Disusun oleh :
142220119042
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong
Jl. Kh.Ahmad Dahlan No.01, Mariyat Pantai, Aimas Kabupaten Sorong, Papua Barat-
98418,email : info@unimudasorong.ac.id phone : +62 811-4831-212
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengertian
Pengertian Pelabuhan Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat berlabuh, bersandarnya kapal, naik
dan turun penumpang dan atau bongkar muat barang, hewan yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi. Dermaga merupakan suatu bagunan di
pelabuhan yang dibuat untuk menambatkan atau merapatkan kapal yang akan melakukan
bongkar atau memasukkan barang serta menaik-turunkan penumpang. Jadi bangunan ini
berperan sebagai penghubung kapal ke bagian darat.
Dermaga umum ini menjadi dermaga yang digunakan untuk kepentingan umum. Contohnya
adalah untuk temderpat memindahkan barang-barang umum seperti general cargo ke atas kapal.
Dengan begitu prosesnya lebih mudah dan cepat.
Contoh dermaga umum yang bisa kita ketahui adalah dermaga di pelabuhan Gilimanuk yang
menghubungkan transportasi laut antara Jawa dan Bali. Dermaga ini dimanfaatkan untuk
memindahkan penumpang dan muatan barang di pelabuhan tersebut.
Jenis yang kedua ini juga banyak dibangun. Dermaga jenis ini digunakan untuk tempat singgah,
bersandar, dan memindahkan ikan-ikan yang berasal dari kapal ikan. Jadi dermaga kapal ikan
khusus dibuat untuk aktivitas perikanan.
Dermaga Curah
Dermaga ini digunakan untuk membongkar muatan barang curah. Barang curah tersebut
biasanya dibawa dengan menggunakan ban yang berjalan (conveyor belt). Barang-barang curah
tersebut merupakan barang pecah belah.
Dermaga Peti Kemas
Jenis dermaga yang satu ini digunakan untuk membongkar atau memindahkan muatan
barang peti kemas. Pembongkaran atau pemindahan barang peti kemas tersebut biasanya
dibantu oleh penggunaan crane.
Dermaga Marina
Jenis selanjutnya ada dermaga marina. Dermaga ini digunakan untuk tempat singgah dan
bersandarnya kapal pesiar dan speed boat. Penggunaan dermaga satu ini banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan penting di area laut.
Dermaga Khusus
Yang terakhir adalah dermaga khusus. Dermaga ini berguna untuk membongkar muatan
barang-barang khusus. Beberapa barang yang termasuk barang khusus antara lain adalah
bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan sebagainya.
Tipe Dermaga
Setelah mengetahui jenis-jenis dermaga, kini ada tipe-tipe dermaga yang wajib untuk
dikenali. Ada tiga macam tipe dermaga yang umum dikenali. Apa saja? Berikut adalah tipe-
tipe dermaga yang perlu Anda ketahui.
Dermaga ini struktur atau pembangunannya sejajar dengan pantai, yakni berupa tembok
besar yang berdiri di atas pantai. Materialnya menggunakan sheet pile baja atau beton atau
caisson beton. Tipe dermaga ini disebut juga pelabuhan alam karena lokasinya tidak landai
dan tidak terlalu jauh.
Dermaga Dolphin
Tipe dermaga yang kedua ini merupakan tempat bersandar kapal yang konstruksinya
terlihat seperti dolphin di atas tiang pancang. Lokasinya di pantai yang landai. Umumnya,
bangunannya disertai jembatan trestel dengan kedalaman sesuai kebutuhan.
Tipe dermaga ini disebut juga dermaga apung. Dermaga ini banyak digunakan untuk kapal-
kapal penumpang atau angkutan sungai serta danau yang tidak begitu membutuhkan
konstruksi tempat bersandar yang kuat.
Fungsi Dermaga
Dermaga adalah sarana yang berfungsi untuk melayani penumpang dan barang dengan
kepentingan tertentu. Kepentingan ekonomi sepertinya menjadi kepentingan utama
pembangunan sarana transportasi di laut ini.
