Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP TEKNOLOGI

INFRASTRUKTUR PELABUHAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Teknologi

Dosen Pembina : Chandra Afriade Siregar, St., Mt.

Disusun Oleh :

BUDIMAN 2112191028
VIKTOR IMAN PUTRA GALO 2112191045
JULIYANA YUSUP 2112191069
FAKAR MUBAROK 2112191121
FITRI KARDILLA SALSABILA 2112191187
SITI MAESAROH 2112191041
ANGGA FATTRIA SUNARYA 2112191192
MUHAMMAD ADITYA FERDIAN 2112191091

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SANGGA BUANA (USB) – YPKP

BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena


telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan ini untuk memenuhi Tugas Bapa Chandra
Afriade Siregar, St., Mt. pada mata kuliah Konsep Teknologi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada dosen pembina yang telah memberikan tugas, dukungan, serta
ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

27, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Pembahasan ................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ................................................................................... 4
B. Sejarah perkembangan .............................................................. 10
C. Kemajuan konsep teknologi perencanaan konstruksi .............. 14
D. Perkembangan yang terjadi ........................................................ 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 21
B. Saran ......................................................................................... 21
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep Teknologi adalah sebuah ide yang akan timbul pada peristiwa
nyata atau waktu melalui kemampuan teknik untuk memanfaatkan alam bagi
kesejahteraan manusia. Konsep teknologi yang berhubungan dengan keilmuan
Teknik sipil mencakup banyak hal, salah satunya dalam bidang transportasi
laut, yaitu pelabuhan. Pelabuhan berfungsi sebagai tempat penghubung antara
daratan dan lautan. Pengembangan transportasi diarahkan untuk menjembatani
kesenjangan antar wilayah dan mendorong pemerataan hasil-hasil
pembangunan. Transportasi laut memegang peranan penting dalam kelancaran
perdagangan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi antara lain daya
angkut banyak, dan biaya relatif murah. Guna menunjang perdagangan dan
lalu-lintas muatan, pelabuhan diciptakan sebagai titik simpul perpindahan
muatan barang dimana kapal dapat berlabuh, bersandar, melakukan bongkar
muat barang dan penerusan ke daerah lainnya (Kramadibrata, 1985).

Gambar 1.pelabuhan tanjung perak surabaya

Pelabuhan merupakan sarana yang penting terutama bagi transportasi laut,


dengan adanya transportasi ini, jarak tempuh yang dibutuhkan akan terasa lebih
cepat, terutama bagi perkembangan ekonomi suatu daerah dimana pusat
produksi barang konsumen dapat dipasarkan dengan cepat dan lancar. Selain itu
pada bidang ekonomi, pelabuhan membawa dampak positif bagi perkembangan

1
suatu daerah yang terisolir terutama daerah perairan dimana aksesibilitas
melalui darat sulit dilakukan dengan baik.

Pembangunan infrastruktur suatu wilayah dapat memberikan pengaruh pada


peningkatan akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga meningkatkan
akses produktivitas sumber daya yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan
ekonomi. (Sudaryadi, 2007). Pembangunan infrastruktur pelabuhan
membutuhkan biaya yang besar, keberhasilan ataupun kegagalan dari proyek
tersebut akan memiliki implikasi jangka panjang (Musso et. al., 2006).
Keberadaan pelabuhan memberikan dampak pada pembangunan ekonomi di
sekitar wilayah pelabuhan, sehingga keberhasilan pelabuhan tidak hanya
memberikan keuntungan bagi para investornya tetapi juga pada pemerintah
melalui eksternalitas yang menyebar pada perekonomian kawasan (Ho dan Ho,
2006).

2
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pelabuhan
2. Sejarah Perkembangan Pelabuhan
3. Kemajuan Konsep Teknologi Dalam Perencanaan Konstruksi Pelabuan
4. Perkembangan Pelabuhan Di Indonesia

C. Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Teknologi
2. Mengetahui histori perkembangan yg terjadi pada pelabuhan
3. Mengetahui perkebangan teknologi pada pelabuhan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PELABUHAN

Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga
disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula
disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang.
Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta
penyelengaraannya.

Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari
gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :

dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.

crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.

gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di
pindah ke kapal.

Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu
dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara.
(Triatmodjo, 2009)

4
1. Penggolongan dan Jenis Infrastruktur Pelabuhan

Terlihat pada gambar di atas pelabuhan merupakan bentuk infrastruktur


keras yang termasuk golongan pelayanan transportasi (Grigg 2000, Kodoatie
2015). Sebagai infrastruktur keras unit pelayanan transportasi laut maka dalam
perencanaan suatu pelabuhan memerlukan perhitungan yang tepat dan
koordinasi yang baik antar spesialisasi teknik sipil (Struktur, Geoteknik,
Hidrologi, serta Transportasi).

5
2. Kebutuhan akan pelabuhan
Kebutuhan akan pelabuhan timbul untuk memenuhi beberapa hal :
a. Pembangunan pelabuhan yang didasarkan pada pertimbangan politik.
Sebagai contoh adalah pelabuhan militer yang diperlukan untuk mendukung

keamanan suatu Negara.


Gambar 8.pelabuhan militer Amerika di Filipina

b. Pembangunan suatu pelabuhan diperlukan untuk melayani/meningkatkan


kegiatan ekonomi daerah dibelakangnya dan untuk menunjang kelancaran

perdagangan antar pulau maupun Negara (eksport, import).


Gambar 9.pelabuhan internasional Singapura

c. Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan/pabrik, sering


diperlukan suatu pelabuhan khusus. Pelabuhan ini akan melayani

6
pemasaran/pengiriman hasil produksi ataupun untuk mendatangkan bahan
baku pabrik tersebut.

Gambar 10.pelabuhan Pertamina Balongan

3. Persyaratan dan perlengkapan pelabuhan

Untuk bisa memberi pelayanan yang baik dan cepat, maka pelabuhan harus bisa
memenuhi beberapa persyaratan berikut ini :
1. Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti
jalan raya dan kereta api, sedemikian sehingga barang-barang dapat
diangkut ke dan dari pelabuhan dengan mudah dan cepat.
2. Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang (daerah
pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama
menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau
mengisi bahan bakar.
5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (kran, dsb) dan
gudang-gudang penyimpanan barang.

7
Gambar 11.kran pelabuhan Makassar

6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut pada umumnya pelabuhan


mempunyai bangunan-bangunan.

a. Pemecah gelombang, yang digunakan untuk melindungi daerah perairan


pelabuhan dari gangguan gelombang.

Gambar 12.pemecah gelombang

b. Alur pelayaran, yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang


akan keluar/masuk ke pelabuhan.

8
c. Kolam pelabuhan, merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuh
untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan untuk memutar (di
kolam putar), dsb.

Gambar 13.kolam pelabuhan Bakauhuni

d. Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang di gunakan untuk


merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat
barang. Ada dua macam dermaga yaitu yang berada di garis pantai dan
sejajar dengan pantai yang disebut quai atau wharf; dan yang menjorok
(tegak lurus) pantai disebut pier.

e. Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu


merapat di dermaga maupun menunggu di perairan sebelum bisa

merapat ke dermaga. Alat penambat bisa diletakkan di dermaga atau di


perairan yang berupa pelampung
Gambar 14.dermaga Merak

4. Lokasi dan Lebar Mulut Pelabuhan


Untuk pelabuhan kecil lebar mulut pelabuhan adalah 100 m, pelabuhan sedang
antara 100 m dan 160 m, dan untuk pelabuhan besar adalah 160 m sampai
260 m.
Gelombang dari laut dalam akan masuk ke pelabuhan melalui mulut pelabuhan.
Dalam perjalanannya masuk ke pelabuhan, tinggi gelombang berkurang secara

9
berangsur-angsur karena adanya proses difraksi, yaitu menyebarnya energi
gelombang ke seluruh lebar daerah perairan pelabuhan. Tinggi gelombang di
kolam pelabuhan dapat dihitung dengan rumus Stevenson. Rumus tersebut
hanya memberikan hasil perkiraan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas dari kondisi gelombang di kolam pelabuhan diperlukan tes model
hidraulis.

Rumus Stevenson mempunyai bentuk :

Dengan :
Hp : tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m).
H : tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m).
b : lebar mulut (m).
D : jarak dari mulut ke titik P
B : lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran
dengan jari-jari D dan pusat pada titik tengah mulut (m).

