Anda di halaman 1dari 20

PELABUHAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk


pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat
memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional.Hal ini membawa konsekuensi
terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat
dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi
lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang
diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap
muatan ( barang dan penumpang ). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai
transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan ( interface ) dua moda
angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang
diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat (
truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke
pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling
bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi,
karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan
bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan
kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari
sistem transportasi maupun logistik.

Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang
pelabuhan – pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik.
Sebagaimana yang kita telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia berupa
perairan. Ribuan pulau berjajar dari Sabang sampai Merauke. Posisi negeri ini sangat
strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Ironisnya, Indonesia tak
mampu memanfaatkan peluang emas itu.

Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam perekonomian


Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang
mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting

1|PELABUHAN
untuk menghubungkan antarpulau maupun antarnegara. Namun, ironisnya, kondisi
pelabuhan di Indonesia sangat memprihatinkan. Hampir semua pelabuhan yang ada di
Indonesia saat ini sudah ketinggalan zaman.

Kelemahan pelabuhan di Indonesia terletak pada kualitas infrastruktur dan


suprastruktur. Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi kongesti
yang parah, dan pengurusan dokumen kepabeanan yang lama. Para pengusaha pun sudah
lama mengeluhkan buruknya fasilitas kepelabuhanan di Indonesia. Untuk bersandar dan
bongkar muat, sebuah kapal harus antre berhari-hari menunggu giliran.

Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu untuk
berlayar. Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor enggan
berinvestasi di bidang perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau pun tersendat.

Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi tersendat.


Ekonomi biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit untuk memahami
mengapa Indonesia bisa ’tenang’ menyaksikan kondisi pelabuhan yang ketinggalan
zaman. Banyak pihak terheran-heran Indonesia membiarkan inefisiensi ekonomi ini
berlangsung lama.

Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung Priok.


Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di Singapura
dan Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi pelabuhan di Indonesia
sangat buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing harga barang Indonesia.
Akibatnya, potensi devisa pun menguap ke malaysia.

Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah yang
serius ini. Sebab dari tahun ke tahun belum ada perbaikan yang signifikan terhadap
pengelolaan pelabuhan.

Oleh karena itu, melalui makalah kami ini, kami ingin mengidentifikasi cara yang
sekiranya dapat membantu menyelesaikan masalah pengelolaan pelabuhan ini. Kami
yakin jika pelabuhan dapat dikelola dengan baik, pemasukan devisa bagi Indonesia akan
mengalami pertumbuhan kea rah yang lebih baik pula.

2|PELABUHAN
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Adapun tujuan perumusan masalah yang hendak diteliti dan berdasarkan uraian yang
telah dijabarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis akan
mengindentifikasi permasalahan sebagai berikut :

a. Pengelolaan pelabuhan secara umum.

b. Kinerja pelabuhan di Indonesia .

c. Strategi Peningkatan dan pengembangan kinerja pelabuhan di Indonesia.

1.2.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah
apa saja langkah – langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja
pengelolaan pelabuhan di Indonesia agar lebih berdaya guna.

3. Pokok Masalah

a. Bagaimana pengelolaan pelabuhan secara umum?

b. Bagaimana kinerja Pelabuhan yang ada di Indonesia?

c. Bagaimana meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia dan apa saja langkah –


langkahnya?

1.3 Tujuan

Untuk memberikan gambaran mengenai pengelolaan pelabuhan di Indonesia secara


umum, serta pencapaiannya.

Untuk memberikan solusi bagi permasalahan pengelolaan pelabuhan di Indonesia.


Dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitasnya.

3|PELABUHAN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapai, dengan fasilitas terminal laut, meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat,
untuk membongkar barang, kran-kran (crane) untuk bongkar muat barang, gudang laut
(transito) dan tempat- tempat penyimpanan di mana kapal membongkar muatannya, dan
gudang-gudang di mana barang dapa disimpan dalam waktu yang lebih lama selama
menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. terminal ini dilengkapi dengan jalan
kereta api atau jalan raya

Adapun jenis - jenis pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang
tergantung pada sudut tinjauannya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya
fungsi dalam perdangan nasional dan international, segi kegunaannya dan letak geografis.

