Anda di halaman 1dari 12

JURNAL TEKNIK UBT Vol. 1, No.

1, 1
(2017)

STUDI KINERJA TERMINAL PETI KEMAS DAN KINERJA


PELAYANAN PADA PELABUHAN TUNON TAKA NUNUKAN
) )
Mega Dwi Haryati¹ Daud Nawir²
1) Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan (UBT)
2) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan (UBT)
Jl. Amal Lama no1, Tarakan 77123 Indonesia
e-mail: meghadwi93@gmail.com

Abtrak - Pelabuhan Tunon Taka Nunukan adalah salah penting dalam hubungan antar pulau. Kota Nunukan memiliki
satu pelabuhan di Kalimantan Utara yang berbatasan 3 pelabuhan antara lain Pelabuhan Tunon Taka, Pelabuhan Feri
dengan Negara tetangga Malaysia Timur (Tawau) dengan
dan Pelabuhan Liem Hie Jung. Pelabuhan Tunon Taka
luas Daerah Lingkungan Kerja (DLKR) daratan 90.670,00
2 Nunukan yang dikelola oleh PT. PELINDO IV cabang
m dan luas Daerah Lingkungan Kerja Perairan (DLKP)
sebesar 10.807,30 Ha. Pelabuhan Tunon Taka Nunukan nunukan. Kegiatan yang paling penting di pelabuhan adalah
sebagai pintu keluar masuknya arus barang, sehingga kegiatan bongkar muat kapal penumpang dan kapal barang
sangat berpengaruh terhadap perekonomian kota terutama peti kemas. Seiring dengan semakin meningkatnya
Nunukan. Pelabuhan Tunon Taka Nunukan yang angkutan barang dengan menggunakan peti kemas setiap
dikelolah oleh PT. PELINDO IV cabang Nunukan saat ini. tahunnya, yang ditunjukan pada data yang diperoleh dari PT.
Arus kapal peti kemas dari tahun 2012 sebesar 32 call,
PELINDO IV seperti yang ditunjukan pada Tabel 1.1 :
meningkat di tahun 2013 menjadi 33 call, menurun di
tahun 2014 menjadi 31 call, meningkat di tahun 2015 Tabel 1.1 Arus kunjungan kapal
menjadi 33 call. Arus peti kemas dari tahun 2012 sebesar Arus Kunjungan Kapal Arus Barang
Tahun
1.704 TEUs dan mengalami peningkatan hingga tahun Call GT (T/m3)
2015 menjadi 2.612 TEUs. 2012 1.349 537.110 1.704
Kinerja pelayanan pelabuhan ditentukan oleh 2013 1.765 1.128.474 2.391
waktu terakhir kapal dan nilai Berth Occupancy Ratio 2014 1.707 1.210.081 3.467
(BOR). Nilai BOR pada tahun terakhir sebesar 5,48 %
masih kecil dari standar yang artinya penggunaan 2015 1.635 673.466 2.612
(Sumber : PT PELINDO IV, Nunukan,2016)
dermaga masih layak. Waktu pelayanan kapal pada tahun
2015 sebesar 39,01 jam. Kapasitas terminal peti kemas Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahun
pada Pelabuhan Tunon Taka Nununan saat ini sebesar arus kapal dan arus barang mengalami variasi. Oleh karena itu,
17.520 TEUs per tahun sedangkan arus peti kemas pada peneliti tertarik untuk melakukan “Studi Kinerja Terminal
tahun 2015 sebesar 2.612 TEUs dan pada tahun 2025 arus Peti Kemas dan Kinerja Pelayanan Pada Pelabuhan Tunon
peti kemas sebesar 6.914 TEUs artinya pada tahun 2025 Taka Nunukan”.
terminal Tunon Taka Nunukan masih mampu menampung
peti kemas. 1.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian tugas akhir ini
Kata kunci : Berth Occupancy Ratio, Luas Daerah adalah:
Lingkungan Perairan, Luas Daerah Lingkunga Daratan, 1. Berapa kapasitas dermaga dan lapangan penumpukan peti
Pelabuhan, TEUs. kemas yang ada pada Pelabuhan Tunon Taka Nunukan dan
prediksi 10 tahun mendatang?
I. PENDAHULUAN 2. Bagaimana kinerja pelayanan pada Pelabuhan Tunon Taka
Nunukan?