Berbagai barang, fasilitas bisa didistribusikan dengan mudah oleh kapal laut dan
dipindahkan sementara ke pelabuhan. Kemudian barang dan fasilitas tersebut bisa
disalurkan kepada masyarakat atau konsumen. Dalam hal ini, fungsi dermaga bisa merujuk
pada kepentingan perdagangan.
Ukuran Dermaga
i. Panjang Dermaga
= 95,35 m
= 198.14 m
Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk membangun suatu
pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di masa mendatang. Daerah daratan harus
cukup luas untuk membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti dermaga, jalan, gudang, dan juga
daerah industri. Kondisi geologi juga perlu diteliti mengenai sulit tidaknya melakukan
pengerukan daerah perairan dan kemungkinan menggunakan hasil pengerukan tersebut untuk
menimbun tempat lain.
Tinjauan sedimentasi
Pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sedimentasi yang terjadi harus sesedikit
mungkin. Proses erosi dan sedimentasi tergantung pada sedimen dasar dan pengaruh
hidrodinamika gelombang dan arus. Proses sedimentasi ini sulit ditanggulangi, oleh karena itu
masalah ini harus diteliti dengan baik untuk dapat memprediksi resiko pengendapan.
Gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan pelabuhan.
Untuk menghindari gangguan gelombang tersebut maka perlu dibuat bangunan pelindung pantai.
Tinggi gelombang dan kecepatan arus yang masuk di perairan pelabuhan nilainya harus sekecil
mungkin agar tidak mengganggu bongkar muat kapal di pelabuhan.
Keterangan :
SATUAN : mm (Milimeter)
Curah Hujan Rendah : 0-100 mm/bulan
Curah Hujan Menengah : 100-300 mm/bulan
Curah Hujan Tinggi : 300-500 mm/bulan
Curah Hujan sangat Tinggi : > 500 mm/bulan
Lokasi : Stasiun Meteorologi Klas 1 Deo Sorong
Tinjauan Pelayaran
Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan menggunakannya.
Diharapkan bahwa kapal-kapal yang sedang memasuki pelabuhan tidak mengalami dorongan
arus pada arah tegak lurus sisi kapal. Demikian juga, sedapat mungkin kapal-kapal harus
memasuki pelabuhan pada arah sejajar dengan arah angin dominan. Gelombang yang
mempunyai amplitudo besar akan menyebabkan diperlukannya kedalaman saluran pengantar
yang lebih besar, karena pada keadaan tersebut kapal-kapal bergoyang naik turun sesuai dengan
fluktuasi muka air.
e. Fasilitas gudang untuk bahan atau barang berbahaya dan beracun, adalah fasilitas
yang digunakan untuk menampung sementara muatan atau barang-- barang yang
menimbulkan bahaya kebakaran atau bahan-bahan zat kimia yang dapat membahayakan
lingkungan sekitar. Tempat penampungan muatan berbahaya harus terlindung dan terpisah,
dan tertutup maupun terbuka tergantung dari jenis muatanya.
c. Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan pelayanan
bongkar/muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun penumpang di dalam
pelabuhan.
d. Jalan adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki,
yang menghubungkan antara terminal/lokasi yang lain, dimana fungsi utamanya adalah
memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan.
BAB II
Jenis Kapal
Pada perencanaan ini jenis kapal yang dilayani adalah kapal ferry penumpang.
Kapal ferry merupakan kapal yang memenuhi syarat-syarat pelayaran di laut dan dipakai untuk
menyelenggarakan perhubungan tetap,misalnya antar pulau. Kapal ferry mempunyai peranan
penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir pantai, membuat transit langsung
antar kedua tujuan dengan biaya lebih kecil dibandingkan jembatan atau terowongan. Kapal ferry
terutama digunakan untuk sarana penyeberangan, termasuk menyeberangkan kendaraan darat.
