Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Untuk bersaing dalam perekonomian dunia dan dalam menyambut era


globalisasi,setiap negara dituntut untuk mempersiapkan berbagai sarana dan
prasarana yang dapat mendukung kelancaran sistem yang akan berlangsung. Pasar
bebas yang akan terselenggara di kawasan asia memberikan arti penting bagi
Indonesia, Setidaknya Indonesia memperoleh imbas dari pergolakan sistem
persaingan yang akan terjadi didaratan asia melalui peningkatan perekonomian
berupa pasar ekspor atau impor yang menjadi parameter perkembangan. Semakin
basar ekspor impor suatu negara maka semakin laju perkembangan perekonomian
suatu negara tersebut.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil bumi, potensi alam
yang masih alami, dan lahan yang luas dan subur untuk usaha produksi,
memberikan kesempatan untuk melakukan pengembangan atau membuata sektor-
sektor yang menjadi generator perkembangan. Transportasi laut merupakan jalur
yang sangat mendukung perdagangan tesebut karena melalui transportasi laut
segala berang yang akan diperdagangkan dapat disebarkan ke kota-kota maju
yang berada di pinggir pantai ataupun sungai dalam jumlah besar dan dapat
diteruskan ke daerah-daerah atau kota-kota sekitarnya.

1
1.2.PENGERTIAN PELABUHAN

Pelabuhan (Port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap


gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga
dimana kapal ditambatkan untuk bongkar muat barang, kran-kran (crane) untuk
bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan
dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang dimana barang-
barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu
pengiriman kedaerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan
jalan kereta api dan/atau jalan raya.

Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah


atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau atau
bahkan antar negara, benua dan bangsa. Dengan fungsinya tersebut maka
pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara sosial
ekonomis maupun teknis.

Pelabuhan mempunyai daerah pengaruh (hinterland), yaitu daerah yang


mempunyai kepentingan hubungan ekonomi, sosial dan lain-lain dengan
pelabuhan tersebut. Selain untuk kepentingan sosial dan ekonomi, ada pula
pelabuhan yang dibangun untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun
untuk tegaknya suatu negara. Dalam hal ini pelabuhan disebut dengan pangkalan
angkatan laut atau pelabuhan militer.

1.3.MAKSUD DAN TUJUAN

1.4.SISTEMATIKA PENULISAN

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.DEFINISI DERMAGA PETI KEMAS

Terminal Peti Kemas

Pengiriman barang dengan menggunakan peti kemas telah banyak


dilakukan, dan volumenya terus meningkat dari tahu ke tahun. Beberapa
pelabuhan terkemuka telah mempunyai fasilitas-fasilitas pendukungnya yang
berupa terminal peti kemas seperti Pelabuhan Tanjung Priok, tanjung Mas,
Tanjung Perak, Beawan dan Ujung Pandang.

Pengangkutan dengan menggunakan peti kemas memungkinkan barang-


barang digabung menjadi satu dalam peti kemas sehingga aktivitas bongkar muat
dapat di mekanisasikan. Hal ini dapat meningkatkan jumlah muatn yang bisa di
tangani sehingga waktu bongkar muat menjadi lebih cepat.

            Pengiriman barang dengan menggunakan peti kemas dapat dibeda-kan


menjadi dua macam yaitu full container load (CFL) dan less than container load
(LCL). Pada CFL seluruh isi peti kemas milik seorang pengirim atau penerima
muatan, sedang dalam LCL peti kemas yang berisi beberapa pengiriman yang
masing-masing pengirim terdiri dari sejumlah muatan yang volumenya kurang
dari satu peti kemas.

