Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN KELAYAKAN FASILITAS PELABUHAN

STUDI KASUS PELABUHAN BUNGKUTOKO DAN PELABUHAN


KENDARI NEW PORT

Ida Lestari*1, Zunarmin2, Harlina3, Vivin Hardyanty4


1
Mahasiswa Program Studi Manajemen Rekayasa 2018, Universitas Haluoleo
Email : ida.lestari_mr@student.uho.ac.id,
2
Mahasiswa Program Studi Manajemen Rekayasa 2018, Universitas Haluoleo
Email : zunarmin_mr@student.uho.ac.id,
3
Mahasiswa Program Studi Manajemen Rekayasa 2018, Universitas Haluoleo
Email : harlina_mr@student.uho.ac.id,
4
Mahasiswa Program Studi Manajemen Rekayasa 2018, Universitas Haluoleo
Email : vivin_mr@student.uho.ac.id

Abstrak
Tulisan ini menyajikan tentang kelayakan pelabuhan Bungkutoko terhadap Pelabuhan Kendari New Port, penelitian ini
bertujuan untuk memperluas pelabuhan agar tidak bercampur antara barang dan penumpang, terminal kargo, serta
melayani mobilitas dengan menggunakan peralatan modern sehingga pelayanan bisa berjalan dengan baik. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode SWOT dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan
langsung dilapangan dan di peroleh langsung dari beberapa sumber yang berhubungan dengan objek penelitian.
Teknik analisis data dengan menganalisis kinerja operasional pelabuhan kemudian membandingkan dengan standard
Pelindo. Kinerja pelayanan kapal Turn Round Time (TRT) adalah 98.29 Jam, Hasil Analisis tersebut menunjukan bahwa
indikator kinerja bila dibandingkan standar PT. Pelindo yang memberikan angka 24 jam Pelabuhan Bungkutoko
tergolong Kurang baik. Indikator Kinerja Berthing Time adalah 85.41 jam, maka BT kurang baik, dengan
tingginya nilai BT, maka dapat dikatakan bahwa kinerja terhadap pelayanan kapal menurun. Indikator Kinerja
Effective Time Kegiatan bongkar muat untuk satu kapal hingga selesai memerlukan waktu 36.48. Indikator Kinerja
Not Operation Time Realisasi didapat 27.90 jam termasuk dalam kategori Cukup. Dan Analisa Idle Time adalah
21.03 jam, sesuai standar pelindo masuk kategori Cukup.
Kata Kunci : waktu berputar, waktu tunggu, waktu berlabuh

Abstract
This paper presents the feasibility of the port of Bungkutoko to Kendari New Port Port, this study aims to expand the port
so that it does not mix between goods and passengers, cargo terminals, and serve mobility by using modern equipment so
that services can run well. The research method used is the SWOT method where data collection is done by direct
observation in the field and obtained directly from several sources related to the object of research. Data analysis
techniques by analyzing port operational performance then comparing with Pelindo standards. Turn Round Time (TRT)
ship service performance is 98.29 hours, the results of the analysis show that performance indicators compared to the
standards of PT. Pelindo, which provides 24-hour numbers of Bungkutoko Port, is classified as not good. The Berthing
Time Performance Indicator is 85.41 hours, then BT is not good, with a high BT value, it can be said that the performance
of ship service decreases. Effective Time Performance Indicators Loading and unloading activities for one ship to complete
requires 36.48. The Not Operation Time Realization Performance Indicators obtained 27.90 hours included in the Enough
category. And Idle Time Analysis is 21.03 hours, according to Pelindo standards in the Enough category.