Ukuran Utama dan Berat Kapal
Ukuran utama dan berat kapal yang akan dijadikan sebagai acuan untuk merencanakan pelabuhan
rakyat ini diperoleh dengan mengambil data kapal maximum. Untuk kapal ferry roll-on/roll-off (RO RO)
DWT 300 ton. Adapun bentuk tabulasi ukuran utama dapat ditunjukan pada tabel berikut :
o Untuk kapal dengan DWT 300 ton,. Ukuran (dimensi) kapal yang direncanakan setelah mengambil
data kapal maximum adalah sebagai berikut:
Jenis Kapal : Ferry Ro-ro
Nama Kapal : KMP ILE MANDIRI
DWTR(Dead Weight Tonage) : 300 ton
LbpR (Length between perpendicular) : 38,35 m
LoaR (Length overall) : 45,35m
BR (lebar kapal) : 12 m
HR (tinggi kapal) : 3,3 m
dR (sarat kapal) : 2,3 m
VsR (kecepatan kapal) : 12 m/s
o Untuk kapal dengan DWT 200 ton,. Ukuran (dimensi) kapal yang direncanakan setelah mengambil
data kapal maximum adalah sebagai berikut:
Jenis Kapal : Ferry Ro-ro
Nama Kapal : KMP BAMBIT
DWTR(Dead Weight Tonage) : 200 ton
LbpR (Length between perpendicular) : 34,5 m
LoaR (Length overall) : 39,38 m
BR (lebar kapal) : 11 m
HR (tinggi kapal) :3m
dR (sarat kapal) :2m
VsR (kecepatan kapal) : 10 m/s
BAB III
ALUR PELAYARAN
Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari
oleh kapal di laut, sungai atau danau. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan
buku petunjuk-pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Alur pelayaran
digunakan untuk mengarahkan kapal masuk ke kolam pelabuhan, oleh karena itu harus
melalui suatu perairan yang tenang terhadap gelombang dan arus yang tidak terlalu kuat.
Kedalaman Alur
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar
untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh. Dalam buku
“Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo hal. 112 diberikan persamaan untuk menghitung kedalaman
alur sebagai berikut :
𝑑
𝑎𝑙𝑢𝑟 = 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑒𝑑 𝑑𝑟𝑎𝑓𝑡 + 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑡 + 𝑃𝑖𝑡𝑐ℎ𝑖𝑛𝑔 & 𝑅𝑜𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔 + 𝑇𝑟𝑖𝑚 + 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑔𝑒 +𝐸𝑚𝑝𝑖𝑟𝑖𝑎𝑙 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜r
alur yang dihitung pada perencanaan alur ini sesuai dengan Pedoman Teknis Kegiatan Pengerukan dan
Reklamasi, Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departement
Perhubungan, Tahun 2006. Lebar alur lurus, dengan pemanfaatan alur rencana dua jalur, alur relatif
panjang dan kondisi alur kapal jarang berpapasan (frekuensi lalu lintas kapal relatif sedikit) dapat
dihitung melalui Persamaan 2. Lebar alur melengkung, dengan pemanfaatan alur rencana dua jalur dan
kondisi alur kapal jarang berpapasan dapat dihitung melalui Persamaan 3 berikut:
Hasil dari penggambaran posisi alur didapat ∝𝐴= 85° dan ∝𝐵= 64° seperti ditunjukkan pada
Gambar 1, untuk ∝ > 35° radius alur dapat dihitung melalui Persamaan 4 berikut (Muliati, 2016):
𝑅 = 10 𝐿𝑂𝐴
dengan: 𝑅 = radius alur (m)
𝐿𝑂𝐴 = panjang kapal (m)
∝ = sudut belokan (°)
o Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan yang direncanakan harus mempunyai luas dan kedalaman yang cukup,
sehingga memungkinkan kapal berlabuh dengan aman dan memudahkan bongkar muat, selain itu
suasana kolam pelabuhan juga harus tenang untuk menunjang proses bongkar muat barang.