N EGARA Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar 1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan peneitian tugas akhir ini adalah sebaai berikut :
di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau kecil maupun besar
2
1. Mengetahui kapasitas dermaga dan lapangan
dengan luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km . Keadaan penumpukan kemas pada Pelabuhan Tunon Taka
geografis inilah yang menuntut Indonesia harus memiliki Nunukan.
transportasi yang mendukung hubungan antar pulau. Dilihat 2. Mengetahui kinerja pelayanan pelabuhan pada Pelabuhan
dari luasnya perairan Indonesia, sebagai besar wilayah Tunon Taka Nunukan.
Indonesia lebih banyak menggunakan transportasi laut untuk 1.3 Batasan Masalah
Mempertimbangkan tingkat ketelitian dan banyaknya
hubungan antar pulau satu dengan yang lainnya, salah satunya
variable yang terdapat dalam pelabuhan, maka diperukan
adalah Kota Nunukan yang termasuk dalam Provinsi batasan analisa yang dilakukan ialah memperhitungan kapal
Kalimantan Utara. Dilihat dari letak Kota Nunukan yang juga atau jumlah peti kemas yang masuk kepelabuhan untuk
merupakan sebuah pulau, peranan transportasi laut sangat sekarang dan memprediksikan 10 tahun yang akan datang.
1.4 Manfaat Penelitian b) Fungsi pelayanan barang
Manfaat penlitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: c) Fungsi pelayanaan penumpang
a) Untuk dapat memberikan gambaran tentang Pelabuhan
d) Fungsi pelayanaan dokumen dan lain-lain
Tunon Taka Nunukan terutama pada dermaga peti kemas
pada saat ini hingga 10 tahun mendatang.
b) Untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman 2.4 Fasilitas pelabuhan
tentang menganalisis suatu pelabuhan dengan banyak Pelabuhan merupakan suatu kawasan yang mempunyai
fasilitas utama maupun penunjang yang terdapat pada beberapa fasilitas untuk menunjang kegiatan operasional yang
Pelabuhan Nunukan. bertujuan melancarkan kegiatan usaha di pelabuhan. Berbagai
kegiatan yang ada di peabuhan antara lain melakukan bongkar
II. TINJAUAN PUSTAKA muat barang dan menaik turunkan penumpang, penyelesaian
surat-surat administrasi, pengisian bahan bakar, reparasi,
penyediaan perbekalan dan air bersih dan lain sebagainya.
2.1 Definisi Pelabuhan Untuk memenuhi persyaratan tersebut pada umumnya fasilitas
Menurut Soedjono Kramadibrata (1985), Pelabuhan pelabuhan terdiri atas dua kelompok utama yaitu fasilitas
adalah sebagai tempat yang terlindungi dari gerakan pokok dan fasilitas penunjang (Pelabuhan Indonesia, 2000).
gelombang laut, sehingga bongkar muat dapat dilaksanakan
demi menjamin keamanan barang. Pendapat lain tentang 2.4.1 Alur Pelayaran
pelabuhan dikemukakan oleh Bambang Triatmodjo (1996), Alur pelayaran dalam istilah kepelabuhan mempunyai
menjelaskan bahwa pelabuhan (port) adalah daerah perairan pengertian bahwa daerah yang dilalui kapal sebelum masuk
yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan wilayah pelabuhan. Hampir disemua pelabuhan diusahakan ada
fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat aturan, bahwa setiap kapal yang kedaerah alur pelayaran harus
bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk membayar jasa labuh (biaya berlabuh diwilayah pelabuahn).
bongkar muat barang, gudang laut dan tempat-tempat Alur pelayaran berfungsi untuk memberi jalan kepada kapal
penyimpanan dimana barang-barang dapat disimpan dalam untuk memasuki wilayah pelabuahan dengan aman dan mudah
waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah dalam memasuki kolam pelabuhan.
tujuan atau pengapalan. 2.4.2 Kolam Pelabuhan
2.2 Jenis Pelabuhan Kolam pelabuhan merupakan bagaian dari sarana dan
Menurut Bambang Triatmodjo, jenis pelabuhan dapat fasilitas pelabuhan yang berbentuk perairan yang mempunyai
dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada kedalaman yang disaratkan. Kolam pelabuhan adalah perairan
sudut tinjauannya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, dari yang ada di depan dermaga yang digunakan untuk
segi pengusahaannya, dari fungsi dalam perdagangan nasional bersandarnya kapal.
dan internasional, dari segi penggunaannya dan menurut letak 2.4.3 Dermaga
geografisnya. Dermaga adalah prasarana dimana kapal-kapal
2.2.1 Ditinjau Dari Segi Penggunaannya bersandar untuk melakukan kegiatan memuat dan menurunkan
a) Pelabuhan Ikan barang dan atau penumpang (pelabuhan Indonesia, 2000).
b) Pelabuhan Minyak Dalam pertimbangan ukuran dermaga harus didasarkan pada
c) Pelabuhan Barang ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat atau
d) Pelabuhan Penumpang meninggalkan dermaga maupun melakuakan bongkar muat
e) Pelabuhan Campuran barang dengan aman, cepat dan lancar. Ada dua macam
f) Pelabuhan Militer dermaga yaitu yang berada di garis pantai dan sejajar dengan
2.2.2 Ditinjau Dari Segi Penyelenggaraannya pantai yang tersebut quai atau wharf dan yang menjorok (tegak
a) Pelabuhan Umum lurus) pantai disebut pier.
b) Pelabuhan Khusus
2.2.3 Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya 2.5 Pelayanan Pelabuhan
a) Pelabuhan yang diusahakan 2.5.1 Pemanduan dan Penundaan
b) Pelabuhan yang tidak diusahakan. Pandu adalah seorang ahli yang sudah berpengalaman
2.2.4 Ditinjau Dari Fungsi Perdagangan Nasional dan layar dan mempunyai sertifikat pemanduan. Pandu hanya
Internasional bertugas sebagai penasehat/pengarah, sedang tanggung jawab
a) Pelabuhan laut keselamatan kapal tetap pada nahkoda. Penundaan kapal
b) Pelabuhan pantai adalah pekerjaan mendorong, menarik atau menggandeng
kapal yang beroleh gerak untuk masuk ke kolam pelabuhan,
2.2.5 Menurut Letak Geografis
bertambat dan bersandar di dermaga.
a) Pelabuhan alam
2.5.2 Labuh dan Tambat
b) Pelabuhan buatan
Perairan pelabuhan harus dapat digunakan untuk
c) Pelabuahan semi alam
berlabuh kapal dengan aman menunggu pelayanan berikutnya
yaitu bertambat di dermaga pelabuhan untuk melakukan
2.3 Peran dan Fungsi Pelabuhan
Pelabuahan sebagai terminal pengangkutan, memiliki kegiatan bongkar muat barang. Tambatan adalah fasilitas
pelabuhan untuk merapatnya kapal, bisa berupa dermaga,
beberapa fungsi sebagai berikut :
pelampung atau dolphin.
a) Fungsi pelayanaan dan pemangkalan kapal
2.5.3 Penanganan Muatan 2.6 Peti Kemas
Perpindahan muatan dari angkutan laut ke angkutan Peti kemas adalah suatu kotak besar yang terbuat dari
darat atau sebaliknya harus dapat berjalan dengan lancar, bahan campuran baja dan tembaga (anti karat) dengan pintu
aman, dan efektif. Untuk itu diperlukan penanganan muatan yang dapat terkunci dan pada tiap sisi-sisi dipasang suatu
yang dilakuakan oleh para pekerja dengan menggunakan “pitting sudut dan kunci putar”, sehingga antara satu peti
peralatan yang tersedia di pelabuahan. kemas dengan peti kemas lainya dapat dengan mudah
2.5.4 Kinerja Pelabuhan disatukan atau dilepaskan. Peti kemas digunakan sebagai
Kinerja pelabuhan dapat digunakan untuk mengetahui media pelindung dan sekaligus sebagi media pengangkutan
tingkat pelayanan pelabuhan kepada pengguna pelabuhan yang barang-barang telah memberikan manfaat yang besar bagi
tergantung pada waktu pelayanan kapal selama berada di dunia perdaganga.
pelabuhan. Waktu pelayanan kapal tediri dari waiting time atau
waktu tunggu, approach time, postpone time, service time, dan 2.7 Regresi Linier
turn round time. Menurut Luluk Kholisoh (2006), banyak
2.5.5 Indikator Kineja Pelabuhan permasalahan yang datanya dinyatakan oleh lebih dari sebuah
Kinerja pelabuhan ditunjukan oleh Berth Occupancy variable. Mengingat analisis kumpulan data yang terdiri atas
Ratio (BOR) atau tingkat pemakaian dermaga, yaitu banyak variable pada dasarnya merupakan perluasan dari
perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga analisis yang datanya terdiri atas dua variable, maka di sini
yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia selama satu terutama akan dibicarakan penelaahan kumpulan data yang
periode yang dinyatakan dalam persentase. dilukiskan oleh dua variable saja. Untuk keperluan penelaahan,
2.5.6 Nilai BOR kepada kedua variable itu digunakan simbol yang lazim
Nilai BOR dihitung dengan menggunakan persamaan dipakai, ialah X dan Y yang dapat diberi indeks menurut
berikut yang tergantung pada jenis tambatan. keperluannya yaitu :
1. Tambatan Tunggal x1,x2,……..,xn dan y1,y2,……….yn
Apabila dermaga hanya digunakan untuk satu Atau pasangan (x1,y1) ; i = 1,2,……., n
tambatan, penggunaan dermaga tidak dipengaruhi oleh panjang Sehingga sample yang berukuran n itu terdiri atas n
kapal, dan nilai BOR di berikan oleh bentuk berikut. buah pasang data.
���� � � ��� �� 2.7.1 Analisis Kolerasi
���� = � 100%
Analisis Korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan
(1) untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua
����� �������
variable. Hubungan dua variable ada yang positif dan negative.
(Sumber :Triatmodjo, Bambang,1996, Perencanaan
Pelabuhan) Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan
2. Dermaga untuk beberapa tambatan. (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan
(penurunan) Y. Sebaliknya dikatakan negative kalau kenaikan
� �� +���� �� � ���� � � ��� ��
���� = � 100 % (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh Penurunan
(kenaikan) Y. Jika r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan
(2) positif, r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negative, r
����� ������� � ������� �������� mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif, r mendekati -1,
(Sumber
Pelabuhan)
:Triatmodjo, Bambang,1996, Perencanaan hubungan sangat kuat dan negative.
2.5.7 Berth Thoughput
Berth Thoughput (BTP) adalah jumlah barang yang
dibongkar muat di tambatan. BTP dapat dihitung
dengan persamaan berikut ini :
� ��� � � Berikut cara menghitung nilai r :
𝐵�� = (3)
� � ��� − ��� ���
�= (7)
2
� � 2 �� − ��� 2 � � 2 �𝑛 − ���
�1

