PELABUHAN PENUMPANG
OLEH:
KEVIND PARINDING
(214 213 011)
LEMBAR ASISTENSI
Dosen Pembimbing,
PENDAHULUAN
Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan
adalah tempat pertemuan ( interface ) dua moda angkutan atau lebih serta interface
berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan kapal akan
dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat ( truk atau kereta api).
Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan
dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan
seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan
pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah
satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu
wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun
logistik.
Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang
pelabuhan pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik.
Sebagaimana yang kita telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia berupa
perairan. Ribuan pulau berjajar dari Sabang sampai Merauke. Posisi negeri ini sangat
strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Ironisnya, Indonesia tak
mampu memanfaatkan peluang emas itu.
Dari 134 negara, menurut Global Competitiveness Report 2009-2010, daya saing
pelabuhan di Indonesia berada di peringkat ke-95, sedikit meningkat dari posisi 2008
yang berada di urutan ke-104. Namun, posisi Indonesia itu kalah dari Singapura,
Malaysia, dan Thailand. Kelemahan pelabuhan di Indonesia terletak pada kualitas
infrastruktur dan suprastruktur.
Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi kongesti yang
parah, dan pengurusan dokumen kepabeanan yang lama. Global Competitiveness
Report 2010-2011 menyebutkan, kualitas pelabuhan di Indonesia hanya bernilai 3,6,
jauh di bawah Singapura yang nilainya 6,8 dan Malaysia 5,6.
Oleh karena itu, melalui makalah kami ini, kami ingin mengidentifikasi cara cara
yang sekiranya, meskipun kurang signifikan, dapat membantu menyelesaikan masalah
pengelolaan pelabuhan ini. Kami yakin jika pelabuhan dapat dikelola dengan baik,
pemasukan devisa bagi Indonesia akan mengalami pertumbuhan kearah yang lebih baik
pula.
A. Perumusan masalah
a. Untuk meramalkan aktifitas bongkarmuat barang, peti kemas, kunjungan kapal dan
naik turun penumpang
dan fasilitas pelabuhan lainnya, yaitu: Gudang, lapangan penumpukan container dan
terminal penumpang di dermaga pelabuhan
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pemerintah
mengenai pengembangan pelabuhan dimasa yang akan datang. Sehingga dari pelabuhan
tersebut akan lebih nyata kegunaannya serta memperluas wawasan pengetahuan dan
pengalaman khususnya dibidang teknik bagian transportasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Pelabuhan
Dalam bahasa Indonesia dikenal dua istilah arti pelabuhan yaitu bandar dan
pelabuhan.
Bandar (harbour), adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dan angin
untuk berlabuhnya kapal kapal.
Pelabuhan (Port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat tertambat
untuk bongkar muat barang dan tempat penyimpanan kapal membongkar muatannya,
dan gudang gudang tempat barang tersebut disimpan dalam waktu yang cukup lama
menunggu sampai barang tersebut dikirim.
Pelabuhan merupakan salah satu bentuk jasa transportasi laut yang sangat berarti
bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya alam dan taraf hidup penduduk di
daerah tertentu. Perkembangan yang terjadi membawa dampak pada tuntutan pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat semakin tinggi dan kompleks. Tujuan dari studi ini
adalah untuk menentukan desain struktur atas dermaga, Sedangkan manfaat dari
penulisan penelitian ini adalah memberikan alternatif dalam perencanaan dermaga
pelabuhan, pengembangan ilmu pengetahuan mengenai perencanaan dermaga pelabuhan
dan tambahan literatur mengenai langkah-langkah perencanaan dermaga pelabuhan.
Macam pelabuhan
1. Segi penyelenggara
a. Pelabuhan umum
b.Pelabuhan khusus
2. Segi pengusahaannya
a. Pelabuhan yg diusahakan
b.Pelabuhan yg tidak diusahakan
3. Segi fungsi
a. Pelabuhan laut
b.Pelabuhan pantai
4. Segi pengunaannya
a. Pelabuahan ikan
b.Pelabuhan minyak
c. Pelabuhan barang
d.Pelabuhan penumpang
e. Pelabuhan campuran
f. Pelabuhan militer
5. Segi geografisnya
a. Pelabuhan alam
b.Pelabuhan buatan
Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah pelabuhan penumpang dan beserta
pelabuhan barang:
a. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang adalah pelabuhan yang dibangun untuk memberikan
fasilitas bagi kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian. Pada
pelabuhan penumpang dilengkapi dengan stasiun penumpang yang mencakup
fasilitasfasilitas seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai
pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu
banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran keluar masuknya
penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk dan keluar dipisahkan. Penumpang
melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-
barang melalui dermaga.
b. Pelabuhan Barang
Pelabuhan barang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan penumpang.
