Anda di halaman 1dari 6

SYARAT PEMBANGUNAN PELABUHAN PERIKANAN

Oleh : Saharuddin
Program studi Teknologi Penangkapan Ikan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta

Judul
Bagian ini berisi judul paper dan nama penulis. Kamu juga bisa menambahkan
informasi lain di halaman judul seperti nama program studi, fakultas, perguruan
tinggi, dan tahun penulisan
Abstrak
Merupakan ringkasan atau rangkuman dari isi paper. Buatlah secara singkat.
Biasanya cukup satu halaman saja. Kamu bisa melihat abstrak dalam skripsi untuk
mendapatkan gambaran abstrak itu seperti apa.
Pendahuluan
Seperti karya tulis ilmiah lainnya, bagian ini juga ada dalam paper. Isinya pun tidak
jauh berbeda. Isi pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian.

Pelabuhan Perikanan (PP) adalah pusat aktivitas perekonomian kelautan, sehingga


keberadaannya sangat diperlukan dalam pembangunan perikanan dan kelautan.
Sebagaimana disebutkan oleh Kamaluddin (2002) dan Fauzi (2005) bahwa sebagai
sebuah infrastruktur pembangunan ekonomi, pelabuhan memiliki peranan sangat
penting sebagai penggerak roda ekonomi suatu kawasan. Sejarah juga mencatat
bahwa sebelum era dirgantara berkembang pesat, pelabuhan merupakan titik awal
tumbuhnya suatu wilayah karena pelabuhan menjadi basis pusat ekonomi melalui
perdagangan baik melalui intra wilayah maupun antar negara. Pelabuhan dan jalur
perdagangan laut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah proses panjang
peradaban kuno menjadi peradaban modern (Suherman, 2010)
Pelabuhan perikanan sangat penting perannya terhadap perikanan laut, karena
pelabuhan perikanan merupakan center perekonomian mulai saat ikan didaratkan
pasca penangkapan dari fishing ground-nya sampai awal ikan dipasarkan di pelabuhan
perikanan. Namun berdasarkan pada beberapa penelitian antara lain menurut Lubis et
al. (1999) bahwa sebagian besar pelabuhan perikanan di Indonesia (70%) ternyata
masih belum berfungsi optimal dan belum dilengkapinya dengan fasilitas yang memadai
dan modern yang menunjukkan bahwa sebagian besar pelabuhan perikanan yang ada
belum berkembang. Perlu kiranya berbagai pemikiran dan analisis untuk mencari solusi
mengingat pembangunan suatu pelabuhan perikanan memerlukan investasi yang tidak
sedikit. Kondisi ini menunjukkan bahwa wadah para nelayan dan pekerja terkait
perikanan berupa pelabuhan perikanan penting keberadaannya sebagai sarana
penunjang kesejahteraan masyarakat Nelayan.

Meningkatnya produksi hasil tangkapan antara lain karena masih besarnya potensi
sumberdaya ikan yang ada di laut, semakin meningkatnya kebiasaan penduduk untuk
makan ikan; semakin berkembangnya industri perikanan dan juga karena semakin
meningkatnya pendapatan penduduk per kapita. Hal-hal tersebut di atas merupakan
faktor faktor yang memicu meningkatnya usaha pemanfaatan sumberdaya ikan di laut
sehingga berpeluang untuk meningkatkan produksi hasil tangkapan yang didaratkan.
Peningkatan produksi hasil tangkapan tersebut perlu kiranya diimbangi dengan
pembangunan ataupun pengembangan pelabuhan perikanannya yang menjadi pusat
pendaratan dan pemasaran hasil tangkapan ikan. Namun berdasarkan pada beberapa
penelitian antara lain menurut Lubis et al. (1999) bahwa sebagian besar pelabuhan
perikanan di Indonesia (70%) ternyata masih belum berfungsi optimal dan belum
dilengkapinya dengan fasilitas yang memadai dan modern yang menunjukkan bahwa
sebagian besar pelabuhan perikanan yang ada belum berkembang. Perlu kiranya
berbagai pemikiran dan analisis untuk mencari solusi mengingat pembangunan suatu
pelabuhan perikanan memerlukan investasi yang tidak sedikit. Peran strategis
pelabuhan perikanan dalam perikanan laut adalah juga untuk mendorong keberadaan
industri perikanan di pelabuhan perikanan, tidak hanya berskala lokal tetapi juga
regional dan internasional. Fungsi utama pelabuhan perikanan adalah berkaitan dengan
pelayanan jasa-jasa untuk kapal-kapal yang telah selesai menangkap ikan dari daerah
penangkapan (contoh adanya fasilitas pendaratan ikan yang aman dan pemeliharaan
kapal); untuk hasil tangkapan yang telah didaratkan di pelabuhan perikanan (contoh
adanya kegiatan penanganan, pengolahan dan pemasaran ikan dan untuk
pengembangan kegiatan industri perikanan).

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi untuk mendasari penulis dalam
membuat paper tersebut. Sehingga penulis dapat menjustifikasi kalau apa yang
digunakannya cukup unik dan berbeda dengan penelitian terdahulu. Hal ini juga
mencegah penulis melakukan penelitian yang sama dengan penulis lainnya.
Metodologi
Bagian lainnya adalah metodologi. Bagian menjelaskan teori yang penulis gunakan
serat metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data. Selain itu, bagian
ini berisi kerangka berpikir dan hipotesis.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode pengambilan data melalui Studi
Literatur : Usman (2008) mengemukakan bahwa hasil studi literatur bisa dijadikan
masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan
diteliti, termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti.
Studi Literatur yang digunakan pada penelitian ini berupa jurnal-jurnal dan buku-buku
yang membahas dan mengulas mengenai pelabuhan perikanan dan kegiatan ekonomi
masyarakat.

