BAB I
PENDAHULUAN
Angkutan darat
Angkutan laut
Angkutan udara
Dalam sistem transportasi ketiga sektor tersebut satu sama lain mempunyai
hubungan yang saling menunjang. Selanjutnya disini kita akan membatasi pada sektor
angkutan laut yang kebetulan negara kita adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan
pulau pulau besar dan kecil yang dipisahkan oleh laut dan selat.
Fungsi angkutan laut menjadi pentingnya dalam mempersatukan bangsa dan
penyebaran hasil produksi dari daerah yang disurplus ke daerah minus.
Untuk memperlancar arus barang dan penumpang lewat laut diperlukan sarana
angkutan laut dan prasarana pelabuhan dengan segala fasilitasnya, sesuai dengan tingkat yang
diperlukan.
1.1
Kapal
dipindahkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak kapal bermuatan
penuh disebut dengan Displacement Tonnage Loaded, yaitu berat kapal maksimum .
Displacement Tonnage Light, yaitu berat kapal tanpa muatan.
Deadweight Tonnage, DWT (Bobot mati) yaitu berat total muatan demana kapal
dapat mengangkut dalamkeadaan pelayaran optimal (draft maksimum). Jadi, DWT adalah
selisih antara Displacememnt Tonnage Loaded dan Displacement Tonnage Light.
Gross register Tons, GRT (Ukuran isi kotor) adalah volume keseluruhan ruangan
kapal
untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT dikurangi dengan ruangan
ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal, ruang mesin, gang, kamar
mandi, dapur dan ruang peta.
Sarat (draft) adalah bagian kapal yang terndam air pada keadaan muatan
maksimum , atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (designed load
water line) dengan titik terendah kapal.
Panjang total (Length Overall Load) adalah panjang kapal dihitung dari ujung
berikut:
a.
Kapal Penumpang
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hidup sebagian penduduknya
relatif masih rendah, kapal penumpang masih mempunyai peran cukup besar.
Selain itu dengan semakin mudahnya hubungan antara pulau (Sumatera Jawa Bali).
Semakin banyak beroperasi ferry ferry yang memungkinkan mengangkut mobil, bus,
dan truk bersama sama dengan penumpangnya .
Dinegara maju, kapal kapal besar antara lautan menjadi semakin jarang. Orang lebih
memilih pesawat terbang untuk menempuh jarak yang jauh. Sebaliknya muncul kapal
pesiar dan juga ferry.
b. Kapal Barang
Kapal barang khusus dibuat untuk mengangkut barang. Kapal barang mempunyai ukuran
yang lebih besar dari pada kapal penumpang.
Kapal yang membawa peti kemas yang mempunyai ukuran yang telah
distandarisasi. Berat masing masing peti kemas antara 5 ton sampai 40 ton.
Kapal peti kemas yang paling besar mempunyai panjang 300 m untuk peti kemas
berukuran 20 ft (6m).
2.
Kapal dengan bongkar muat secara horizontal (roll-on / roll off) untuk
transpor truk, mobil dsb.
Kapal tanker
Digunakan untuk mengangkut minyak, umumnya berukuran sangat besar. Kapal
terbesar bisa mencapai 555.000 DWT.
Kapal Khusus
Kapal ini dibuat khusus untukmengangkut barang tertentu seperti daging yang harus
diangkut dalam keadaan beku, kapal pengangkut gas alam cair (Liquified Natural
Gas, LNG) dan sebagainya.
1.2
Pelabuhan
1.2.1
Defenisi Pelabuhan
Pelabuhan adalah daerah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat
untuk bongkar muat barang.
1.2.2
Pemilihan lokasi tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi,
kedalaman dan luas daerah perairan, perlindungn pelabuhan terhadap gelombang, arus dan
sedimentasi , daerah daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan dibongkar
muat. Jalan jalan untuk transportasi, dan daerah industri dibelakangnya.
Berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai
berikut :
1.
Biaya pembangunan
A.
Dipilih dari segi mana bahan bahan mudah didapat dengan harga yang relatif
murah untuk konstruksi pelabuhan.
Pada faktor faktor pengendapan terjadi dari banyaknya lumpur dibawa oleh
sungai juga jarak terhadap muara sungai.