Kolam putar
Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal dengan menggunakan bantuan
kapal tunda atau jangkar minimum adalah luasan lingkaran dengan jari-jari (r) 1 kali panjang kapal
total (Loa) dari kapal terbesar yang menggunakannya.
Maka diperoleh :
r = 1,5 x Loa
= (1,5 x 45,35) m
=68,02 m
L = r2
= 3,14 x (68,02)2
= 14527,90 m2
D = 2r
= 2 x 14527,90 m
= 29055.8 m.
Kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh dibawah elevasi
muka air rencana, dengan memperhitungkan gerak osilasi kapal karena pengaruh alam seperti
gelombang, angin, arus dan pasang surut.
= (1,1 x 2,3) m
= 2.53 m
Lebar Mulut Pelabuhan
Lebar mulut pelabuhan tergantung pada ukuran pelabuhan dan kapal-kapal yang menggunakan
pelabuhan dengan rincian sebagai berikut :
Penahan tanah inilah yang disebut dengan Turap. Jadi, fungsi dari Turap itu sendiri adalah untuk
menahan geseran tanah yang permukaan tidak rata, supaya tidak menyebabkan longsornya tanah dari
permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah.
BAB IV
PEMBUATAN GAMBAR
LAYOUT PELABUHAN
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan Dari pengamatan yang telah dilakukan dan hasil perhitungan berdasarkan data yang
didapatkan, maka beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan adalah dengan
melihat proyeksi dermaga dan melihat hasil proyek arus kunjungan kapal yang tinggi melebihi
kapasitas dermaga yang ada, maka diperlukan adanya penambahan jumlah dermaga.
Saran
Berdasarkan studi yang dilakukan di dermaga pelabuhan SP3 kabupaten sorong, maka dapat
diberikan saran yang sekiranya dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
perkembangan dermaga pelabuhan SP3 kabupaten sorong.
Saran yang diberikan antara lain :
https://id.wikipedia.org/wiki/Alur_pelayaran#:~:text=Alur%20pelayaran%20adalah%20perairan
%20yang,diumumkan%20oleh%20instansi%20yang%20berwenang.
http://repository.stimart-amni.ac.id/959/2/BAB%202.pdf
ALDILA PUTRI SYAMSUDIN, YATI MULIATI, FACHRUL M Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional,
Bandung Email: aldilaputri.27@gmail.com
KEK-Sorong-2-696x372
http://e-journal.uajy.ac.id/888/8/7TS12264.pdf
TUGAS BESAR KONSTRUKSI LAPANGAN TERBANG
Disusun oleh :
142220119042
BAB II
LANDASAN TEORI
(Sumber : ICAO, Aerodrome Design Manual Parth 1 Edition, 2006. Halaman 1-4)
Metode Perencanaan
Perkerasan Landas Pacu Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan
material dengan kekuatan dan daya dukung yang berlainan.
Perkerasan terdiri atas dua macam yaitu :
1. Perkerasan Lentur ( Flexible Structural )
2. Perkerasan Kaku ( Rigid Structural ) Dalam pengunaan grafik dari FAA ini diperlukan
data nilai CBR dari subgrade dan nilai CBR sub base, berat lepas landas dari pesawat
rencana (MTOW) dan jumlah annual departure dari pesawat rencana serta
pesawatpesawat yang yang telah terkonversi. Analisa annual departure dari pesawat
rencana menggunakan konversi pesawat rencana, dimana:
Perencanaan Gudang
Fungsi utama dari gudang adalah tempat penumpang, barang dan paket-paket pos yang
tiba maupun yang akan dikirim. Untuk perencanaan gudang standar yang dipakai adalah
yang dikeluarkan oleh IAIA yaitu 0,09m2 /ton/tahun untuk pergerakan barang ekspor dan
0,1m2 /ton/tahun untuk barang import. Untuk menghitung luas dari gudang tersebut
diambil angka 0,1m2/ton/tahun dikali dengan pos paket + barang.
