Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL TUGAS AKHIR (P1)

STUDI POLA ARUS DAN LAJU SEDIMENTASI PELABUHAN


TANJUNG PRIOK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DELFT3D

Enggar Banyu Biru


NRP. 043116 40000 127

DOSEN PEMBIMBING
Haryo Dwito A, ST.,M.Eng.,Ph.D
Suntoyo, ST.,M.Eng.,Ph.D

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2019
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dua pertiga wilayah Indonesia merupakan perairan, ribuan pulau berjajar dari Sabang sampai
Merauke. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan dalam pemerataan distribusi logistik
dan pembangunan. Penyediaan sarana pusat pelayanan pelayaran transportasi laut yang memadai
merupakan salah satu solusi yang murah dan efisien. Di sinilah peranan dan fungsi pelabuhan sebagai
mata rantai,titik temu, dan pintu gerbang dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

Dengan berkembangnya lalu lintas angkutan laut, teknologi bongkar muat, meningkatnya
perdagangan antar pulau dan luar negeri, maka kualitas peran dan fungsi pelabuhan sebagai
terminal point bagi barang dan kapal sebagaimana diuraikan tersebut diatas perlu ditingkatkan
kualitasnya secara konsisten dan berkesinambungan guna mengimbangi laju pertumbuhan kegiatan
ekonomi dan perdagangan dari tahun ke tahun (Pelindo,1999).

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia yang terletak di Pantai
Utara Kota Jakarta. Dibawah manajemen PT Pelabuhan Indonesia II, pelabuhan tersebut menangani lebih
dari 30% kargo non oil and gas serta sekitar 50% kargo umum yang keluar dan masuk ke Indonesia.
Dengan luas area tambat kapal 422 Ha dan area peletakan kontainer 886 Ha menjadikan pelabuhan ini
mampu memuat sampai dengan 10 juta TEUs container (PT. Pelabuhan Indonesia II 2019). Sehingga
dapat dikatakan Pelabuhan Tanjung Priok memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia.

Persoalan utama yang di hadapi pelabuhan adalah geometri kolam labuh dan alur pelayaran
seringkali menciptakan daerah yang relatif mengalami pendangkalan (Sedimentasi). Sedimen yang terlalu
banyak mengendap di suatu daerah dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi
(Hakim 2010). Pada daerah pelabuhan, sedimentasi adalah masalah yang perlu dicermati karena timbunan
sedimen yang terjadi di pelabuhan akan menyebabkan pendangkalan kolam labuh yang sangat merugikan
(Fahrudin 2018). Pendangkalan di suatu pelabuhan dapat mempersulit proses bongkar muat barang
karena mengurangi kedalaman dermaga sehingga membatasi jumlah kapal yang bersandar saat kondisi
surut (Rismawati, 2007). Di di PLTU Adipala, Jawa tengah sedimentasi menimbulkan berbagai masalah
yang nantinya akan mengganggu pengoprasian PLTU tersebut (Nabila, 2018). Sedangkan di PLTU
Banten Lontar terdapat permasalahan akibat pendangkalan yakni menyebabkan biaya unloading atau

1
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

pembongkaran batubara menjadi semakin naik akibat penggunaan trucking sebagai unloading dan juga
akan memakan waktu cukup lama (Pamungkas 2017). Apabila pendangkalan dibiarkan terjadi, bukan
tidak mungkin Pelabuhan Tanjung Priok akan mengalami permasalahan operasional akibat pendangkalan
seperti kolam labuh lain.

Dampak buruk sedimentasi pada operasional pelabuhan menggugah Wahyuni (2014) melakukan
penelitian pemeliharaan alur pelayaran, dengan melakukan metode-metode pengurangan sedimentasi.
Salah satunya menggunakan metode sand bypassing (Iskandar 2018). Selain itu metode tradisional yang
biasa dilakukan untuk mengurangi sedimen yang berlebih adalah dilakukan maintenance dredging
(pengerukan) rutin dan membuang sedimen ke tempat yang lain. Untuk mengetahui solusi terbaik pada
daerah yang terkena dampak sedimentasi, diperlukan analisa kondisi lingkungan perairan sekitar.

