Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN PELABUHAN

“MANAJEMEN PELABUHAN PERIKANAN DI INDONESIA”

Disusun Oleh :

Raja Muhammad Dzaky Syah Putra

Nrp. 202104144

PROGRAM STUDI SI TRANSPORTASI

UNIVERSITAS MARITIM AMNI SEMARANG

UNIMAR AMNI

SEMARANG

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena
memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang Pantai Indonesia
mencapai 95.181 km, dengan Luas Wilayah Laut 5,4 juta km², mendominasi
total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km². Potensi tersebut
menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya
kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non-
hayati kelautan terbesar (KKP, 2010).
Menurut Irpan (2013),pelabuhan perikanan adalah suatu
pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan nelayan (masyarakat
yang berkecimpung dalam dunia perikana) dalam bidang produksi,
pengolahan dan pemasaran maupun distribusinya.Pelabuhan perikanan
berciri-ciri khusus yaitu memiliki fasilitas-fasilitas pokok dan fasilitas
fungsional yang umum seperti dermaga, breakwater, alur pelayaran dan
gedung-gedung perkantoran, peralatan navigasi, bengkel dan sebagainya,
selan itu haruslah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang wajib ada dan
sangat di perlukan untuk kelancaran aktivitas usaha perikanan seperti
tempat pendaratan dan pelelangan ikan,,pabrik es dll.Fungsi lainnya adalah
untuk memberikan perlindungan bagi kapal-kapal yang berangkat maupun
mendaratkan serta berlabuh, membongkar muat hasil tangkapan,
pengolahan dan pemasaran, dan yag terpenting sebagai center dan tempat
istirahat untuk para nelayan.
Adanya sarana dan prasarana pada pelabuhan perikanan tersebut
bisa membantu sebagian bahkan kemungkinan besar seluruh kegiatan
masyarakat nelayan akan dapat dititik beratkan pada hal ini dan sekaligus
berdampak positif terhadap perkembangan daerah-daerah pedalaman dalam
arti arus lalu lintas, jaring-jaring aktivitas pemasaran dan lain-lain kegiatan
dari dan ke daerah pedalaman bisa berjalan dengan lancar.

Ditinjau dari kebutuhan dalam melayani aktivitas usaha eksploitasi


sumberdaya laut dan dari segi pengembangan daerah pedalaman maka

2
pengadaan pembangunan pelabuhan perikanan ini sebagai suatu prasarana
atau infrastruktur adalah mutlak harus dilakukan. Bukan saja fasilitas
berbentuk bangunan fisik yang harus ada, tetapi juga fasilitas yang berupa
kewenangan untuk melaksanakan pengelolaan yang baik dan memerlukan
tanggungjawab jika berbicara mengenai pengembangan suatu perikanan
modern (Handoyo,2011).
Masih ada pendapat yang meragukan manfaat dari pengadaan
prasarana pelabuhan ini, karena hanya melihat besarnya modal yang harus
ditanam tanpa terlihat peranannya yang nyata dalam meningkatakan taraf
hidup nelayan. Akan tetapi dalam jangka waktu panjang dapatlah diharapkan
bahwa pendapatan nelayan akan meningkat sebagai hasil pengadaan
prasarana pelabuhan perikanan ini, yaitu melalui peningkatan mutu
kesegaran hasil tangkapan, kelancaran persiapan operasi penangkapan,
kelancaran pemasaran hasil tangkapan,bahkan hamper semua kegitan
perikanan harus terpusat dalam satu tempat,yakni tujuan utama di
bangunnya pelabuhan perikanan agar mempermudah dan melayani
kebutuhan para nelayan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang tertera di atas kami menyertakan beberapa
masalah yang mewakili penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana sarana dan prasarana pelabuhan perikanan terutama


Pelabuhan Perigi di Trenggalek?

2. Bagaimana fungsi-fungsi fasilitas yang ada di Pelabuhan


Perigi(Trenggalek ) berperan dalam kelangsungan aktivitas di
Pelabuhan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan pelabuhan bagi keberlangsungan


aktivitas perikanan maupun pelayaran.
2. Untuk memberikan gambaran mengenai pengelolaan pelabuhan di
Indonesia secara umum, serta pencapaiannya.

