langgeng (unsteady uniform flow) (Yudianto, 2005)
1 Pemrograman Komputer
3 10 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 9 Aliran berubah tidak langgeng (unsteady varied flow)
(Yudianto, 2005)
Debit aliran adalah jumlah zat cair yang melalui tampang lintang aliran tiap satu satuan
waktu dan berupa notasi Q. Debit aliran biasanya diukur dalam volume zat cair tiap satuan
waktu, sehingga satuannya adalah meter kubik/ detik (m3/d) atau satuan yang lain (liter /
detik, liter/menit, dan sebagainya) (Triatmodjo, 1996).
Apabila tampang aliran tegak lurus pada arah aliran adalah A, maka debit aliran diberikan
bentuk berikut :
Q= A v (m 2 x m/d =m 3 /d)
Untuk cairan ideal, dimana tidak terjadi gesekan, kecepatan aliran (v) adalah sama setiap
titik pada tampang lintang. Diagram kecepatan dapat dilihat pada hambar berikut.
Untuk zat cair riil, kecepatan pada dinding batas adalah nol, dan bertambah dengan jarak
dari dinding batas.
Aliran melalui pipa, kecepatan maksimum terjadi di sumbu pipa.
1 Pemrograman Komputer
3 11 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12 Diagram Kecepatan Aliran Melalui Saluran Terbuka
Percepatan Partikel zat cair didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan. Laju
perubahan tersebut bisa disebabkan oleh perubahan geometri medan aliran atau karena
perubahan waktu. Dan perubahan kecepatan karena adanya perubahan tampang aliran
disebut percepatan konveksi. Apabila tinggi muka air berubah (bertambah atau berkurang)
maka kecepatan aliran di suatu titik dalam curat akan berubah dengan waktu, yang berarti
aliran disuatu titik mengalami percepatan. Maka perubahan yang terjadi karena adanya
perubahan aliran menurut waktu disebut perubahan lokal.
Selama Gerak tersebut kecepatan partikel tidak konstan, tetapi berubah dengan waktu dan
ruang. Dapat di rumuskan sebagai berikut :
v =v (t , s)
Percepatan partikel selama gerak tersebut adalah:
dV
a= (1)
dt
Diferensial dv ditulis dalam bentuk diferensial parsial:
1 Pemrograman Komputer
3 12 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
v v
dv= dt + ds (2)
x s
Subtitusi persamaan (2) ke dalam persamaan (1) dan karena v = ds/dt maka didapat:
dv v v
a= = +v
dt t s
dimana:
v = kecepatan partikel
dv /dt = percepatan total yang terdiri dari
v / t = percepatan lokal
v V /s = percepatan konveksi
v1 v2
1 Pemrograman Komputer
3 13 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
4.2 Aplikasi Persamaan Kontinuitas pada Pipa Bercabang
Berdasarkan persamaan kontunuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus sama
dengan debit yang meninggalkan titik tersebut.
1 Pemrograman Komputer
3 14 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR ISI
Daugherty, R. L., Franzini, J. B., & Finnermore, E. (1985). Fluid Mechanics with
Engineering Applications. McGraw-Hill, Inc.
1 Pemrograman Komputer
3 15 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id