Oleh karena itu dibutuhkan penelitian untuk mengetahui besarnya laju sedimen (Qs), kegiatan ini
sangatlah penting untuk mengantisipasi timbulnya kerugian, kerusakan, atau bahkan kecelakaan utamanya
di sekitar alur pelayaran. Pada penelitian sebelumnya dilakukan analisa pola arus dan transport sedimen
menggunakan pemodelan dengan bantuan beberapa jenis software computer. Software ini dapat
mensimulasikan gelombang arus, transport sedimen, kualitas air, dan ekologi pada daerah pesisir. Agusta
(2015) dan Prayogi (2009) pada penelitian mereka menggunakan bantuan software MIKE 21. Muttaqin
(2004), Rismawati (2007), dan Jupantara (2004) pada penelitian mereka mengkaji pola arus dan
sedimentasi dengan menggunakan program bantu software Surface-water Modeling System (SMS) 8.0.
Dan Wahyuni (2014), dengan bantuan software Surfer, Nugroho (2015) dengan bantuan software XBeach
Tidak sedikit pula yang menggunakan bantuan software Delft3D, Hasan (2016) yang mengkaji tentang
perubahan profil Parangtritis, Hidayah (2017) menganalisis laju sedimen akibat pengembangan reklamasi
di Kawasan Pantai Timur Surabaya, dan Husna (2018) dalam penelitian nya menganalisis perubahan
morfologi di Perairan Ujung Pangkah dengan menggunakan bantuan software Delft3D.

Dalam hal kestabilan dan simulasi pemodelan software MIKE lebih stabil di bandingkan dengan
SMS. Sedangkan untuk software MIKE, sudah sangat stabil dalam proses simulasi, namun untuk
mendapatkan nilai validasi cukup lama. Delft 3D memiliki kemampuan melakukan pemodelan
gelombang dengan SWAN dan pemodelan arus - sedimentasi yang dapat dilakukan secara terintegrasi.
Pendekatan dalam meshing menggunakan Finite different Method dengan curvelinier memungkinkan
dilakukannya perbedaan kerapatan daerah meshing. Sehingga mampu dilakukan penambahan ketelitian
perhitungan model pada daerah yang akan menjadi fokus dari studi. Oleh karena itu, pada penelitian ini

2
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

akan dibahas mengenai pemeliharaan Pelabuhan Tanjung Priok lebih yang akan dilakukan, perlu adanya
analisa mengenai pemahaman proses fisik perairan yang akan terjadi, terutama pola arus yang dapat
menyebabkan sedimentasi. Untuk pengerjaannya dengan bantuan software Delft3D.

Delft3D merupakan software yang terintegrasi, yang dapat mensimulasikan dua dimensi dan tiga
dimensi. Software ini digunakan untuk menganalisa hidrodinamika, transportasi sedimen dan morfologi
dan kualitas air untuk sungai, muara dan lingkungan pesisir. Software ini dikembangkan dengan
pendanaan dan dukungan oleh USArmy Corps of Engineers, UNESCO-IHE, Deltares (Delft Hydraulics),
Delft University of Technology dan University of Miami.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah :
1. Bagaimana pola arus dan laju sedimentasi yang terjadi pada daerah sekitar Pelabuhan
Tanjung Priok?
2. Bagaimana rancangan pengerukan volume sedimen yang harus dilakukan sesuai dengan
kondisi perairan di daerah Pelabuhan Tanjung Priok?

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan yang akan dicapai dari penilitian ini antara lain:
1. Memodelkan pola arus dan laju sedimentasi yang terjadi pada daerah Pelabuhan Tanjung
Priok dengan pemodelan software Delft3D
2. Dapat menghitung jumlah volume sedimen yang harus dikeruk sesuai dengan kondisi
perairan di daerah Pelabuhan Tanjung Priok

1.4 Manfaat
Manfaat dari tugas akhir ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Memperoleh informasi mengenai besar laju sedimentasi pada Pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta
2. Dari hasil analisa permodelan numerik,diharapkan mampu menghasilkan solusi
pengerukan dengan metode yang paling efektif dalam mengurangi sedimen di Pelabuhan
Tanjung Priok Jakarta.

3
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

1.5 Batasan Masalah


Masalah dalam tugas akhir ini sengaja dibatasi untuk menghindari pembahasan yang meluas,
meliputi hal-hal berikut :
 Analisis sedimentasi dilakukan di kolam pelabuhan alur Pelayaran Timur Pelabuhan
Tanjung Priok
 Data yang digunakan adalah data sekunder, yang meliputi data batimetri, data pasang
surut, data gelombang dan data sedimen.
 Dalam pemodelan hanya menganalisa arus yang diakibatkan oleh pasang surut.
 Pemodelan sedimentasi dilakukan secara 2D dengan software Delft 3D.
 Perhitungan laju dan volume sedimentasi menggunakan software Delft 3D.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah:

1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang studi yang akan dilakukan, meliputi: perumusan
masalah, tujuan yang hendak dicapai, manfaat yang diharapkan, batasan penelitian untuk
membatasi analisa yang dilakukan serta sistematika penulisan laporan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI


Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis berpedoman pada beberapa penelitian tentang
analisis laju sedimentasi yang pernah dilakukan, aplikasi pemrograman Delft3D
menghasilkan output jumlah total volume sedimen di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Pada bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah pengerjaan dalam penyelesaian
tugas akhir, beserta metode-metode yang digunakan.