B.
C.
Karena lokasi pelabuhan telah ditentukan maka lokasi tersebut sudah memenuhi semua
pertimbangan pertimbangan diatas lokasi tersebut adalah :
a. Pasang Surut Air Laut
Dalam 24 jam air laut naik 2 x dan akan turun 2 x. gerakan air naik turun yang
disebabkan oleh daya tarik benda angkasa, dalam hal ini yang paling dominan adalah
pengaruh gaya tarik bulan dan matahari. Perbedaan pasang surut dianjurkan 2,5 m
Komponen komponen pasang surut :
MSL
MLW
MLWS
MHW
MHWS
MHHW
MLLW
0,00 2,50
= Lempung
2,50 -
= Homogen
= 30
di perkirakan
= 1,15 kg/cm
Pasir Homogen
= 30
c. Angin
Peninjauaan angin dilakukan sebelum merencanakan suatu pelabuhan angin ini timbul
apabila dalam suatu bidang datar terdapat tekanan udara yang tidak sama. Tekanan udara yang
biasanya dinyatakan dalam sejumlah milimeter (mm) air raksa (mmhg).
Dimana :
4 atm = 76 cmhg
Tekanan angin pada suatu bentuk objek dapat diuraikan menjadi 2 (dua) komponen, yaitu:
Fd = cd . q . A
Dimana :
Fd
= Gaya angin
Cd
= V (Kepadatan udara)
= Kecepatan angin
Tekanan angin ini mendorong atau menghalangi lajunya kapal yang akan berlabuh .
Ditinjau dari segi klimatologi , daerah yang direncanakan memepunyai frekuensi dan
intensitas angin maksimum sebagai berikut :
-
Angin barat
Tekanan angin
1.3
= 3,215 lb/ft.
Pelabuhan direncanakan untuk jangka waktu 15 tahun yang akan datang, dengan
data-data arus keluar untuk barang pada tahun 2008 dengan pertumbuhan arus barang 2,5 %
per tahun. Jadi pelabuhan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2023. Untuk pelabuhan
tersebut jumlah barang yang diangkut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sn A.(1 i ) n
Dimana : Sn =
Angka pertumbuhan
tahun
Analisa Perhitungan:
Jumlah Arus Penumpang yang Masuk
Diketahui jumlah arus penumpang yang masuk pada tahun 2008 sebagai berikut :
Arus penumpang
7 % = 0,07
Jadi arus keluar masuk penumpang 15 tahun mendatang diestimasikan sebesar 993.251,35
orang/tahun.
Grafik:
8 % = 0,08
grafik
BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN
2.1
menggunakannya serta kondisi lapangan yang ada. Dari segi ekonomis, ukuran pelabuhan
harus sekecil mungkin, tetapi harus memungkinkan pengoperasiannya mudah.
Luas minimum pelabuhan adalah ruang yang diperlukan untuk dermaga ditambah
dengan kolam putar (turning basin), yang terletak di depannya. Ukuran kolam putar
tergantung dengan ukuran kapal dan kemudahan gerak dan berputar kapal, yang dapat
dibedakan dalam 4 macam :
1. Ukuran ruang optimum untuk dapat berputar dengan mudah memerlukan diameter 4
kali panjang kapal yang menggunakannya.
2. Ukuran menengah ruang putar dengan sedikit kesulitan dalam berputar mempunyai 2
meter 2 kali dari panjang kapal terbesar yang menggunakannya. Gerak putaran akan
lebih lama dan dapat dilakukan oleh kapal dan bantuan kapal tunda.
3. Ruang putaran kecil yang mempunyai diameter kurang dari 2 kali panjang kapal.
Gerakan berputar dapat dilakukan dengan menggunakan jangkar dan bantuan kapal
tunda.
4. Ukuran minimum ruang putaran kapal harus mempunyai diameter 20 % lebih panjang
dari panjang kapal terbesaryang menggunakannya. Dalam hal ini untuk membantu
perputaran, kapal harus ditambatkan pada 1 titik tetap. Misalnya dengan pelampung,
dermaga, atau jangkar.