A. Ditinjau dari segi penyelenggaraannya


1. Pelabuhan umum
Pelabuhan umum diselengarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat
umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan
pelaksanaanya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik Negara yang
didirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat bdan usaha
milik negar yang diberi wewenang mengelola pelabuhan umum diusahakan.
Keempat badan usaha tersebut adalah sebagai berikut:
 PT (persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan
 Pelabuah Indonesia II berkedudukan di Jakarta
 Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan
Indonesia IV berkedudukan di Ujung Pandang
 Pelabuhan Tg. Perak Surabaya

4|PELABUHAN
2. Pelabuhan khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang
kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan
umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan
khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta, yang
berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut.

Sebagai contoh pelabuhan khusus adalah sebagai berikut :


 Pelabuhan LNG Arun di aceh yang digunakan untuk mengirimkan
hasil produksi gas alam cair ke daerah atau Negara lain
 Pelabuhan Pabrik Aluminium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara
digunakan untuk melayani import bahan baku bouksit dan export
aluminium ke daerah lain.
 Pelabuhan Petrokimia Gresik
 Pelabuhan khusus semen

5|PELABUHAN
B. Ditinjau dari segi pengusahaannya
1. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan
bongkat muat barang, menaik turunkan penumpang serta kegiatan lainnya.
Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya seperti biaya jasa labuh, jasa
tambat, jasa pemandua, jasa penundaan, dan jasa pelayanan air bersih, jasa
dermaga, jasa penumpukan, bongkar muat dan sebagainya. Contoh pelabuhan
ini sebagai berikut :
 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
 Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan


Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal tanpa fasilitas
bongkar muat, bea cukai dan sebagainya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan
kecil yang disubsidi oleh pemerintah, dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal Perhubungan laut. Pelabuhan ini terdiri dari :
 Pelabuhan Nusa Barung
 Pelabuhan sindang Biru
 Pelabuhan sepekan

6|PELABUHAN
C. Ditinjau dari fungsi perdagangan nasional dan internasional
1. Pelabuhan laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan bebas yang dimasuki oleh kapal-kapal
berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya meruapakan pelabuhan utama di
suatu daerah yang dilabuhi kapal-kapal yang membawa barang untuk ekspr
impor secara langsung ke dan dari luar negri.

Di Indonesia terdapat dari seratus pelabuhan seperti ini, di antaranya :


 Pelabuahan Gorontalo
 Pelabuhan Tarakan
 Tanjung Mas Semarang
 Tanjung Intan Cilacap

7|PELABUHAN
2. Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam
negri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing.
Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih
dahulu. Pelabuhan ini meliputi :
 Pelabuhan Sindang Biru
 Pelabuhan Ratu Jawa Barat

D. Ditinjau dari segi penggunaannya


1. Pelabuhan ikan
Pelabuhan ikan menyediakan tempat bagi kapal-kapal ikan untuk melakukan
kegiatan penangkapan ikan dan memberikan pelayanan yang diperlukan.
Berbeda dengan pelabuhan umum dimana semua kegiatan seperti bongkar
muat barang, pengisian perbekalan, perawatan dan perbaikan ringan yang
dilakukan di dermaga sama, pada pelabuhan ikan sarana dermaga disediakan
secara terpisah untuk berbagai kegiatan. Hal ini mengingat bahwa hasil
tangkapan ikan adalah produk yang mudah busuk sehingga perlu penangan
secara cepat. Di samping itu jumlah kapal yang berlabuh di pelabuhan bisa
cukup banyak sehingga penggunaan fasilitas pelabuhan, terutama dermaga
harus dilakukan seefisien mungkin.

8|PELABUHAN
Untuk bisa memberikan pelayanan hasil penangkapan ikan dengan cepat,
maka dermaga pada pelabuhan ikan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
 Dermaga ikan
 Dermaga tambat
 Dermaga perbekan
Contoh pelabuhan ikan adalah pelabuhan ikan cilacap. Pelabuhan ikan cilacap
berada di pantai teluk penyu dan menghadap ke samudara Indonesia dengan
gelombang cukup besar.

2. Pelabuhan minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan
umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau
pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan
cukup membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke
laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat
dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa.

