Disusun oleh:
1. A. widiyanto Fauzan Jazuli (205801001)
2. Abu Rizal Bakri (205801003)
3. Ahmad Alfian (205801007)
4. Albert Mbdul Aziz (205801013)
5. Andi Muhammad Millia Nabhan (205801019)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Adapun maksud dari perumusan masalah yang hendak diteliti dan berdasarkan uraian
yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis akan
mengindentifikasi permasalahan sebagai berikut :
a. Pengelolaan pelabuhan secara umum.
b. Kinerja pelabuhan di Indonesia .
c. Strategi Peningkatan dan pengembangan kinerja pelabuhan di Indonesia.
3. Pokok Masalah
a. Bagaimana pengelolaan pelabuhan secara umum?
b. Bagaimana kinerja pelabuhan di Indonesia?
c. Bagaimana meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia dan apa saja langkah –
langkahnya?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk memberikan gambaran mengenai pengelolaan pelabuhan di Indonesia secara umum,
serta pencapaiannya.
b.Untuk memberikan solusi bagi permasalahan pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Dengan
tujuan untuk meningkatkan produktivitasnya.
1.4 Manfaat
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai pengelolaan pelabuhan yang ada di Indonesia
secara umum dan juga untuk meningkatkan awareness terhadap perkembangan pelabuhan di
Indonesia.
b. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai pengelolaan pelabuhan yang ada di
Indonesia serta mampu untuk menciptakan pemikiran yang kritis mengenai langkah –
langkah yang harus di ambil untuk meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan kepelabuhan adalah meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam
melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus
lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, tempat perpindahan intra
dan/ atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah.
Adapun beberapa jenis pelabuhan meliputi;
Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum
Pelabuhan khusus merupakan pelabuhan yang dibangun dan dijalankan guna menunjang
kegiatan yang bersifat khusus dan pada umumnya untuk kepentingan individu atau kelompok
tertentu
Pelabuhan laut merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan pelayanan angkutan laut
Pelabuhan penyebrangan merupakan pelabuhan yang digunakan khusus untuk kegiatan
penyebrangan dari satu pelabuhan dengan pelabuhan yang lainnya yang mempunyai
keterkaitan
Pelabuhan sungai dan danau merupakan pelabuhan yang melayani kebutuhan angkutan di
sebuah danau ataupun sungai
Pelabuhan Daratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas-batas yang jelas,
dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana
dan sarana angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai
pelabuhan umum
Maksud dan tujuan tatanan pelabuhan nasional dimana Tatanan Kepelabuhanan Nasional
merupakan dasar dalam perencanaan pembangunan, pendayagunaan, pengembangan dan
pengoperasian pelabuhan di seluruh Indonesia, baik pelabuhan laut, pelabuhan
penyeberangan, pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan daratan dan pelabuhah khusus yang
bertujuan:
Terjalinnya suatu jaringan infrastruktur pelabuhan secara terpadu, selaras dan harmonis agar
bersaing dan tidak saling mengganggu yang bersifat dinamis
Terjadinya efisiensi transportasi taut secara nasional;
Terwujudnya penyediaan jasa kepelabuhanan sesuai dengan tingkat kebutuhan;
Terwujudnya penyelenggaraan pelabuhan yang handal dan berkemampuan tinggi dalam
rangka menunjang pembangunan nasional dan daerah
selain itu, tatanan kepelabuhan nasional ini juga dituntut untuk memperhatikan;
a. Tata ruang wilayah;
b. Sistem transportasi nasional;
c. Pertumbuhan ekonomi;
d. Pola/jalur pelayanan angkutan taut nasional dan internasional;
e. Kelestarian tingkungan
f. Keselamatan pelayaran; dan
g. Standarisai nasional, kriteria dan norma.