Ciri ciri teknis khusus untuk diperhatikan agar pelabuhan yang dirancang dapat
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Kapal dapat dengan mudah keluar masuk ke dalam pelabuhan, dan bebas dari
gangguan gelombang dan cuaca, sehingga navigasi dapat dilakukan.
Tersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan di dalam pelabuhan, harus
memungkinkan sebelum semua kapal ditambatkan.
2.2
2.3
Dalam menentukan banyaknya kapal yang masuk ke pelabuhan dalam periode 1 (satu)
tahun, dapat digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Asumsi I
Grafik fluktuasi pergerakan kapal diasumsikan mengikuti pola sbb :
Dalam waktu 4 bulan (Mei, Juni , Juli dan Agustus) pelabuhan disinggahi kurang lebih 60
% dari seluruh kapal yang masuk pertahunnya.
2. Asumsi II
Untuk setiap bulannya 60 % kapal telah masuk ke pelabuhan dalam waktu 10 hari dari
total seluruh kapal yang masuk tiap bulannya.
3. Asumsi III
Dari total DWT kapal yang bersangkutan hanya 60 % yang dilakukan bongkar muat.
Sehingga :
( Buah Kapal )
JK10
( Buah Kapal )
C. Jika pada pelabuhan tersebut, waktu putar kapal untuk setiap pelayanan disebut sebagai
waktu putar (Wp) hari, maka jumlah kapal selama periode waktu putar adalah :
JKwp Wp x (JK10 / 10 )
( Buah Kapal )
( Ton )
Analisa Perhitungan:
Arus Penumpang
Jumlah arus penumpang yang masuk pada tahun 2008 = 360.000 orang untuk rencana 15
tahun mendatang dengan tingkat pertumbuhan 7 %,maka ;
Digunakan kapal penumpang dengan kapasitas 20.000 GRT (dari tabel 1.1 Karakteristik
Kapal oleh Bambang Triatmodjo) didapat data data sebagai berikut :
Panjang (Loa)
= 179 m
Lebar (B)
= 24.7 m
Draft (Dr)
= 7.5 m
Pembulatan JKwp
10
JB/M = 3 x (60% x 20.000)
= 12.000 orang
Jumlah
GRT
20.000
Keterangan :
JKT
Penumpang
993.252
JKT JK 10 JKwp
83
1,8
Pembulatan
JKwp
3
J B/M
12.000
Kesimpulan :
Total penumpang dalam 3 hari = 12.000 orang
Arus Barang
Jumlah arus barang yang masuk pada tahun 2008 = 720.000 orang untuk rencana 15
tahun mendatang dengan tingkat pertumbuhan 8 %,maka ;
Digunakan kapal barang dengan kapasitas 40.000 GRT (dari tabel 1.1 Karakteristik
Kapal oleh Bambang Triatmodjo) didapat data data sebagai berikut :
Panjang (Loa)
= 201 m
Lebar (B)
= 29.4 m
Draft (Dr)
= 11.7 m
Pembulatan JKwp
10
JB/M = 3 x (60% x 20.000)
= 24.000 barang
DWT
Jumlah
J B/M
Penumpang
40.000
Keterangan :
JKT
2.283.962
JKwp
96
2.7
24.000
Kesimpulan :
Total penumpang dalam 3 hari = 12.000 orang
2.4
diatur dengan kelas jalan 1 dan minimal 2 jalur , sesuai dengan intensitas keluar masuknya
muatan di pelabuhan, maka lebar minimal = 8 meter. Dalam hal ini lebar jalan = 2 x 8 =
16 meter.Dalam merencanakan dermaga atau pelabuhan, yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1.
2.
Beban yang harus dipikul demaga, baik beban merata maupun terpusat.
3.
Gaya lateral yang disebabkan manufer kapal atau gaya gempa dan angina.
4.
5.
6.
7.
8.
TIANG PANCANG
Sesuai dengan kedalaman yang diperlukan, karakteristik tanah peralatan yang tersedia
dan pelaksana yang terdapat pada lokasi, maka cara pondasi tiang pancang umumnya sangat
menguntungkan. Uuntuk kedalaman pondasi yang dalam biasanya digunakan tiang beton
pratekan atau tiang baja. Pada beberapa hal dapat digunakan tiang bersasmbung, asal saja
sambungan tiang ini dapat meneruskan gaya-gaya dan momen lentur atau levelling.