4
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Wilayah maritim Indonesia yang luas menunjang transportasi barang dan orang antar
pulau dilakukan melalui laut. Transportasi melalui laut merupakan tiang distribusi, oleh
karena itu alur pelayaran harus mempunyai fungsi untuk menyediakan akses kepada
kapal untuk memasuki wilayah pelabuhan dengan aman dan mudah (Wahyuni 2014).
Tentunya sudah menjadi permasalahan utama yang mengganggu kinerja suatu kolam
labuh alur pelayaran yaitu pendangkalan akibat sedimentasi. Pendangkalan di suatu
pelabuhan dapat mempersulit proses bongkar muat barang karena mengurangi
kedalaman dermaga sehingga membatasi jumlah kapal yang bersandar saat kondisi surut
(Rismawati, 2007).

Sedimentasi bisa berasal dari erosi garis pantai, dari aliran sungai dan dari laut dalam
yang terbawa bersama arus kearah kolam labuh (Pamungkas 2017). Jupantara (2004)
dalam tugas akhirnya mengatakan bahwa sifat sedimen pantai penting penting dipeajari
untuk mengetahui proses erosi dan sedimentasi. Sifat-sifat tersebut berupa ukuran partikel
dan distribusi butir sedimen, rapat massa, bentuk dan kecepatan endap. Untuk
menanggulangi pendangkalan pada kolam labuh, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah mencari penyebab terjadinya sedimentasi (Fahrudin 2018).

Sejumlah penelitian sudah pernah dilakukan terkait laju sedimentasi pada pantai dan
juga kanal dengan berbagai metode, Muttaqin (2014) dengan judul penelitian “Studi Pola
Arus Dan Sedimentasi Pada Proyek Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya-Jawa Timur.” menganalisa laju sedimentasi dengan
membandingkan hasil simulasi dengan kondisi lapangan didapatkan hasil bahwa terjadi
perubahan kecepatan arus yang dihasilkan. Sedangkan pada hasil analisa konsentrasi
sedimen, untuk nilai konsentrasi sedimen terkecil juga terjadi pada Model 1 untuk tiap-
tiap titik tinjau, sedangkan nilai konsentrasi sedimen terbesar untuk tiap-tiap titik tinjau

5
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

adalah bervariasi antara model yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan Prakoso
(2015) dalam tugas akhirnya menganalisa laju sedimentasi Pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta dengan metode lain yaitu membandingkan hasil analisa metode SED-PIT dan
overlay dan di dapatkan kesimpulan bahwa tingkat keakuratan hasil perhitungan volume
sedimen dan laju sedimentasi adalah sama untuk tiap segmen pada periode terkait
dibandingkan dengan metode Overlay. Nilai tersebut berkisar dari 5-20% tergantung dari
jauhnya letak studi dengan koordinat acuan data gelombang dan arus. Semakin jauh letak
studi maka semakin tidak akurat hasil metode SED-PIT. Hal ini dikarenakan asumsi
cross-section metode SED-PIT dan sifatnya yang linier dan keterbatasan data input.
Penelitian laju sedimentasi dan perancangan struktur penanggulangan pernah dilakukan
oleh Prayogi (2009) melakukan penelitian dengan kesimpulan perlu diadakan
penambahan struktur Jetty impermeable yang memiliki panjang 400m dan lebar 20m
dalam penanggulangan sedimentasi akibat pengembangan bunker BBM di Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Dan Nabilla (2018) menentukan model alternatif breakwater
yang tepat dalam menangani sedimentasi di kolam pelabuhan PLTU Adipala. Serta
Nugroho (2015) dengan kesimpulan solusi reklamasi pantai (sand nourishment) di Pantai
Parangtritis dan Iskandar (2018) dengan metode sand bypassing.

Secara umum penelitian sebelumnya melakukan analisa pola arus dan transport
sedimen menggunakan pemodelan dengan bantuan beberapa jenis software computer dan
kemudian membandingkan hasil perhitungan dengan studi lapangan untuk mendapatkan
solusi penanggulangan sedimentasi. Dalam penelitian kali ini, daerah yang akan dijadikan
objek oleh penulis adalah Kolam Labuh Tanjung Priok, akan dilakukan perhitungan laju
sedimentasi dengan pemodelan software Delft3D lalu menghitung volume sedimen agar
dapat diketahui volume yang harus dikeruk sesuai dengan kondisi perairan di daerah
Pelabuhan Tanjung Priok. Beberapa tahun sebelumnya penelitian dengan pemodelan
software Delft3D juga pernah dilakukan oleh Hasan (2016) yang mengkaji tentang
perubahan profil Parangtritis, Hidayah (2017) menganalisis laju sedimen akibat
pengembangan reklamasi di Kawasan Pantai Timur Surabaya, dan Husna (2018) dalam

6
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

penelitian nya menganalisis perubahan morfologi di Perairan Ujung Pangkah dengan


menggunakan bantuan software Delft3D.