B. SEJARAH PERKEMBANGAN PELABUHAN

Dari penemuan-penemuan Archaeologists (hasil survei, penggalian-


penggalian dan berdasarkan pada dokumen-dokumen tua), dapat diketahui
bahwa sejarah dari perkembangan pelabuhan pada hakekatnya sudah dimulai
pada waktu Kekasiaran Romawi, sekitar tahun 3500 SM. Bangunan- bangunan
pelabuhan tersebut banyak dijumpai di lautan Tengah, lautan Merah dan teluk
Persia.
Dengan adanya pertualangan pelaut-pelaut yang gagah berani seperti
Columbus, Drake, Releigh, Cook, Mangellan dan lain-lain yang memelopori
pelayaran dengan menggunakan kapal-kapal besar dengan crew yang besar
mengarungi lautan yang luas dari benua ke benua. Keberanian yang dilakukan
oleh mereka itu menghapuskan ketakyulan dan ketakutan akan lautan dan
daratan diseberang. Selanjutnya yang tadinya pelayaran yang hanya dilakukan
10
dalam jarak dekat yang biasanya hanya sepanjang sungai atau pantai serta
dengan kapal-kapal kecil dengan muatan sedikit sudah mulai berganti dengan
kapal-kapal yang besar dengan crew yang besar segera berlayar mengangkut
penumpang dan barang dari benua ke benua menyebabkan munculnya
pelabuhan-pelabuhan modern. Dari hasil-hasil ekspedisi tersebut melahirkan
pertumbuhan lalu lintas, perkembangan pembangunan fasilitas-fasilitas
pelabuhan seperti dermaga, dibuatkan terusan-terusan dan sebagainya.
Dari hasil penemuan-penemuan tersebut telah membuktikan kepada kita
bahwa teknik pembuatan pelabuhan sudah cukup maju dan sudah direncanakan
dengan baik sehingga sampai sekarangpun banyak dipakai dalam perencanaan
dan desain konstruksi pelabuhan seperti dalam menentukan letak bangunan
penangkis gelombang yang efisien dan efektif. Tapi oleh karena banyak sebab
seperti jatuhnya kekaisaran Romawi, bencana alam (gempa bumi, banjir dan
sebagainya). Kurangnya perawatan maka, akibatnya banyak bangunan-
bangunan pelabuhan yang hancur atau lenyap.
Mulai abad ke XVIII perhatian dalam pekerjaan-pekerjaan pelabuhan muncul
kembali berkenaan dengan keinginan dari bangsa-bangsa didunia untuk
menjelajah lautan serta pencarian jalur perdagangan dan pencarian tanah-tanah
dan daerah baru dalam memperluas imperiumnya. Perluasan koloni oleh
kerajaan inggris, Spanyol, Protugis, Belanda dan lainnya, semuanya ini
mempunyai andil dalam perkembangan pelabuhan apalagi setelah
ditemukannya mesin uap, kapal tidak lagi digerakkan oleh layar tetapi sudah
digerakkan oleh mesin uap.
Dari mulai saat itu pekerjaan konstruksi pelabuhan berkembang pesat. Jumlah
kapal-kapal bertambah pesat, kebutuhan akan fasilitas untuk kapal yang
berlabuh menjadi jelas kelihatan sehingga fasilitas-fasilitas pelabuhan menjadi
perlu.
Perkembangan pelabuhan lebih meningkat lagi setelah adanya pelabuhan bebas
free port, baunded ware hauses) yang merupakan indikasi bahwa pelabuhan
merupakan suatu unit dalam sistem ekonomi secara keseluruhan dan tidak dapat
dipisahkan dengan kondisi ekonomi daerah yang dilayani oleh pelabuhan
tersebut. Peningkatan perkembangan perdagangan dunia yang cepat

11
mengakibatkan banyak prasarana harus disesuaikan untuk memberikan
pelayanan pelabuhan yang lebih baik yang berakibat pada biaya atau investasi
yang besar.
Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pada tahun 1920 ada 500 pelabuhan, tapi
sekarang justru berkurang dan sekarang terdapat 336 pelabuhan yang disinggahi
oleh kapal-kapal secara regular yang terdiri atas :

