Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BESAR PERENCANAAN

PELABUHAN PENUMPANG

OLEH:
KEVIND PARINDING
(214 213 011)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2015/2016
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Jl. Nusantara No. 12 Makale 91811, Tana Toraja


Tlp. (0423) 22468/887, Fax (0423) 22073, E-mail: ukitoraja@yahoo.com

LEMBAR ASISTENSI

RENCANA ANGGARAN BORONGAN


NAMA : MELKI PARAPAK
STAMBUK : 214 213 075
DOSEN : ISRAEL PADANG, ST

TANGGAL KETERANGAN PARAF

Makale ,11 Juni 2017

Dosen Pembimbing,

(Israel Padang , ST)


BAB I

PENDAHULUAN

Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk


pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat
memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional.Hal ini membawa konsekuensi
terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat
dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi
lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang
diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap
muatan ( barang dan penumpang.

Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan
adalah tempat pertemuan ( interface ) dua moda angkutan atau lebih serta interface
berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan kapal akan
dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat ( truk atau kereta api).
Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan
dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan
seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan
pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah
satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu
wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun
logistik.

Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang
pelabuhan pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik.
Sebagaimana yang kita telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia berupa
perairan. Ribuan pulau berjajar dari Sabang sampai Merauke. Posisi negeri ini sangat
strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Ironisnya, Indonesia tak
mampu memanfaatkan peluang emas itu.

Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam perekonomian


Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang
mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting
untuk menghubungkan antarpulau maupun antarnegara. Namun, ironisnya, kondisi
pelabuhan di Indonesia sangat memprihatinkan. Hampir semua pelabuhan yang ada di
Indonesia saat ini sudah ketinggalan zaman.

Dari 134 negara, menurut Global Competitiveness Report 2009-2010, daya saing
pelabuhan di Indonesia berada di peringkat ke-95, sedikit meningkat dari posisi 2008
yang berada di urutan ke-104. Namun, posisi Indonesia itu kalah dari Singapura,
Malaysia, dan Thailand. Kelemahan pelabuhan di Indonesia terletak pada kualitas
infrastruktur dan suprastruktur.

Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi kongesti yang
parah, dan pengurusan dokumen kepabeanan yang lama. Global Competitiveness
Report 2010-2011 menyebutkan, kualitas pelabuhan di Indonesia hanya bernilai 3,6,
jauh di bawah Singapura yang nilainya 6,8 dan Malaysia 5,6.

Para pengusaha pun sudah lama mengeluhkan buruknya fasilitas kepelabuhanan


di Indonesia. Untuk bersandar dan bongkar muat, sebuah kapal harus antre berhari-hari
menunggu giliran. Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang
waktu untuk berlayar. Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor
enggan berinvestasi di bidang perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau pun
tersendat.

Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi


tersendat. Ekonomi biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit untuk
memahami mengapa Indonesia bisa tenang menyaksikan kondisi pelabuhan yang
ketinggalan zaman. Banyak pihak terheran-heran Indonesia membiarkan inefisiensi
ekonomi ini berlangsung lama. Dalam 30 tahun terakhir, nyaris tidak ada proyek
pembangunan infrastruktur kepelabuhanan yang memadai dan signifikan. Padahal,
Pelabuhan Tanjung Priok pernah menjadi unggulan di kawasan Asia.

Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung


Priok. Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di
Singapura dan Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi pelabuhan di
Indonesia sangat buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing harga barang
Indonesia. Akibatnya, potensi devisa pun menguap ke negeri jiran.
Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah yang
serius ini. Sebab dari tahun ke tahun belum ada perbaikan yang signifikan terhadap
pengelolaan pelabuhan.

Oleh karena itu, melalui makalah kami ini, kami ingin mengidentifikasi cara cara
yang sekiranya, meskipun kurang signifikan, dapat membantu menyelesaikan masalah
pengelolaan pelabuhan ini. Kami yakin jika pelabuhan dapat dikelola dengan baik,
pemasukan devisa bagi Indonesia akan mengalami pertumbuhan kearah yang lebih baik
pula.

A. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yaitu

1. Bagaimana cara mendesain suatu pelabuhan agar memberikan pelayanan yang


baik untuk masyarakat.
2. Oleh karena itu, perlu dilakukannya perencanaan wilayah pelabuhan dan cara
mendesain yang baik untuk semua fasilitas-fasilitas pelabuhan agar memberikan
pelayanan yang baik bagi masyarakat.
B. Tujuan penelitian

a. Untuk meramalkan aktifitas bongkarmuat barang, peti kemas, kunjungan kapal dan
naik turun penumpang

b. Untuk mendapatkan analisa kebutuhan dermaga, gudang, lapangan Kontainer


(Container Yard) dan terminal penumpang di pelabuhan

c. Untuk mendapatkan perencanaan pengembangan wilayah pelabuhan

dan fasilitas pelabuhan lainnya, yaitu: Gudang, lapangan penumpukan container dan
terminal penumpang di dermaga pelabuhan

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pemerintah
mengenai pengembangan pelabuhan dimasa yang akan datang. Sehingga dari pelabuhan
tersebut akan lebih nyata kegunaannya serta memperluas wawasan pengetahuan dan
pengalaman khususnya dibidang teknik bagian transportasi.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Pelabuhan
Dalam bahasa Indonesia dikenal dua istilah arti pelabuhan yaitu bandar dan
pelabuhan.
Bandar (harbour), adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dan angin
untuk berlabuhnya kapal kapal.
Pelabuhan (Port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat tertambat
untuk bongkar muat barang dan tempat penyimpanan kapal membongkar muatannya,
dan gudang gudang tempat barang tersebut disimpan dalam waktu yang cukup lama
menunggu sampai barang tersebut dikirim.
Pelabuhan merupakan salah satu bentuk jasa transportasi laut yang sangat berarti
bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya alam dan taraf hidup penduduk di
daerah tertentu. Perkembangan yang terjadi membawa dampak pada tuntutan pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat semakin tinggi dan kompleks. Tujuan dari studi ini
adalah untuk menentukan desain struktur atas dermaga, Sedangkan manfaat dari
penulisan penelitian ini adalah memberikan alternatif dalam perencanaan dermaga
pelabuhan, pengembangan ilmu pengetahuan mengenai perencanaan dermaga pelabuhan
dan tambahan literatur mengenai langkah-langkah perencanaan dermaga pelabuhan.

Pelabuhan mempunyai arti yang luas, diantaranya :


a. Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar berlabuh, naik turun penumpang
maupun bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran
dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar
moda transportasi.
b. Menurut Ensiklopedia Indonesia
Pelabuhan adalah tempat kapal berlabuh (membuang sauh). Pelabuhan modern
cukup dilengkapi dengan los-los dan gudang besar, beserta pangkalan, dok dan crane
yang kuat untuk membongkar dan memuat perbekalan, batubara dan lain-lain.
c. Menurut Bambang Triatmodjo
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapai dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat
bertambat untuk bongkar muat barang. Crane muat barang, gudang laut dan tempat-
tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang di
mana barangbarang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu
pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Pelabuhan dapat dibagi dalam beberapa
kategori menurut penggunaannya, antara lain pelabuhan ikan, pelabuhan minyak,
pelabuhan barang, pelabuhan penumpang, pelabuhan campuran, pelabuhan militer.

Macam pelabuhan
1. Segi penyelenggara
a. Pelabuhan umum
b.Pelabuhan khusus
2. Segi pengusahaannya
a. Pelabuhan yg diusahakan
b.Pelabuhan yg tidak diusahakan
3. Segi fungsi
a. Pelabuhan laut
b.Pelabuhan pantai
4. Segi pengunaannya
a. Pelabuahan ikan
b.Pelabuhan minyak
c. Pelabuhan barang
d.Pelabuhan penumpang
e. Pelabuhan campuran
f. Pelabuhan militer
5. Segi geografisnya
a. Pelabuhan alam
b.Pelabuhan buatan
Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah pelabuhan penumpang dan beserta
pelabuhan barang:
a. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang adalah pelabuhan yang dibangun untuk memberikan
fasilitas bagi kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian. Pada
pelabuhan penumpang dilengkapi dengan stasiun penumpang yang mencakup
fasilitasfasilitas seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai
pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu
banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran keluar masuknya
penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk dan keluar dipisahkan. Penumpang
melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-
barang melalui dermaga.

