Disusun Oleh :
Nrp. 202104144
UNIMAR AMNI
SEMARANG
2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
pengadaan pembangunan pelabuhan perikanan ini sebagai suatu prasarana
atau infrastruktur adalah mutlak harus dilakukan. Bukan saja fasilitas
berbentuk bangunan fisik yang harus ada, tetapi juga fasilitas yang berupa
kewenangan untuk melaksanakan pengelolaan yang baik dan memerlukan
tanggungjawab jika berbicara mengenai pengembangan suatu perikanan
modern (Handoyo,2011).
Masih ada pendapat yang meragukan manfaat dari pengadaan
prasarana pelabuhan ini, karena hanya melihat besarnya modal yang harus
ditanam tanpa terlihat peranannya yang nyata dalam meningkatakan taraf
hidup nelayan. Akan tetapi dalam jangka waktu panjang dapatlah diharapkan
bahwa pendapatan nelayan akan meningkat sebagai hasil pengadaan
prasarana pelabuhan perikanan ini, yaitu melalui peningkatan mutu
kesegaran hasil tangkapan, kelancaran persiapan operasi penangkapan,
kelancaran pemasaran hasil tangkapan,bahkan hamper semua kegitan
perikanan harus terpusat dalam satu tempat,yakni tujuan utama di
bangunnya pelabuhan perikanan agar mempermudah dan melayani
kebutuhan para nelayan.
3
3. Untuk memberikan solusi bagi permasalahan pengelolaan pelabuhan di
Indonesia untuk meningkatkan produktivitasnya.
4. Manfaat
a.Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai sarana dan
prasarana serta funsi fasilitas pelabuhan yang ada di Indonesia secara
umum dan khususnya Pelabuhan Perikanan Perigi di Trenggalek.
b.Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai sarana
– prasarana dan peran dari fungsi – fungsi fasilitas yang ada di
Pelabuhan Perigi,Trenggalek.
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Pengertian Pelabuhan, Peran Pelabuhan dan Fungsi-fungsinya.
1. Pengertian Pelabuhan
Menurut peraturan pemerinatah RI No. 69 Tahun 2001 tentang
Kepelabuhanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri
dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
diperguanakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Sedangkan pengertian kepelabuhan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhanan dan
kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk
menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas
kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, serta
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah
daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan
penangkapan ikan dan dilengkapi berbagai fasilitas sejak ikan
didaratkan sampai ikan didistribusikan (Juwita, 2012).
2. Peran Pelabuhan
Dalam kedudukan pelabuhan sebagai sub sistem terhadap pelayaran,
dan mengingat pelayaran sendiri adalah pembawa
bendera mengikuti pola perdanganan (ship follow the trade), maka
pelabuhan menjadi salah satu unsur penentu terhadap aktivitas
perdagangan. Pelabuhan yang dikelola secara efisien akan
mendorong kemajuan perdagangan, bahkan industri di daerah
belakang akan melaju dengan sendirinya.
Apabila diamati perkembangan historis beberapa kota metropolitan
terlebih negara kepulauan seperti indonesia, maka pelabuhan turut
membesarkan kota yang dimaksud. Pelabuhan menjadi pemicu
bertumbuhnya jaringan jalan raya, jaringan rel kereta api, dan
pergudangan tempat distribusi ataupun konsolidasi barang komoditas.
Jaringan sarana dan prasarana tranportasi darat menjadikan
5
pelabuhan sebagai titik simpul intramoda transportasi darat dan
antarmoda transportasi darat – laut.
Biaya jasa di pelabuhan yang dikelola secara efisien dan profesional
akan menjadi rendah, sehingga bisnis pada sektor lain bertumbuh
pesat. Pelabuhan berperan sebagai focal point bagi perekonomian
maupun perdagangan, dan menjadi kumpulan badan usaha seperti
pelayaran dan keagenan, pergudangan, freight forwarding, dan
angkutan darat.
3. Fungsi Pelabuhan
Pada pokoknya fungsi pelabuhan perikanan mencakup fasilitas-
fasilitas yang dapat digolongkan sebagai fasilitas-fasilitas dasar dan
fasilitas-fasilitas fungsional.
1. Fasilitas dasar
Adalah fasilitas-fasilitas yang fungsinya sebagai pelindung bagi
kapal-kapal ketika keluar masuk pelabuhan dan saat berada di
pelabuhan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan. Fasilitas
dasar ini ada beberapa yakni antara lain :
a. Fasilitas pelindungan di gunakan untuk melindungi kapal-kapal
terhadap gelombang, pasir limpahan sungai, pasang surut,
gelombang pasang dan sebagainya. Bentuk konstruksi,
bangunan-bangunan yang termasuk fasilitas ini adalah
breakwater, sand groin, sea wall, sluices dan sebagainya.
b. Fasilitas mooring digunakan kapal-kapal berlabuh saat
mendaratkaikan, mempersiapkan keberangkatan berlayar,
atau penambatan biasa. Termasuk fasilitas mooring antara
lain adalah quays, landing places, mooring buoys, piers,
slipways dan sebagainya.
c. Fasilitas water side : areal air didalam pelabuhan bagi
kepentingan kapal-kapal membuang sauh dengan aman.