�1 = ��� + 10 % ��� ( Sumber :Kholisoh,Luluk,2006,Statistika dan Probabilitas,


Gunadarma, Bandung)
2.7.2 Analisis Regres
(4)
Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga
(Sumber :Triatmodjo, Bambang,1996, Perencanaan Pelabuhan) digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar
variabelnya. Untuk menempatkan garis regresi pada data yang
2.5.8 Kapasitas Terpasang
diperoleh maka digunakan metode kuadrat terkecil, sehingga
Kapasitas terpasang dermaga adalah kemampuan bentuk persamaan regresi adalah sebagai berikut : Y’= a + b X
dermaga untuk dapat menerima arus bongkar muat peti
kemas.Berikut adalah persamaannya.
�� = � 𝐵�� � (5) �� 2
�� − ��
�= (8)
2
(Sumber :Triatmodjo, Bambang,1996, Perencanaan Pelabuhan) 2.5.9 Panjang Dermaga

(9
� �� − �� 2
Panjang dermaga berdasarkan arus peti kemas dihitung
dengan persamaan: �. ���� − �� ��
�= � ��2 − �� 2

�� �� � / � � ��� (Sumber :Kholisoh,Luluk,2006,Statistika dan Probabilitas, Gunadarma,


�= (6) Bandung)
�����

���
III. METODE PENELITIAN b) Approach Time : waktu yang diperlukan dari saat
pelepasan jangkar sampai mengikat tali ke dermaga.
Dalam penyusunan studi ini, peneliti membuat c) Postpone Time : waktu tunda yang tidak bermanfaat
langka- langka pelaksanaan penelitian sebagaimana selama kapal berada di perairan pelabuhan antara
ditunjukan dalam diagram alir berikut ini: lokasi lego jangkar.
d) Service Time atau waktu pelayanan di tambah :not
Mulai operating time, effective time atau operating timw
(OT), Bert Time (BT).
Studi Awal
3.4 Perhitungan Kinerja Pelayanan Dermaga
Pelabuhan
Perhitungan kinerja pelayanan dermaga pelabuhan
Tinjauan Pustaka terdiri dari :
3.4.1 Perhitungan Berth Thoughput (BTP)
Perhitungan Berth Throughput (BTP) atau daya lalu
Pengambilan Data dermaga adalah jumlah muatan yang dibongkar dan dimuat di
dermaga. BTP dihitung dengan rumus :
Data Sekunder : � ��� � �
Instansi: BTP = (10)