9|PELABUHAN
3. Pelabuhan barang
Di pelabuhan ini terjadi perpindahan moda transportasi, yaitu dari angkatan
laut ke angkutan darat dan sebaliknya. Barang di bongkar dari kapal dan
diturunkan di dermaga. Selanjutnya barang tersebut diangkut langsung dengan
menggunakan truk atau kereta api ke tempat tujuan, atau disimpan di gudang
atau lapangan penumpukan terbuka sebelum di kirim ke tempat tujuan.
Demikian pula sebalinya barang-barang dari pengiriman ditempatkan di
gudang atau lapangan penumpukan sebelum dimuat ke kapal dan diangkut ke
pelabuhan tujuan.

4. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan /terminal penumpang digunakan oleh orang-orang yang bepergian
dengan menggunakan kapal penumpang. Terminal penumpang dilengkapi
dengan statiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan
dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti ruang tunggu, kantor
maskapai pelayaran, tempat penjualan tiket, mushala, toilet, kantor imigrasi,
kantor bea cukai, keamanan, direksi pelabuhan, dan sebagainya. Barang-
barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang
barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang
barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai
atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang
melalui dermaga.

10 | P E L A B U H A N
5. Pelabuhan militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan
cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hamper sama dengan
pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada
pelabuhan barang letak/kegunaan barang bangunan harus seifisien mungkin,
sedang pada pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-
pisah yang letaknya agak berjauhan.

E. Ditinjau menurut letak geografis


1. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan
gelombang secara alami, misalnya oleh pulau, jazirah atau letak di teluk, esturi
atau muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan
cilacap merupakan contoh pelabuhan alam yang perairannya terlindung dari

11 | P E L A B U H A N
pengaruh gelombang, yaitu oleh pulau nusakambangan. Conntoh dari
pelabuhan alam lainnya adalah sebagai berikut :
 Pelabuhan Palembang
 Pelabuhan belawan
 Pelabuhan Pontianak
 Pelabuhan New York
 Pelabuhan San Fransisco
 Pelabuhan London

2. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh
gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater).
Pemecah gelombang ini membuat daerah periran tertutup dari laut dan hanya
dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar masuknya
kapal. Di dalam daerah tersebut di lengkapi dengan alat penambat. Bangunan
ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut hingga gelombang yang
menjalar ke pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang menjalar ke
pantai terhalang oleh bangunan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah :
 Pelabuhan tanjung Priok
 Pelabuhan tanjung emas

12 | P E L A B U H A N
3. Pelabuhan semi alam
Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe diatas. Misalnya suatu
pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pasir dan pelindungan buatan hanya
pada alur masuk. Contohnya :
 Pelabuhan Bengkulu
Pelabuhan Bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir
untuk membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal.

Dalam hal otoritas pengelolaannya, pelabuhan dikelola dengan beberapa jenis


pengelolaan sesuai dengan fungsi dan hirarkinya. Pelabuhan laut lokal yang diselenggarakan
oleh Pemerintah (unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja Pelabuhan), diserahkan kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota di lokasi pelabuhan laut tersebut berada sebagai tugas
desentralisasi. Kemudian Pelabuhan laut regional yang diselengarakan oleh Pemerintah (Unit
Pelaksana Teknis/satuan Kerja Pelabuhan), dilimpahkan kepada Pemerintah Propinsi di
lokasi pelabuhan laut tersebut berada, sebagai tugas dekosentrasi. Untuk pelabuhan dengan
skala kecil seperti Pelabuhan sungai dan danau diselenggrakan oleh Kabupaten/Kota yang
pelaksanaanya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Kabupaten/Kota atau Badan Usaha

13 | P E L A B U H A N
Pelabuhan Daerah. Sedangkan untuk pelabuhan yang berfungsi sebagai Pelabuhan
penyeberangan diselenggarakan oleh Pemerintah yang pelaksanaannya diserahkan kepada
Badan Usaha Milik Negara atau oleh Kabupaten/Kota yang pelaksanaannya oleh Unit
Pelaksana Teknis kabupaten/Kota atau Badan Usaha Pelabuhan Daerah.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam hal pengelolaan pelabuhan, yaitu ;

a. Pelabuhan harus terletak pada lokasi yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan
pelayaran serta dapat dikembangkan dan dipelihara sesuai standar yang berlaku;

b. Pelabuhan harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengguna;

c. Pelabuhan harus mudah dikembangkan, untuk memenuhi peningkatan permintaan akan


jasa angkutan laut;

d. Pelabuhan harus menjamin pengoperasian dalam jangka waktu panjang;

e. Pelabuhan harus berwawasan lingkungan;

f. Pelabuhan harus terjangkau secara ekonomis bagi pengguna dan penyelenggara pelabuhan.