Dalam hal kestabilan dan simulasi pemodelan software MIKE lebih stabil di
bandingkan dengan SMS. Sedangkan untuk software MIKE, sudah sangat stabil dalam
proses simulasi, namun untuk mendapatkan nilai validasi cukup lama. Delft 3D memiliki
kemampuan melakukan pemodelan gelombang dengan SWAN dan pemodelan arus -
sedimentasi yang dapat dilakukan secara terintegrasi. Pendekatan dalam meshing
menggunakan Finite different Method dengan curvelinier memungkinkan dilakukannya
perbedaan kerapatan daerah meshing. Sehingga mampu dilakukan penambahan ketelitian
perhitungan model pada daerah yang akan menjadi fokus dari studi

7
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Kolam Labuh
Kolam pelabuhan adalah perairan di depan dermaga tempat bersandarnya kapal.
Fungsi dari kolam labuh adalah sebagai tempat bersandar kapal selama berada di
pelabuhan, agar kapal dapat melakukan proses bongkar muat dengan aman.Wahyuni
(2014) dalam tugas akhirnya mengatakan bahwa kolam labuh merupakan komponen
penting dalam alur pelayaran, karena terjadi proses bongkar muat.
Menurut Triatmodjo (2009), kriteria desain kolam labuh harus memenuhi syarat berikut :
 Cukup luas, agar dapat menampung semua kapal yang datang berlabuh dan masih
tersedia cukup ruang bebas untuk kapal.
 Cukup lebar, agar kapal dapat melakukan manuver dengan bebas, sebaiknya
merupakan lintasan memutar yang tidak terputus
 Cukup dalam, agar kapal dengan DWT terbesar masih dapat masuk pada air
surut terendah.
 Harus tenang, agar kapal bisa berlabuh dengan aman dan memudahkan untuk bongkar
muat barang
2.2.2 Pasang Surut
Pasang surut merupakan peristiwa naik turunnya muka air laut akibat gravitasi bulan
dan matahari. Besar naik turunnya permukaan laut tergantung pada kedudukan bumi
terhadap bulan dan matahari. Pada bulan purnama, bumi berada segaris dengan bulan dan
matahari. Ini akan menyebabkan besar gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi akan
maksimum dan akibatnya permukaan laut akan mencapai pasang tertinggi seperti yang
ditunjukan pada gambar 2.1

8
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

Gambar 2.1 kedudukan bumi, bulan dan matahari saat spring


Sebaliknya ketika kedudukan bumi, matahari dan bulan tepat membentuk sudut
siku-siku maka besar gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi akan saling
melemahkan dan permukaan laut akan turun mencapai titik terendah gambar 2.2.

Gambar 2.2 kedudukan bumi, bulan dan matahari saat neap


Pengetahuan tentang pergerakan pasang surut akan menjadi sangat penting ketika
kita sedang merencanakan untuk membangun bangunan pantai dan pelabuhan (Muttaqin
2004). Pergerakan pasang surut dari waktu ke waktu mudah diperkirakan dengan tepat,
namun sebagaimana fenomena alam yang teratur dapat berubah menjadi tidak teratur
karena badai, tsunami dan pasang surut. Pasang surut di lokasi tertentu diketahui ada
beberapa jenis, yaitu:
1. Pasang surut harian ganda (semidiurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali surut dengan tinggi yang
hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Tipe pasang
surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut dengan periode
pasang surut adalah 24 jam 50 menit.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevelailing
semidiurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan
dan periodenya berbeda.
9
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevelailing diurnal
tide)
Pada tipe ini, dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi
kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dengan ringgi dan periode yang sangat berbeda.

Gambar 2.3 Tipe pasang surut


Tipe pasang surut di suatu daerah dapat diketahui dengan persamaan bilangan Formzal,
yakni :
𝐾1 +𝑂1
𝐹= ................................................................................. (2.1)
𝑀2 +𝑆2

Dimana :

O1 = Unsur pasut tunggal utama yang disebabkan gaya tarik bulan

K1 = Unsur pasut tunggal utama yang disebabkan gaya tarik matahari

M2 = Unsur pasut ganda utama yang disebabkan gaya tarik bulan

S2 = Unsur pasut ganda utama yang disebabkan gaya tarik matahari

10
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

Berikut adalah pengelompokan nilai Formzal yang dapat digunakan untuk mengetahui
tipe-tipe pasang surut :

 f < 0.25 = semi diurnal, dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan surut.
 0.25 < f < 1.50 = campuran dominan semi diurnal ketinggian berbeda.
 1.50 < f < 3.00 = campuran dominan diurnal, sekali pasang dan sekali
 surut,kadang dua kali dengan beda tinggi dan waktu.
 f > 3.00 = diurnal,sehari satu kali pasang dan surut.

2.2.3 Sedimen dan Sedimentasi

Sedimen adalah partikel organik dan anorganik yang terakumulasi secara bebas yang
ditransporkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau
oleh air. Nabilla (2018) dalam tugas akhirnya, sedimen terdiri dari kombinasi tiga fraksi
yaitu pasir, tanah liat dan lumpur. Menurut asalnya sedimen dibagi menjadi 4 macam,
yaitu :
 Sedimen lithogenous, ialah sedimen yang berasal dari sisa pelapukan (weathering)
batuan dari daratan, termasuk yang berasal dari kegiatan vulkanik.
 Sedimen biogenous, ialah sedimen yang berasal dari organisme laut yang telah mati
dan cangkang-cangkang tanaman maupun hewan mikro.
 Sedimen hydrogenous, yakni sedimen yang berasal dari komponen kimia air laut
dengan konsentrasi yang kelewat jenuh sehingga terjadi pengendapan (deposisi)
didasar laut contohnya Mangan (Mn) berbentul nodul, fosforite (P2O5), dan
glauconite (hidro silikat yang berwarna kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari
ion-ion K, Mg, Fe dan Si).
 Sedimen cosmogenous, sedimen yang berasal dari luar angkasa dimana partikel dari
benda-benda angkasa ditemukan di dasar laut dan banyak mengandung unsur besi
sehingga mempunyai respons magnetik dan berukuran antara 10-640 μ.

11
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

Prakoso (2015) dalam tugas akhirnya, sedimentasi merupakan proses pengendapan


material yang ditranspor oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Proses
terjadinya sedimentasi yaitu batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat
lain oleh tenaga air, angin, dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai
membawa batuan halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai menuju
tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir, bahkan
bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya
angkutnya.

2.2.4 Karakteristik Sedimen


Jupantara(2004) mengatakan bahwa sangat penting dalam memahami sifat sedimen
untuk mengatasi proses erosi dan sedimentasi di daerah pelabuhan. Karena sifat sedimen
dapat mempengaruhi terjadinya pendangkalan di kolam labuh dan alur pelabuhan.
Material itu sendiri memiliki sifat berikut:
 Ukuran (size)
Distribusi ukuran butir diperoleh dari hasil ayakan dan dipresentasikan dalam bentuk
kurva presentase kumulative.
 Rapat Masa (density)
Rapat masa ( merupakan fungsi komposisi mineral, dimana  adalah massa tiap
satuan volume. Rapat relatif adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat
dengan rapat massa air pada 4oC. Rapat massa air pada temperatur tersebut adalah
1000 kg/m3. Rapat relatif pasir sekitar 2,65. Untuk sedimen kohesif, rapat massa
sedimen tergantung pada konsentrasi endapan yang dipengaruhi oleh waktu
konsolidasi.
 Kecepatan Endap Sedimen (Velocity)
Merupakan mekanisme transpor sedimen terutama sedimen suspensi. Dimana
sedimen kohesif memiliki kecepatan endap yang dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti, konsentrasi sedimen suspensi, salinitas dan diameter partikel. Sedangkan
untuk sedimen non-kohesif seperti pasir, kecepatan endapnya dipengaruhi oleh
sedimen, air, viskositas air, dimensi dan bentuk partikel sedimen.

12
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

 Porositas
Porositas adalah perbandingan volume rongga pori-pori terhadap volume total
batuan, perbandingan ini biasanya di lakukan dengan persen. Porositas pada batuan
poros dapat memiliki nilai yang berbeda dan bervariasi tetapi pada umum nya
porositas batuan sedimen < 50%.