3
3. Untuk memberikan solusi bagi permasalahan pengelolaan pelabuhan di
Indonesia untuk meningkatkan produktivitasnya.
4. Manfaat
a.Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai sarana dan
prasarana serta funsi fasilitas pelabuhan yang ada di Indonesia secara
umum dan khususnya Pelabuhan Perikanan Perigi di Trenggalek.
b.Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai sarana
– prasarana dan peran dari fungsi – fungsi fasilitas yang ada di
Pelabuhan Perigi,Trenggalek.

BAB II

PEMBAHASAN

4
2.1 Pengertian Pelabuhan, Peran Pelabuhan dan Fungsi-fungsinya.
1. Pengertian Pelabuhan
Menurut peraturan pemerinatah RI No. 69 Tahun 2001 tentang
Kepelabuhanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri
dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
diperguanakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Sedangkan pengertian kepelabuhan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhanan dan
kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk
menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas
kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, serta
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah
daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan
penangkapan ikan dan dilengkapi berbagai fasilitas sejak ikan
didaratkan sampai ikan didistribusikan (Juwita, 2012).
2. Peran Pelabuhan
Dalam kedudukan pelabuhan sebagai sub sistem terhadap pelayaran,
dan mengingat pelayaran sendiri adalah pembawa
bendera mengikuti pola perdanganan (ship follow the trade), maka
pelabuhan menjadi salah satu unsur penentu terhadap aktivitas
perdagangan. Pelabuhan yang dikelola secara efisien akan
mendorong kemajuan perdagangan, bahkan industri di daerah
belakang akan melaju dengan sendirinya.
Apabila diamati perkembangan historis beberapa kota metropolitan
terlebih negara kepulauan seperti indonesia, maka pelabuhan turut
membesarkan kota yang dimaksud. Pelabuhan menjadi pemicu
bertumbuhnya jaringan jalan raya, jaringan rel kereta api, dan
pergudangan tempat distribusi ataupun konsolidasi barang komoditas.
Jaringan sarana dan prasarana tranportasi darat menjadikan

5
pelabuhan sebagai titik simpul intramoda transportasi darat dan
antarmoda transportasi darat – laut.
Biaya jasa di pelabuhan yang dikelola secara efisien dan profesional
akan menjadi rendah, sehingga bisnis pada sektor lain bertumbuh
pesat. Pelabuhan berperan sebagai focal point bagi perekonomian
maupun perdagangan, dan menjadi kumpulan badan usaha seperti
pelayaran dan keagenan, pergudangan, freight forwarding, dan
angkutan darat.
3. Fungsi Pelabuhan
Pada pokoknya fungsi pelabuhan perikanan mencakup fasilitas-
fasilitas yang dapat digolongkan sebagai fasilitas-fasilitas dasar dan
fasilitas-fasilitas fungsional.
1. Fasilitas dasar
Adalah fasilitas-fasilitas yang fungsinya sebagai pelindung bagi
kapal-kapal ketika keluar masuk pelabuhan dan saat berada di
pelabuhan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan. Fasilitas
dasar ini ada beberapa yakni antara lain :
a. Fasilitas pelindungan di gunakan untuk melindungi kapal-kapal
terhadap gelombang, pasir limpahan sungai, pasang surut,
gelombang pasang dan sebagainya. Bentuk konstruksi,
bangunan-bangunan yang termasuk fasilitas ini adalah
breakwater, sand groin, sea wall, sluices dan sebagainya.
b. Fasilitas mooring digunakan kapal-kapal berlabuh saat
mendaratkaikan, mempersiapkan keberangkatan berlayar,
atau penambatan biasa. Termasuk fasilitas mooring antara
lain adalah quays, landing places, mooring buoys, piers,
slipways dan sebagainya.
c. Fasilitas water side : areal air didalam pelabuhan bagi
kepentingan kapal-kapal membuang sauh dengan aman.
Termasuk fasilitas ini adalah anchorages, basin.
2. Fasilitas fungsional
Adalah fasilitas yang dibangun untuk keperluan kelancaran
berbagai aktivitas kerja dan pelayanan di daerah pelabuhan untuk
meningkatkan -mutu dan memanfaatkan pelabuhan. Berbagai
fasilitas yang tergolong fasilitas fungsional ini adalah :