Key Words : Turn Round Time, Waiting Time, Bearthing Time
1. Pendahuluan
Fasilitas Pokok di Pelabuhan
Sulawesi Tenggara merupakan daerah
1. Alur Pelayaran
yang memiliki banyak pulau yang dikelilingi
oleh perairan. Untuk menghubungkan pulau-
Alur pelayaran berfungsi sebagai area
pulau tersebut, di butuhkan sebuah moda
lintasan kapal yang akan masuk dan
transportasi yang dinamakan kapal, untuk
keluar dari kolam pelabuhan. Besaran
kelancaran transportasi dibutuhkan sebuah
kedalaman alur pelayaran biasanya
tempat untuk menyandarkan dan untuk
ditentukan dengan formula: 1,1 draft
melakukan kegiatan naik turun penumpang,
kapal penuh + 1 m. Sedangkan lebarnya
melakukan kegiatan bongkar muat, dan
dapat diestimasi bila satu jalur minimal
sebagainya atau sering disebut juga sebagai
4,8 lebar kapal sedangkan bila dua jalur
pelabuhan. Pelabuhan adalah tempat yang
minimal 7,6 lebar kapal.
terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan
2. Kolam Pelabuhan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
Kolam pelabuhan merupakan tempat
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar
dimana kapal dapat labuh dengan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan
kedalaman aman sekitar 1,1 draft (sarat
antar moda transportasi sehingga pelabuhan
kapal) kapal penuh, dengan luas kolam:
memegang peran yang sangat vital/penting
terhadap perkembangan perekonomian bangsa.  Tambatan tunggal: Lingkarang dengan
Pelabuhan dari segi kegunaannya dibagi jari-jari (LOA + 25 m)
menjadi 2 yaitu pelabuhan ikan dan pelabuhan  Tambatan ganda: Segiempat dengan
barang sehingga Pelabuhan Kendari New Port panjang (LOA + 50 m) x lebar
masuk dalam kategori Pelabuhan Barang. (LOA/2)
Pelabuhan barang mempunyai
dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas
untuk bongkar muat barang, pelabuhan barang 3. Penahan Gelombang
dapat berada dipantai atau dimuara sungai Berfungsi untuk melindungi daerah perairan
yang besar dan mempunyai daerah perairan dari gangguan gelombang air laut. Pada
cukup dalam serta tenang sehingga umumnya bertipe miring, tegak (kaison) dan
memudahkan melakukan bongkar muat campuran.
barang.
Sulawesi Tenggara khususnya Kota 4. Mooring Buoy
Kendari telah membangun pelabuhan barang Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat
yang di beri nama Kendari New Port, dengan labuh agar tidak terjadi pergeseran yang
beroperasinya pelabuhan tersebut diharapkan disebabkan oleh angin dan arus gelombang.
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Selain itu mooring buoy juga dapat membantu
dan pendapatan perkapita masyarakat kota kapal untuk berputar.
Kendari. Mooring buoy terbuat dari pelampung
Berdasarkan Undang-undang Republik penambat, beton pemberat, jangkar dan rantai
Indonesia nomor 17 tahun 2008 tentang antara jangkar dan pelampung.
pelayaran menyebutkan bahwa pelabuhan
adalah tempat yang terdiri atas daratan dan Fasilitas Penunjang di Pelabuhan
perairan disekitarnya dengan batas-batas
1. Dermaga
tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintah
Merupakan bangunan pelabuhan yang
dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai
berfungsi untuk merapat dan menambatkan
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
kapal yang melakukan B/M (bongkar/muat)
penumpang, dan atau bongkar muat barang
barang dan naik turunnya penumpang. Pada
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
umumnya, dermaga memiliki tipe dengan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
bentuknya yang pararel dengan pantai (tipe
serta sebagai tempat perpindahan intra dan
terdiri dari on pile, caisson, turap) serta jetty
antar moda transportasi. Sedangkan pengertian
yang bentuknya menjorok ke laut (tipe jari,
pelabuhan bongkar muat barang itu sendiri
miring, kompleks dan atau ditambah dengan
adalah kegiatan memindahkan barang-barang
mooring dolphin). Panjang dermaga harus
dari alat angkut darat dan untuk melaksanakan
mampu menampung seluruh panjang kapal
pemindahan muatan tersebut dibutuhkan
atau minimum 80% dari panjang kapal
tersedianya fasilitas atau peralatan yang
terbesar, karena posisi posisi bongkar muat
memadai dalam suatu cara atau prosedur
barang dilakukan melalui bagian depan, tengah
layanan.
dan belakang kapal.