2.2 Kinerja pengolahan Pelabuhan di Indonesia

Pengelolaan pelabuhan di Indonesia bisa dikatakan masih belum mengembirakan.


Masih banyak pengelelolaan yang kurang professional dari para pengelola pelabuhan, yang
dalam hal ini adalah pemerintah. Masih banyak kekurangan yang bisa diidentifikasi oleh para
stakeholders di bidang pelabuhan ini.

Disamping kekurangan tersebut, ada juga beberapa masalah umum yang kerap kali muncul
dalam konteks pengelolaan pelabuhan. Masalah – masalah itu ialah antara lain :

1. Lamanya proses bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia

2. Lamanya pengurusan kepabeanan di Indonesia

3. Fasilitas pelabuhan yang berkualitas buruk

4. Lamanya waktu tunggu di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia

5. Kedalaman pelabuhan di Indonesia yang tidak memenuhi syarat

14 | P E L A B U H A N
Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari pengelolaan pelabuhan.
Tetapi 5 masalah – masalah yang ada di atas merupakan masalah – masalah umum yang
sering terjadi dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia.

Para pengusaha selaku pihak yang paling sering memanfaatkan jasa pelabuhan ini pun
kerap kali mengeluh mengenai buruknya sarana dan prasarana dari pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Salah satu contohnya ialah pada pelabuhan tanjung priok. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, para pengusaha yang barang – barangnya di angkut melalui container
melalui pelabuhan tanjung priok kerap kali menghadapi lamanya proses bongkar muat di
pelabuhan ini. Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung
Priok. Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di
Singapura dan Malaysia.

Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia
adalah lamanya waktu kepngerusan kepabeanan di Indonesia. Hal ini menyebabkan
rendahnya minat para investor yang sebagian besar aktivitasnya berhubungan dengan
pelabuhan untuk masuk ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan dengan birokrasi
Indonesia yang sangat berbelit – belit.

Selain itu masalah mengenai buruknya fasilitas – fasilitas yang tersedia di pelabuhan
– pelabuhan Indonesia juga merupakan permasalahan umum yang sampai sekarang belum
ada penyelesaiannya.

Fasilitas – fasilitas pelabuhan di Indonesia banyak yang sudah tua dan juga kurang
berfungsi dengan baik karena tidak di maintain dengan baik. Hal ini tentu saja sangat
mempengaruhi operasional dan citra pelabuhan di Indonesia.

Salah fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah kedalaman


pelabuhan atau deep see port yang ada di Indonesia. Sebagian besar pelabuhan di Indonesia
tidak bisa menjaga tingkat kedalaman lautnya sampai 14 meter atau lebih sehingga tidak
dapat memenuhi kriteria deep sea port. Akibatnya, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia hanya
menjadi pengumpan bagi pelabuhan milik beberapa negara tetangga.

Masalah – masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan menjadi tidak efektif.


Hal ini berujung pada lamanya waktu tunggu bagi kapal – kapal untuk bersandar di
pelabuhan – pelabuhan yang ada di Indonesia.

15 | P E L A B U H A N
2.3 Strategi peningkatan kinerja Pelabuhan di Indonesia

Dalam rangka memaksimalkan pencapaian peningkatan pelayanan Pelabuhan,


pemerintah diharapkan bisa sesegera mungkin mengambil Tindakan untuk menyelesaikan
masalah yang ada, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Meningkatnya prasarana pelabuhan.


2. Meningkatnya kinerja operasional pelabuhan.
3. Terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan transportasi antarmoda.
4. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia pelabuhan.