6
a. Fasilitas transportasi : jalan-jalan di dalam daerah pelabuhan,
jembatan, jalan kereta api, dan sebagainya.
b. Fasilitas navigasi : alat-alat pembantu kelancaran navigasi
keluar masuk palabuhan, alat-alat komunikasi dan
sebagainya.
c. Fasilitas daratan : keperluan tanah atau daratan untuk segala
kebutuhan di pelabuhan.
d. Fasilitas pemeliharaan : untuk pemeliharaan kapal dan alat-
alat penangkapan. Misalnya dock yord, fishing gear repaiving
yard,bengkel mesin-mesin kapal dan lain-lain.
e. Fasilitas supply :dalam hal ini adalah supply kebutuhan air dan
minyak.
f. Fasilitas handling,preversing & processing di gunakan untuk
menangani hasil tangkapan (cacth).
g. Fasilitas komunikasi perikanan : Stasiun pengamatan
cuaca,wireless telegraph & telephone sebagainya.
h. Fasilitas kesejahteraan nelayan : antara lain adalah klinik
kesehatan,penginapan,tempat mandi,dan sebagainya.
i. Fasilitas manajemen pelabuhan :Berupa kantor-kantor,rumah
jaga dan lain-lain keperluan pengelolaan pelabuhan.
j. Fasilitas sanitasi : Untuk menjamin penyediaan air bersih,air
minum dan menjamin pencegahan air.
k. Fasilitas penanganan sisa buayan minyak. Untuk menangani
sisa-sisa minyak yang tak terpakai sehingga tidak
menimbulkan bahaya polusi.
l. Syahbandar Pelabuhan Perikanan berkedudukan di pelabuhan
perikanan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan RI Nomor KEP.19/MEN/2006 tentang
Pengangkatan Syahbandar di Pelabuhan Perikanan. Wilayah
Kerja Syahbandar di Pelabuhan Perikanan sesuai dengan
Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan.
Syahbandar di Pelabuhan Perikanan menerbitkan SIB/SPB
(Surat Persetujuan Berlayar) bagi kapal-kapal perikanan yang

7
berada di Pelabuhan yang menjadi wilayah kerja dan wilayah
pengoperasiannya.

2.2 Kondisi-kondisi Pelabuhan di Indonesia

Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur dalam UU


Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya. Di
Indonesia terdapat sekitar 1000 pelabuhan khusus atau pelabuhan
umum yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan saja (baik
swasta maupun milik negara dalam sejumlah industri meliputi
pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dan lain
sebagainya. Beberapa dari pelabuhan tersebut hanya memiliki fasilitas
yang sesuai untuk satu atau sekelompok komoditas dan memiliki
kapasitas terbatas untuk mengakomodasi kargo. Saat ini, Pelindo -
menikmati monopoli pada pelabuhan komersial utama yang
dilegislasikan serta otoritas pengaturan terhadap pelabuhan-pelabuhan
sektor swasta. Pada sebagian besar pelabuhan utama, Pelindo
bertindak sebagai operator sekaligus otoritas pelabuhan tunggal,
mendominasi penyediaan pelayanan pelabuhan utama seperti perairan
pelabuhan untuk pergerakan lalu lintas kapal, pelayaran dan penarikan
kapal (kapal tunda), fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar
muat, listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, layanan
telepon untuk kapal, ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri
serta pusat pelatihan dan medis pelabuhan. Legislasi saat ini
menjauhkan sektor swasta dari persaingan secara langsung dengan
Perum Pelabuhan Indonesia yang berwenang. Di dalam Perum
Pelabuhan Indonesia, pelabuhan-pelabuhan yang menguntungkan
diwajibkan memberikan subsidi kepada pelabuhan-pelabuhan yang
merugi sehingga semakin mengurangi insentif kerja. Selain itu tarif-tarif
yang berlaku di pelabuhan dikenakan secara standar dengan
pemberlakuan yang sama oleh pemerintah pusat sehingga mengurangi
persaingan. Hal ini sangat signifikan apabila dua Perum Pelabuhan
Indonesia berbagi daerah yang bersaing seperti Tanjung Emas di
Semarang dan Tanjung Perak di Surabaya, yang keduanya dijalankan
oleh Perum Pelabuhan Indonesia III.