Halaman dermaga yang cukup luas untuk
bongkar muat barang. Barang yang akan
dimuat disiapkan di dermaga dan jika kapal berada di daerah Lini II tetap statusnya
sudah siap, barang akan diangkat dengan crane sebagai unit I
masuk kapal. Demikian pula pada saat
 Enterport
pembongkaran, barang diturunkan dari kapal
Gudang ini merupakan bangunan yang
diangkat dengan crane kemudian diletakkan
berada di luar pelabuhan tetapi statusnya
didermaga yang kemudian diangkut
sebagai gudang lini I. Gudang masih dalam
dimasukkan kedalam gudang.
pengawasan bea cukai dan digunakan untuk
menyimpan barang-barang milik suatu
2. Gudang
perusahaan tertentu.
Merupakan bangunan pelabuhan yang
digunakan untuk menyimpan barang-barang
yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat Sedangkan untuk gudang menurut
ke kapal. Pada umumnya, lokasi gudang penggunaannya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
diletakkan jauh ke sisi darat.  Gudang umum
Gudang di pelabuhan dapat dibedakan Merupakan bangunan yang dapat
berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Selain digunakan untuk menyimpan berbagai jenis
itu, gudang juga dapat dibedakan berdasarkan muatan kapal.
jenis barang yang disimpan, seperti:
 Gudang khusus
 Gudang transit barang umum (general Merupakan bangunan yang digunakan
cargo) untuk menyimpan jenis barang khusus
 Gudang pendingin seperti barang-barang berbahaya, barang
yang mudah terbakar dan barang yang
 Gudang untuk biji-bijian
harus dalam suhu tertentu.
 Gudang barnag berbahaya
 Gudang CFS
 Gudang bijih tambang Merupakan gudang yang digunakan untuk
melaksanakan proses striping dan staping
dari barang-barnag yang berasa dari
Gudang diperlukan untuk mencegah resiko
petikemas.
delay kapal. Jika terjadi delay, produktivitas
bongkar muat akan menurun sehingga kapal
berlabuh lebih lama dan menyebabkan antrian Lapangan Penumpukan
kapal diluar pelabuhan. Jadi secara umum, Lapangan penumpukan merupakan
gudang memiliki fungsi sebagai berikut: bangunan atau tempat yang luas dan terletak
didekat dermaga yang digunakan untuk
 Tempat menunggu penyelesaian dokumen
menyimpan barang-barang yang akan dimuat
 Tempat mengumpulkan barang-barang atau setelah dibongkar dari kapal.
yang akan dimuat ke kapal, sehingga kapal Barang-barang yang disimpan pada
tidak menunggu muatan lapangan penumpukan harus mempunyai
 Tempat kondolidasi, seperti sorting ketahanan terhadap panas matahari dan hujan.
(mengumpulkan dan memilih), marking Biasanya barang-barang yang disimpan
(pemberian tanda), packing dilapangan penumpukan berupa kendaraan berat
(pembungkusan), weighing (penimbangan). dan barang-barang yang terbuat dari baja seperti
tiang listrik, plat baja, baja profil, baja beton,
dan sebagainya. Lapangan penumpukan harus
Jenis gudang dibedakan berdasarkan segi pabean mampu menerima beban yang berat dari barang
atau lokasi dan penggunaannya. Untuk jenis yang ditampungnya. Umumnya konstruksi dari
gudang menurut pabean terbagi menjadi yaitu: lapangan penumpukan menggunakan konstruksi
 Gudang Lini I beton (Rigid pavement), konstruksi lentur
Barang-barang yang ada dilapangan masih (Flexiable pavement), konstruksi semi kaku
didalam pengawasan bea cukai, artinya (Semi rigid pavement CTB).
barang tersebut masih belum diselesaikan
bea masuk atau kewajiban lainnya. 3.Terminal
Merupakan suatu tempat untuk menampung
 Gudang Lini II kegiatan yang berhubungan dengan transportasi.