b. Pelabuhan Barang
Pelabuhan barang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan penumpang.
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat
barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai besar. Daerah perairan
pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan
barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta
untuk keperluan transpor hasil produksi seperti baja, aluminium, pupuk, batu bara,
minyak dan sebagainya.
Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan
sebagai berikut :
a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal
atau setidak-tidaknya 80 % dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan
dibongkar muat melalui bagian
muka, belakang dan di tengah kapal.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar
muat barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian
diangkat dengan crane masuk kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan
dengan crane dan barang diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkut ke
gudang.
c. Mempunyai gudang transito/ penyimpanan di belakang halaman dermaga.
d. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/ pemasukan barang dari dan ke
gudang serta mempunyai fasilitas untuk reparasi. Sebelum barang dimuat dalam kapal
atau setelah diturunkan dari kapal maka barang muatan tersebut ditempatkan pada
halaman dermaga.
Bentuk halaman dermaga tergantung pada jenis muatannya yang bisa berupa :
a. Barang-barang potongan (gerenal cargo) yaitu barang-barang yang dikirim dalam
bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, dan barang-barang yang dibungkus dalam peti,
karung, drum, dan sebagainya.
b. Muatan curah/ lepas (bulk cargo) yang dimuat tanpa pembungkus seperti batu bara,
biji-bijian, minyak dan sebagainya.
c. Peti kemas (container), yaitu suatu peti yang ukurannya telah distandarisasi sebagai
pembungkus barang-barang yang dikirim. Karena ukurannya teratur dan sama maka
penempatannya akan lebih cepat dan pengangkutannya dapat dilakukan dengan alat
tersendiri yang lebih efisien.

Ukuran Utama, Volume dan Berat Kapal

Adapun ukuran utama kapal antara lain :


a. Length Between Perpendicular (LBP)
Merupakan panjang kapal diukur antara garis tegak belakang (AP) dan garis tegak muka
(FP). LBP pada perencanaan pelabuhan digunakan untuk menentukan koefisien massa
yang merupakan salah satu faktor dalam penentuan energi banturan kapal pada dermaga.
b. Length Over All (LOA)
Merupakan panjang seluruh kapal diukur dari ujung buritan sampai ujung haluan. LOA
pada perencanaan pelabuhan digunakan untuk menentukan panjang dermaga, luas kolam
pelabuhan, lebar alur pelayaran dan gaya yang bekerja pada dermaga.
c. Length on Load Water Line (LWL)
d. Merupakan panjang kapal diukur pada garis air konstruksi dalam buku Ship Design And
Ship Theory oleh H. Poels diperoleh rumus untuk menentukan LWL yaitu:
= 1,025
e. Lebar (B)
Lebar kapal diukur pada bagian luar gading- gading atau bagian dalam kulit kapal.
Breadth pada perencanaan pelabuhan digunakan untuk penentuan gaya yang bekerja
pada dermaga, lebar alur.
f. Draft (d)
Sarat kapal atau draft kapal adalah jarak vertikal diukur dari garis air konstruksi sampai
basis. Sarat kapal digunakan untuk penentuan gaya yang bekerja pada dermaga,
kedalaman kolam pelabuhan, kedalaman alur.
Draft kapal dengan angka koreksi minimum sebesar 0,3 karena adanya salinitasi dan
kondisi muatan. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
= 0,3 +
g. Depth (H)
Tinggi kapal diukur dari titik terendah dari sheer sampai base line. Tinggi kapal ini
digunakan pada penentuan luas kolam putar pada tambatan, gaya yang bekerja pada
tambatan.
h. Koefisien block (Cb)
i. Merupakan perbandingan antara volume kapal yang tercelup dengan volume balok yang
mengelilingi. Koefisien block ini digunakan dalam penentuan energi benturan kapal
pada dermaga.
j. Panjang garis air (Lpp, Length between perpendiculars) adalah panjang antara kedua
ujung design load water line.
k. Lebar kapal (beam) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal

Dalam buku Ship Design And Ship Theory, oleh H. Poels (hal. 51) memberikan
formula Cb:
Menurut Kerlen

= 1,179 0,33 ( )

Menurut Sehneekluth

= 1,179 0,361 ( )

Persayaratan suatu pelabuhan
- Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat.
- Berada dilokasi yang subur dan populasi penduduk yang cukup padat.
- Mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup
- Kapal kapal yang mencapai pelabuhan harus bias membuang sauh selama
menunggu untuk merapat ke dermaga untuk bongkar muat barang.atau isi bahan
bakar.
- Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang dan gudang gudang
penyimpanan barang serta reparasi kapal.

Bangunan pada pelabuhan


a. Pemecah gelombang, untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari
gangguan gelombang.
b. Alur pelayaran, untuk mengarahkan kapal kapal yang akan keluar/masuk ke
pelabuhan.
c. Kolam pelabuhan, untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan
memutar, dsb.
d. Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal
dan menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.
Ada dua macam dermaga yaitu (quai/wharf) yaitu dermaga yang berada digaris
pantai dan sejajar dengan pantai. Dan (pier/jetty) yaitu Dermaga yang menjorok
pantai.
e. Alat penambat, untuk menambatkan kapal pada waktu merapat ke dermaga
maupun menunggu diperairan sebelum bisa merapat ke dermaga.
Definisi muka air
a. Muka air tinggi (high water level) : muka air tertinggi yang dicapai pada saat air
pasang dalam satu siklus pasang surut.
b. Muka air rendah (low water level) : kedudukan air terendah yang dicapai pada
saat air surut dalam satu siklus pasang surut.
c. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL) : rerata dari muka air
tinggi selama periode 19 tahun.
d. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL) : rerata dari muka air
rendah selama periode 19 tahun.
e. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL) : muka air rerata antara muka air
tinggi rerata dan muka air rendah rerata.
f. Muka air tertinggi (highest high water level, HHWL) : air tertinggi pada saat
pasang surut purnama atau bulan mati.
g. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL) : air terendah pada saat
pasang surut purnama atau bulan mati.

Beberapa istilah dalam alur pelayaran


- Squat, adalah Pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh
kecepatan kapal.
- Fender, adalah bantalan yang ditempatkan di depan dermaga berfungsi untuk
menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga akibat benturan yang terjadi atau
dengan kata lain untuk menyerap energi benturan.
- Bitt, adalah utnuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal.
- Bollard, adalah mengikat kapal pada kondisi normal dan pada kondisi badai juga
untuk mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau memutar terhadap ujung
dermaga.
- Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tangker berukuran
besar yang biasanya digunakan bersama sama dengan pier dan wharf untuk
memperpendek panjang bangunan tersebut.
BAB III

PEMBAHASAN

Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan


daratan. Pemilihan lokasi tergantung pada beberapa factor seperti kondisi tanah dan
geologi, kedalaman dan luas daerah perairan, perlindungan pelabuhan terhadap
gelombang, arus dan sedimentasi, daerah daratan yang cukup luas untuk menampung
barang yang akan dibongkar muat, jalan-jalan untuk trasportasi, dan daerah industri di
belakangnya. Pemilihan lokasi pelabuhan harus mempertimbangkan berbagai faktor
tersebut. Tetapi biasanya faktor-faktor tersebut tidak bisa semuanya terpenuhi, sehingga
diperlukan suatu kompromi untuk mendapatkan hasil optimal. Tinjauan daerah perairan
menyangkut luas perairan yang diperlukan untuk alur pelayaran, kolam putar (turning
basin), penambatan dan tempat berlabuh, dan kemungkinan pengembangan pelabuhan
di masa yang akan datang. Daerah perairan ini harus terlindung dari gelombang, arus
dan sedimentasi. Untuk itu beberapa pelabuhan ditempatkan di daerah terlindung seperti
di belakang pulau, di teluk, di muara sungai/estuari. Daerah ini terlindung dari
gelombang tetapi tidak terhadap arus dan sedimentasi.
Keadaan daratan tergantung pada fungsi pelabuhan dan fasilitas yang
berhubungan dengan tempat pengangkutan, penyimpanan dan industri. Pembangunan
suatu pelabuhan biasanya diikuti dengan perkembangan daerah di sekitarnya. Untuk itu
daerah daratan harus cukup luas untuk menantisipasi perkembangan industri di daerah
tersebut.
Berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai
berikut ini.
1. Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk
pengerukan pertama yang harus dilakukan.
2. Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan
kolam pelabuhan.
SURVEY HYDROGRAPHY, BATHYMETRY DAN TOPOGRAFIY