8
2.3 Kinerja Pengelolaan Pelabuhan

Pengelolaan pelabuhan di Indonesia bisa dikatakan masih belum


terorganisir dengan baik. Masih banyak pengelelolaan yang kurang
professional dari para pengelola pelabuhan, dalam hal ini adalah
pemerintah. Masih banyak kekurangan yang bisa diidentifikasi oleh
para stakeholders di bidang pelabuhan ini. Di samping itu ada masalah
yang tak baru lagi dalam pengelolaan pelabuhan dari tahun ke tahun,
masalah itu antara lain :

1. Lamanya proses bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan di


Indonesia

2. Lamanya pengurusan kepabeanan di Indonesia;

3. Fasilitas pelabuhan yang berkualitas buruk;

4. Lamanya waktu tunggu di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;

5. Kedalaman pelabuhan di Indonesia yang tidak memenuhi syarat.

Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari


pengelolaan pelabuhan. Tetapi 5 masalah – masalah yang ada di atas
merupakan masalah – masalah umum yang sering terjadi dalam hal
pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Para pengusaha selaku pihak yang
paling sering memanfaatkan jasa pelabuhan ini pun kerap kali mengeluh-
mengenai buruknya sarana dan prasarana dari pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Fasilitas – fasilitas pelabuhan di Indonesia banyak yang
sudah tua dan juga kurang berfungsi dengan baik karena tidak
di maintain dengan baik. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi
operasional dan citra pelabuhan di Indonesia.

Salah fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah


kedalaman pelabuhan atau deep see port yang ada di Indonesia.
Sebagian besar pelabuhan di Indonesia tidak bisa menjaga tingkat
kedalaman lautnya sampai 14 meter atau lebih sehingga tidak dapat
memenuhi kriteria deep sea port. Akibatnya, pelabuhan-pelabuhan di

9
Indonesia hanya menjadi pengumpan bagi pelabuhan milik beberapa
negara tetangga.

Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan


pelabuhan di Indonesia adalah lamanya waktu kepngerusan kepabeanan
di Indonesia. Hal ini menyebabkan rendahnya minat para investor yang
sebagian besar aktivitasnya berhubungan dengan pelabuhan untuk
masuk ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan dengan birokrasi
Indonesia yang sangat berbelit – belit. Alas an lainnya ialah karena
mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin berbelit – belit, hal itu akan
mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka mau tidak
mau mereka pasti akan memperhitungkan biaya – biaya birokrasi
Indonesia kedalam produk mereka, yang sudah pasti merupakan sebuah
pemborosan dan tidak menambah nilai apa – apa kepada produk yang
mereka jual.

Masalah – masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan


menjadi tidak efektif. Hal ini berujung pada lamanya waktu tunggu bagi
kapal – kapal untuk pelaut bersandar di pelabuhan – pelabuhan yang ada
di Indonesia. Pemerintah saat ini dituntut untuk segera memperbaiki
masalah ini. Karena pelabuhan mempunyai peran dan fungsi yang sangat
penting dalam pergerakan dan pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Selain pengelolaan pelabuhan yang masih carut marut, adanya


pembangunan pelabuhan ini membawa dampak bagi kehidupan di
sekitarnya. Dalam penulisan selanjutnya akan dipaparkan mengenai
dampak pembangunan pelabuhan terhadap kehidupan di sekitar
pelabuhan terkait aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

2.4 Peningkatan Cara Kerja Pelabuhan

Untuk meningkatkan kinerja dari pelabuhan, pemerintah sangat


perlu mengambil langkah nyata dan sesegera mungkin dalam hal
penyelesaian masalah – masalah yang dihadapi oleh
pelabuhan,khususnya pelabuhan perikan di Indonesia.