Perencanaan Area Parkir
Untuk merencanakan luas parkir kendaraan, terlebih dahulu dihitung besarnya jumlah
penumpang pada jam sibuk. Maka diperkirakan untuk 2 orang penumpang menggunakan
1 kendaraan. Sedangkan luas rata-rata parkir 1 kendaraan adalah (2,6 × 5,5 ) m
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian Penulisan skripsi ini disusun dengan didukung oleh data atau
informasi yang didapat berdasarkan:
- Study literatur : Membaca buku dan tulisan ilmiah yang berhubungan dengan penulisan
ini.
- Data primer : Data yang diperoleh langsung dari berbagai sumber pada situs.
- Data sekunder : Data yang diperoleh dari kantor instansi terkait yaitu BMKG.
Metodologi Pelaksanaan Penelitian
Perencanaan panjang landas pacu (runway), didasarkan pada data pesawat rencana dan
dikoreksi terhadap faktor elevasi, slope dan temperatur. Peraturan dan persyaratan yang
digunakan dalam perencanaan ini mengacu pada ICAO (Internasional Civil Aviation
Organization).
Perencanaan arah landas pacu didasarkan pada data angin. Dengan menggunakan
Wind Rosediagram dapat diketehui arah mana yang minimal 95% dari waktu yang ada,
agar angin bertiup searah dengan arah tersebut.
Perencanaan Taxiway, didasarkan pada data pesawat rencana dan berpedoman
pada syarat yang dikeluarkan oleh ICAO.
Analisa Data
Dari data-data yang diperoleh, kita dapat memperkirakan dikemudian hari bagaimana
ramalan dan permintaan (Forecast and demand) yang akan terjadi. Data-data tersebut
dapat dianalisa dengan menggunakan metode statistik yang populer seperti analisa
regresi. Dimana dengan mengunakan analisa regresi kita dapat meramalkan
perkembangan arus lalulintas udara untuk masa yang akan datang. Pada dasarnya ramalan
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Ramalan jangka pendek sekitar 5 tahun
b. Ramalan jangka menengah sekitar 10 tahun
c. Ramalan jangka panjang sekitar 20 tahun Dalam meramalkan atau memperkirakan arus
lalu lintas udara dimasa datang kita dapat menggunakan perhitungan/analisa statistik
yaitu Analisa Trend ( trend method ).
Analisa trend adalah analisa yang meramalkan kecendrungan yang terjadi dari
data-data yang ada saat ini. Dengan mengetahui kecendrungan data yang akan datang
berdasarkan garis trend atau garis regresi. Analisa trend yang akan digunakan pada
perencanaan pengembangan ini adalah :
a. Trend Linear
b. Trend Eksponensial
c. Trend Logaritma
Trend Linear Bentuk persamaan : Y=a+bx
Dimana : a dan b = koefregresi
x= tahun yang akan ditinjau
Y = hasil ramalan Rumus untuk menghitung a dan b :
Dimana : -1 ≤ r ≤ 1
BAB IV
PEMBAHASAN
Data umum Bandar Udara Domine Eduard Osok adalah sebagai berikut.
Aerodrome data
a. Nama bandar udara : Domine Eduard Osok – Sorong
b. Milik/pengelola : Direktorat Jenderal Perhubungan 47 Udara
c. Sertifikat operasi bandar udara : Adm.OC/0321/2005
d. Reference point/coordinate : 1. Latitude : 00.o 53’522”S 2. Longitude : 131o
17’441”E
e. Elevasi : 10 ft
f. Propinsi : Papua Barat
g. Air Traffic Service (ATS) : ADC APP (combined with tower) Ban Ops (com
unit)
h. Kemampuan operasi : B.737-300
i. Jam operasi : 21.00-08.00 UTC (per April TMA)
Runway
a. Runway designation : 09-27
b. Dimension : 1. Length : 1850 m 2. Width : 30 m
c. Surface : Asphalt hotmix
d. Strength : 112.000 lbs
Taxiway
a. Dimension : A B
1. Length : 212,5 m 212,5 m
2. Width : 23 m 23 m
b. Surface : Asphalt hotmix
c. Strength : 30 F/C/X/T 24 F/C/X/T
Apron
a. Dimension :
1. Length : 295 m
2. Width : 68 m
b. Surface : Rigid
c. Strength : -
Dari persamaan
y = 12.956x + 48.118 dapat dihitung perkiraan jumlah penumpang datang pada tahun 2030.