Berdasarkan berbagai permasalahan dan kondisi pelayanan pelabuhan yang


diharapkan, maka dirumuskan suatu kebijakan yang menjadi pedoman dalam penyusunan
strategi guna mengarahkan langkah-langkah konkrit dalam upaya meningkatkan pelayanan
pelabuhan. Kebijakan yang tepat akan dapat menjadi pondasi yang kuat dalam pemilihan
strategi dan selanjutnya merumuskan berbagai upaya dalam mewujudkan sasaran yang telah
ditetapkan.

Upaya selanjutnya yang perlu dilakukan untuk

mewujudkan strategi yang telah ditetapkan adalah

sebagai berikut:

1. Menyusun Masterplan Pengembangan Pelabuhan Nasional tahun 2014-2034, sebagai


pedoman didalam pembangunan dan pengembangan pelabuhan bagi seluruh
stakeholder.
2. Menyusun dan menetapkan Rencana Induk setiap pelabuhan sebagai pedoman
pengembangan.
3. Membahas dan menetapkan pola Kerjasama yang tepat antara Pemerintah dan swasta
di dalam pembangunan dan pengembangan pelabuhan.
4. Membangun berbagai infrastruktur Pelabuhan secara bertahap berdasarkan skala
prioritas sesuai dengan Masterplan Pengembangan Pelabuhan Nasional 2014-2034.
5. Menetapkan standar pelayanan kinerja operasional pelabuhan umum terutama di
Pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul.
6. Mengembangkan sistem informasi di masing masing unit pelaksana teknisnya di
seluruh pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri yang terpadu dengan

16 | P E L A B U H A N
National Single Window untuk pelayanan perijinan atau rekomendasi kegiatan
ekspor dan impor sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
7. Mengembangkan fasilitas dan peralatan di pelabuhan yang terbuka untuk
perdagangan luar negeri agar selalu comply terhadap ketentuan yang terdapat dalam
konvensi IMO terutama International Ship and Port Facility Security (ISPS Code).
8. Menyusun dan menetapkan norma, standar, prosedur, kriteria untuk pelayanan,
sarana dan prasarana pelabuhan termasuk jalan akses menuju pelabuhan.
9. Menyusun dan menetapkan dokumen Tataran Transportasi Nasional (Tatranas)
sebagai pedoman dalam pengembangan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana
transportasi laut yang bersifat nasional tahun 2014-2034.
10. Menyusun dan menetapkan Dokumen Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil)
dengan mengacu pada Dokumen Tatranas dan perkembangan lingkungan strategis di
wilayah nasional dan provinsi.
11. Menyusun dan menetapkan Dokumen Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) dengan
mengacu pada Dokumen Tatranas dan Tatrawil dan perkembangan lingkungan
strategis provinsi dan kabupaten / kota.
12. Membangun jaringan pelayanan kereta api sampai ke dermaga pelabuhan.
13. Mengembangkan kawasan industri yang menyatu dengan pelabuhan sehingga
tercipta industrial port.
14. Mewujudkan pembangunan pelabuhan yang terpadu sesuai dengan standar pelayanan
yang telah ditetapkan sehingga mampu mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi
dan melayani masyarakat di daerah tertinggal dan pulau-pulau terpencil.
15. Menyusun standar baku kualitas dan kompetensi sumber daya manusia dalam setiap
strata dan lini pelayanan pelabuhan.
16. Menyusun Masterplan Pengembangan Sumber Daya Manusia pelabuhan dari tahun
2014-2034.
17. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan teknis, dan manajemen secara
berkesinambungan, terutama dalam kerangka kerjasama World Trade Organization
(WTO), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan Asean Free Trade Area
(AFTA).

17 | P E L A B U H A N
18. Mengembangkan sistem pengawasan dan monitoring kegiatan pelayanan publik
dibidang kepelabuhanan dengan melibatkan masyarakat pemakai jasa transportasi
laut dan media massa.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengelolaan pelabuhan merupakan suatu hal yang sangat kompleks. Meskipun


pemerintah telah dengan sangat baik menetapkan ketentuan pengelolaannya, masalah masih
tetap ada. Hal ini umumnya dikarenakan kurangnya modal untuk mengembangkan pelabuhan
yang ada. Sehingga menyebabkan kurang baiknya kepengurusan pelabuhan, seperti buruknya
fasilitas pelabuhan yang ada.