10
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
menyelesaikan permasalahan ini. Namun sebelumnya kita harus
menentukan terlebih dahulu prioritas pengembangan peabuhan yang ada
sekarang ini. Dari semua masalah yang telah disebutkan diatas, masalah
yang paling penting untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah perbaikan
fasilitas yang ada pada pelabuhan. Langkah pertama ialah merevitalisasi
pelabuhan – pelabuhan utama di Indonesia. Sedikitnya, pemerintah harus
serius mengembangkan 10 pelabuhan utama seperti Belawan, Tanjung
Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Bitung, Pontianak,dan beberapa-
pelabuhan yang memiliki posisi strategis. Dengan kedalaman kolam
hanya sekitar 13,5 meter, Pelabuhan Tanjung Priok hanya mampu
disandari kapal-kapal kecil-menengah. Kapal-kapal itu umumnya
merupakan kapal feeder dari pelabuhan di Singapura, Malaysia, dan
Hong Kong. Selama ini, 80-90% kegiatan ekspor-impor Indonesia harus
melalui pelabuhan di negara lain.

Dengan perbaikan fasilitas – fasilitas pada 10 pelabuhan utama


tersebut, diharapkan potensi ekonomi dari pelabuhan Indonesia tidak
“menguap” ke Negara – Negara tetangga lainnya.Tentu hal ini perlu
didukung dengan modal yang besar. Untuk mengembangkan pelabuhan
Tanjung Priok, sebagai pengelola, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II
mengaku membutuhkan investasi sekitar Rp 22 triliun. Dana sebesar itu
dibutuhkan untuk memperlebar terminal yang akan dilakukan dalam tiga
tahap. Namun nilai investasi itu terbilang kecil dibanding manfaat yang

11
bakal diperoleh ke depan. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang defisit
neraca pembayaran Indonesia dari sektor pelayaran yang mencapai US$
13 miliar per tahun.Dalam hal perbaikan fasilitas pelabuhan, dal hal ini
kolam pelabuhan, para pengusaha pelayaran mengusulkan kepada
pemerintah agar memperdalam kolam pelabuhan di Indonesia hingga 16
meter. Dengan demikian, pelabuhan ini mampu menampung kapal-kapal
bermuatan 6.000 TEUs. Dengan adanya perbaikan kolam pelabuhan
tersebut, para pengusaha yakin jika pengelola pelabuhan dapat
meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi 20-25 boks container
per jam per crane.
Jika perbaikan (kolam pelabuhan) dapat dilaksankan merata
setidaknya pada 10 pelabuhan utama di Indonesia, dapat dipastikan
produktivitas pelabuhan Indonesia juga akan meningkat.Masalah lain
yang perlu untuk ditangani secara serius adalah lamanya kepengurusan
kepabeanan di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Indonesia memang
identik dengan birokrasinya yang berbelit – belit, yang membuka peluang
untuk praktek – praktek yang tidak etis seperti korupsi.Hal – hal ini
sungguh telah mengurangi nilai tambah bagi pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor
asing) lebih memilih untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai
tempat untuk kapal – kapal feeder mereka. Mereka lebih memilih untuk-
menempatkan kapal utamanya di pelabuhan – pelabuhan di negara –
negara seperti Singapura dan Malysia karena kepengurusan administrasi
disana jauh lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya Indonesia
memanfaatkan potensi ekonomi yang seharusnya menjadi miliknya
tersebut.
Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan permasalahan
ini adalah dengan merubah system administrasi pada pelabuhan di
Indonesia. Pelabuhan – pelabuhan di Indonesia memiliki kinerja yang
lambat dari segi administrasi karena terlalu banyak berkas – berkas dan
juga birokrat yang harus dilewati sebelum sistem dijalankan.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan melengkapi pelabuhan –
pelab uhan di Indonesia dengan sistem informasi yang memadai.
Kemudian perlu dilakukan evaluasi terhadap proporsionalitas dari
managamen di pelabuhan. Jika kita ingin mempercepat jalannya suatu