Beberapa konstruksi yang telah dilaksanakan adalah:
1. Pelabuhan Tenau (Kupang), Tanjung Periuk, Lhoksemauwe, Pontianak dll.
Kedalaman perairan -3,0 dapat digunakan tiang kayu sedang untuk kedalaman > 4,0
MLLW. Biasanya digunakan beton bertulang. Guna menjaga tanah di belakang bangunan,
tiang digunaakan dinding penahan tanah sampai mencapai kedalaman yang direncanakan.
Untuk melindungi kemiringan tanah digunakan batu.
2. Pelabuhan Belawan, Banjarmasin dan Semarang.
Pondasi dermaga yang digunakan adalah ting beton pratekan berbentuk pipa dengan
diameter lubang 1,28 m sehingga tebal dinding pipa adalah 14 cm. Panjang tiang
keseluruhan rata-rata 18,5 m dibagi atau masing-masing bagian dari unit beton pracetak
antara 3-3,5 m atau 3,75 m.
Enam bagian segmen ini kemudian disatukan dengan gaya pratekan (30 T) melalui
masing-masing lubang untuk 8 kabel baja berukuran 7 mm. Ujung bawah dan ujung atas
diameternya membesar guna untuk tumpuan balok lantai dan menahan gaya lateral.
Sebelum pemancangan, dilakukan pengerukan lapisan lumpur sampai kedalaman 16 m di
bawah MLLW untuk kemudian dikeruk dengan lapisan pasir.
Alasan mengapa digunakan tiang pancang:
1. Di lihat dari konturnya pelabuhan yang direncanakan relatif cukup aman.
2. Jenis tanah adalah lempung berpasir, jadi tidak cocok untuk jenis konstruksi yang
relative berat / Casson.
3. Pekerjaan konstruksi tiang pancang relative mudah direncanakan dan dilaksanakan.
Sehingga dalam perencanaan dermaga kali ini bentuk dermaga yang dipakai adalah bentuk
finger type wherf, yaitu bentuk dermaga menyerupai jari. Sesuai buku perencanaan
pelabuhan Soedjono K, bahwa:
1. Untuk memperkecil ukuran break water.
2. Perluasan untuk tahun-tahun yang akan datang.
Analisa Perhitungan:
Diketahui :
Untuk Penumpang
GRT
= 20.000
= 198 m
= 24,7 m
Draft
= 7,5 m
No
Jenis Kapal
1. Arus Penumpang
DWT
20.000
HWS
Taraf (b)
Kedalaman
17
b=1
2,5 m
LWS
7,5 m
a = 1m
Kesimpulan :
Dalam perencanaan kolam pelabuhan diambil yang memiliki kedalaman yang terbesar,
yakni 17 m .
Analisa Perhitungan:
Diketahui :
Untuk Penumpang
DWT
= 40.000 DWT
= 201 m
= 29,4 m
Draft
= 11,7 m
No
Jenis Kapal
1. Arus Penumpang
HWS
DWT
20.000
Taraf (b)
Kedalaman
16,2
b=1
2,5 m
LWS
11,7 m
a = 1m
Kesimpulan :
Dalam perencanaan kolam pelabuhan diambil yang memiliki kedalaman yang terbesar,
yakni 16,2 = 17 m .
BAB III
SISTEM
FENDER
Kapal yang merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan baik yang digerakan
oleh mesinnya sendiri ( kapal kecil) maupun ditarik oleh kapal tunda (untuk kapal yang
besar). Pada waktu merapat tersebut akan terjadi benturan antara kapal dan dermaga.
Walaupun kecepatan kapal kecil tetapi karena masanya sangat besar, maka energi yang terjadi
karena benturan akan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga
karena benturan tersebut maka di depan dermaga diberi bantalan yang berfungsi sebagai
penyerap energi benturan . Bantalan yang ditempatkan di depan dermaga disebut fender.