Prestasi pelabuhan di Indonesia juga tidak membanggakan. Kita masih kalah jauh jika
dibandingkan dengan negara – negara asia tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia.
Oleh karena itu kita perlu untuk mengejar ketertinggalan kita ini.

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memperbaiki fasilitas dasar dari pelabuhan,
yang selama ini selalu dikeluhkan. Peran serta pemerintah sangat penting guna memastikan
bahwa hal ini berjalan sebagaimana mestinya.

Dengan adanya kesadaran mengenai hal ini, niscaya akan tercipta pola pengembangan
pelabuhan yang berkesinambungan, yang mampu untuk memperbaiki kinerja pelabuhan di
Indonesia. Namun sekali lagi kami tekankan, tahap perncanaan dan tahap pengawasan
merupakan factor yang sangat mempengaruhi terwujudnya hal ini.

Tidak realistis memang mengharapkan Indonesia mampu untuk bersaing dengan Singapura
atau Malysia dalam hal kualitas pelabuhan. Akan tetapi kita harus tetap optimis, pelabuhan di
Indonesia suatu saat nanti akan memilikiprestasi yang membanggakan.

18 | P E L A B U H A N
3.2 Saran

Dalam rangka memaksimalkan pencapaian peningkatan pelayanan pelabuhan guna

mendukung kemajuan kinerja Pelabuhan di indonesia, maka disarankan hal-hal sebagai


berikut:

Melakukan pembangunan infrastruktur dan prasarana pelabuhan berdasarkan


masterplan pengembangan pelabuhan dan skala prioritas yang telah ditetapkan, serta sesuai
dengan perkembangan teknologi, sehingga akan meningkatkan kinerja operasional pelabuhan
yang mendukung terwujudnya Sistem yang baik dan efisien.

Meningkatkan sistem informasi guna menyampaikan secara jelas dan transparan


mekanisme sistem dan prosedur serta biaya kegiatan pelayanan publik di bidang pelabuhan
untuk mengantisipasi terjadinya pungutan tidak resmi dan biaya transaksi yang menyebabkan
biaya ekonomi tinggi.

Mengembangkan mekanisme pelayanan pengaduan dan penanggulangan hambatan


pelayanan publik di bidang kepelabuhanan.

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten / Kota hanya sebagian yang memiliki
dokumen Tatrawil dan Tatralok, maka perlu segera Menyusun dan menetapkan dokumen
Tataran Tranportasi Wilayah (Pemerintahan Daerah Provinsi) dan Tataran Tranportasi Lokal
(Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota) menjadi satu kesatuan dengan dokumen Sistem
Transportasi Nasional bagi semua Pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten / Kota,
sehingga pembangunan transportasi laut dapat dilakukan secara terpadu, baik inter maupun
antar moda transportasi lainnya.

19 | P E L A B U H A N
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dan-contohnya.html

Sekretaris Kabinet RI. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012
tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.Jakarta.

Kementerian Perhubungan. 2012. Fasilitas dan Kinerja Operasional Pelabuhan Tahun


2011. Jakarta: Puslitbang Perhubungan Laut.

Berita Maritim. 2007. “Dukung Perdagangan – Perlu Revutalisasi Pelabuhan”


dalamhttp://www.beritamaritim.com, diakses 18 Maret 2011.

Humas Setda. Kabupaten Belitung. 2008. “Master Plan Pelabuhan Tanjung Padan”
dalam http://www.belitungkab.go.id, diakses 16 Maret 2011.

Investor Daily. 2011. “Ironi Pelabuhan di Negeri Kepulauan” dalam


http://www.investor.co.id, diakses 16 Maret 2011.

Kompas. 2008. “Transportasi Pelabuhan Indonesia” dalam http://www.pksplipb.or.id,


diakses 17 Maret 2011.

Menteri Perhubungan. 2002. Tatanan Kepelabuhan Nasional – Keputusan Menteri


Perhubungan Nomor KM 53 TAHUN 2002.

20 | P E L A B U H A N

Anda mungkin juga menyukai