�1
1. Data tahunan arus kapal dan arus
penumpang. �1 = ��� + 10% ��� (11)
2. Data tahunan arus bongkar muat
barang dan peti kemas. (Sumber :Triatmodjo, Bambang,1996, Perencanaan
Pelabuhan)
3. Data tahunan waktu pelayanan 3.4.2 Perhitungan Berth Occupancy Ratio (BOR)
kapal. Perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap
dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu siap operasi
dermaga selama periode waktu tertentu, yang dinyatakan
Analisa Data denganpresentase (%).
�� ��
Kinerja Terminal Kinerja Pelayanan ���� = � 100%
1. Nilai BTP 1. Nilai BOR
2. Nilai YOR
(12)
����� �������

Pembahasan .�

(Sumber :Triatmodjo, Bambang,1996, Perencanaan


Pelabuhan)
Selesai 3.4.3 Perhitungan Yard Occupancy Ratio (YOR)
Perbandingan yang dinyatakan dalam presentase antara
Gambar 3.1 Diagram Alir Studi jumlah pemakaian ruang penumpukan peti kemas yang
dihitung dengan satuan TEU’s dengan kapasitas lapangan
3.1 Lokasi Penelitian penumpukan peti kemas.
Lokasi penelitinan “Studi Kinerja Teminal Peti �� � �� ℎ ��� � � ���� � �� �� ��� � � �� �
Kemas dan Kinerja Pelayanan Pada Pelabuhan Tunon Taka ���� = �
Nunukan” yaitu terletak di Jalan Pelabuhan Baru No.10
0 0
Nunukan pada posisi 04 08’ 48” N dan 107 39’ 36” E. 100 % (13)
��������� ��������
3.2 Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam menganalisis �������
kapasitas dermaga peti kemas Pelabuhan Tonun Taka Nunukan (Sumber :Triatmodjo, Bambang,1996, Perencanaan
Pelabuhan)
yaitu, data sekunder diperoleh dengan mengutip dokumen yang
ada pada instansi yang bersangkutan seperti data gambar lay 3.5 Perhitungan Kapasitas Termina pelabuhan Dengan
out pelabuhan, data kapal yang tambat dan labuh dipelabuhan, Menggunakan Metode Regresi Linier Untuk 10
arus barang yang masuk ke lapangan penumpukan, tingkat Tahun Mendatang.
pertumbuhan muatan, luas lapangan penumpukan dan lain-lain. Perkiraan arus kapal dan arus peti kemas dilakukan
Data ini diperoleh dari PT. Pelindo IV cabangNunukan yang dengan menggunakan metode regresi linier. Setelah diperoleh
beralamat di Jalan Pelabuahan Baru No.10 Nunukan. persamaan linier arus kapal dan arus peti kemas maka
3.3 Perhitungan Kinerja Operasional Pelayanan Kapal diperolehlah hasil peramalan untuk tahun-tahun yang akan
Perhitungan kinerja oprasional pelayanan kapal datang. Regresi linier merupakan model regresi yang paling
dilakukan dengan menghitung waktu pelayanan kapal. Waktu sering digunakan karena mudah digunakan dan di
pelayanan kapal yang dihitung terdiri dari : interprestasikan hasilnya. Ada dua jenis model regresi linier
a) Waiting Time (WT) atau waktu tunggu kapal : waktu yaitu model regresi tungal dan regresi linier berganda..
selama menunggu datanya kapalpandu dan kapal tunda. Regresi Linier Tunggal secara matematis dapat
dirumuskan seperti dalam persamaan berikut :
� = � + �� (14)

(Sumber :Kholisoh,Luluk,2006,Statistika dan Probabilitas,


Gunadarma,
Bandung)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN variasi peningkatanserta penurunan sebagaimana yang terlihat
dalam Tabel 4.6 berikut ini :
4.1 Umum
Pelabuhan tunon taka nunukan yang terletak pada Tabel 4.6 Arus Penumpang Kapal
0 0 Luar Negeri Dalam Negeri
posisi 04 08’ 48” N dan 107 39’ 36” E dengan luas perairan ± Tahun
Debarkasi Embarkasi Debarkasi Embarkasi
10.807,30Ha mempunyai kedalaman air rata-rata hingga ± 15 2012 86.025 73.780 131.158 149.319
meter LWS (PT. Pelindo IV Nunukan, 2016). Adapun data- 2013 131.600 114.627 137.012 187.361
2014 134.843 128.934 131.283 173.656
data mengenai kondisi pasang surut, angin, gelombang dan 2015 133.411 126.777 132.746 165.560
temperature disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini : (Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan, 2016)
Tabel 4.1 Kondisi Alam Pelabuhan Tunon Taka Berikut ini adalah data produktivitas bongkar muat
Nunukan pelabuhan sebagaimana yang terlihat dalam Tabel 4.7 berikut
Pasang surut
Muka air pasang tertinggi 3,5 m LWS ini :
Duduk tengah 1,95 m LWS
Muka air surut terrendah 0,40 m LWS Tabel 4.7 Produktivitas Bongkat Muat Pelabuhan
Muka air surut rendah 0,00 m LWS Tahun
No Waktu Pelayanan Kapal Satuan
Angin 2012 2013 2014 2015
Kecepatan angin maksimum 4 Knot/jam A Pelayaran Luar Negeri
Arah angina Variasi 1 Kapal General Cargo T/G/J 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Kapal Bag Cargo T/G/J 0.00 0.00 0.00 0.00
Gelombang 3 Curah Kering T/G/J 0.00 0.00 0.00 0.00
Gelombang tinggi 0,40 m 4 Curah Air T/G/J 0.00 0.00 0.00 0.00
Gelombang rendah 0,15 m 5 Kapal Peti Kemas
Temperature a. Terminal Peti B/C/H 0.00 0.00 0.00 0.00
Temperature rata-rata 310C Kemas
Variasi 160-190 C b. Terminal B/C/H 0.00 0.00 0.00 0.00
Konvensional
(Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan, 2016) B Pelayaran Dalam Negeri
Adapun kondisi alur masuk pelayaran Pelabuhan 1 Kapal General Cargo T/G/J 10.70 22.16 15.62 16.99
2 Kapal Bag Cargo T/G/J 6.53 24.95 19.99 20.24
Tunon Taka Nunukan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini : 3 Curah Kering T/G/J 0.00 0.00 0.00 0.00
Tabel 4.2 Alur Masuk Pelayaran 4 Curah Air T/G/J 53.43 46.00 24.11 22.47
5 Kapal Peti Kemas
a. Terminal Peti B/C/H 0.00 0.00 0.00 0.00
Panjang alur pelayaran 18 Mil Kemas
Lebar alur pelayaran 1 Mil b. Terminal B/C/H 11.79 7.58 7.72 6.00
Kedalaman minimum 9 m LWS Konvensional
Kedalaman maksimum 15 m LWS C Jenis Pelayaran
T/KPL/
Dasar laut Clay 1 Pelayaran Samudra
L/HR
0.00 0.00 0.00 0.00
(Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan, T/KLP/
2016) 2 Pelayaran Nusantara 161.03 330.09 292.87 287.80
L/HR
Fasilitas kolam Pelabuhan Tunon Taka Nunukan (Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan,
2016)
dapat dilihat dari Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Fasilitas Kolam Pelabuhan 4.2 Kinerja Operasional Pelayanan Pelabuhan
Luas kolam pelabuhan 40,55 m3 Kinerja operasional pelayanan pelabuhan dapat
Kedalaman minimum 7m
Kedalaman maksimum 10 m digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan pelabuhan
Kedalaman depan dermaga 7-12 m yang tergantung pada waktu pelayanan kapal selama berada di
(Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan,
2016)
pelabuhan. Kinerja operasional palayanan yang tinggi
Berdasarkan data yang ada diperoleh mengenai arus menunjukan bahwa pelabuhan dapat memberikan palayanan
kunjungan kapal menurut jenis pelayaraannya dan menurut yang baik. Adapun waktu-waktu pelayanan kapal yang terlihat
jenis tambatannya sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 selalu dalam Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 berikut ini :
mengalami peningkatan sebagaimana yang terlihat dalam
Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.8 Waktu Pelayanan Kapal Luar Negeri

