Pendahuluan
Salah satu kegiatan perencanaan pelabuhan adalah pengerukan alur pelabuhan / pelayaran dan
kolam pelabuhan. Pada umumnya daerah-daerah tersebut mempunyai kedalaman kecil, sehingga
diperlukan pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang direncanakan.
Agar sesuai dengan fungsinya maka pelabuhan yang lengkap harus memiliki dermaga, pemecah
gelombang (breakwater), kolam pelabuhan, alur pelayaran, terminal penumpang dan barang,
terminal
pendaratan
ikan,
fasilitas
pengolahan
dan
pembuangan
limbah
(reception
facilities/garbage and sewage treatment and disposal facilities), system tanggap darurat, serta
fasilitas penunjang operasi pelabuhan seperti gudang, fasilitas pemrosesan peti kemas
(container), lapangan penumpukan, tempat pelelangan ikan, cold storage untuk hasil perikanan,
jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan air besih, jaringan drainase,
berbagai perlengkapan muatbongkar, dan bengkel.
Pendalaman alur pelabuhan dilakukan dengan cara pengerukan bahan-bahan endapan atau
sedimen yang membutuhkan area untuk pembuangan materialnya. Proses pengerukan dan
pembuangan material di sekitar perairan tersebut akan mengakibatkan perubahan kondisi
hidrodinamika sehingga diperlukan adanya analisa yang mencakup pola sirkulasi arus dan pola
sebaran sedimen tersuspensi di perairan tersebut.
Metode yang digunakan dalam analisis pendalaman alur pelayaran diantaraya adalah pemodelan
transport sedimen, analisa statistik data lapangan dan metode deskriptif untuk menggambarkan
kondisi lokasi pendalaman. Hal tersebut dilakukan dengan mengacu pada beberapa data
diantaranya data pasang surut, arus, sedimen dan penentuan lokasi sampling untuk kemudian
dapat dijadikan model penentuan kebijakan dan keputusan.
Alur Pelayaran dan Kriteria Umum Pengkajiannya
Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran
lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari oleh kapal di laut, sungai atau danau. Alur
pelayaran dicantumkan dalam peta Navigasi dan buku petunjuk-pelayaran serta diumumkan
oleh instansi yang berwenang. Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal dilintasan
sungai atau danau. Penguasa alur berkewajiban untuk melakukan perawatan terhadap alur
pelayaran, perambuan dan pengendalian penggunaan alur. Persyaratan perawatan harus
menjamin: keselamatan berlayar, kelestarian lingkungan, tata ruang perairan dan tata pengairan
untuk pekerjaan di sungai dan danau. Perencanaan Alur Pelayaran sangat penting untuk menjaga
keselamatan pelayaran.Perencanaan alur pelayaran yang baik dapat mempercepat produktivitas
bongkar muat di pelabuhan, lancarnya pergerakan kapal dan dan yang paling utama adalah faktor
keselamatan kapal yang berlayar.
Data-data yang diperlukan dan harus diketahui untuk mengetahui kondisi hidrografi alur
pelayaran perairan daratan adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Kedalaman alur
Pasang surut
Lebar alur
Perubahan geometri/alignment alur
Ruang bebas diatas permukaan air
Lebar Alur
Lebar alur pelayaran diukur pada posisi air surut terendah (LWS). Lebar alur yang dianjurkan
sekurang-kurangnya 24 m.
Ruang Bebas
Data perubahan ruang bebas diatas permukaan alur pelayaran perairan daratan