Barang-barang yang disimpan pada gudang Pada terminal biasanya terdapat kegiatan turun
ini sudah dibayar bea masuk dan naik dan bongkar muat barang, penumpang atau
persyaratan lainnya, tinggal menunggu petikemas yang selanjutnya akan dipindahkan ke
pengeluarannya dari pelabuhan tempat tujuan.
 Verlengstruk
Gudang ini merupakan bangunan yang Secara fungsional, terminal mempermudah
pelayanan, pengaturan dan pengawasan kegiatan
bongkar muat dan turun naik barang, utama dan pelabuhan penumpang; melayani
penumpang, maupun petikemas. angkutan laut antar kabupaten/kota dalam
provinsi. Penyelanggaraan pelabuhan ini oleh
4.Jalan pemerintah, dilimpahkan kepada pemerintah
Merupakan suatu lintasan yang dapat provinsi di lokasi pelabuhan laut tersebut
dilalui kendaraan maupun pejalan kaki yang berada, sebagai dekosentarsi.
menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. 3. Pelabuhan lokal merupakan pelabuhan
Sehingga jalan ini harus disusun dengan pengumpan sekunder
konstruksi tertentu sehingga dapat menahan Pelabuhan tersebut berfungsi sebagai
beban dan kecepatan kendaraan yang pengumpan pelabuhan hubungan
direncanakan. internasional, pelabuhan internasional,
pelabuhan nasional, dan pelabuhan regional;
Alat Bantu Pelabuhan tempat pelayanan penumpang didaerah
Peralatan bantu pelabuhan ini berguna terpencil, terisolasi, daerah terbatas yang hanya
untuk melayani kegiatan bongkar atau muat barang didukung oleh moda transportasi laut untuk
dari atau ke kapal, dilapangan penumpukan dan mendukung kehidupan masyarakat dan
masuk atau keluar area pelabuhan. Alat bantu berfungsi sebagai tempat multifungsi sebagai
pelabuhan terbagi menjadi 2 jenis yaitu alat bantu terminal untuk penumpangjuga untuk melayani
darat dan alat bantu apung. Untuk jenis alat bantu bongkar muat kebutuhan hidup masyarakat
darat, biasanya terdiri dari beberapa jenis alat disekitarnya. Penyelenggaraan pelabuhan ini
seperti: oleh pemerintah kabupaten/kota dilokasi
 Untuk multipurpose: mobile crane, forklift, dan pelabuhan laut tersebut berada, sebagai tugas
truck desentralisasi atau penyerahan wewenang
 Untuk petikemas: Container Crane (CC), Rubber pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah
Trade Gantry (RTG), Toploader Head Truck, otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
dan chasis pemerintahan dalam sistem negara kesatuan
 Untuk curah kering: Conveyor, dump truck, dan republik Indonesia.
hopper 4. Pelabuhan penyebrangan (Ferry)
Pelabuhan tersebut berfungsi sebagai
Peralatan apung digunakan untuk melayani kapal pelabuhan penyebrangan lintas provinsi, lintas
yang berlabuh/bersandar dan sebalaiknya di area kabupaten/kota dan lintas dalam
pelabuhan. Sedangkan jenis alat bantu apung yaitu: kabupaten/kota.