Selain itu pebuhan juga melaksanakan tugas dan peranan sebagai berikut;
a. pemerintahan;
1) Pelaksana fungsi keselamatan pelayaran;
2) Pelaksana fungsi Bea dan Cukai;
3) Pelaksana fungsi imigrasi;
4) Pelaksana fungsi karantina;
5) Pelaksana fungsi keamanan dan ketertiban;
Pelabuhan terbagi menjadi beberapa jenis menurut hirarki dan fungsinya, yaitu ;
a. Pelabuhan internasional hub merupakan pelabuhan utama primer;
b. Pelabuhan internasional merupakan pelabuhan utama sekunder;
c. Pelabuhan nasional merupakan pelabuhan utama tersier;
d. Pelabuhan regional merupakan pelabuhan pengumpan primer;
e. Pelabuhan lokal merupakan pelabuhan pengumpan sekunder.
Tiap jenis memiliki fungsi dan perannya sendiri – sendiri, yang kesemuanya itu dibagi
secara mengkhusus, yaitu ;
Ada beberapa fasilitas pokok dan penunjang yang wajib dimiliki oleh sebuah pelabuhan,
yaitu ;
a. Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran
b. Kolam pelabuhan
c. Fasilitas sandar kapal
d. Penimbangan muatan
e. Terminal penumpang
f. Akses penumpang dan barang ke dermaga
g. Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa
h. Fasilitas penyimpanan bahan bakar (Bunker)
i. Instalasi air, listrik dan komunikasi
j. Akses jalan dan atau rel kereta api
k. Fasilitas pemadam kebakaran
l. Tempat tunggu kendaran bermotor sebelum naik ke kapal.
a. Volume angkutan:
1) Penumpang : 1000 - 2000 orang/hari;
2) Kendaraan : 250 - 500 unit/hari;
b. Frekuensi 6 -12 trip/hari;
c. Dermaga 500 - 1000 GRT;
d. Waktu operasi 6 -12 jam/hari;
e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:
1) Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;
2) Kolam pelabuhan;
3) Fasilitas sandar kapal;
4) Fasilitas penimbangan muatan,
5) Terminal penumpang;
6) Akses penumpang dan barang ke dermaga;
7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa;
8) Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker).
3. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas III :
a. Volume angkutan:
1) Penumpang < 1000 orang/hari;
2) Kendaraan < 250 unit/hari;
b. Frekuensi < 6 trip/hari;
c. Dermaga < 500 GRT;
d. Waktu operasi < 6 jam/hari;
e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:
1) Perairan tempat labuh termasuk alur pelayanan;
2) Kolam pelabuhan;
3) Fasilitas sandar kapal;
4) Fasilitas penimbangan muatan;
5) Terminal penumpang,
6) Akses penumpang dan barang ke dermaga;
7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa.
Didalam pengelolaannya pelabuhan juga diklasifikasikannya kedalam pelabuhan daratan.
Pelabuhan daratan mempunyai peran sebagai terminal peti kemas untuk pengumpulan dan
distribusi barang di daratan yang di hubungkan dengan pelabuhan induknya melalui jalan
atau jalur kereta api.
Pelabuhan daratan menurut klasifikasinya, dikembangkan dengan memperhatikan:
a. Kelas dari pelabuhan induknya;
b. Jaringan jalan dan/atau jalur kereta api;
c. Cakupan hinterland;
d. Kegiatan lalu lintas yangada di dalam pelabuhan daratan;
e. Frekuensi kegiatan angkutan dari pelabuhan daratan ke pelabuhan induknya atau
sebaliknya;
f. Memiliki fasilitas:
1) Bongkar muat;
2) Lapangan penumpukan;
3) Gudang;
4) Prasarana dan sarana angkutan barang;
5) Perlengkapan/peralatan untuk pengemasan; dan
6) Kantor penyelenggara pelabuhan.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam hal pengelolaan pelabuhan, yaitu ;
a.Pelabuhan harus terletak pada lokasi yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan
pelayaran serta dapat dikembangkan dan dipelihara sesuai standar yang berlaku;
b. Pelabuhan harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengguna;
c. Pelabuhan harus mudah dikembangkan, untuk memenuhi peningkatan permintaan akan jasa
angkutan laut;
d. Pelabuhan harus menjamin pengoperasian dalam jangka waktu panjang;
e. Pelabuhan harus berwawasan lingkungan;
f. Pelabuhan harus terjangkau secara ekonomis bagi pengguna dan penyelenggara pelabuhan.