            Pengangkutan dengan peti kemas ini memungkinkan diterpakan


pengangkutan intermodal dari pintu ke pintu (door to door), yaitu pengangkutan
yang berasal dari dari pintu gudang eksportir ke pintu gudang importir
diselenggarakan oleh satu tangan. Eksportir dan importir hanya berhubungan
dengan satu perusahaan saja tanpa mengingat bahwa pengangkutan barang
dilakukan oleh lebih dari satu perusahaan pelayaran. Dalam pengiriman door to
door tersebut digunakan berbagai macam alat transportasi seperti truk/kereta api,
kapal laut, truk/kereta apisehingga sistem ini disebut intermodal. Pada pengiriman

3
door to door ini muatan dimasukkan ke peti kemas di gudang eksportir dan peti
kemas itu tidak dibuka sampai menyelesaikan seluruh rangkain perjalanannya
sampai di gudang importir untuk kemudian dibongkar isinya. Dinegara-negara
maju pemeriksaan pabean dilakukan pada waktu barang dimasukkan di peti kemas
di gudang eksportir dan pada waktu pembongkaran barang di gudang importir,
sehingga proses pengangkutan peti kemas menjadi lancar dan cepat. Di Indonesia
hal sperti itu belum bisa dilaksanakan karena berbagai hambatan administratif,
psikologis dan mental. Oleh karena itu pengiriman door to door ke dan dari
indonesia tetap mengalami pemeriksaan pabean pelabuhan.

1. Penanganan Peti kemas

Penanganan bongkar muat di terminal peti kemas dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu lift on/lift off  (Lo/Lo) dan roll on/roll off (Ro/Ro). Pemakain  kedua
metode tersebut tergantung pada cara kapal dimuati dan dibongkar muatannya.

Metode Lo/Lo dapat dilakukan dua cara. Kapal peti kemas menggunakan krannya
untuk mengangkat peti kemas pada dan dari kapal.cara ini sudah banyak
ditinggalkan. Pada saat ini penanganan peti kemas banyak dilakukan dengan
peralatan yang ditempatkan di dermaga. Peralatan yang digunakan adalah gantry
crane, yaitu kran raksasa yang dipasang diatas rel disepanjang dermaga untuk
bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal.

Pada metode Ro/Ro peti kemas berada di atas chasis atau trailer yang
ditarik traktor masuk kapal. Trailer dan peti kemas tersebut kemudian dilepaskan
dari traktor dan ditempatkan di geladak kapal. Selanjutnya traktor tersebut
kembali kedarat untuk mengambil trailer yang lain.

Operasi bongkar muat ini dilakukan secara simultan. Kapal tipe Ro/Ro
mempunyai geladak yang bertingkat .kelebihan dari pengoperasian Ro/Ro adalah
dapat memuat jenis muatan lain seperti pipa dan baja yang berukuran panjang,
tangki-tangki besar, mobil, truk, dan sebagainya. Kekurangannya adalah
banyaknya ruang kosong yang tidak dimanfaatkan, mengingat peti kemas berada
di atas chasis, sehingga mengurangi kapasitas kapal.

4
2.2.Klasifikasi Pelabuhan

1. Klasifikasi pelabuhan dari sudut teknis


Dari sudut teknis, pelabuhan dapat dibagi menjadi :
a.Pelabuhan Alam (natural and protected harbour), adalah suatu daerah
yang menjurus ke dalam ('inlet') terlindung oleh suatu pulau, jazirah atau
terletak di suatu teluk, sehingga nafigasi dan berlabuhya kapal dapat
dilaksanakan.
Contoh: Dumai, Cilacap, New York, Hamburg dan sebagainya.
b. Pelabuhan Buatan (artificial harbour), adalah suatu daerah perairan
yang dibuat manusia sedemikian, sehingga terlindung terhadap
ombak/badai/arus, sehingga memungkinkan kapal dapat merapat.
Contoh: Tanjung Priok, Dover, Colombo dan sebagainya.
1. Pelabuhan Semi Alam adalah (Semi natural harbour)

Gambar 1 Pelabuhan semi alam Contoh: Palembang

2. Klasifikasi pelabuhan dari sudut jasa yang diberikan


Dari sudut jasa yang diberikan,pelabuhan dibagi menjadi:
a. Golongan (a). Ditinjau dari pemungutan jasa-jasa:
1. Pelabuhan yang diusahakan, yaitu pelabuhan dalam binaan
Pemerintah yang sesuai kondisi, kemampuan dan
pengembangan potensinya, diusahakan menurut azas
hukum perusahaan.
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan, Yaitu pelabuhan dalam
pembinaan Pemerintah yang sesuai kondisi kemampuan dan
pengembangan potensinya masih menonjol sifat "overheid-
zorg".

5
3. Pelabuhan otonom, yaitu pelabuhan yang diserahkan
wewenangnya untuk mengatur diri sendiri.

Gambar 2 Pelabuhan Penumpang

b. Golongan (b).ditinjau dari jenis perdagangan:


1. Pelabuhan Laut, ialah pelabuhan yang terbuka untuk jenis
perdagangan dalam dan luar negeri yang menganut Undang-
Undang Pelayaran Indonesia.
2. Pelabuhan Pantai, ialah pelabuhan yang tebuka untuk jenis
perdagangan Dalam Negeri.
c. Golongan (c) Ditinjau dari jenis pelayanan kepada kapal dan
muatannya.
1. Pelabuhan Utama (mayor port), yaitu merupakan pelabuhan
yang melayani kapal-kapal besar dan merupakan pelabuhan
pengumpul/pembagi muatan.
2. Pelabuhan Cabang (feeder port), merupakan pelabuhan
yang melayani kapal-kapal kecil yang melayani pelabuhan
utama.

6
Gambar 3 Pelabuhan Cabang

d. Ditinjau dari segi penyelenggaraannya


1. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan
untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum
2. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang diselenggarakan
untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu

Gambar 4 Kapal Barang Umum

e. Ditinjau dari segi penggunaannya

1. Pelabuhan Ikan

Gambar 5 Pelabuhan Kapal ikan

7
2. Pelabuhan Minyak

Pelabuhan Minyak

3. Pelabuhan Barang

Pelabuhan Barang

4. Pelabuhan Campuran

Pelabuhan Campuran

5. Pelabuhan Militer

8
Pelabuhan Militer

2.3 Jenis kapal


Selain dimensi kapal, karakteristik kapal seperti tipe dan fungsinya
juga berpengaruh terhadap perencanaan pelabuhan. tipe kapal berpengaruh
pada tipe pelabuhan yang akan direncanakan. Sesuai fungsinya, kapal
dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut :
1. Kapal Penumpang
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan tarif
hidup sebagian penduduk relatif masih rendah, kapal penumpang
masih mempunyai peranan yang cukup besar. jarak antara pulau
yang relatif dekat masih bisa dilayani oleh kapal – kapal
penumpang.

Gambar 10 Pelabuhan Kapal Penumpang


2. Kapal Barang

9
Gambar 11 Kapal Barang

Kapal barang khusus dibuat untuk mengangkut barang.


pada umumnya kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar
dari pada kapal penumpang.
Bongkar muat barang bisa dilakukan dengan dua cara yaitu
secara Vertikal dan Horizontal.
kapal barang dibedakan menjadi beberapa macam sesuai
dangan barang yang diangkut, seperti biji – bijian, barang – barang
yang masuk dalam peti kemas (container), Benda cair, (minyak,
bahan kimia,gas alam,gas alam cair dsb)

a. Kapal Barang Umum (general Cargo Ship)


b. Kapal Peti kemas

Gambar 12 Kapal Peti Kemas

c. Kapal Barang Curah (bulk Cargo ship)

10
Gambar 13 Kapal Barang Curah (bulk Cargo ship)
d. Kapal Tangker

Gambar 14 Kapal Tangker


e. Kapal Khusus (special designed ship)

Gambar15 Kapal Khusus

f. Kapal Ikan

Gambar 16 Kapal Ikan

2.4 Karakteristik Kapal


Perencanaan pelabuhan harus meninjau pengebangan pelabuhan
dimasa mendatang, dengan memperhatikan daerah perairan dari daratan.
Daerah perairan harus cukup luas yang mencukupi untuk fasilitas gedung,
lapangan penumpang, perkantoran, jalan dan fasilitas didarat lainnya.
Dimensi berbagai fasilitas pelabuhan tersebut tergantung karakteristik
kapal. Sebagai contoh kedalaman dan lebar alur pelayaran tergantung pada
kapal terbesar yang mengunakan pelabuhan. Panjang dermaga ditentukan

11
berdasarkan panjang kapal rerata yang berlabuh dipelabuhan.
Tabel 2.1. memberikan data jenis, bobot dan dimensi kapal. Data
tersebut diberikan oleh akakura dan takahashi, Technical Note Of The
Ports And Harbour Research Insitute No.911, September 1998 Dan Port
And Harbour Bereau Of Munitry Of Transport, Japan (Thoresen, CA
2003).

Port And Harbour Bureau Of Minitry Of Transport, Japan


(Thoresen, AC,2003) memberikan persamaan untuk mengitung beberapa
karakteristik kapal sseperti diberikan dalam tabel 1.3.tabel tersebut
menunjukan hubungan antara berat kapal total (Displaceement tonnage,
DT), luas bidang kapal laterak, luas bidang muka kapal, luas permukaan
dibawah air, berat kapal kosong dengan pemberat (displacement ballast
loaded), draft kapal kosong dengan pemberat (draft ballast loaded) untuk
kapal barang umum kapal tanker dan kapal barang curah padat.
Persamaan praktis untuk menghitung draft kapal bermuatan penuh
diberikan rumus berikut ini:

DWT
Draft maksimum=
√ 1000
+

12
B.FASILITAS PELABUHAN

2.5 Fasilitas Pelabuhan

Gambar 25 Fasilitasi Pelabuhan

1. Fasilitas pokok di pelabuhan


 Alur Pelayaran
Alur pelayaran berfungsi sebagai area lintasan kapal yang akan masuk
dan keluar dari kolam pelabuhan. Besaran kedalaman alur pelayaran biasanya
ditentukan dengan formula : 1,1 draft kapal penuh + 1 m.
 Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan merupakan tempat dimana kapal dapat labuh dengan
kedalaman aman sekitar 1,1 draft (sarat kapal) kapal penuh, dengan luas kolam:
Tambatan tunggal: Lingkaran dengan jari-jari (LOA+50m) x lebar (LOA/2)
 Penahan Gelombang
Berfungsi untuk melindungi daerah perairan dari gangguan gelombang air laut.
Pada umumnya bertipe miring, tegak (kaison) dan campuran.
 Mooring Buoy

Gambar 26 Mooring Buoy

13
Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat labuh agar tidak terjadi
pergeseran yang disebabkan oleh angin dan arus gelombang. Selain itu
mooring buoy juga dapat membantu kapal untuk berputar.

Mooring buoy terbuat dari pelampung penambat, beton pemberat, jangkar


dan rantai antara jangkar dan pelampung.

2. Fasilitas penunjang di pelabuhan


 Dermaga

Merupakan bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk merapat dan


menambatkan kapal yang melakukan bongkar-muat barang dan naik turunnya
penumpang.
Pada umumnya, dermaga memiliki tipe dengan bentuknya yang paralel
dengan pantai (tipe terdiri dari on pile, caisson, turap) serta jetty yang
bentuknya menjorok ke laut (tipe jari, miring, kompleks dan atau ditambah
dengan mooring dolphin).
 Gudang

Merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan


barang-barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Pada
ummumnya, lokasi gudang diletakan jauh ke sisi darat.

14
Gudang di pelabuhan dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
kegunaannya. Selain itu gudang juga dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
kegunaannya.
 Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan merupakan bangunan atau tempat yang luas
dan terletak didekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-barang
yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.
Barang-barang yang disimpan pada lapangan penumpukan harus
mempunyai ketahanan terhadap sinar matahari dan hujan . biasanya barang-
barang yang disimpan dilapangan penumpukan berupa kendaraan berat dan
barang-barang yang terbuat dari baja seperti tiang listrik, plat baja, baja profil,
baja beton, dsb.
 Terminal
Tempat untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan transportasi.
Pada terminal biasanya terdapat kegiatan turun naik dan bongkar muat barang,
penumpang atau petikemas yang selanjutnya akan dipindahkan ke tempat
tujuan.

Triminal Penumpang
 Jalan
Merupakan suatu lintasan yang dapat dilalui kendaraan maupun pejalan kaki
yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. Sehingga jalan ini harus
disusun dengan konstruksi tertentu sehingga dapat menahan beban dan
kecepatan kendaraan yang direncanakan.

15
Skema Pelabuhan
3. Alat Bantu Pelabuhan
Peralatan bantu pelabuhan ini berguna untuk melayani kegiatan bongkar
atau muat barang dari atau ke kapal, dilapangan penumpukan dan masuk atau
keluar area pelabuhan. Alat bantu pelabuhan terbagi menjadi 2 jenis yaitu alat
bantu darat dan alat bantu apung.
Untuk alat bantu darat adalah :
 Crane

Container Crane (CC)

Yard Crane (CC)

16
Crane dan Fasilitasi di pelabuhan
 Forklift

 Truck

 Kapal tunda

17
 Kapal pandu

18
BAB III

PEMBAHASAN

A.PROFIL PELABUHAN JAYAPURA

site : www.pelindo4jyp.co.id

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum (Perum) Pelabuhan IV Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), dengan kedudukan
atau keberadaan Pelabuhan Jayapura yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri
dan Menteri Perhubungan No. 194 B Tahun 1996 dan KM. 69 Tahun 1996 Tentang Batas-
batas Daerah Lingkungan Kerja Perairan Pelabuhan Jayapura (DLKP) dan Batas-batas Daerah
Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan Jayapura (DLKR).

PROFIL PELABUHAN JAYAPURA


site : www.pelindo4jyp.co.id

19
Pelabuhan Jayapura berada di Provinsi Papua, termasuk Pelabuhan Kelas Dua dalam Wilayah
Kerja Pelabuhan Indonesia IV, terletak antara 02º 32º 30º LS dan 140º 42º 30º BT. Posisi
Pelabuhan Jayapura cukup strategis, karena berhadapan dengan Samudera Pasific disebelah utara.
Daerah –daerah yang berpotensi sebagai hinterland pelabuhan jayapura.

PROFIL PELABUHAN JAYAPURA


site :
www.pelindo4jyp.co.id

HYDRO OCEANOGRAPHY

* ALUR PELAYARAN

- Panjang Alur Pelayaran : ± 1,62 Mil

- Lebar Minimum : ± 500 Meter

- Kedalaman Maximum : 27 Meter

- Luas Kolam : 688 Ha

- Kedalaman Kolam Minimum : 11 Meter

- Kedalaman Kolam Maximum : 65Meter

- Kedalaman di Dermaga : ± 11 Meter

** STATUS PEMANDUAN : Wajib Pandu

** AREA LEGO JANGKAR : 02º 32,25´ LS / 140º 43,35´ BT

* PASANG SURUT
M
- High Water Spring (HWS) : 1,50 LWS

M
- Low Water Spring : 1,00 LWS

* KECEPATAN ARUS
- Batas normal kurang dari 1 Knot ( 1,5 m / detik )
* KECEPATAN ANGIN
- Kecepatan Angin diatas 3,7 knot antara bulan Sept. dan Desember
- Tingkat kecepatan angin umumnya terjadi pada musim hujan.
* GELOMBANG
- Tinggi gelombang maksimum sekitar 1 meter.
- Pelabuhan Jayapura terlindungi secara alamiah oleh pulau-pulau
disekitarnya dan Teluk Yos Sudarso.

20
* TEMPERATUR
- Temperatur rata-rata : 29 º C

21
Pembuatan (%)

1 Dermaga beton 1 132 x 9 Jayapura 1950 25.00


2 Dermaga Beton 2 211 x 23 Jayapura 1994 70.00
3 Dermaga APO 32 x 6 APO 1983 50.00

B.PROSEDUR PELAYANAN DERMAGA PETI KEMAS

C.STRUKTUR ORGANISASI PT.PELINDO IV JAYAPURA

D.FASILITAS PELABUHAN JAYAPURA

1.FASILITAS UMUM PELABUHAN YOS SUDARSO

Berikut adalah fasilitas yang ada pada pelabuhan Yosudarso

A. Fasilitas Peralatan Bongkar Muat dan Fasilitas Penunjang

No
Nama Fasilitas Jumlah Kapasitas/Type
.
18-25 Box/Crane/Hour (Kap. 40
1. Container Crane 2 Unit
ton)
2. RTG 4 Unit 15 Box/Crane/Hour (Kap. 40 ton)
3. Head Truck + Chassis 4 Unit Kap. 40” & 20”
4. Tronton 2 Unit 40 ton
5. Mobile Crane 1 Unit 25 ton
6. Reach Stacker 2 Unit 45 ton
7. Forklift 1 Unit 7 ton
8. Reefer Flug 10 Plug 12 KVA
9. Mobil PMK 1 Unit 5000 L
10. Suplai Listrik 335,5 KVA PLN + Backup Genset 160 KVA
11. CCTV 16 Unit PTZ & Camera Focus
12. Terminal Penumpang 1 Gedung 848 m2
13. Lapangan Parkir - 800 m2
14. Reservoir Air - 400 m3
15. Kapal Pandu 1 Unit 2 x 40 PK
16. Kapal Tunda 1 Unit 2 x 1000 PK

22
A. Fasilitas Tambat & Penumpukan

No Nama Fasilitas Ukuran Luas Lokasi


1. Dermaga Penumpang 100 m x 15 m 1500 m2 Jayapura
Trestel Dermaga
2. 25,5 m x 15 m 382,5 m2 Jayapura
Penumpang
3. Replacement Dermaga 150 m x 30 m 4500 m2 Jayapura
4. Dermaga II (Petikemas) 211 m x 23 m 4853 m2 Jayapura
5. Dermaga APO 32 m x 6 m 192 m2 APO
6. Luas CY - 21522 m2 Jayapura
7. Luas CY SBN - 1000 m2 Jayapura

1.11.1 Data Lapangan


a. Fisik
 Alur Pelayaran
1. Panjang : ±1,62 mil
2. Lebar : ± 500 meter
3. Kedalaman min : 30 meter
4. Keadaan Tanah Dasar : Pasir/Lumpur
 Daerah Kerja Perairan
1. Luas Kolam Pelabuhan : 505 Ha
2. Kedalaman Kolam Min :11 – 12 meter
3. Kedalaman Max : ± 30 M LWS
4. Kedalaman di Dermaga : 10 – 11 meter
 Pasang Surut
1. High Water Spring (HWS) : 1,50 M LWS
3. Low Water Spring (LWS) : 1,00 M LWS
 Kecepatan Arus
Batas normal kurang dari 1 knot
 Kecepatan Angin
Kecepatan Angin diatas 3,7 knot antara bulan september sampai
desember tingkat kecepatan angin yang tinggi umumnya terjadi pada
musim hujan.
 Kolam Labuh

23
Luas Kolam Labuh : ± 21,272 M2
 Gelombang
Tinggi Gelombang Maks. Sekitar 1 mtr sekitar bulan November –
Januari.Pelabuhan Terlindung secara alamiah oleh pulau-pulau
sekitarnya dan Teluk Yos Sudarso
 Tempratur
1. Tempratur Rata-rata : 1,50 M LWS
2. Low Water Spring (LWS) : 1,00 M LWS
 Curah Hujan
Curah Hujan rata-rata/tahun : 2,476 milimeter
 Kelembapan Udara
Kelembapan Udara rata-rata : 81 %
Variasi Kelembapan Udara :73 s/d 91%
4. Operasional
 Arus Penumpang

Arus Penumpang
Arus Petikemas
4,229,441

3,860,908

3,569,456 3,618,402

2014 2015 2016 2017

24
 Arus Kapal

Arus Kapal

4,229,441
3,860,908
3,569,456 3,618,402

1 2 3 4

 Arus Bongkar Muat Barang

Arus Bongkar Muat Barang


Arus Petikemas

4,229,441

3,860,908

3,618,402
3,569,456

2014 2015 2016 2017

25
 Arus Petikemas

Arus Petikemas
Arus Petikemas

4,229,441

3,860,908

3,618,402
3,569,456

2014 2015 2016 2017

5. Perencanaan Teknis
 Jangka Pendek
Rencana Pembangunan Pelabuhan Jayapura Tahun 2016-2017 :
Rencana replacement dermaga dan pembangunan dermaga di pelabuhan
Jayapura, Anggaran PMN 2016-2017.
 Jangka Menengah
Rencana Pembangunan Pelabuhan Jayapura Tahun 2017-2019 :
Rencana perpanjangan dermaga dan reklamasi untuk lapangan penumpukan
2017-2019.
 Jangka Panjang
Rencana Pembangunan Pelabuhan Jayapura Tahun 2019-2035 :
1. Rencana pengembangan pelabuhan ke arah Weref 2020-2035

26
2.FASILITAS TERMINAL PETI KEMAS

Beberapa fasilitas yang ada terminal peti kemas :

1). Dermaga

Terminal peti kemas memelukan halaman yang luas, yang biasanya lebih dari 10 ha tiap satu
tambatan. Untul itu maka dermaga harus bertipe wharf , bukan pierberbentuk jari.

2). Apron

Apron terminal peti kemas lebih besar dibanding dengan apron terminal yang lain, yang biasanya
berukuran 20 – 50 m. Pada apron ini ditempatkan peralatan bongkar muat peti kemas
sperti gantry crane, rel-rel kereta api dan jalan truk trailer, serta pengoperasian peralatan bongkar
muat peti kemas lainnya. Fasilitas-fasilitas tersebut memberikan beban yang sangat besar
terhadap dermaga dan harus diperhitungkan secara teliti di dalam perencanaan.

3). Marshalling Yard (lapangan penumpukan sementara)

Lapangan ini digunakan untuk menempatkan secara  sementara peti kemas yang akan dimuat ke
dalam kapal. Lapangan berada dekat dekat dengan apron.

4). Container Yard (lapangan penumpukan peti kemas)

Container yard adalah lapangan penumpukan peti kemas yang berisi muatan FCL dan peti kemas
kosong yang akan dikapalkan. Lapangan ini berada didaratan dan permukaannya harus diberi
perkerasan untuk bisa mendukung peralatan pengangkat / pengangkut dan beban peti
kemas. Container yard harus memiliki gang-gang baik memanjang  maupun melintang untuk
beroperasinya perlatan penganan peti kemas.

5). Container Freight Station(CFS)

CFS adalah gudang yang disediakan untuk barang-barang yang diangkut secara LCL. Di CFS
pada pelabuhan pemuatan, barang-barang dari beberapa pengiriman dimasukkan menjadi satu

27
dalam peti kemas. Di pelabuhan tujuan/pembongkaran, peti kemas yang bermuatan LCL
diangkut CFS dan kemudian muatan tersebut dikeluarkan dan ditimbun dalam gudang
perusahaan pelayaran yang bersangkutan dan peti kemasnya dikembalikan ke kapal.

6). Menara Pengawas

Digunakan untuk pengawasan di semua tempat dan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan
di terminal, seprti pengoperasian peralatan dan pemberitahuan arah penyimpanan dan
penempatan peti kemas.

7). Bengkel Pemeliharaan

Mekanisasi kegiatan bongkar muat muatan di terminal peti kemas menyebabkan dibutuhkannya
perawatan dan reparasi peralatan yang digunakan dan juga untuk memperbaiki peti kemas
kosong yang dikembalikan.

8). Fasilitas Lain

Di dalam terminal peti kemas diperlukan pula beberapa fasilitas umum lainnya seperti sumber
tenaga listrik untuk peti kemas khusus berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar,
penerangan untuk pekerjaan pada malam hari dan kemanan, dll.

28

Anda mungkin juga menyukai