 Kapal tunda: memberikan pelayanan kapal 2. Metode Penelitian
yang mempunyai panjang lebih dari 70 Pelabuhan Bungkutoko
meter merupakan pelabuhan utama di Kota
 Kapal pandu: saran transportasi laut bagi Kendari dan menjadi gateway bagi mobilitas
petugas pandu untuk naik/turun ke/dari orang dan barang dari dan ke Kota Kendari.
kapal yang dipandu dalam berolah gerak di Pengumpulan data dilakukan dengan cara
perairan wajib pandu pengamatan langsung dilapangan dan di
peroleh langsung dari beberapa sumber yang
berhubungan dengan objek penelitian.
Peran dan Fungsi Pelabuhan Teknik analisis data dengan menganalisis
Hierarki peran dan fungsi kinerja operasional pelabuhan kemudian
pelabuhan, sebagaimana diatur dalam keputusan membandingkan dengan standard Pelindo,
mentri perhubungan No. 53 Tahun 2002, tentang sedangkan untuk menentukan strategi
tatanan Kepelabuhanan Nasional adalah sebagai pengembangan dengan Analisis SWOT.
berikut : Pelabuhan Bungkutoko terletak di
1. Pelabuhan nasional merupakan pelabuhan Teluk Kendari yang menjadi tempat
utama tersier pertemuan arus keluar masuk air laut dari
Pelabuhan tersebut berfungsi sebagai Teluk Kendari serta dari Laut
pengumpan angkutan peti kemas nasional, Banda.Pelabuhan Laut Bungkutoko memiliki
tempat alih muat penumpang dan barang luas area daratan 353,5 x 200 m2, lapangan
umum nasional, dan melayani angkutan peti penumpukan 18.236 m2, gudang 60 x 20
kemas di seluruh Indonesia. m2, dan kantor seluas 15,5 x 25 m2.
2. Pelabuhan regional merupakan pelabuhan Sedangkan sisi lautnya memiliki dermaga
pengumpan primer seluas 200 x 20 m2, kedalaman -8 Mlws,
Pelabuhan tersebut berfungsi sebagai Trestle 206 x 8 m2, dan Causeway 150 x 8 m2.
pengumpan pelabuhan hubungan Internasional, Pemerintah Kota Kendari
pelabuhan nasional; tempat alih muat menjadikan pulau Bungkutoko yang ada di
penumpang dan barang dari atau kepelabuhan depan teluk Kendari sebagai etalase kota dalam
kegiatan bisnis. Diyakini bahwa dengan tujuan karena sumber daya alam berbagai
kehadiran infrastruktur dan fasilitas pelabuhan komoditas sudah tersedia di wilayah itu dan
yang ada tersebut akan mendorong tingkat sekitarnya.
kesejahteraan warga setempat melalui Sulawesi Tenggara sangat terkenal
pemanfaatan tenaga lokal sebagai tenaga kerja sebagai penghasil kakao, cengkeh, tambang
pelabuhan. Pembangunan pelabuhan kontainer nikel, emas, perikanan. Komoditas itu
di Pulau Bungkutoko ini bertujuan untuk sudah bisa diekspor langsung dengan
memperluas pelabuhan agar tidak bercampur adanya pelabuhan Kendari Newport. Untuk
antara barang dan penumpang, terminal kargo, itu Pelindo saat membangun dermaga harus
serta melayani mobilitas dengan menggunakan dilengkapi dengan alat angkut atau crane.
peralatan modern sehingga pelayanan bisa Banyak pelabuhan besar di Indonesia, tetapi
berjalan dengan baik. tidak dilengkapi dengan crane. Sementara
Pelabuhan Kendari New Port kapal angkut saat ini cenderung tidak lagi
memiliki luas lahan sebesar 8,7 Ha terdiri dari menyiapkan crane sendiri dari kapal.