V sin
D/2
Pada kecepatan kapal V, maka energi yang timbul akibat benturan adalah :
E = (Ws/2g) . (V . sin )
Pada kapal besar yang merapat
= 7,5 15 cm/dt
30 cm/dt
Jika F adalah resultan gaya fender dan d adalah pergeseran fender, maka didapat persamaan :
.E = .F.d
F.d
dimana :
Pergerakan fender
Ws
Sudut antara tepi kapal dengan tepi dermaga saat akan rapat
Gravitasi bumi.
Di samping itu energi yang timbul tergantung juga pada panjang kapal yang
menyentuh dermaga.
E
= (Ws/2g) . V2 . k
Dimana : k = 0,45
Diketahui perbedaan pasang surut = 2,5 m, karena relatif besar, maka yang akan
dipakai adalah fender karet type bridgestok super arch.
A.
GRT =
20.000
198 m
24,7 m
Draft =
7,5 m
= 15 cm/dtk
= 100
sin = 0,1736
Sehingga :
Ws
= L . B . D .0,774
= 198. 24,7 . 7,5 . 0,774
= 28389,933 ton
= 15,7 kg / m
5 m
= 5 . L . 15,7
= 5 . 198. 15,7
= 15543 kg
= 15,543 ton
= 250 cm
Kop. R
= 84 ton
= 280 cm
Energi E
= 17 ton
= 82 cm
Maka :
1/d
= R/E = 84 / 17
= 4,94 meter
= . [E + (K / (1/d))]
= . [15,543 + (13,8945 / 4,94)]
= . [15,543+ 2,813]
= 9,178 tm
= E total .(R/E)
= 9,178 . (4,94)
= 45,3393 ton
= 198 m
= 24,7 m
Draft = 7,5 m
V
= 15 cm/dtk
= 100
sin = 0,1736
Gaya tekan angin > pada saat kapal kosong diperkirakan h = 5 m diatas
Tekanan air
= 15,7
kg/m2
SF
= 1,3
muka air.
Jadi :
Tekanan angin
K =
L . Tekanan Air . h . SF
= (1/2 . B) / 25
= (1/2 . 24,7) / 25
= 0.494 sin a = 0,442
k1
= k2 = (1/2 P ) / sin a
20205,9
= (1/2 . P) /0,442
= 17862 kg
= 17,862 ton
= 60 cm
= 0,6 m
= 40 cm
= 0,4 m
= 90 cm
= 0,9 m
= 75 kg/cm2
M/h
= (P.e) / h
A.
. . d2
= 1/3 . T/ baut
. . d2
= 3.969 / 1.600
d2
= 2,48
DWT =
40.000 DWT
201 m
29,4 m
Draft =
11,7m
= 15 cm/dtk
= 100
sin = 0,1736
Sehingga :
Ws
= L . B . D .0,774
= 201. 29,4 . 11,7 . 0,774
= 53514,34 ton
= 15,7 kg / m
5 m
= 5 . L . 15,7
= 5 . 201. 15,7
= 15778,5 kg
= 15,778 ton
= 250 cm
Kop. R
= 84 ton
= 280 cm
Energi E
= 17 ton
= 82 cm
Maka :
1/d
= R/E = 84 / 17
= 4,94 meter
= . [E + (K / (1/d))]
= . [15,778 + (13,8945 / 4,94)]
= . [15,543+ 2,813]
= 9,295 tm
= E total .(R/E)
= 9,295 . (4,94)
= 45,917 ton
= 201 m
= 29,4 m
Draft = 11,7 m
V
= 15 cm/dtk
= 100
sin = 0,1736
Gaya tekan angin > pada saat kapal kosong diperkirakan h = 5 m diatas
muka air.
Tekanan air
= 15,7
kg/m
SF
= 1,3
Jadi :
Tekanan angin
K =
L . Tekanan Air . h . SF
= (1/2 . B) / 25
= (1/2 . 29,4) / 25
= 0.588 sin a = 0,5068
k1
= k2 = (1/2 P ) / sin a
20512,05
= (1/2 . P) /0,5068
= 20791 kg
= 20,791 ton
= 60 cm
= 0,6 m
= 40 cm
= 0,4 m
= 90 cm
= 0,9 m
= 75 kg/cm2
M/h
= (P.e) / h
= 1/3 . T/ baut
. . d2
= 4620 / 1.600
d2
= 2,88
BAB IV
2. Fungsi Pengerukkan
Menghindari kandasnya kapal selama air laut surut sehingga kapal tidak dapat
merapat di dermaga.
Potongan Memanjang
+0,00
- 8,00
- 10,00
1.500 m
Potongan Melintang.
1.500 m
- 8,00
-10,00
X
Kita mencari jarak elevasi (-10,00 m ) dari titikl elevasi -0,00 m.
Misal jaraknya = X
Maka persamaannya adalah :
X
1.500
=
8
10
- 8 X = - 15.000
1.875 m
Luas = . 1.500. 8
= 6.000 m 2
Volume tanah yang harus dikeruk sepanjang dermaga adalah :
Panjang Dermaga ( D ) = 467 m
Volume = 6.000 . 467
= 6.000 . 227
= 2802000 m 3
D.
30 0
1,75 ton/cm2
Sudut
25 0
tg / tg
tg 300 / tg 250
Talud Aman.
Lebar dan alur pelayaran diperhitungkan untuk 2 kapal yang berlayar. Dan untuk perbaikan
kapal, lebar alur pelayaran adalah diperhitungkan untuk 1 kapal.
Analisa Perhitungan:
Untuk kapal penumpang:
Lebar Kapal 20.000 GRT
= 24,7 m
1,2 B
= 29,64 m
1,5 B
= 37,05 m
(2 x 1,5 B) + (2 x 1,2 B) + 30
(2 x 37,05) + (2 x 29,64) + 30
Menurut Soedjono Kramadibrata, Hal 209 bahwa untuk kapal > 10.000 DWT dianjurkan
lebar alur pelayaran diantara 200 300 m.
Untuk kapal barang:
Lebar Kapal 40.000 DWT
= 29,4 m
1,2 B
= 35,28 m
1,5 B
= 44,1 m
(2 x 1,5 B) + (2 x 1,2 B) + 30
(2 x 44,1) + (2 x 35,28) + 30
Menurut Soedjono Kramadibrata, Hal 209 bahwa untuk kapal > 10.000 DWT dianjurkan
lebar alur pelayaran diantara 200 300 m.
BAB V
PERENCANAAN BREAK WATER
Pemecah gelombang (Break Water) merupakan pelindung utama bagi pelabuhan
buatan. Maksud dasar dari pemecah gelombang adalah melindungi daerah pedalaman perairan
pelabuhan, yaitu memperkecil tinggi gelombang laut, sehingga kapal dapat berlabuh dengan
tenang dan melakukan bongkar muat.
Pemecah gelombang sendiri mempunyai beberapa bentuk dasar dan syarat
syarat teknis yaitu :
a) Gelombang disalurkan melalui dinding batu miring atau pemecah gelombang batu
(Rabble Nound) sehingga energi gelombang pecah dipermukaan batu atau melalui celah
celahnya.
b) Batu batu tersebut dapat dibuat dalam bentuk bentuk secara buatan, misalnya dari
beton bertulang sebagai : Tetrapods, Quadripods, Hexapods, tribars, modiefid,
cubes/polos. Pamakaian batu batu buatan (Artified stones) ini digunakan bila pada lokasi
yang diinginkan sulit didapat batu alam yang sesuai beratnya dan kebutuhan untuk
memecah gelombang atau pertimbangan teknis lainnya.
c) Dengan membangun suatu dinding tegak (Wall Type) yang cukup ketinggiannya dan
kekuatanya sedemikian rupa sehingga gelombang tersebut dapat difraksikan dan
dihapuskan karena pecahnya gelombang dinding vertikal ini dapat berbentuk Coison,
silinder, kotak dll.
d) Dinding pemecah gelombang diberi Penyerap Gelombang (Wave Absober) bentuk dan
dimensi penyerap ini bermacam macam
Penentuan dan perencanaan pemecah gelombang dalah sangat sukar. Pendekatan
harus melalui tingkat tingkat penyelidikan lapangan (Survey), perhitungan/asumsi
penyelidikan laboratorium dengan model dan disesuaikan dengan pengalaman lapangan.
Kerusakan yang telah terjadi supaya dijadikan dasar agar kesalahan yang sama tidak
terulangi.
Dalam merancang juga harus dipelajari faktor faktor pelaksana, karena adanya
pengaruh pengaruh alam dan peralatan yang dipergunakan dan tersedianya tenaga terampil.
Untuk memperkecil gelombang pada perairan dalam, tergantung :
1. Ketinggian Gelombang
Tinggi gelombang pada perairan pelabuhan Hd = 1,0 m (Soedjono Kramadibrata hal
132, diambil DWT yang terbesar = 40.000 DWT).
Tinggi gelombang laut (HL) = 1,00 m
2. Lebar Muara (b)
b
= (2 x 1,5 B) + (2 x 1,2 B) + 30
= (2 x 44,1) + (2 x 35,28) + 30
= 188,76 meter 189 m
Menurut Soedjono Kramadibrata, hal 209 bahwa untuk kapal > 10.000 DWT dianjurkan
lebar alur pelayaran diantara 200 300 m.
Maka lebar Muara Diambil 200 Meter.
3. Lebar Perairan Pelabuhan (B)
(1,2 x Bx) = (1,2 x 29,4) + (1,2 x 201)
= 276,48
(1,5 x Bx) = (1,5 x 29,4) + (1,5 x 201)
= 345,6
B = (1,2 x Bx) + (1,5 x Bx)
= 276,48 + 345,6
= 622,14 meter
623 meter
HL
b
0,0269 1
B
200 4
L
677
L 1.447,996 meter 1.448meter
200
0,0269 1
677
V.1
A.
Type ini digunakan pada tanah yang dasarnya kurang baik dalam dalam hal ini
diusahakan untuk memperkecil tekanan tanah ini dapat dicapai dengan cara :
a. Membuat konstruksi bahan bahan yang sesering mungkin tetapi yang cukup kuat
terhadap hantaman ombak.
b. Memperlebar konstruksi
Ukuran batu atau beratnya untuk suatu kedalam adalah berbeda. Makin kedalam
berat batu semakin berkurang, disebabkan oleh pengaruh gelombang dan ini dapat ditentukan
menurut kemiringan break water dan tinggi gelombang.
Keuntungan :
Pelaksanaannya mudah, diperlukan alat alat besar
Alasnya luas sehingga cocok digunakan untuk tanah yang daya dukungnya kecil.
Energi ombak diredam secara beraturan
Pengikisan didasar laut relatif kurang.
Kerugian :
Banyak diperlukan material
Pemeliharaan yang intensif
Ombak merembes dalam sela waktu, sehingga akan mengurangi ketenangan air dalam
pelabuhan.
Kapal tak bisa merapat.
B.
satuan yang monolit dan beton coison. Dalam pelaksanaan diperlukan dasar yang cukup rata
yang dapat dikerjakan oleh kapal keruk.
Keuntungan :
Atasnya kecil sehingga cocok untuk tanah berdaya dukung baik.
Material yang dipakai sedikit.
C.
D.
H1=14 m
H2=12 m
H3=2,5
H4
4m
Data Data :
w
= 1 t/m
beton
= 2,4 t/m
tanah
= 1,75 t/m
Vgip
= 85 knot
= 20 ft = 6,1 m
= 1,2 1,8 ft
= 12 m
Mencari Kedalaman H4
Diasumsikan :
Sudut Geser
30
00
0,3
Cos 2 Cos 2
Cos
Cos 2 Cos 2
Cos 0
Cos 0
Ka Cos
Cos 0
0,33
Cos 0
Cos
Cos 2 Cos 2
Cos
Cos 2 Cos 2
Cos 0
Cos 0
H4
Ka
H1 H 3
Ka K p
0,33
14 2,5 2,04 2,1
3 0,33
L
L
h0
3,14.0,45 2
2 3,14.12
Cotg
6
,
1
6,1
h0 0,11 m
tan nw w
w . H
1 . 0,45
0,46 t / m
2 d
2 12
Cos
Cos
L
6,1
H h0
0,56
1 . 12 0,46
P2 w . d P1
0,555 t / m 3
H
d
0
,
56
12
P1
P2 P1 0,096 t / m 3
Untuk P3 & P4
Pa 3 1 / 2 Aa 3 H 2 H 3 H 4 Cos
Lengan gaya :
Lp1 = 1/3 (H + ho)
= 1/3 (0,56)
= 0,19
= 4,83
= 5,53
= 0,7
Lp
= 11,25 m
Ma1
= P1 . L1 = 0,46 . 4,83 m
= 2,22
tm
Ma2
= P2 . L2 = 0,555 . 0,19
= 0,11
tm
Ma3
= P3 . L3 = 137,78 . 5,53
= 761,92 tm
Ma4
= P4 . L4 = 6,946 . 0.7
= 4.86
Lp
tm +
= 769,11 tm
W1
W2
W3
W6
MT
Maka : n
.....Ok!!!!!!!!!!!