Tabel 4.4 Arus Kunjungan Kapal Menurut Jenis


Pelayaran No Waktu Pelayanan Kapal
Tahun Tahun Tahun Tahun
Pelayaran Luar Negeri Pelayaran Dalam Negeri 2012 2013 2014 2015
Tahun 1 Waiting Time
(Call) (GT) (Call) (GT)
a. Waiting Time Net (WTN) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
2012 1.349 537.110 987 2.315.070
b. Postpone Time (PT) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
2013 1.765 1.128.474 1.277 2.350.754 c. Approach Time (AT) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
2014 1.707 1.210.081 1.215 2.246.345 2 Waiting Time Gross (WTG) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
2015 1.817 1.545.305 1.316 2.304.400 3 Effective Time (ET) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
(Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan, 2016) 4 Idle Time (IT) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
5 Berthing Working Time (BTW) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
6 Not Operating Time (NOT) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
Tabel 4.5 Arus Kunjungan Kapal Menurut Jenis Tambatan 7 Berthing Time (BT) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
Dermaga Umum Non Dermaga Umum 8 Turn Round Time (TRT) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
Tahun (Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan, 2016)
(Call) (GT) (Call) (GT)
2012 1.626 2.193.355 701 658.825
2013 2.013 1.890.039 1.029 1.769.189 Tabel 4.9 Waktu Pelayanan Kapal Dalam Negeri
2014 1.612 176.696 1.083 2.089.092 Tahun Tahun Tahun Tahun
No Waktu Pelayanan Kapal
2015 2.040 1.405.722 1.092 2.443.982 2012 2013 2014 2015
1 Waiting Time
(Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan, 2016)
a. Waiting Time Net (WTN) 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam 0.00 Jam
Berdasarkan data yang ada diperoleh mengenai arus b. Postpone Time (PT)
c. Approach Time (AT)
0.25 Jam
0.30 Jam
0.24 Jam
0.29 Jam
0.25 Jam
0.30 Jam
0.24 Jam
0.29 Jam
penumpang sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 mengalami 2 Waiting Time Gross (WTG) 0.55 Jam 0.53 Jam 0.55 Jam 0.53 Jam
3 Effective Time (ET) 27.94 Jam 20.61 Jam 25.35 Jam 24.61 Jam
4 Idle Time (IT) 7.06 Jam 10.50 Jam 8.29 Jam 8.73 Jam
5 Berthing Working Time (BTW) 35.00 Jam 31.11 Jam 33.63 Jam 33.34 Jam
tambatan n = 1) adalah jumlah bongkar muat peti kemas dibagi
6 Not Operating Time (NOT) 3.53 Jam 5.36 Jam 4.72 Jam 5.14 Jam dengan jumlah tambatan. Daya lalu per meter panjang
7 Berthing Time (BT) 38.53 Jam 36.47 Jam 38.36 Jam 38.48 Jam
8 Turn Round Time (TRT) 39.08 Jam 37.00 Jam 38.91 Jam 39.01 Jam tambatan (panjang dermaga = 150 m) adalah jumlah bongkar
(Sumber : PT.PELINDO IV Nunukan, 2016) muat peti kemas dibagi dengan panjang dermaga. BTP
4.3 Kinerja Pelayanan Dermaga Pelabuhan terpasang yaitu kemampuan dermaga melewatkan arus peti
Kinerja pelabuhan ditunjukan oleh nilai Berth kemas yang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan :
Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat pemakaian dermaga, nilai
Berth Throughtput (BTP), kapasitas terpasang, panjang =
1
dermaga serta kinerja peralatan penanganan muatan.
Nilai BOR mengacu pada nilai yang diberikan
4.3.1 Perhitungan Nilai BOR
Berdasarkan data dan fasilitas pelabuhan dan arus UNCTAD yaitu sebesar 40% dan Loa adalah panjang rata-rata
kapal serta arus peti kemas dilakukan analisis dengan kapal yang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
menggunakan teori dan persamaan yang terdapat dalam Bab 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT.PELINDO, Loa =
�� �� 110,7 meter.
Contoh perhitungan nilai BTP pada tahun 2012 adalah
𝐵�� = ����� 𝐸������ . � � 100%
sebagai berikut :
Service time dihitung dengan anggapan bahwa not - Arus peti kemas = TEUs = daya lalu peti kemas per tahun
operating time adalah 20% dari waktu efektif bongkar muat, = TEUs per tahun. Kolom(5)
sehingga : - Daya lalu peti kemas per tahun per tambatan = 1.704
1.
TEUs per tahun/ panjang dermaga = = 12 TEUs/m/th
��������� 1
1 1
����� 4
�� = � - BTP terpasang = 11 + 1 11 = 178 TEUs/m/th
��������� 𝐵������ ���� 6 � ����� �����
1 + 0 20
Contoh perhitungan nilai BOR pada tahun 2012 adalah sebagai - Kapasitas dermaga = L x BTP x n = 150 x 178 x 1 =
berikut 26.700 TUEs/th
Perhitungan BTP dan kapasitas dermaga secara lengkap
���� ���� 1704 disajikan dalam Tabel 4.11 berikut ini:
��������� = 54
����� 32
����
= Tabel 4.11 Perhitungan BTP dan Kapasitas Dermaga
Arus Daya Lalu (BTP) BTP Kapasitas
����� = ����� ����/����� No Tahun PK
BOR
Terpasang Dermaga
% TEUs TEUs/
TEUs /th m/th TEUs/m/th TEUs/th
1 2012 1.704 2,47 1.704 12 178 26.700
��������� 2 2013 2.391 5,00 2.391 16 360 54.000
�� � 1 + 0 20 3 2014 3.467 10,23 3.467 24 74 11.100
4 2015 2.612 5.48 2.612 18 395 59.250
����� 4
= ��������� � � �����
����� ���� ���� 6 �

= � (1 + 0.20 ) = 4 Jam
1 �1
54 � 4 4.3.3 Perhitungan Yard Occupancy Ratio (YOR) dan
𝐵�� = 365 � 1 � 100% = 2 47 % Kapasitas Lapangan
Lapangan penumpukan digunakan untuk menenpatkan
Perhitungan service time dan nilai BOR secara lengkap peti kemas yang akan di muat ke kapal atau setelah dibongkar
dilakukan dengan menggunakan table sebagaimana terlihat dari kapal, baik yang berisi muatan atau pun peti kemas yang
dalam Tabel 4.10 berikut ini : kosong.
Tabel 4.10 Perhitungan Service Time Dan Nilai BOR = 100%
Arus Kapasitas
Arus
Peti TEUs/ ST BOR Luas lapangan penumpukan pada pelabuhan tunon taka
No Thn Kapal 2
(Call)
Kemas Kapal Box/ TEUs/ Jm % nunukan adalah 3000 m . Dan rata-rata lama peti kemas
TEUs Jam Jam
1 2012 32 1.704 54 10 17 4 2,47
ditumpuk pada lapangan adalah 5 hari, maka kapasitas
2 2013 33 2.391 73 10 17 6 5,00 lapangan penumpukan keseluruhan adalah :
3 2014 31 3.467 112 10 17 8 10,23
4 2015 33 2.612 80 10 17 6 5.48 =

Contoh perhitungan nilai YOR pada tahun 2012 adalah


Dari hasil perhitungan nilai BOR yang terdapat pada sebagai berikut :
Table 4.10 diperoleh nilai BOR yang semakin meningkat setiap
tahunya. Pada tahun 2015 nilai BOR sebesar 5.48% masih lebih - Kapasitas Tersedia= =17.52TEUs/tahun
1
rendah daripada nilai yang diberikan UNCTAD yaitu sebesar 1.
- YOR= 100% = 73%
40%. 1 .
Kapasitas Dermaga
4.3.2 Perhitungan Nilai Berth Throuhtput (BTP) atau Daya lalu (Berth Throuhtput) pada terminal peti kemas
pelabuhan tunon taka nunukan dihitung berdasarkan data
bongkar muat peti kemas melalui dermaga dari tahun 2012 Perhitungan nilai YOR dan Kapasitas Lapangan Peti
sampai dengan tahun 2015. Daya lalu per tambatan (jumlah Kemas secara lengkap disajikan dalam Tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Perhitungan YOR dan Kapasitas Lapangan Peti


Kemas
Arus Peti
Dwelling
Kapasitas
YOR 4.4.2 Perhitungan Prediksi Arus Kapal Peti Kemas dan
No Tahun Kemas Lapangan Peti Arus Peti Kemas
Time %
(TEUs) Kemas
Perhitungan arus kapal peti kemas yang tersedia dari
1 2012 1.704 5 17.520 9,73
2 2013 2.391 5 17.520 13,65 tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Hasil analisisnya
3 2014 3.467 5 17.520 19,79 seperti disajikan dalam Table 4.15
4 2015 2.612 5 17.520 14,91
Tabel 4.15 Statistika Arus Kapal Peti Kemas
Dari data yang diperoleh dalam Tabel 4.12 dapat No Tahun (x) Arus Kapal y x.y x2 y2
dilihat tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan dari tahun 1 2012 0 32 0 0 1.024
2 2013 1 33 33 1 1.089
2012 sampai dengan 2015 berkisar antara 10% sampai dengan 3 2014 2 31 62 4 961
20%. 4
Ʃ
2015 3
6
33
129
99
194
9
14
1.089
4.163

4.4 Kapasitas Terminal Peti Kemas Pelabuhan Dengan


Menggunakan Metode Regresi Linier Untuk 10 Arus Kapal Peti Kemas
Tahun Mendatang
34
4.4.1 Perhitungan Prediksi Arus Kunjungan Kapal y = 0.1x + 32.1 Arus Kapal
33 Linier (Arus Kapal)
Perhitungan arus kunjungan kapal menurut jenis