• Pelabuhan laut 51 buah,


• Pelabuhan pantai yang terbuka untuk ekspor impor 38 buah.
• Pelabuhan pantai umum 164 buah,
• Pelabuhan Pantai khusus 67 buah,
• Pelabuhan khusus 16 buah
Pada waktu penjajahan Belanda, walaupun bangunan-bangunan pelabuhan
berkembang sangat pesat namun hal ini tidak lebih untuk kepentingan penjajah
sendiri sehingga bangsa dan rakyat Indonesia sendiri sangat ketinggalan dalam
membangun pelabuhan. Baru setelah Indonesia merdeka bangsa dan rakyat
Indonesia sudah mulai bisa membuat pelabuhan sendiri, bahkan saat ini tenaga-
tenaga ahli Indonesia banyak membangun pelabuhan tidak saja di negara sendiri.
Dan saat ini diseluruh Indonesia terdapat 336 pelabuhan besar dan kecil dengan
panjang dermaga (tahun 1993) adalah 55.155 meter. Dari pelabuhan-pelabuhan
tersebut hanya 87 pelabuhan yang dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia I
sampai dengan IV. Pelabuhan Indonesia dibedakan atas beberapa kelas
pelabuhan yaitu Kelas I sebanyak 4 pelabuhan, kelas II sebanyak 15 pelabuhan,
kelas III sebanyak 21 pelabuhan, kelas IV sebanyak 31 pelabuhan, dan kelas V
sebanyak 16 pelabuhan.
PT. Pelabuhan I (Pelindo I) memiliki 19 pelabuhan, Pelindo II 19 pelabuhan,
Pelindo III 28 pelabuhan dan Pelindo IV 21 pelabuhan. Pelabuhan-pelabuhan
tersebut disinggahi oleh kapal-kapal pelayaran nusantara, pelayaran lokal, kapal
samudara dan kapal luar Negeri, serta pelayaran perintis lainnya. Jadi pada
dasarnya Indonesia telah memiliki jaringan perhubungan yang cukup baik bila
terurus dengan baik, akan tetapi karena pertumbuhan penduduk, keterbatasan
anggaran untuk pengurusan serta mobilitas satuan-satuan ekonomi yang lebih
cepat, tepat, selamat, maka sektor perhubungan dianggap sektor yang harus terus
12
dibenahi karena memegang peranan strategis bagi pertumbuhan ekonomi untuk
itu pemerintah diharapkan memberi prioritas penting pada sektor perhubungan
khususnya perhubungan laut.
Pada saat ini terdapat 4 (empat) pelabuhan utama nasional yaitu Tanjung Priok,
Tanjung Perak, Belawan dan Makassar, yang semuanya mengendalikan
angkutan barang melalui kontainer untuk ekspor dan impor. Pelabuhan terbesar
adalah Tanjung Priok, yang mempunyai total 78 (tujuh puluh delapan) tempat
sandar kapal dan 14 (empat belas) untuk kontainer. Jumlah lalu lintas barang di
Tanjung Priok adalah 36 (tiga puluh enam) MT, dimana setengah diantaranya
merupakan untuk keperluan domestik, dan kapasitas untuk operasi kontainer
sebesar 3,6 (tiga koma enam) juta TEUs.
Angkutan barang melalui pelayaran antar pulau jauh melebihi volume angkutan
barang internasional. Sementara perkembangan angkutan kargo dunia saat ini
sekitar 80% (delapan puluh persen) diangkut menggunakan kontainer, dengan
kapasitas kapal terus meningkat dari ukuran 1.500 (seribu lima ratus) TEUs
hingga 9.000 (Sembilan ribu) TEUs. Kapal dengan ukuran 9.000 (sembilan ribu)
TEUs membutuhkan kedalaman sandar minimal 13 (tiga belas) meter. Bahkan
pada tahun 2013 kapal pengangkut kontainer ukuran 12.000 (dua belas ribu)
TEUs diperkirakan akan beroperasi, yang membutuhkan kedalaman sandar
minimal 18 (delapan belas) meter. Agar dapat menampung kebutuhan lalu lintas
kargo dan kapal seperti tersebut di atas, Indonesia harus meningkatkan kapasitas
pelabuhan nasionalnya, termasuk membangun pelabuhan hub internasional.
Gambaran pelabuhan nasional yang ada saat ini berdasarkan
Pengaturan Sistem Kepelabuhan Nasional dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN), terdapat 25 (dua puluh lima) Pelabuhan
strategis utama, yang mencakup :
1) 8 pelabuhan di Sumatera;
2) 6 pelabuhan di Jawa/Bali;
3) 4 pelabuhan di Kalimantan;
4) 3 pelabuhan di Sulawesi;
5) 1 pelabuhan di Nusa Tenggara;
6) 1 pelabuhan di Maluku;
13
C. KEMAJUAN DALAM PERANCANGAN KONSTRUKSI
PELABUHAN

Kemajuan dalam perancangan dan pelaksanaan pembangunan konstruksi


pelabuhan sangat mendorong dalam perkembangan pembangunan pelabuhan di
dunia termasuk Indonesia.

Dalam tahun-tahun terakhir ini, banyak kita jumpai kemajuan yang menakjubkan
dalam perancangan pelabuhan. Hal ini disebabkan oleh penelitian yang terus
menerus di laboratorium dengan menggunakan model-model konstruksi pelabuhan
yang berskala besar dan konstruksi disimulasikan menerima beban sesuai dengan
kondisi sesungguhnya.

Beberapa kemajuan yang paling penting dalam perancangan konstruksi pelabuhan


dapat kita lihat seperti berikut ini

• Mekanika Tanah

Perkembangan dalam ilmu mekanika tanah terutama sekali dapat dilihat pada
ketentuan-ketentuan dalam perancangan pondasi dan struktur- struktur yang
umumnya berhubungan dengan tanah telah berkembang dengan sangat pesatnya
tidak saja membuat perencanaan menjadi lebih ekonomis namun juga
menghilangkan banyak asumsi dalam menganalisis pondasi di laboratorium dan di
lapangan.

• Angin, Arus dan Gelombang

Banyak yang dihasilkan dan dikerjakan dalam penelitian pada bidang ini. Dengan
telah diketemukannya alat-alat yang serba canggih untuk mengukur kecepatan
angin, arus dan gelombang, menghasilkan pengertian yang lebih baik tentang
kelakuan dari pengaruh angin, arus dan gelombang pada struktur bangunan
pelabuhan yang sangat banyak mendorong dalam perkembangan perencanaan
konstruksi bangunan pelabuhan.

• Pemecah Gelombang

Tipe-tipe baru yang telah diciptakan untuk melindungi bangunan serta kolam
pelabuhan terhadap gaya-gaya gelombang seperti yang diciptakan oleh Tetrapod,
14
Quadripod, Hexapod, Tribar, modifikasi kubus beton dan banyak lagi bentuk-
bentuk baru yang diciptakan untuk melindungi pelabuhan dari gaya-gaya
gelombang yang dapat disesuaikan dengan keadaan.

• Beton Pratekan

Beton pratekan telah digunakan untuk tiang pancang, kolom serta balok untuk
dermaga dan ternyata lebih aman dan cepat dalam pelaksanaannya pada konstruksi-
konstruksi di atas air. Hal ini juga merangsang dalam perencanaan dan
pembangunan pelabuhan.

• Sistem Fender

Banyak sistem fender dan jenis-jenis baru yang dikembangkan untuk melindungi
dermaga dan kapal-kapal sewaktu merapat. Dan sekarang telah diciptakan berbagai
fender karet dari berbagai bentuk, seperti Rankin, steel spring dan gravity fender
dan masih banyak lagi jenis-jenis yang kita jumpai di lapangan yang tentunya juga
mendorong dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan.

• Perlindungan terhadap Korosi

Penemuan-penemuan dalam perlindungan terhadap konstruksi pelabuhan seperti


baja maupun beton memungkinkan konstruksi pelabuhan menjadi lebih ekonomis.

• Kemajuan dalam bidang industri konstruksi

Industri konstruksi menghasilkan banyak pilihan dalam perancangan. Dengan


kemajuan peralatan kerja di lapangan maupun dalam kemampuan

pekerjaan beton di lapangan, perencanan dan pengawasan campuran beton


memberikan nilai tambah dalam workability, durability, density dan strength.
Pencampuran bahan khusus yang sekarang banyak dilakukan memungkinkan untuk
memperkecil penyusutan. Aggregate dapat diseleksi secara hati-hati dan diuji
sebelum digunakan serta kontrol perbandingan air semen secara cermat.
Penggunaan vibrator sudah digunakan pada hampir untuk semua pekerjaan beton.
Peralatan-peralatan yang lebih efisien sudah digunakan hampir pada semua
pekerjaan konstruksi pelabuhan.

15
D. PERKEMBANGAN PELABUHAN

Gambar 3.pelabuhan muara jati Cirebon

Pada awalnya, pelabuhan hanyalah merupakan suatu tepian dimana


kapalkapal dan perahu dapat merapat dan membuang jangkar untuk dapat
melakukan bongkar muat dan naik turun penumpang. Sehingga pada masa itu
pelabuhan hanyalah berada pada tepian sungai, teluk atau pantai. Dengan
berkembangnya kehidupan sosial, ekonomi dan fasilitas hidup meningkat serta
bertambahnya hasil produksi, maka diperlukan pemindahan atau pemasaran
kedaerah lain dengan diperlukan sarana dan prasarana pengangkutan yang lebih
memadahi. Sehingga terjadilah perkembangan pelabuhan dengan fungsi dan
fasilitasnya.

1. PELABUHAN TRADISIONAL
a. Pelabuhan Tertua di Dunia
Gambar 4.pelabuhan Wadi-Jarf

Pelabuhan tertua berusia 4.500 itu di


Wadi-Jarf, Mesir. Wadi al-Jarf
adalah nama daerah di pantai Laut
Merah yang merupakan situs
pelabuhan tertua di dunia, menurut
Dinasti Keempat Mesir. Bukti-bukti
kuat bahwa area tersebut adalah
pelabuhan diperkuat dengan penemuan jangkar ukir dari batu, stoples, fragmen
16
tali dan potongan tembikar. Dermaga kuno dan struktur terbuat dari tumpukan
batu yang terletak 112 km sebelah selatan dari Suez, yang diperkirakan aktif pada
pemerintahan Firaun Khufu. Satu papirus itu berisikan kegiatan sehari-hari dari
seorang pejabat bernama Merrer, yang memimpin pembangunan Piramida Agung.
"(Merrer) terutama melaporkan tentang banyak perjalanan dari tambang batu
kapur Tura untuk mengambil blok untuk membangun piramida,"

b. Pelabuhan dermaga apung (Dermaga Kayu)


Dermaga apung adalah tempat untuk menambatkan kapal pada suatu ponton
yang mengapung di atas air. Digunakannya ponton adalah untuk mengantisipasi
air pasang surut laut, sehingga posisi kapal dengan dermaga selalu sama,
kemudian antara ponton dengan dermaga dihubungkan dengan suatu
landasan/jembatan yang flexibel ke darat yang bisa mengakomodasi pasang surut
laut.

Gambar 5.dermaga apung

2. Pelabuhan Abad 18

Didorong oleh Revolusi Industri pada Abad ke 18, pelabuhan-pelabuhan di Eropa


banyak mengalami perkembangan baik secara pengelolaan maupun secara struktur
yang digunakan. Dermaga-dermaga beton permanen mulai dikembangkan,
mengganti dermaga kayu.

a. Pelabuhan Antwerpen

Pembangunan Pelabuhan Antwerpen yang lebih modern dimulai oleh Napoleon


Bonaparte. Pada tahun 1803, Napoleon memerintahkan pembangunan dua
17
galangan baru di Nieuwstad dengan pengeringan dua kanal dan penghancuran
lingkungan Boerenkwartier. Galangan kapal pertama, Le petit bassin, dibangun
pada tahun 1811 dan yang kedua, Le grand bassin, dibangun setelahnya pada
tahun 1813. Kedua galangan kapal inilah yang nantinya berganti nama menjadi
Galangan Bonaparte dan Galangan Willem secara berurutan.