2.2.5 Transpor Sedimen


Sedimen yang telah tererosi oleh gelombang dapat terangkut oleh adanya arus
disekitar pantai, sedimen yang terangkut ini disebut dengan transpor sedimen. Transport
sediemn sangat berperan penting dalam berbagai masalah teknik pantai (Pamungkas
2017). Transpor sedimen secara fisik dipengaruhi oleh interaksi antara pasang surut,
angin, arus gelombang, jenis dan ukuran sedimen, serta adanya bangunan di daerah pantai
(littoral zone). Transpor sedimen akan mengakibatkan erosi dan deposisi pada dasar
saluran. Banyaknya transpor sedimen dinyatakan dalam (berat, massa, volume) per satuan
waktu (N/det; kg/det; m3/det). Transpor sedimen dapat diklarifikasikan menjadi 2, yaitu
(Triatmodjo, 1999) :
 Onshore-offshore transport, transpor sedimen menuju dan meninggalkan pantai.
Posisi aliran cenderung tegak lurus dengan garis pantai.
 Longshore transport, transpor sedimen sepanjang pantai. Posisi aliran cenderung
mengikuti kontur garis pantai.
Hidayah (2017) dalam tugas akhirnya, sedimen yang ditranspor dari batuan induknya
ke tempat pengendapannya dapat dilakukan dengan 3 cara, yakni :
 Bed load, adalah gerakan butiran sedimen secara menggelinding, menggeser dan
melompat yang terjadi di dasar laut (umumnya pasir). Bed load terjadi saat kecepatan
partikel secara horizontal lebih kecil daripada kecepatan endap partikel.
 Wash Load, adalah transpor butiran sedimen yang berukuran kecil dan halus (lumpur
dan lempung) yang terbawa aliran sungai. Besarnya wash load ditentukan oleh
karakteristik klimatologi dan erosi dari daerah tangkapan (catchment area). Pada
kondisi ini pengangkutan material terjadi pada kecepatan aliran yang relatif cepat.

13
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

 Suspended Load, adalah transpor butiran yang tersuspensi oleh gaya gravitasi yang
diimbangi gaya angkat yang terjadi pada turbulensi aliran. Itu berarti butiran dasar
terangkat ke atas (melayang) lebih besar atau kecil tapi pada akhirnya akan mengendap
dan kembali ke dasar laut. Pada umumnya klasifikasi material sedimen dalam bentuk
lumpur dan lempung
Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai transpor sedimen, beberapa alat
dan metode untuk pengukuran transpor sedimen telah dikembangkan, seperti Bed load Transport
Meter Arnhem (BTMA), delft bottle dan water sampler.

2.2.6 Mekanisme Pertukaran Sedimen


Sedimen yang masuk ke kolam labuh merupakan hasil dari pertukaran antara air
dari sungai yang membawa sedimen dan air dari kolam labuh. Pengendapan sedimen di
kolam labuh biasanya disebabkan oleh:
1. Tidal filling: kolam labuh diisi dengan air sedimen layang selama peningkat pasang
2. Efek sirkulasi: terjadi tegangan geser antara muara dan jalan masuk kolam labuh
menyebabkan pusaran tiga dimensi yang kuat pada pertengahan jalan masuk ke
pelabuhan. Tegangan geser dan pola pusaran adalah modifikasi lanjutan bersama-
sama dengan tidal filling, terutama selama periode percepatan pasang di muara
meningkat. Sirkulasi menyebabkan peningkatan dari pertukaran air dan endapan
sedimen yang dekat dengan jalan masuk ke kolam labuh akibat efek perangkap.
3. Pengangkutan arus: pengangkutan arus yg bersifat keruh dan padat yang terdiri atas
garam, suhu panas atau dingin, sedimen-induced. Kadang-kadang konsentrasi tinggi
di dasar laut masuk ke kolam labuh melalui pasang tertinggi dan efek gravitasi.
Efek turbulensi menyebabkan pertukaran arus di kolam labuh karena dekat dengan
sungai. Arus sungai memisah dihulu pada ujung kolam labuh dan lapisan turbulent
mixing terbentuk antara kolam labuh dan sungai yang membaikkan ke arah muara pada
ujung kolam labuh. Kekuatan dan tingkat pertumbuhan lapisan turbulent mixing
menentukan tingkat sirkulasi.
Tingkat pertukaran arus yang disebabkan oleh efek tidal filling dapat dihitung
secara langsung jika elevasi padang surut dan area permukaan kolam labuh diketahui.

14
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

Tetapi efek tidal filling dan sirkulasi tidak dapat langsung ditambahkan seperti ketika
lapisan mixing menjadi advected ke dalam ujung kolam labuh selama tidal filling.
Kolam labuh atau danau sering mengalami gerakan berosilasi dengan skala besar
yang dinamakan seiching. Seiching yang terjadi di kolam labuh diakibatkan oleh
gelombang angin dan arus. Seiching memengaruhi pergerakan suspended sediment dari
tempat yang dalam menuju area yang dangkal. Untuk mengatasi proses transpor
suspended sedimen diperlukan struktur yang dapat mengembalikan sedimen. Karena
perpindahan suspended sedimen dapat memengaruhi proses tidal filling yang merupakan
salah satu faktor terjadinya mekanisme pertukaran sedimen.