12
sistem, salah satu caranya ialah menyederhanakan proses dari sitem
tersebut tanpa mengesampingkan esensinya. Oleh karena itu praktek –
praktek birokratif harus segera dihilangkan guna meningkatkan kinerja
pelabuhan dari segi pengelolaan waktu. Tetapi hal yang paling penting
untuk diperhatikan adalah pengembangan sumber daya manusia di
pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Hal ini penting karena, jangan
sampai perampingan angkatan kerja pada pelabuhan justru menurunkan
tingkat produktivitas dari pelabuhan itu sendiri. Maka dari itu diperlukan
tenaga – tenaga kerja yang terampil, dalam jumlah yang pas, untuk
melaksanakan fungsi dan tugas dari pengelolaan pelabuhan. Tentu saja
pengembangan keterampilan dalam hal penggunaan teknologi berbasis
informasi dan juga yang sifatnya teknikal merupakan prioritas. Karena hal
inilah yang mampu mendorong produktivitas.Selain itu diperlukan
pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di terapkan. Agar
modal yang besar yang digunakan untuk membangun pelabuhan dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.Penerapan dari semua strategi yang
telah disepakati dan diterapkan. Karena pada umumnya meskipun telah
dirumuskan dengan sangat baik,tiap strategi yang ada menjadi kacau
saat diimplementasikan- karena kurangnya koordinasi. Diharapkan
pemerintah dapat menjalankan peran ini dengan baik, bukan malah
semakin memperburuknya.

13
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas tentang Sarana dan Prasarana di Pelabuhan
Prigi,Trenggalek dapat di simpulkan sebagai berikut :
a. Tingkat pemanfaatan sarana prasarana di Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Prigi umumnya sudah cukup maksimal dalam
menunjang aktivitas di pelabuhan hanya saja kebutuhan akan es balok
belom bisa mencukupi kebutuhan semua nelayan.
b. Sarana Prasarana yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara terbagi
dalam tiga fasilitas yaitu :
 Fasilitas pokok yaitu fasilitas yang merupakan sarana utama adalah
penyelenggaraan dan operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara
Prigi. Adapun fasilitas pokok terdiri dari kolam pelabuhan, dermaga,
breakwater, revetment dan jalan komplek
 Fasilitas Fungsional yaitu fasilitas yang difungsikan dalam
penyelenggaraan operasional pelabuhan. Adapun fasilitas fungsional
terdiri dari kantor PPN Prigi, gedung TPI, bengkel, lampu navigasi,
BBM, pos satpam, pos terpadu, dan pos jaga.

3.2 Saran
Dari makalah ini ada beberapa hal yang perlu di kritisi antara lain :
a. Perlu adanya pengembangan teknologi sarana prasarana di bidang
perikanan dan penambahan kapasitas produksi sarana prasarana
sehingga dapat lebih meningkatkan tingkat pemanfaatan sarana

14
prasarana tersebut dan dapat menjangkau mencukupi semua
kebutuhan nelayan.
b. Mengingat sangat pentingnya akan manfaat sarana dan prasarana
dari pelabuhan. Sangat diharapkan para nelayan , masyarakat umum
dan pihak instansi terkait yang ada di wilayah PPN Prigi dapat
menjaga sarana dan prasarana tersebut dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Handoyo,2013.Sistem Pengawasan Perikanan Di Pelabuhan Perikananan


Nusantara Pekalongan.http://Pelabuhan-perikanan-pekalongan-
sistem-pengaasan.html.Diakses tanggal 10 Januari 2014.
Irpan,2013. Makalah Pelabuhan.http://contohmakalahpelabuhan.html.Di akses
pada tanggal 09 Januari 2014.

Juwita, 2012.Pelabuhan Dermaga dan Terminal.


http://febriantekniksipil.blogspot.com/2012/02/pelabuhan-dermaga –
dan-terminal.html. Di akses tanggal 10 Januari 2014.
KKP, 2010. Potensi Dan Permasalahan. Rencana Strategis Kementrian
Kelautan dan Perikanan 2011. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha
Perikanan. Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai