PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
1
1.2.PENGERTIAN PELABUHAN
1.4.SISTEMATIKA PENULISAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
door to door ini muatan dimasukkan ke peti kemas di gudang eksportir dan peti
kemas itu tidak dibuka sampai menyelesaikan seluruh rangkain perjalanannya
sampai di gudang importir untuk kemudian dibongkar isinya. Dinegara-negara
maju pemeriksaan pabean dilakukan pada waktu barang dimasukkan di peti kemas
di gudang eksportir dan pada waktu pembongkaran barang di gudang importir,
sehingga proses pengangkutan peti kemas menjadi lancar dan cepat. Di Indonesia
hal sperti itu belum bisa dilaksanakan karena berbagai hambatan administratif,
psikologis dan mental. Oleh karena itu pengiriman door to door ke dan dari
indonesia tetap mengalami pemeriksaan pabean pelabuhan.
Penanganan bongkar muat di terminal peti kemas dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu lift on/lift off (Lo/Lo) dan roll on/roll off (Ro/Ro). Pemakain kedua
metode tersebut tergantung pada cara kapal dimuati dan dibongkar muatannya.
Metode Lo/Lo dapat dilakukan dua cara. Kapal peti kemas menggunakan krannya
untuk mengangkat peti kemas pada dan dari kapal.cara ini sudah banyak
ditinggalkan. Pada saat ini penanganan peti kemas banyak dilakukan dengan
peralatan yang ditempatkan di dermaga. Peralatan yang digunakan adalah gantry
crane, yaitu kran raksasa yang dipasang diatas rel disepanjang dermaga untuk
bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal.
Pada metode Ro/Ro peti kemas berada di atas chasis atau trailer yang
ditarik traktor masuk kapal. Trailer dan peti kemas tersebut kemudian dilepaskan
dari traktor dan ditempatkan di geladak kapal. Selanjutnya traktor tersebut
kembali kedarat untuk mengambil trailer yang lain.
Operasi bongkar muat ini dilakukan secara simultan. Kapal tipe Ro/Ro
mempunyai geladak yang bertingkat .kelebihan dari pengoperasian Ro/Ro adalah
dapat memuat jenis muatan lain seperti pipa dan baja yang berukuran panjang,
tangki-tangki besar, mobil, truk, dan sebagainya. Kekurangannya adalah
banyaknya ruang kosong yang tidak dimanfaatkan, mengingat peti kemas berada
di atas chasis, sehingga mengurangi kapasitas kapal.
4
2.2.Klasifikasi Pelabuhan
5
3. Pelabuhan otonom, yaitu pelabuhan yang diserahkan
wewenangnya untuk mengatur diri sendiri.
6
Gambar 3 Pelabuhan Cabang
1. Pelabuhan Ikan
7
2. Pelabuhan Minyak
Pelabuhan Minyak
3. Pelabuhan Barang
Pelabuhan Barang
4. Pelabuhan Campuran
Pelabuhan Campuran
5. Pelabuhan Militer
8
Pelabuhan Militer
9
Gambar 11 Kapal Barang
10
Gambar 13 Kapal Barang Curah (bulk Cargo ship)
d. Kapal Tangker
f. Kapal Ikan
11
berdasarkan panjang kapal rerata yang berlabuh dipelabuhan.
Tabel 2.1. memberikan data jenis, bobot dan dimensi kapal. Data
tersebut diberikan oleh akakura dan takahashi, Technical Note Of The
Ports And Harbour Research Insitute No.911, September 1998 Dan Port
And Harbour Bereau Of Munitry Of Transport, Japan (Thoresen, CA
2003).
DWT
Draft maksimum=
√ 1000
+
12
B.FASILITAS PELABUHAN
13
Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat labuh agar tidak terjadi
pergeseran yang disebabkan oleh angin dan arus gelombang. Selain itu
mooring buoy juga dapat membantu kapal untuk berputar.
14
Gudang di pelabuhan dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
kegunaannya. Selain itu gudang juga dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
kegunaannya.
Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan merupakan bangunan atau tempat yang luas
dan terletak didekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-barang
yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.
Barang-barang yang disimpan pada lapangan penumpukan harus
mempunyai ketahanan terhadap sinar matahari dan hujan . biasanya barang-
barang yang disimpan dilapangan penumpukan berupa kendaraan berat dan
barang-barang yang terbuat dari baja seperti tiang listrik, plat baja, baja profil,
baja beton, dsb.
Terminal
Tempat untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan transportasi.
Pada terminal biasanya terdapat kegiatan turun naik dan bongkar muat barang,
penumpang atau petikemas yang selanjutnya akan dipindahkan ke tempat
tujuan.
Triminal Penumpang
Jalan
Merupakan suatu lintasan yang dapat dilalui kendaraan maupun pejalan kaki
yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. Sehingga jalan ini harus
disusun dengan konstruksi tertentu sehingga dapat menahan beban dan
kecepatan kendaraan yang direncanakan.
15
Skema Pelabuhan
3. Alat Bantu Pelabuhan
Peralatan bantu pelabuhan ini berguna untuk melayani kegiatan bongkar
atau muat barang dari atau ke kapal, dilapangan penumpukan dan masuk atau
keluar area pelabuhan. Alat bantu pelabuhan terbagi menjadi 2 jenis yaitu alat
bantu darat dan alat bantu apung.
Untuk alat bantu darat adalah :
Crane
16
Crane dan Fasilitasi di pelabuhan
Forklift
Truck
Kapal tunda
17
Kapal pandu
18
BAB III
PEMBAHASAN
site : www.pelindo4jyp.co.id
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum (Perum) Pelabuhan IV Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), dengan kedudukan
atau keberadaan Pelabuhan Jayapura yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri
dan Menteri Perhubungan No. 194 B Tahun 1996 dan KM. 69 Tahun 1996 Tentang Batas-
batas Daerah Lingkungan Kerja Perairan Pelabuhan Jayapura (DLKP) dan Batas-batas Daerah
Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan Jayapura (DLKR).
19
Pelabuhan Jayapura berada di Provinsi Papua, termasuk Pelabuhan Kelas Dua dalam Wilayah
Kerja Pelabuhan Indonesia IV, terletak antara 02º 32º 30º LS dan 140º 42º 30º BT. Posisi
Pelabuhan Jayapura cukup strategis, karena berhadapan dengan Samudera Pasific disebelah utara.
Daerah –daerah yang berpotensi sebagai hinterland pelabuhan jayapura.
HYDRO OCEANOGRAPHY
* ALUR PELAYARAN
* PASANG SURUT
M
- High Water Spring (HWS) : 1,50 LWS
M
- Low Water Spring : 1,00 LWS
* KECEPATAN ARUS
- Batas normal kurang dari 1 Knot ( 1,5 m / detik )
* KECEPATAN ANGIN
- Kecepatan Angin diatas 3,7 knot antara bulan Sept. dan Desember
- Tingkat kecepatan angin umumnya terjadi pada musim hujan.
* GELOMBANG
- Tinggi gelombang maksimum sekitar 1 meter.
- Pelabuhan Jayapura terlindungi secara alamiah oleh pulau-pulau
disekitarnya dan Teluk Yos Sudarso.
20
* TEMPERATUR
- Temperatur rata-rata : 29 º C
21
Pembuatan (%)
No
Nama Fasilitas Jumlah Kapasitas/Type
.