Termasuk fasilitas ini adalah anchorages, basin.
2. Fasilitas fungsional
Adalah fasilitas yang dibangun untuk keperluan kelancaran
berbagai aktivitas kerja dan pelayanan di daerah pelabuhan untuk
meningkatkan -mutu dan memanfaatkan pelabuhan. Berbagai
fasilitas yang tergolong fasilitas fungsional ini adalah :
6
a. Fasilitas transportasi : jalan-jalan di dalam daerah pelabuhan,
jembatan, jalan kereta api, dan sebagainya.
b. Fasilitas navigasi : alat-alat pembantu kelancaran navigasi
keluar masuk palabuhan, alat-alat komunikasi dan
sebagainya.
c. Fasilitas daratan : keperluan tanah atau daratan untuk segala
kebutuhan di pelabuhan.
d. Fasilitas pemeliharaan : untuk pemeliharaan kapal dan alat-
alat penangkapan. Misalnya dock yord, fishing gear repaiving
yard,bengkel mesin-mesin kapal dan lain-lain.
e. Fasilitas supply :dalam hal ini adalah supply kebutuhan air dan
minyak.
f. Fasilitas handling,preversing & processing di gunakan untuk
menangani hasil tangkapan (cacth).
g. Fasilitas komunikasi perikanan : Stasiun pengamatan
cuaca,wireless telegraph & telephone sebagainya.
h. Fasilitas kesejahteraan nelayan : antara lain adalah klinik
kesehatan,penginapan,tempat mandi,dan sebagainya.
i. Fasilitas manajemen pelabuhan :Berupa kantor-kantor,rumah
jaga dan lain-lain keperluan pengelolaan pelabuhan.
j. Fasilitas sanitasi : Untuk menjamin penyediaan air bersih,air
minum dan menjamin pencegahan air.
k. Fasilitas penanganan sisa buayan minyak. Untuk menangani
sisa-sisa minyak yang tak terpakai sehingga tidak
menimbulkan bahaya polusi.
l. Syahbandar Pelabuhan Perikanan berkedudukan di pelabuhan
perikanan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan RI Nomor KEP.19/MEN/2006 tentang
Pengangkatan Syahbandar di Pelabuhan Perikanan. Wilayah
Kerja Syahbandar di Pelabuhan Perikanan sesuai dengan
Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan.
Syahbandar di Pelabuhan Perikanan menerbitkan SIB/SPB
(Surat Persetujuan Berlayar) bagi kapal-kapal perikanan yang
7
berada di Pelabuhan yang menjadi wilayah kerja dan wilayah
pengoperasiannya.
8
2.3 Kinerja Pengelolaan Pelabuhan
9
Indonesia hanya menjadi pengumpan bagi pelabuhan milik beberapa
negara tetangga.
10
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
menyelesaikan permasalahan ini. Namun sebelumnya kita harus
menentukan terlebih dahulu prioritas pengembangan peabuhan yang ada
sekarang ini. Dari semua masalah yang telah disebutkan diatas, masalah
yang paling penting untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah perbaikan
fasilitas yang ada pada pelabuhan. Langkah pertama ialah merevitalisasi
pelabuhan – pelabuhan utama di Indonesia. Sedikitnya, pemerintah harus
serius mengembangkan 10 pelabuhan utama seperti Belawan, Tanjung
Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Bitung, Pontianak,dan beberapa-
pelabuhan yang memiliki posisi strategis. Dengan kedalaman kolam
hanya sekitar 13,5 meter, Pelabuhan Tanjung Priok hanya mampu
disandari kapal-kapal kecil-menengah. Kapal-kapal itu umumnya
merupakan kapal feeder dari pelabuhan di Singapura, Malaysia, dan
Hong Kong. Selama ini, 80-90% kegiatan ekspor-impor Indonesia harus
melalui pelabuhan di negara lain.
11
bakal diperoleh ke depan. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang defisit
neraca pembayaran Indonesia dari sektor pelayaran yang mencapai US$
13 miliar per tahun.Dalam hal perbaikan fasilitas pelabuhan, dal hal ini
kolam pelabuhan, para pengusaha pelayaran mengusulkan kepada
pemerintah agar memperdalam kolam pelabuhan di Indonesia hingga 16
meter. Dengan demikian, pelabuhan ini mampu menampung kapal-kapal
bermuatan 6.000 TEUs. Dengan adanya perbaikan kolam pelabuhan
tersebut, para pengusaha yakin jika pengelola pelabuhan dapat
meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi 20-25 boks container
per jam per crane.