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat
barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai besar. Daerah perairan
pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan
barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta
untuk keperluan transpor hasil produksi seperti baja, aluminium, pupuk, batu bara,
minyak dan sebagainya.
Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan
sebagai berikut :
a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal
atau setidak-tidaknya 80 % dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan
dibongkar muat melalui bagian
muka, belakang dan di tengah kapal.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar
muat barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian
diangkat dengan crane masuk kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan
dengan crane dan barang diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkut ke
gudang.
c. Mempunyai gudang transito/ penyimpanan di belakang halaman dermaga.
d. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/ pemasukan barang dari dan ke
gudang serta mempunyai fasilitas untuk reparasi. Sebelum barang dimuat dalam kapal
atau setelah diturunkan dari kapal maka barang muatan tersebut ditempatkan pada
halaman dermaga.
Bentuk halaman dermaga tergantung pada jenis muatannya yang bisa berupa :
a. Barang-barang potongan (gerenal cargo) yaitu barang-barang yang dikirim dalam
bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, dan barang-barang yang dibungkus dalam peti,
karung, drum, dan sebagainya.
b. Muatan curah/ lepas (bulk cargo) yang dimuat tanpa pembungkus seperti batu bara,
biji-bijian, minyak dan sebagainya.
c. Peti kemas (container), yaitu suatu peti yang ukurannya telah distandarisasi sebagai
pembungkus barang-barang yang dikirim. Karena ukurannya teratur dan sama maka
penempatannya akan lebih cepat dan pengangkutannya dapat dilakukan dengan alat
tersendiri yang lebih efisien.
Dalam buku Ship Design And Ship Theory, oleh H. Poels (hal. 51) memberikan
formula Cb:
Menurut Kerlen
= 1,179 0,33 ( )
Menurut Sehneekluth
= 1,179 0,361 ( )
Persayaratan suatu pelabuhan
- Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat.
- Berada dilokasi yang subur dan populasi penduduk yang cukup padat.
- Mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup
- Kapal kapal yang mencapai pelabuhan harus bias membuang sauh selama
menunggu untuk merapat ke dermaga untuk bongkar muat barang.atau isi bahan
bakar.
- Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang dan gudang gudang
penyimpanan barang serta reparasi kapal.
PEMBAHASAN
a.Pembuatan titik tetap (referensi) yang merupakan titik awal pengukuran arah
horizontal dan vertikal. Titik tetap tersebut dipergunakan untuk pelaksanaan sounding
dan pengikat benda-benda yang dianggap perlu dsimasukkan dalam peta hydrography.
Titik tetap dibuat dari beton berukuran 20 x 20 cm2 dengan pondasi minimal sedalam 1
m. Titik ini harus ditempatkan ditempat yang aman dan mudah terlihat. Selanjutnya titik
tetap tersebut agar ditentukan koordinat buminya.
b.Mengukur kedalaman air (sounding) pada kedudukan air rata-rata surut terendah
(LWS). Penentuan garis pantai ditetapkan pada kedudukan air pasang tertinggi (HHWS).
Garis kedalaman air dibuat dengan interval 1 (satu) m.
c.Apabila ada batu-batu dan benda-benda lain yang diperkirakan akan dapat
mengganggu pelayaran harus dapat ditentukan tempatnya (koordinatnya).
d.Mengukur arus laut yang terjadi, baik arah maupun kecepatan. Selain dari pada itu
apabila ada sungai yang bermuara disekitarnya harus diadakan penelitian dimana adanya
kemungkinan pendangkalan atau penggerusan (perubahan morphology) pantai.
e.Meneliti sifat pasang surut dengan melakukan pengamatan pergerakan muka air
laut selama 15 (lima belas) hari secara terus menerus dengan interval waktu pembacaan
setiap 30 menit. Perhitungan pasang surut dilakukan dengan methode Admiralty.
f.Mencari dan meneliti data dari instansi lain yang bersangkutan untuk
dipergunakan sebagai pembanding.
i.Peralatan yang dipergunakan antara lain Theodolite Wild T2, Echo Sounder,
GPS (Global Position System) yang memenuhi syarat dan mempunyai ketelitian yang
tinggi.
j.Personil yang mempergunakan peralatan tersebut harus cukup berpengalaman
dan bertanggung jawab.
2.Topography
d.Peralatan yang dipergunakan antara lain Thedolite Wild T2. Waterpass, Thedolite
Wild T0 dan sebagainya yang memenuhi syarat, yang mempunyai derajat ketelitian yang
tinggi berdasarakan hasil koreksi terakhir dari yang berwenang dan siap pakai.
e.Peralatan GPS RTK untuk pengukuran secara khusus baik di darat maupun di laut.