y = 12.956x + 48.118
y = 12.956 (26) + 48.118
y = 384.974 orang.
2. Perkiraan jumlah penumpang berangkat tahun 2030 Dengan menggunakan
metode ekstrapolasi garis kecenderungan diperoleh grafik berikut.
Dari persamaan y = 16.222x + 54.413 dapat dihitung perkiraan jumlah penumpang berangkat
pada tahun 2030.
y = 16.222x + 54.413
16.222 (26) + 54.413
y = 476.185 orang.
o Perencnaan Runway
Runway adalah arah atau jalur landas perkerasan yang digunakan oleh pesawat pada saat
Landing dan Take off. Landas pacu biasanya dirancang berdasarkan pada karakterristik
dari suatu pesawat rencana yang ditentukan.
o Arah Runway
Untuk merencanakan landas pacu (Runway) ada hal penting yang harus diperhatikan
yaitu arah dan kecepatan angin. Untuk itu data angin disekitar bandar udara perluh
diketahui kemudian dihitung atau dianalisa menggunakan wind rose diagram untuk
mendapatkan presentase angin yang bertiup pada daerah yang ditinjau. Arah runway yang
dimiliki oleh Bandar udara Melonguane terletak pada arah 18 – 36. Dari hasil analisa
wind rose arah NW-SE memenuhi persyaratan ICAO yaitu harus memenuhi 95% atau
lebih dari total waktu agar pesawat dapat landing dan take off dengan aman.
o Panjang Runway
Panjang runway bandar udara Melonguane yang ada saat ini adalah 1480 m. Berdasarkan
klasifikasi lapangan terbang yang ditetapkan oleh ICAO yang disebut dengan aerodrome
reference code (tabel 2.1 parth 1 hal. 1-4) maka, pesawat rencana B737-800 dengan kode
4C mempunyai nilai ARFL ( Aero Reference Field Lenght) = 2.256 m dan wingspan
34,32 m.
o Lebar runway
Lebar runway yang direncanakan akan ditentukan berdasarkan pada kode huruf dan
angka dari pesawat rencana, maka untuk Pesawat rencana B737-800 Sesuai dengan
Aerodrome Reference Code yang dikeluarkan ICAO untuk ARFL > 1800 m mempunyai
kode huruf C dan kode angka 4, sehingga bandar udara Melonguane dalam
pengembangannya memerlukan lebar runway, bahu landasan, kemiringan bahu dan
kemiringan melintang sebagai berikut:
Lebar runway = 36 m
Bahu landasan = 7,5 m
Lebar total runway = 51 m
Kemiringan melintang = 1,5%
Kemiringan bahu = 2,5%
o Perencanaan Fillet
Fillet merupakan pelebaran sebelah dalam pada intersection dari dua atau lebih pada
traffic way, misalnya runway, taxiway, dan apron. Persyaratan dari ICAO bahwa radius
fillet tidak boleh lebih kecil dari lebar taxiway. Sedangkan FAA mensyaratkan bahwa
radius fillet antara runway dan taxiway dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam mendesain objek terminal penumpang di Badar Udara, dalam hal yang dilakukan adalah:
Mempertimbangkan berbagai potensi daerah setempat, seperti potensi pariwisata, bisnis dan
perdangangan yang ikut mempengaruhi arus lalu lintas udara.
Saran