5,1 Ha lapanganpenumpukan kontainer dan 3,6 Tingkat keberhasilan pelayanan
Ha merupakan fasilitas penunjang. Fasilitas terhadap pengguna jasa pelabuhan dapat
penunjang itu meliputi dermaga sepanjang 300 diukur berdasarkan kinerja operasional
x 35 meter, kantor, workshop dan bangunan pelabuhan berdasarkan realisasi kegiatan
lainnya. Pelabuhan ini jg memiliki container yang ada di dalam pelabuhan.
crane (CC) sebanyak 2 unit dengan kapasitas Kinerja Pelayanan Kapal :
masing-masing CC sebanyak 24 kontainer per 1. Turn Round Time (TRT) : 98.29Jam
jam. 2. Waiting Time (WT)
a. Waiting Time Net (WTN) : 2.15 Jam
Peta Situasi Pelabuhan dapat di lihat dari b. Postpone Time (PT) : 6.44 Jam
gambar berikut : c. Approach Time (AT) 4.29 Jam
d. Waiting Time Gross (WTG 12.88
Jam
3. Berthing Time (BT) 85.41 Jam
a. Effective Time (ET) : 36.48 Jam
b. Not Operating Time (NOT) : 27.90
Jam
c. Idle Time ( IT ) : 21.03 Jam

Hasil Analisis diatas menunjukan bahwa


indikator kinerja Turn Round Time yaitu
98,29 jam, bila dibandingkan standar PT.
Pelindo yang memberikan angka 24 jam
Pelabuhan Bungkutoko tergolong Kurang
baik. Indikator Kinerja Berthing Time
adalah 85.41 jam, maka BT kurang
baik, dengan tingginya nilai BT, maka
dapat dikatakan bahwa kinerja terhadap
pelayanan kapal menurun. Indikator
Kinerja Effective Time Kegiatan bongkar
muat untuk satu kapal hingga selesai
memerlukan waktu 36.48. Indikator
Kinerja Not Operation Time Realisasi
didapat 27.90 jam termasuk dalam kategori
Cukup. Dan Analisa Idle Time adalah
21.03 jam, sesuai standar pelindo masuk
Sumber : Goole Earth kategori Cukup. Tingkat Pemakaian
Fasilitas PelabuhanTingkat Pemakaian
3. Hasil dan Pembahasan Fasilitas Pelabuhan adalah sebagai
Pelabuhan Kontainer Kendari instrumen pemantauan (monitoring) dan
Newport sangat mendukung program Poros evaluasi kinerja (performance evaluation)
Maritim Dunia yang menjadi jalur tol laut untuk pelaksanaan kegiatan, di pelabuhan.