Pembahasan
Berisi hasil penelitian yang ditemukan. Analisis dari penulis atas temuan-temuan
yang telah ditemukan.

Pelabuhan perikanan memiliki fungsi utama antara lain sebagai tempat bertambat-
labuhnya kapal perikanan, kegiatan pendaratan hasil tangkapan dan kegiatan
pemuatan bahan kebutuhan melaut. Fungsi pelabuhan perikanan akan terlaksana
dengan baik apabila dilengkapi dengan fasilitas pokok, yaitu dermaga dan kolam
pelabuhan. Dermaga dan kolam pelabuhan merupakan fasilitas pokok pelabuhan yang
dapat men-dorong fasilitas lainya untuk dikembangkan, dengan kata lain jika fasilitas
pokok berkembang maka fasilitas lainnya akan ikut berkembang. Oleh karena itu perlu
dilakukan upaya untuk mengembangkan fasilitas pokok pelabuhan perikanan. Hal ini
diharapkan dapat mengembangkan fasilitas-fasilitas lainya sehingga pelabuhan dapat
menjalankan fungsi dan peranannya dengan baik. Kegiatan-kegiatan di pelabuhan
harus pula didukung oleh prinsip-prinsip efektifitas dan efisien pelabuhan perikanan.
Efisiensi dan efektifitas pelabuhan dapat dilihat dari kecepatan pelayanan suatu
pelabuhan dalam menangani kegiatan pendaratan hasil tangkapan dan pemuatan
bahan kebutuhan melaut secara cepat. Dimana kapal-kapal melakukan pendaratan
hasil tangkapan dan pemuatan bahan kebutuhan melaut, kemudian berangkat lagi
tanpa disertai waktu tunggu yang lama untuk sandar pada tambatan dermaga. Fasilitas
yang kurang memadai mengakibatkan bertambahnya waktu kapal di dermaga,
sehingga biaya operasional kapal yang dikeluarkan akan bertambah besar untuk
membayar waktu kerja yang tidak produktif. Selain itu kerugian yang didapat akan
semakin besar akibat kualitas hasil tangkapan yang semakin menurun (Latief 2003).
Pembangunan pelabuhan perikanan harus memenuhi persyaratan sebagaimana
tertuang dalam peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 08 tahun 2012.
Dimana pembangunan dilakukan mengikuti rencana induk pelabuhan perikanan
nasional, didahului dengan perencanaan pembangunan pelabuhan perikanan.
Perencanaan pembangunan pelabuhan perikanan disusun dan ditetapkan oleh
penyelenggara pelabuhan perikanan dengan mengacu pada rencana induk pelabuhan
perikanan nasional yang terdiri atas studi kelayakan, rencana induk pembangunan
pelabuhan perikanan, dan desain rinci (detail design). Studi kelayakan disusun dengan
memperhatikan 4 hal yaitu : a) kesesuaian dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil/Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota,
b) dukungan ketersediaan sumber daya ikan dan WPP-NRI, c) ketersediaan sumber
daya manusia, dan d) keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di
lokasi pelabuhan. Studi kelayakan dituangkan dalam bentuk dokumen yang memuat
antara lain: a) informasi sumber daya ikan, b) kelayakan sarana dan prasarana wilayah,
c) kelayakan teknis dan d) kelayakan sosial-ekonomi.
Rencana induk pelabuhan perikanan berisi rencana tata guna tanah dan perairan yang
meliputi rencana peruntukan wilayah kerja dan wilayah pengoperasian pelabuhan
perikanan. Desain rinci (detail design) disusun setelah memperoleh penetapan Lokasi
atau izin lokasi dari bupati/walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang tuangkan dalam bentuk dokumen yang memuat a. kondisi mekanika tanah, b.
kondisi hidro-oseanografi, c. kondisi topografi dan bathymetri, d. struktur dan model
konstruksi yang direncanakan, e. gambar desain, f. rincian anggaran biaya dan, g.
spesifikasi teknis fasilitas yang akan dibangun.
Setelah persyaratan telah terpenuhi selanjutnya dilakukan pembangunan pelabuhan
perikanan. Pembangunan pelabuhan perikanan dilaksanakan setelah mendapat
rekomendasi pembangunan pelabuhan perikanan dari Direktur Jenderal Perikanan
Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Pelaksanaan
pembangunan pelabuhan dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi yang
memiliki pengalaman dibidang bangunan diatas air atau sejenisnya. Bangunan atau
fasilitas pelabuhan perikanan berdasarkan fungsinya terbagi atas 3 jenis yaitu fasilitas
pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang.

Penutup
Bagian ini berisi kesimpulan, saran, dan rekomendasi.
Pelabuhan Perikanan merupakan pusat aktivitas perekonomian kelautan, sehingga
keberadaannya sangat diperlukan dalam pembangunan perikanan dan kelautan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir khususnya nelayan. Syarat
pembangunan pelabuhan perikanan terdiri dari 3 (tiga) hal yaitu: studi kelayakan,
rencana induk pembangunan pelabuhan perikanan, dan desain rinci (detail design).
Daftar Pustaka
Kumpulan sumber referensi yang dipakai penulis untuk membuat paper. Umumnya
penulis memerlukan minimal 10 referensi mulai dari buku, jurnal, artikel media
cetak, dokumen resmi, dan sebagainya.

Lubis E, 2011. Kajian Peran Strategis Pelabuhan Perikanan Terhadap


Pengembangan
Perikanan Laut
Suherman A, 2010. Formulasi Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan
Nusantara
Pengambengan Jembrana

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012. Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor : PER.08/MEN/2012 Tentang Kepelabuhanan
Perikanan.

Anda mungkin juga menyukai