Gambar 6.pelabuhan Antwerpen 1903

b. Pelabuhan Rotterdam

Pelabuhan Rotterdam adalah pelabuhan terbesar di Eropa, yang terletak di kota


Rotterdam, Belanda. Pada tahun 1962 sampai tahun 2004, pelabuhan ini adalah
pelabuhan tersibuk di dunia. Dengan luas 105 kilometer persegi (41 sq mi),
pelabuhan Rotterdam sekarang membentang lebih dari 40 kilometer (25 mi).
Pada paruh pertama abad ke-19 kegiatan pelabuhan dipindahkan dari pusat ke
arah barat menuju Laut Utara. Untuk meningkatkan koneksi ke Laut Utara,
Nieuwe Waterweg ("Waterway"), sebuah kanal berukuran besar, dirancang untuk
menghubungkan sungai Rhein dan Meuse ke laut.

Gambar 7. Nieuwe Waterweg

18
E. Perkembangan Pelabuhan di Indonesia.

1. Pelabuhan Sunda Kelapa.


Pelabuhan Kalapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan
pelabuhan terpenting Pajajaran. Salah seorang penjelajah Portugis, mengunjungi
pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Pulau Jawa antara tahun 1512 dan 1515.

Gambar 15.pelabuhan Sunda kelapa pada jaman kolonial Belanda

Laporan Portugis menjelaskan bahwa Sunda Kelapa terbujur sepanjang satu atau
dua kilometer di atas potongan-potongan tanah sempit yang dibersihkan di kedua
tepi sungai Ciliwung. Tempat ini ada di dekat muaranya yang terletak di teluk yang
terlindung oleh beberapa buah pulau. Sungainya memungkinkan untuk dimasuki
10 kapal dagang yang masing-masing memiliki kapasitas sekitar 100 ton. Menurut
catatan sejarah, pelabuhan Sunda Kelapa pada masa Belanda dibangun dengan
kanal sepanjang 810 meter. Pada tahun 1817, pemerintah Belanda
memperbesarnya menjadi 1.825 meter. Setelah zaman kemerdekaan, dilakukan
rehabilitasi sehingga pelabuhan ini memiliki kanal sepanjang 3.250 meter yang
dapat menampung 70 perahu layar dengan sistem susun sirih.

2. Pelabuhan Teluk Lamong


Terminal Teluk Lamong dilengkapi dengan peralatan modern semi-otomatis
sehingga menjanjikan keamanan, kecepatan serta ketepatan waktu bagi pengguna
jasa. Kapal-kapal internasional bermuatan besar dapat sandar di Terminal Teluk
Lamong karena kedalaman dermaganya mencapai -14 meter LWS. Juga telah

19
dilakukan revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya, dengan lebar alur menjadi
150 meter, kedalaman menjadi 13 mLWS pada tahap pertama, sehingga kapal
tujuan Indonesia tidak perlu lagi singgah ke Singapura.

Gambar 16.pelabuhan Teluk Lamong tercanggih ke-4 di Dunia

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal – hal yang dibahas di atas mengenai konsep teknologi atau
kemajuan perkembangan pelabuhan saat ini, dapat di tarik sebuah kesimpulan
bahwa Konsep teknologi yang berhubungan dengan keilmuan Teknik sipil
mencakup banyak hal, adanya konsep teknologi dalam perkembangan infrastruktur
pelabuhan sangat diperlukan karena untuk mempermudah pekerjaan dalam
pembangunan menunjang fasilitas pelabuhan sesuai kebutuhannya, dapat
mempercepat produktifitas tinggi dalam membuat alat-alat teknologi kapal saat ini,
dan mensejahterakan masyarakat karena berdampak pada perekonomian. Misalnya
pengembangan New Priok Terminal, perluasan dari pelabubuhan Tanjung Priok
dikarenakan pertumbuhan kargo yang pesat hampir mencapai maksimum
pelabuhan eksisting. Ketika proses pembangunan dibutuhkan waktu pengerjaan se
efisien mungkin maka diperlukan teknologi penunjang seperti teknologi alat berat,
ataupun teknologi bahan bangunan dan lainnya yang dapat menunjang pekerjaan
pembangunan.

B. Saran

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada
saya.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan


memakluminya, karena hamba Allah SWT tidak luput dari salah, khilaf, dan lupa.

21

Anda mungkin juga menyukai