2.2 Kinerja Pengelolaan Pelabuhan di Indonesia
Pengelolaan pelabuhan di Indonesia bisa dikatakan masih belum mengembirakan, apalagi
membanggakan. Masih banyak pengelelolaan yang kurang professional dari para pengelola
pelabuhan, yang dalam hal ini adalah pemerintah. Masih banyak kekurangan yang bisa
diidentifikasi oleh para stakeholders di bidang pelabuhan ini.
Disamping kekurangan – kekurangan tersebut, ada beberapa masalah - masalah umum
yang kerap kali muncul dalam konteks pengelolaan pelabuhan. Masalah – masalah itu ialah
antara lain :
1. Lamanya proses bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia
2. Lamanya pengurusan kepabeanan di Indonesia
3. Fasilitas pelabuhan yang berkualitas buruk
4. Lamanya waktu tunggu di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia
5. Kedalaman pelabuhan di Indonesia yang tidak memenuhi syarat
Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari pengelolaan pelabuhan.
Tetapi 5 masalah – masalah yang ada di atas merupakan masalah – masalah umum yang
sering terjadi dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia.
Para pengusaha selaku pihak yang paling sering memanfaatkan jasa pelabuhan ini pun
kerap kali mengeluh mengenai buruknya sarana dan prasarana dari pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Salah satu contohnya ialah pada pelabuhan tanjung priok. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, para pengusaha yang barang – barangnya di angkut melalui container
melalui pelabuhan tanjung priok kerap kali menghadapi lamanya proses bongkar muat di
pelabuhan ini. Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung
Priok. Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di
Singapura dan Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi pelabuhan di
Indonesia sangat buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing harga barang Indonesia.
Akibatnya, potensi devisa pun menguap ke Negara – Negara lain yang bertetanggga dengan
Indonesia.
Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia adalah
lamanya waktu kepngerusan kepabeanan di Indonesia. Hal ini menyebabkan rendahnya minat
para investor yang sebagian besar aktivitasnya berhubungan dengan pelabuhan untuk masuk
ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan dengan birokrasi Indonesia yang sangat
berbelit – belit. Alas an lainnya ialah karena mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin
berbelit – belit, hal itu akan mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka
mau tidak mau mereka pasti akan memperhitungkan biaya – biaya birokrasi Indonesia
kedalam produk mereka, yang sudah pasti merupakan sebuah pemborosan dan tidak
menambah nilai apa – apa kepada produk yang mereka jual.
Selain itu masalah mengenai buruknya fasilitas – fasilitas yang tersedia di pelabuhan –
pelabuhan Indonesia juga merupakan permasalahan umum yang sampai sekarang belum ada
penyelesaiannya.
Fasilitas – fasilitas pelabuhan di Indonesia banyak yang sudah tua dan juga kurang
berfungsi dengan baik karena tidak di maintain dengan baik. Hal ini tentu saja sangat
mempengaruhi operasional dan citra pelabuhan di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan Negara tetangga terdekat kita, Malaysia, Indonesia jauh
tertinggal dalam hal ketersediaan pelabuhan fasilitas pelabuhan yang memadai.
Salah fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah kedalaman pelabuhan
atau deep see port yang ada di Indonesia. Sebagian besar pelabuhan di Indonesia tidak bisa
menjaga tingkat kedalaman lautnya sampai 14 meter atau lebih sehingga tidak dapat
memenuhi kriteria deep sea port. Akibatnya, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia hanya
menjadi pengumpan bagi pelabuhan milik beberapa negara tetangga.
Masalah – masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan menjadi tidak efektif. Hal
ini berujung pada lamanya waktu tunggu bagi kapal – kapal untuk bersandar di pelabuhan –
pelabuhan yang ada di Indonesia.
Pemerintah saat ini dituntut untuk segera memperbaiki masalah ini. Karena pelabuhan
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pergerakan dan pertumbuhan
perekonomian suatu negara.
Humas Setda. Kabupaten Belitung. 2008. “Master Plan Pelabuhan Tanjung Padan” dalam
http://www.belitungkab.go.id, diakses 16 Maret 2011.