Call
32
pelayaraanya yang tersedia dari tahun 2012 sampai dengan 31
2015. Hasil analisisnya seperti disajikan dalam Tabel 4.13 30
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tabel 4.13 Statistik Arus Kunjungan Kapal Tahun


Kunjungan
No Tahun (x) x.y x2 y2
kapal (y)
1 2012 0 2.327 0 0 5.414.929 Gambar 4.2 Grafik Statistika Arus Kapal Peti Kemas
2 2013 1 3.042 3.042 1 9.253.764
3 2014 2 2.922 5.844 4 8.538.084
4 2015 3 3.133 9.399 9 9.815.689 Perkiraan arus kapal peti kemas di pelabuhan tunon taka
Ʃ 6 11.424 18.285 14 33.022.466 nunukan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Arus Kapal regresi linier statistic arus kapal peti kemas yaituY= 0.1+32.1
Tahun 2016 = 32.1 + 0.1 (4) = 32.5
4,000 Perhitungan selanjutnya disajikan pada Tabel 4.16 berikut ini :
Arus Kapal
2,000
Call

Linier (Arus Kapal) Tabel 4.16 Perhitungan Arus Kapal Peti Kemas 10 Tahun
y = 229.8x + 2511.30 Mendatang
-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 Arus Kapal (Call)
No Tahun (x)
Tahun (y)
1 2012 0 32
2 2013 1 33
Gambar 4.1 Grafik Statistika Arus Kunjungan Kapal 3 2014 2 31
Perkiraan arus kunjungan kapal di pelabuhan tunon 4 2015 3 31
taka nunukan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 5 2016 4 32.5
6 2017 5 32.6
regresi linier statistic arus kunjungan kapal yaitu, Y =
7 2018 6 32.7
229.8x+2511.30 8 2019 7 32.8
Tahun 2016 = 2511.30 + 229.80(4) = 3.431 9 2020 8 32.9
Perhitungan selanjutnya disajikan pada Table 4.14 10 2021 9 33
berikut ini : 11 2022 10 33.1
Tabel 4.14 Perhitungan Arus Kunjungan Kapal 10 Tahun 12 2023 11 33.2
13 2024 12 33.3
Mendatang 14 2025 13 33.4
No Tahun (x) Kunjungan Kapal (y) Perhitungan arus peti kemas yang tersedia dari tahun
1 2012 0 2.327 2012 sampai dengan tahun 2015. Hasil analisisnya seperti
2 2013 1 3.042 disajikan dalam Tabel 4.17 sebagai berikut :
3 2014 2 2.922
4 2015 3 3.133 Tabel 4.17 Statistik Arus Peti Kemas
5 2016 4 3.431 Arus Peti
6 2017 5 3.660 No Tahun (x) Kemas (TEUs) x.y x2 y2
7 2018 6 3.890 (y)
8 2019 7 4.120 1 2012 0 1.704 0 0 2.903.616
2 2013 1 2.391 2.391 1 5.716.881
9 2020 8 4.350
3 2014 2 3.467 6.934 4 12.020.089
10 2021 9 4.580 4 2015 3 2.612 7.836 9 6.822.544
11 2022 10 4.809 Ʃ 6 10.174 17.161 14 27.463.130
12 2023 11 5.039
13 2024 12 5.269
14 2025 13 5.499
Tabel 4.20 Prediksi Hasil Perhitungan Nilai BTP Dan
Arus Peti Kemas
Kapasitas Dermaga Pada 10 Tahun Mendatang
4,000 Arus Daya Lalu (BTP) BTP Kapasitas
N BOR
Tahun PK TEU TEUs/m Terpasang Dermaga
3,000 o %
TEUs s/th /th TEUs/m/th TEUs/th
TEUs