2.2.7 Metode Pengurangan Endapan Sedimen di Kolam Labuh


Pelabuhan merupakan struktur yang terletak dalam beragam sistem air yang luas
dan tenang. Hal itu akan mempengaruhi jumlah volume endapan sedimen dikolam labuh.
Untuk mengurangi endapan sedimen di kolam labuh dapat dilakukan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Pengurangan efisiensi perangkap dengan pencegahan dari zona air diam di kolam
labuh. Hal ini hanya dapat dilakukan di perairan dangkal.
2. Pengurangan konsentrasi perpindahan massa air. Perpindahan massa air akan
memegaruhi perpindahan sedimen, umumnya konsentrasi sedimen terbesar
ditemukan di dasar laut. Hal tersebut dapat dialihkan jauh dari ujung kolam labuh
dengan konstruksi skill yang tinggi.
3. Pada bidang horizontal laju pertukaran arus sebagian besar dipengaruhi zona stagnasi
pada muara sungai di ujung kolam labuh, kemudian agar tingkat entrainment
horizontal dapat dicapai maka kekuatan mixing layer harus dikurangi. Sedangkan
pada bidang vertikal pengalihan arus air dingin dan pengurangan laju pertukaran air
garam dengan air murni dapat dikurangi dengan current deflecting wall.

15
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

2.2.8 Software Delft 3D

Gambar 2.4. Software Delft 3D (Deltares, 2014)


Delft3D merupakan sebuah software permodelan hidrodinamika multidimensi (2D atau 3D) yang
berfungsi untuk perhitungan daerah pesisir, sungai, dan muara. Program ini dapat memodelkan
gelombangg arus, angkut sedimen, kualitas air, dan analisa ekologi pada daerah pantai. Software
Delft3D mempunyai modul utama yaitu FLOW-module yang berfungsi untuk menghitung
kondisi hidrodinamika. Dalam perhitungaann kondisi hidrodinamika, Delft3D menggunakan
penyelesaian persamaan Navier-Stokes yang menggunakan asumsi Boussineq.

Software ini dapat mensimulasikan gelombang arus, transport sedimen, kualitas air, dan
ekologi pada daerah pesisir.
Ada beberapa sistem dan fungsi di dalam software Delft 3D, yakni sebagai berikut :
 Delft3D-FLOW/MOR : simulasi 2D dan 3D hidrodinamika, salinitas,
temperatur, transpor sedimen, dan morfologi
 Delft3D-WAVE : perambatan gelombang
 D-WATER QUALITY : kualitas air pada suatu daerah
 Delft3D-ECO : pemodelan ekologi dan eutrophication kompleks
 Delft3D-SED : pengangkutan sedimen untuk partikel kohesif dan
non kohesif
 D-WAQ PART : pencarian partikel, pemodelan tumpahan minyak

16
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir


Untuk mempermudah pengerjaan tugas akhir ini, maka dibuat sebuah alur tahapan
pengerjaan yang digambarkan sebagai berikut,

MULAI

Studi Literatur

Studi Lapangan

Pengumpulan Data
Sekunder

Pengolahan Data

Pemodelan Hidrodinamika dan Laju


Sedimentasi dengan software Delft 3D

Tidak Memenuhi

Validasi Hasil

Memenuhi

17
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

Analisa Hasil Pemodelan

Kesimpulan dan Saran

Penyusunan Laporan

SELESAI

Gambar 3.1. Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir

3.2 Penjelasan Diagram Alir


Berdasarkan diagram alir diatas, langkah-langkah pengerjaan Tugas Akhir ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Studi dan pengumpulan literatur digunakan sebagai referensi pendukung dalam pengerjaan
Tugas Akhir ini. Sumber Literatur berupa buku, jurnal, majalah dan laporan penelitian yang
pernah membahas hal serupa.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang diangkat diperlukan berbagai data
pendukung yang valid. Data-data ini meliputi data batimetri, data pasang surut, data
gelombang dan data sedimen pada Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
3. Pengolahan Data
Tidak semua data yang ada dapat digunakan secara langsung untuk pemodelan, perlu
dilakukan pengolahan data terlebih dahulu seperti contohnya data gelombang yang diolah