Jika perbaikan (kolam pelabuhan) dapat dilaksankan merata
setidaknya pada 10 pelabuhan utama di Indonesia, dapat dipastikan
produktivitas pelabuhan Indonesia juga akan meningkat.Masalah lain
yang perlu untuk ditangani secara serius adalah lamanya kepengurusan
kepabeanan di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Indonesia memang
identik dengan birokrasinya yang berbelit – belit, yang membuka peluang
untuk praktek – praktek yang tidak etis seperti korupsi.Hal – hal ini
sungguh telah mengurangi nilai tambah bagi pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor
asing) lebih memilih untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai
tempat untuk kapal – kapal feeder mereka. Mereka lebih memilih untuk-
menempatkan kapal utamanya di pelabuhan – pelabuhan di negara –
negara seperti Singapura dan Malysia karena kepengurusan administrasi
disana jauh lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya Indonesia
memanfaatkan potensi ekonomi yang seharusnya menjadi miliknya
tersebut.
Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan permasalahan
ini adalah dengan merubah system administrasi pada pelabuhan di
Indonesia. Pelabuhan – pelabuhan di Indonesia memiliki kinerja yang
lambat dari segi administrasi karena terlalu banyak berkas – berkas dan
juga birokrat yang harus dilewati sebelum sistem dijalankan.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan melengkapi pelabuhan –
pelab uhan di Indonesia dengan sistem informasi yang memadai.
Kemudian perlu dilakukan evaluasi terhadap proporsionalitas dari
managamen di pelabuhan. Jika kita ingin mempercepat jalannya suatu
12
sistem, salah satu caranya ialah menyederhanakan proses dari sitem
tersebut tanpa mengesampingkan esensinya. Oleh karena itu praktek –
praktek birokratif harus segera dihilangkan guna meningkatkan kinerja
pelabuhan dari segi pengelolaan waktu. Tetapi hal yang paling penting
untuk diperhatikan adalah pengembangan sumber daya manusia di
pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Hal ini penting karena, jangan
sampai perampingan angkatan kerja pada pelabuhan justru menurunkan
tingkat produktivitas dari pelabuhan itu sendiri. Maka dari itu diperlukan
tenaga – tenaga kerja yang terampil, dalam jumlah yang pas, untuk
melaksanakan fungsi dan tugas dari pengelolaan pelabuhan. Tentu saja
pengembangan keterampilan dalam hal penggunaan teknologi berbasis
informasi dan juga yang sifatnya teknikal merupakan prioritas. Karena hal
inilah yang mampu mendorong produktivitas.Selain itu diperlukan
pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di terapkan. Agar
modal yang besar yang digunakan untuk membangun pelabuhan dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.Penerapan dari semua strategi yang
telah disepakati dan diterapkan. Karena pada umumnya meskipun telah
dirumuskan dengan sangat baik,tiap strategi yang ada menjadi kacau
saat diimplementasikan- karena kurangnya koordinasi. Diharapkan
pemerintah dapat menjalankan peran ini dengan baik, bukan malah
semakin memperburuknya.
13
BAB III
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas tentang Sarana dan Prasarana di Pelabuhan
Prigi,Trenggalek dapat di simpulkan sebagai berikut :
a. Tingkat pemanfaatan sarana prasarana di Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Prigi umumnya sudah cukup maksimal dalam
menunjang aktivitas di pelabuhan hanya saja kebutuhan akan es balok
belom bisa mencukupi kebutuhan semua nelayan.
b. Sarana Prasarana yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara terbagi
dalam tiga fasilitas yaitu :
Fasilitas pokok yaitu fasilitas yang merupakan sarana utama adalah
penyelenggaraan dan operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara
Prigi. Adapun fasilitas pokok terdiri dari kolam pelabuhan, dermaga,
breakwater, revetment dan jalan komplek
Fasilitas Fungsional yaitu fasilitas yang difungsikan dalam
penyelenggaraan operasional pelabuhan. Adapun fasilitas fungsional
terdiri dari kantor PPN Prigi, gedung TPI, bengkel, lampu navigasi,
BBM, pos satpam, pos terpadu, dan pos jaga.
3.2 Saran
Dari makalah ini ada beberapa hal yang perlu di kritisi antara lain :
a. Perlu adanya pengembangan teknologi sarana prasarana di bidang
perikanan dan penambahan kapasitas produksi sarana prasarana
sehingga dapat lebih meningkatkan tingkat pemanfaatan sarana
14
prasarana tersebut dan dapat menjangkau mencukupi semua
kebutuhan nelayan.
b. Mengingat sangat pentingnya akan manfaat sarana dan prasarana
dari pelabuhan. Sangat diharapkan para nelayan , masyarakat umum
dan pihak instansi terkait yang ada di wilayah PPN Prigi dapat
menjaga sarana dan prasarana tersebut dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16