Kesimpulan :
Dimensi Break Water Type Wall dapat digunakan.
BAB VI
PERHITUNGAN JARINGAN
Jaringan di daerah pelabuhan adalah hal yang sangat penting agar semuanya dapat
berjalan lancar dan baik, jaringan ini meliputi:
1. SALURAN ARUS ALIRAN LISTRIK
Arus listrik pada daerah pelabuhan diambil dari jaringan PLN dan jangan kabel
yang ditempatkan dengan menanamnya kurang lebih 1 m dibawah tanah. Aliran listrik
pada daerah motor pada alat bantu bongkar muat seperti crane.
Oleh karena kegiatan pelabuhan tidah boleh berhenti maka disediakan pula
generator guna mengatasi sewaktu waktu aliran listrik padam dari PLN.
2. SALURAN AIR BERSIH/TAWAR
Air tawar sangat dibutuhkan pada sebuah kapal yang sedang berlayar guna keperluan
memasak, mandi dan lain sebagainya.
Kebutuhan air pada kapal
= 500 m/hari
= 90 m/hari
= 590 m/hari
Luas = b . h
bxhh
[100.(100)3 cm3
[ 24.60.60]
=Q
h x h =1157
h
1157
2
h =13,23 cm
BAB VII
ALAT ALAT BANTU NAVIGASI
Untuk memperlancar pelayaran suatu kapal yang masuk maupun yang keluar
pelabuhan, maka perlu dibantu dengan alat alat bantu navigasi. Karena perencanaan
pelabuhan ini adalah langsung berhadapan dengan laut, maka alat bantu navigasi ini lebih
berperan dalam pelayaran suatu kapal.
Sistem radio pantai, untuk menghubungkan antara kapal yang akan masuk
kepelabuhan dengan stasion radio pantai atau kekantor pusat perlu adanya saling tukar
informasi guna kelancaran arus pelayaran.
Fungsi sebagai alat pemberitahuan posisi kapal dan daerah yang akan dimasuki.
Fungsi sama dengan mercu namunukuran relatif lebih kecil dengan ketinggian <
15 m.
Dijaga petugas dan diletaknya tidak mesti dipulau, umumnya berada dipinggir
sungai.
Dilengkapi dengan gas AGA, sel solar, accu, & gas assillin.
Suar Pelampung
Tanda Silang ( Penuntun Silang )
Radio Bicon
Buoys
Dilengkapi dengan lampu sesuai dengan fungsinya, bel dan radar reflector.
Jenis buoys :
Nun Buoys :
-
Berbentuk kerucut pada bagian atasnya dan diletakkan di sisi kanan dari arah
masuknya kapal pelabuhan/di ujung Break Water.
Can Buoys :
-
Berbentuk rata pada bagian atasnya dan ditempatkan di sisi kiri dan arah
masuknya kapal ke pelabuhan/di ujung break Water.
Light Houses
Dibuat cukup tinggi agar beacon light dapat terlihat pada jarak 20 mil laut,
namun tidak boleh terlalu tinggi guna terhindar dari tertutupnya lampu dari
kabut/awan rendah.
Dimana :
AHB = Pemukaan Bumi
BL
= Tinggi Pelampung
AE
= Tinggi Mata
= 8/7 . BL
HE (Nautical Miles)
= 1885 m
AE = 35 ft
AE = 25 ft
HE = 8/7 . 25 ft = 5,71 Miles
HL = 15 5,71
= 9,29 Miles
Penambatan Kapal.