Arus Kapal 1 2012 1.704 2,47 1.704 12 26.700 178


2,000 2 2013 2.391 5,00 2.391 16 54.000 360
Linier (Arus Kapal)
3 2014 3.467 10,23 3.467 24 11.100 74
1,000 y = 380x + 1973.50 4 2015 2.612 5,48 2.612 18 59.250 395
0 5 2016 3.494 9,68 3.494 24 104.550 697
2011 2012 2013 2014 2015 2016 6 2017 3.874 12,12 3.874 26 13.200 88
Tahun 7 2018 4.254 14,73 4.254 29 15.900 106
8 2019 4.634 16,10 4.634 31 17.400 116
9 2020 5.014 19,09 5.014 34 20.700 138
Gambar 4.3 Grafik Statistik Arus Peti Kemas 10 2021 5.394 22,47 5.394 36 24.300 162
11 2022 5.774 23,29 5.774 39 25.200 168
12 2023 6.154 26,86 6.154 42 29.100 194
Perkiraan arus peti kemas di pelabuhan tunon taka 13 2024 6.534 30,84 6.534 44 33.300 222
nunukan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 14 2025 6.914 34,93 6.914 47 37.800 252
regresi linier statistic arus kapal peti kemas, yaitu Y= 380x +
1973.50 Dari hasil prediksi perhitungan nilai BOR yang
Tahun 2016 = 1973.50 + 380 (4) = 3.494 terdapat pada Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai BOR yang
Perhitungan selanjutnya disajikan pada Tabel 4.18 berikut ini : melebihi standar yang diberikan oleh UNCTAD sebesar 40%.
Tabel 4.18 Perhitungan Arus Peti Kemas 10 Tahun Mendatang
4.4.4 Perhitungan Tingkat Pemanfaatan Lapangan
Arus Peti Kapal (Call)
No Tahun (x)
(y) Penumpukan Peti Kemas Pada 10 Tahun
1 2012 0 1.704 Mendatang.
2 2013 1 2.391
3 2014 2 3.467
4 2015 3 2.612 Perhitungan tingkat pemanfaatan lapangan
5 2016 4 3.494 penumpukan peti kemas dilakukan berdasarkan data prediksi
6 2017 5 3.874 arus peti kemas yang telah dihitung sebelumnya. Perhitungan
7 2018 6 4.254
8 2019 7 4.634 lengkap akan disajikan dalam Tabel 4.21 berikut ini :
9 2020 8 5.014
10 2021 9 5.394 Tabel 4.21 Perhitungan Nilai YOR Pada 10 Tahun
11 2022 10 5.774
12 2023 11 6.154 Mendatang
13 2024 12 6.534 Arus Peti Kapasitas
Dwelling YOR
14 2025 13 6.914 No Tahun Kemas Lapangan
Time %
(TEUs) Peti Kemas
1 2012 1.704 5 17.520 9,73
4.4.3 Perhitungan BOR, BTP , Kapasitas Dermaga dan 2 2013 2.391 5 17.520 13,56
3 2014 3.467 5 17.520 19,79
YOR pada 10 tahun mendatang 4 2015 2.612 5 17.520 14,91
Setelah memprediksi arus kapal peti kemas serta arus 5 2016 3.494 5 17.520 19,94
peti kemas pada 10 tahun mendatang dapat dilakukan prediksi 6 2017 3.874 5 17.520 22,11
7 2018 4.254 5 17.520 24,28
perhitungan nilai BOR dan nilai BTP untuk 10 tahun 8 2019 4.634 5 17.520 26,45
mendatang. Perhitungan dilakukan sama seperti perhitungan 9 2020 5.014 5 17.520 28,62
dari data sebelumnya. Di bawah ini merupakan hasil 10 2021 5.394 5 17.520 30,79
11 2022 5.774 5 17.520 32,96
perhitungan yang disajikan dalam Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 12 2023 6.154 5 17.520 35,13
sebagai berikut: 13 2024 6.534 5 17.520 37,29
14 2025 6.914 5 17.520 39,46
Tabel 4.19 Prediksi Hasil Perhitungan Nilai BOR Pada 10
Tahun Mendatang Dari perhitungan nilai YOR pada Tabel 4.21 dapat
Arus
Arus
Kapasitas dilihat bahwa meningkatnya arus peti kemas untuk 10 tahun
N Peti TEUs/ ST BOR
o
Thn Kapal
Kemas Kapal Box/ TEUs/ Jam % yang akan datang, hal ini juga mempengaruhi kapasitas yang
(Call)
(TEUs) Jam Jam ada pada lapangan penumpukan peti kemas. Nilai YOR pada
1 2012 32 1.704 54 10 17 4 2,47
2 2013 33 2.391 73 10 17 6 5,00
tahun 2025 yaitu 39,46% artinya luas lapangan penumpukan
3 2014 31 3.467 112 10 17 8 10,23 yang ada pada saat tahun 2025 mesih mampu menampung arus
4 2015 33 2.612 80 10 17 6 5,48 peti kemas.
5 2016 33 3.494 106 10 17 8 9,68
6 2017 33 3.874 118 10 17 9 12,12
7 2018 33 4.254 129 10 17 10 14,73 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
8 2019 33 4.634 141 10 17 10 16,10
9 2020 33 5.014 152 10 17 11 19,09
10 2021 33 5.394 164 10 17 12 22,47 5.1 Kesimpulan
11 2022 34 5.774 170 10 17 12 23,29 Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada Bab
12 2023 34 6.154 181 10 17 13 26,86 IV dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
13 2024 34 6.534 193 10 17 14 30,84
14 2025 34 6.914 204 10 17 15 34,93 1. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa diperoleh bahwa
kapasitas demaraga yang ada di Pelabuhan Tunon Taka
Nunukan pada tahun 2015 sebesar 395 TEUs per tahun dan
di tahun 2025 sebesar 252 TEUs per tahun.
2. Untuk tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan peti
kemas atau YORtahun 2015 sebesar 14,91% dan di tahun
2025 mencapai 39.46 %. artinya lapangan penumpukan yang
ada masih mampu melayani arus peti kemas yang masuk
pada Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.
3. Berdasarkan hasil perhitungan kinerja pelayanan dapat
diketahui berdasarkan nilai BOR. Pada tahun 2015 nilai BOR
sebesar 9,68 % dan di tahun 2025 nilai BOR sebesar 34.93%.
Ini berarti bahwa Pelabuhan Tonun Taka sampai 10 tahun
mendatang masih mampu menampung arus peti kemas.
5.2 Saran
Dari hasil perhitungan dan analisa yang dilakukan,
peneliti dapat memberikan saran sebagai pertimbangan untuk
mengatasi hasil analisa yang diperoleh, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk melengkapi data yang ada penelitian selanjutnya
mungkin perlu dilakukannya pengujian menggunakan
metode geometrik.
2. Untuk acuan agar setiap pelabuhan yang ada di Kalimantan
Utara dapat di analisa kinerja terminal peti kemas dan
kinerja pelayanan di pelabuhan untuk perencanan yang akan
datang.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


Bapak Dr.-Ing, Daud Nawir, S.T., M.T selaku Dosen
Pembimbing penulis yang telah membimbing dan
mengarahkan Proposal Tugas Akhir hingga selesai.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Idrus, Misliah, 2013, Analisa Kapasitas Optimal


Lapangan Penumpukan Peti Kemas Pelabuhan
Samarinda Berdasar Operator Dan Pengguna
Pelabuhan. Jurnal Riset Teknologi Kelautan Universitas
Hasanuddin, Makassar.
[2] Kholisoh, Luluk, 2006, Statistika dan Probabilitas,
Gunadarma, Bandung
[3] Kramadibrat, Soejono, 2002, Perencanaan Pelabuhan,
ITB, Bandung
[4] Triatmodjo, Bambang, 1996, Perencanaan Pelabuhan,
Beta Offset, Yogyakarta
[5] Triatmodjo, Bambang, 2011, Analisis Kapasitas
Pelayanan Terminal Peti Kemas Semarang. Seminar
Nasional, Medan.

Anda mungkin juga menyukai