18
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

dengan software WRPLOT terlebih dahulu untuk mengetahui arah dominan gelombang
datang.
4. Pemodelan dengan Delft 3D
Data-data yang telah didapatkan kemudian diinput menggunakan software Delft 3D.
Dilakukan simulasi pemodelan hidrodinamika dengan menentukan batas daerah yang akan
dimodelkan dalam bentuk grid dengan menggunakan Delft 3D-Grid. Kemudian data pasang
surut dapat dimasukan ke dalam Delft3D-Quickin yang selanjutnya dapat dilakukan
pemodelan dapat dijalankan dengan menggunakan Delft3D-Flow dan Delft3D-Wave.
5. Validasi Hasil
Validasi diperlukan untuk mencocokakan hasil pemodelan dengan peta batimetri, jika
hasilnya tidak sesuai dapat menyebabkan ketidaktepatan pada pemodelan. Apabila hasil
sudah valid maka dapat dilanjutkan pemodelan sebaran sedimentasi.
6. Analisa Hasil Pemodelan
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui dari beberapa variasi yang diberikan. Selain itu
juga dapat diketahui besar volume pengerukan yang akan dilakukan, guna mengurangi
pendangkalan di area sekitar kolam labuh Pelabuhan Tanjung Priok.
7. Kesimpulan dan Saran
Pada tahapan ini diambil kesimpulan dari hasil pembahasan, kemudian diberikan saran
untuk penelitian selanjutnya.
8. Penyusunan Laporan

Setelah semua tahapan diatas dilakukan, langkah selanjutnya adalah penyusunan laporan
Tugas Akhir meliputi penulisan mulai dari pendahuluan (latar belakang, tujuan, dan
sebagainya) hingga saran dan kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan.

19
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

3.3 Jadwal Penelitian

Bulan
No Nama Kegiatan I II III IV V IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi literatur
Penyusunan
2
rancangan proposal
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan data
Pemodelan dengan
5
software Delft3D
6 Validasi hasil
7 Analisa hasil
8 Penyusunan laporan

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

20
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Yogi Rahmat. 2015. Analisis Laju Sedimentasi Pada Kanal Cooling Intake PT.
Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik (PT. PJB UP Gresik). Tugas Akhir
Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Deltares. 2014. Delft3D Functional Specifications. Netherland : Deltares.

Fahrudin, Iqbal Hanif. 2018. Analisa Laju Sedimentasi di Dermaga Domestik PT. Terminal
Petikemas Surabaya. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Hakim, Al M.Habib.M. 2010. Studi Penanggulangan Sedimentasi di Dermaga Domestik


PT.Terminal Petikemas Surabaya. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS. Surabaya

Hasan, Rikan Syarifullah. 2016. Analisis Perubahan Profil Pantai Dengan Menggunakan
Software DELFT3D. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Hidayah, Moh. Iqbal. 2017. Dampak Pengembangan Reklamasi Terhadap Laju Sedimentasi
dan Pola Arus di Kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Tugas Akhir Departemen
Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Husna, Fara Nihayatul. 2018. Permodelan Sedimen Transport dan Morfologi Perairan Ujung
Pangkah. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Iskandar, Ilham Indrapraja. 2018. Analisa Penanggulangan Sedimentasi Dengan Metode


Sand Bypassing Studi Kasus Terminal Domestik PT Terminal Petikemas Surabaya. Tugas
Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Jupantara, Dikor. 2004. Studi Pola Transport Sedimen Akibat Pengembangan Pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

21
Metode Penelitian
Enggar Banyu Biru (04311640000127)

Muttaqin, Djainul. 2004. Studi Pola Arus Dan Sedimentasi Pada Proyek Pengembangan
Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya-Jawa Timur. Tugas Akhir
Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Nabilla, Aisyah Aulia. 2018. Studi Modifikasi Breakwater Sebagai Penanganan Sedimentasi
di PLTU ADIPALA. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Nugroho, Astu Purnaning. 2015. Analisis Perubahan Profil Pantai dengan Menggunakan
Software XBeach. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Pamungkas, Prima Putra. 2017. Analisa Laju Sedimentasi pada Coal Jetty di PT. Indonesia
Power, Lontar. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Pelindo II. 2019. Tanjung Priok. URL:


http://www.indonesiaport.co.id/read/tanjung-priok.html.
Diakses pada : 10 Maret 2019

Prakoso, Andre. 2015. Analisa Laju Sedimentasi pada Alur Pelayaran Timur, Pelabuhan
Tanjung Priok. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Prayogi, D.Rastio. 2009. Studi Tingkat Sedimentasi dan Pola Arus di Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya Akibat Pengembangan Bunker BBM. Tugas Akhir Departemen Teknik
Kelautan ITS, Surabaya

Rismawati, Dyah. 2007. Studi Pola Arus dan Sedimentasi di Kolam Labuh PPI Panceng
Gresik. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Triatmodjo, B. (1999), Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.

Wahyuni, Nurul. 2014. Analisa Laju Volume Sedimentasi Di Alur Pelayaran Barat Surabaya
(APBS). Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya

22

Anda mungkin juga menyukai