yang menghubungkan Indonesia Barat dan Indikator penggunaan fasilitas dan
Kawasan Timur Indonesia. Pembangunan peralatan pelabuhan yang terdiri, Berth
pelabuhan Kontainer Kendari Newport di Occupancy Ratio (BOR) atau atau
Pulau Bungkutoko Kota Kendari dapat tingkat penggunaan dermaga, Berth
mendukung ekspor langsung ke negera Trough put (BTP), Shed Occupancy
Ratio (SOR), Yard Occupancy Ratio
(YOR) Open Storage Trough put arus barang di maka dibutuhkan
(OSTP). Kinerja Pemakaian Fasilitas peningkatan pelabuhan Bungkutoko
Pelabuhan Bungkutoko yaitu : untuk mengakomodasi kebutuhan arus
A. Fasilitas barang.
1. Dermaga Perkiraan arus kapal didasarkan
a. B O R 56.50% pada Call dan jumlah GT pada tahun
b. B T P 2,965.43 Ton/M' didasarkan pada trend tahun sebelunya
2. Gudang yaitu sebesar 3%/tahun. prediksi arus
a. S O R 24.19% kunjungan kapal 2020sebesar 418 Call
b. S T P 35.60 Ton/M2 dan 809,919 GTsedangkan prediksi
3. Lapangan Konvensional tahun 2030 sebesar 530 Call dan
a. O S O R 60.59% 1,131,481 GT. Berdasarkan proyeksi
b. O S T P 124.80 Ton/M2 pertumbuhan kunjungan Kapal
4. Lapangan Petikemas dibutuhkan peningkatan pelabuhan
a. Y O R 0.00% untuk memenuhi kelancaran arus
b. Y T P 0.00 Ton/M2 kunjungan kapal. Kebutuhan Dermaga
B. Peralatan Apung Petikemas di Pelabuhan Bungkutoko
1. Kapal Tunda 0.00% pada tahun 2015 -2030 . Panjang
2. Kapal Pandu 62.47% dermaga saat ini 200 m, arus barang
sebanyak 868,278 sedangkan
Dari data diatas menunjukan bahwa kebutuhan ideal dermaga peti adalah
indikator kinerja BOR Pelabuhan 2015 adalah 265 m jadi perlu
Bungkutoko adalah 56.50 % penambahan dermaga petikemas 65 m.
dibandingkan dengan standar dari PT. Pada tahun 2020 dengan arus barang
Pelindo sebesar 67%, maka tingkat 1,366,876 maka kebutuhan dermaga
pemakaian dermaga Pelabuhan Pelabuhan Bungkutoko 417 m,
Bungkutoko Baik. Indikator Kinerja sehingga perlu penambahan 217 m.
BTP sebesar 2,965.43 Ton/m3 Pada tahun 2030 arus barang 3,387,431
dibandingkan dengan standar PT. maka dibutuhkan dermaga sepanjang
Pelindo memberikan angka 20 Ton/m3 1,034 m maka perlu penambahan 834
sebagai standar BTP, maka nilai BTP m. Kebutuhan lapangan petikemas
Pelabuhan Bungkutoko menunjukkan Pelabuhan Bungkutoko saat ini
daya lalu barang di dermaga Sangat adalah 18.236 m2. Untuk mendapatkan
Baik. Indikator Kinerja SOR untuk gambaran hasil yang akan datang
fasilitas gudang Pelabuhan maka dilakukan proyeksi. Hasil
Bungkutoko adalah 24.19 % proyeksi arus barang Pada tahun 2020
dibandingkan dengan standar PT. sebanyak 868,278, maka dibutuhkan
Pelindo yang memberikan angka 53 lapangan petikemas 48.297, sehingga
% sebagai standar untuk indikator perlu perluasan sebesar 30.061 m2,
tingkat pemakaian gudang (SOR), dan pada tahun 2030 arus
maka Pelabuhan Bungkutoko memiliki barang3,387,431 maka dibutuhkan
nilai SOR yang Kurang Baik. petikemas 119,691 m2 maka perlu
Indikator kinerja STP untuk Pelabuhan penambahan 101.428 m2. Ditinjau dari
Bungkutoko adalah 35.60 Ton/m3/m2. aspek pengembangan antisipasi
Hal ini berarti di tahun 2015 untuk satu angkutan global petikemas masih
meter persegi luas gudang di terkendala faktor penguasaan lahan dan
pelabuhan Bungkutoko, dilewati kedalaman perairan.
barang 35.60 Ton/m3. Standar yang Strategi pengembangan
diberikan PT. Pelindo untuk nilai STP berdasarkan pada karakteristik kondisi
adalah 7,5 Ton/m3/m2. Oleh karena itu, eksternal dan internal, maka dapat
nilai STP Pelabuhan Bungkutoko perlu dibuat beberapa rencana arah
dinilai Sangat Baik karena diatas pengembangan strategis yang
standar yang ditetapkan. diharapkan dapat menjawab tentang
Arus Barang di Pelabuhan harapan pembangunan pelabuhan Kota
Bungkutoko pada tahun 2015 - 2030 . Kendari. Berdasasarkan hasil analisis
Arus Barang saat ini 868,278 ton dan SWOT, maka strategi pengembangan
70,022 , arus barang sebanyak 868,278. pelabuhan Bungkutoko yaitu:
Pada tahun 2020 dengan arus barang Perluasan Pembangunan Infrastruktur,
1,366,876 ton dan maka 110,232 dan dengan pelaksanaan kebijakan sebagai
pada tahun 2030 arus barang berikut:
3,387,431 dan 273,180 TEU. a. Peningkatan Investasi (Pemerintah)
Berdasarkan proyeksi pertumbuhan di bidang Infrastruktur.