18-25 Box/Crane/Hour (Kap. 40
1. Container Crane 2 Unit
ton)
2. RTG 4 Unit 15 Box/Crane/Hour (Kap. 40 ton)
3. Head Truck + Chassis 4 Unit Kap. 40” & 20”
4. Tronton 2 Unit 40 ton
5. Mobile Crane 1 Unit 25 ton
6. Reach Stacker 2 Unit 45 ton
7. Forklift 1 Unit 7 ton
8. Reefer Flug 10 Plug 12 KVA
9. Mobil PMK 1 Unit 5000 L
10. Suplai Listrik 335,5 KVA PLN + Backup Genset 160 KVA
11. CCTV 16 Unit PTZ & Camera Focus
12. Terminal Penumpang 1 Gedung 848 m2
13. Lapangan Parkir - 800 m2
14. Reservoir Air - 400 m3
15. Kapal Pandu 1 Unit 2 x 40 PK
16. Kapal Tunda 1 Unit 2 x 1000 PK
22
A. Fasilitas Tambat & Penumpukan
23
Luas Kolam Labuh : ± 21,272 M2
Gelombang
Tinggi Gelombang Maks. Sekitar 1 mtr sekitar bulan November –
Januari.Pelabuhan Terlindung secara alamiah oleh pulau-pulau
sekitarnya dan Teluk Yos Sudarso
Tempratur
1. Tempratur Rata-rata : 1,50 M LWS
2. Low Water Spring (LWS) : 1,00 M LWS
Curah Hujan
Curah Hujan rata-rata/tahun : 2,476 milimeter
Kelembapan Udara
Kelembapan Udara rata-rata : 81 %
Variasi Kelembapan Udara :73 s/d 91%
4. Operasional
Arus Penumpang
Arus Penumpang
Arus Petikemas
4,229,441
3,860,908
3,569,456 3,618,402
24
Arus Kapal
Arus Kapal
4,229,441
3,860,908
3,569,456 3,618,402
1 2 3 4
4,229,441
3,860,908
3,618,402
3,569,456
25
Arus Petikemas
Arus Petikemas
Arus Petikemas
4,229,441
3,860,908
3,618,402
3,569,456
5. Perencanaan Teknis
Jangka Pendek
Rencana Pembangunan Pelabuhan Jayapura Tahun 2016-2017 :
Rencana replacement dermaga dan pembangunan dermaga di pelabuhan
Jayapura, Anggaran PMN 2016-2017.
Jangka Menengah
Rencana Pembangunan Pelabuhan Jayapura Tahun 2017-2019 :
Rencana perpanjangan dermaga dan reklamasi untuk lapangan penumpukan
2017-2019.
Jangka Panjang
Rencana Pembangunan Pelabuhan Jayapura Tahun 2019-2035 :
1. Rencana pengembangan pelabuhan ke arah Weref 2020-2035
26
2.FASILITAS TERMINAL PETI KEMAS
1). Dermaga
Terminal peti kemas memelukan halaman yang luas, yang biasanya lebih dari 10 ha tiap satu
tambatan. Untul itu maka dermaga harus bertipe wharf , bukan pierberbentuk jari.
2). Apron
Apron terminal peti kemas lebih besar dibanding dengan apron terminal yang lain, yang biasanya
berukuran 20 – 50 m. Pada apron ini ditempatkan peralatan bongkar muat peti kemas
sperti gantry crane, rel-rel kereta api dan jalan truk trailer, serta pengoperasian peralatan bongkar
muat peti kemas lainnya. Fasilitas-fasilitas tersebut memberikan beban yang sangat besar
terhadap dermaga dan harus diperhitungkan secara teliti di dalam perencanaan.
Lapangan ini digunakan untuk menempatkan secara sementara peti kemas yang akan dimuat ke
dalam kapal. Lapangan berada dekat dekat dengan apron.
Container yard adalah lapangan penumpukan peti kemas yang berisi muatan FCL dan peti kemas
kosong yang akan dikapalkan. Lapangan ini berada didaratan dan permukaannya harus diberi
perkerasan untuk bisa mendukung peralatan pengangkat / pengangkut dan beban peti
kemas. Container yard harus memiliki gang-gang baik memanjang maupun melintang untuk
beroperasinya perlatan penganan peti kemas.
CFS adalah gudang yang disediakan untuk barang-barang yang diangkut secara LCL. Di CFS
pada pelabuhan pemuatan, barang-barang dari beberapa pengiriman dimasukkan menjadi satu
27
dalam peti kemas. Di pelabuhan tujuan/pembongkaran, peti kemas yang bermuatan LCL
diangkut CFS dan kemudian muatan tersebut dikeluarkan dan ditimbun dalam gudang
perusahaan pelayaran yang bersangkutan dan peti kemasnya dikembalikan ke kapal.
Digunakan untuk pengawasan di semua tempat dan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan
di terminal, seprti pengoperasian peralatan dan pemberitahuan arah penyimpanan dan
penempatan peti kemas.
Mekanisasi kegiatan bongkar muat muatan di terminal peti kemas menyebabkan dibutuhkannya
perawatan dan reparasi peralatan yang digunakan dan juga untuk memperbaiki peti kemas
kosong yang dikembalikan.
Di dalam terminal peti kemas diperlukan pula beberapa fasilitas umum lainnya seperti sumber
tenaga listrik untuk peti kemas khusus berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar,
penerangan untuk pekerjaan pada malam hari dan kemanan, dll.
28