Survey ini dilakukan di lokasi, yang meliputi :

1.Hydrography dan Bathymetry.

a.Pembuatan titik tetap (referensi) yang merupakan titik awal pengukuran arah
horizontal dan vertikal. Titik tetap tersebut dipergunakan untuk pelaksanaan sounding
dan pengikat benda-benda yang dianggap perlu dsimasukkan dalam peta hydrography.
Titik tetap dibuat dari beton berukuran 20 x 20 cm2 dengan pondasi minimal sedalam 1
m. Titik ini harus ditempatkan ditempat yang aman dan mudah terlihat. Selanjutnya titik
tetap tersebut agar ditentukan koordinat buminya.

b.Mengukur kedalaman air (sounding) pada kedudukan air rata-rata surut terendah
(LWS). Penentuan garis pantai ditetapkan pada kedudukan air pasang tertinggi (HHWS).
Garis kedalaman air dibuat dengan interval 1 (satu) m.

c.Apabila ada batu-batu dan benda-benda lain yang diperkirakan akan dapat
mengganggu pelayaran harus dapat ditentukan tempatnya (koordinatnya).

d.Mengukur arus laut yang terjadi, baik arah maupun kecepatan. Selain dari pada itu
apabila ada sungai yang bermuara disekitarnya harus diadakan penelitian dimana adanya
kemungkinan pendangkalan atau penggerusan (perubahan morphology) pantai.

e.Meneliti sifat pasang surut dengan melakukan pengamatan pergerakan muka air
laut selama 15 (lima belas) hari secara terus menerus dengan interval waktu pembacaan
setiap 30 menit. Perhitungan pasang surut dilakukan dengan methode Admiralty.

f.Mencari dan meneliti data dari instansi lain yang bersangkutan untuk
dipergunakan sebagai pembanding.

g.Menggambarkan seluruh data hydrography tersebut dalam butir (b) sampai


dengan (d) dalam bentuk peta.

h.Membuat gambar-gambar potongan /profil dasar laut untuk tempat-tempat yang


dianggap penting.

i.Peralatan yang dipergunakan antara lain Theodolite Wild T2, Echo Sounder,
GPS (Global Position System) yang memenuhi syarat dan mempunyai ketelitian yang
tinggi.
j.Personil yang mempergunakan peralatan tersebut harus cukup berpengalaman
dan bertanggung jawab.

2.Topography

a.Menentukan titik tetap (referensi yang diperlukan untuk mengikat benda-benda,


bangunan dan lain-lain yang dianggap perlu dimasukkan dalam peta topography,
Penentuan titik ini harus disesuaikan dengan titik tetap pada pengukuran hydrography.

b.Pengukuran ketinggian permukaan tanah daratan disekitar rencana lokasi


pembangunan dermaga. Garis ketinggian tanah (contour) dibuat dengan interval 1 (satu)
m dengan referensi LWS.

c.Penggunaan tanah (land use) setempat, letak dan ukuran bangunan-bangunan,


jalan, garis ketinggian dan sebagainya harus dapat diperlihatkan didalam peta.

d.Peralatan yang dipergunakan antara lain Thedolite Wild T2. Waterpass, Thedolite
Wild T0 dan sebagainya yang memenuhi syarat, yang mempunyai derajat ketelitian yang
tinggi berdasarakan hasil koreksi terakhir dari yang berwenang dan siap pakai.

e.Peralatan GPS RTK untuk pengukuran secara khusus baik di darat maupun di laut.

Anda mungkin juga menyukai