b. Peningkatan perluasan kapasitas bersaing dengan daerah lain untuk
infrastruktur. menarik minat investor.
c. Pemerataan akses pelayanan 3. Strategi pengembangannya adalah
infrastruktur. perluasan pembangunan
infrastruktur pelabuhan, kebutuhan
Selain strategi pengembangan
dermaga petikemas memerlukan
infrastruktur pelabuhan berdasarkan
tipologi tersebut, maka strategi pembangunan dermaga, selain itu
pengembangan yang sifatnya umum, lapangan peti kemas perlu dibangun
diantaranya sebagai berikut adalah: seluas 30,680 m2 pada tahap awal,
a. Meningkatkan kapasitas SDM dan dan pada tahun 2030 perlu
2
penguatan kelembagaan untuk dibangun 119,691m
meningkatkan kinerja operasional 4. Dalam mengantisipasi
pelabuhan, pengembangan kedepan, Pelabuhan
b. Meningkatkan infrastruktur Bungkutoko Kendari harus
pelabuhan (kuantitas dan kualitas) memiliki sistem yang lebih baik,
untuk meningkatkan daya saing serta mengutamakan pelayanan
pelabuhan,
kenyamanan dan keamanan yang
c. Mengembangkan kemitraan
(pemerintah, swasta, dan lebih baik dari sekarang ini.
masyarakat) dalam pembangunan 5. Dengan adanya pembangunan
infrastruktur pelabuhan, pelabuhan Kendari New Port
d. Penciptaan iklim yang kondusif diharapkan dapat mengurangi
untuk peningkatan investasi, penumpukan pelayanan peti kemas
kegiatan sosial, ekonomi, dan sehingga perputaran roda
pembangunan daerah. perekonomian dapat selaras dengan
pelayanan infrastruktur yang baik.
Adapun strategi yang sifatnya khusus
atau spesifik adalah:
DAFTAR PUSTAKA
a. Meningkatkan dukungan gudang
Gunawan, H. (2014) Pengantar
dengan cara membuat gudang baru
yang lebih baik. Transportasi dan Logistik. Jakarta:
b. Mengadakan peralatan alat Raja Grafindo persada.
bongkar/muat Hernawan, W. (2017) Kendari New
c. Meningkatkan dukungan air bersih. Port Menuju Pelabuhan Bertaraf
Internasional. Artikel.
4. Simpulan Jinca, M. Y. (2010). Transportasi Laut
Berdasarkan Hasil analisis yang telah Indonesia , Analisis Sistem dan
dilakukan maka dapat disimpulkan Studi Kasus. Surabaya : Berlian
bahwa : Internasional.
1. Kinerja operasional pelayanan di Putra, A.A (2019). Pelabuhan dan
pelabuhan Bungkutoko saat ini Transportasi Logistik, Universitas
masih kurang baik, rasio antara Haluoleo Kendari.
waktu tunggu dan waktu pelayanan Undang-Undang Republik Indonesia
masih sangat besar Kinerja No. 17 Tahun 2008 tentang
pelayanan angkutan petikemas Pelayaran.
sangat lambat dibanding kebutuhan.
Fasilitas dermaga dan lapangan
penumpukan pada umumnya kritis
untuk menghadapi pertumbuhan
lalulintas angkutan laut untuk
periode 5 tahun mendatang.
2. Potensi wilayah yang begitu besar
terhadap komoditas eksport belum
didukung dengan infrastruktur
pelabuhan yang memadai dalam
mendukung pergerakan barang
sehingga perputaran roda ekonomi
Sulawesi Tenggara belum dapat

Anda mungkin juga menyukai