Disusun oleh:
Rahmat Parisi
2. Fasilitas fungsional
Adalah fasilitas yang dibangun untuk keperluan kelancaran berbagai
aktivitas kerja dan pelayanan di daerah pelabuhan untuk meningkatkan -
mutu dan memanfaatkan pelabuhan. Berbagai fasilitas yang tergolong
fasilitas fungsional ini adalah:
a. Fasilitas transportasi: jalan-jalan di dalam daerah pelabuhan, jembatan,
jalan kereta api, dan sebagainya.
b. Fasilitas navigasi: alat-alat pembantu kelancaran navigasi keluar
masuk palabuhan, alat-alat komunikasi dan sebagainya.
c. Fasilitas daratan: keperluan tanah atau daratan untuk segala kebutuhan
di pelabuhan.
d. Fasilitas pemeliharaan: untuk pemeliharaan kapal dan alat-alat
penangkapan. Misalnya dock yord, fishing gear repaiving yard,
bengkel mesin-mesin kapal dan lain-lain.
e. Fasilitas supply: dalam hal ini adalah supply kebutuhan air dan
minyak.
f. Fasilitas handling, preversing & processing di gunakan untuk
menangani hasil tangkapan (cacth).
g. Fasilitas komunikasi perikanan: Stasiun pengamatan cuaca, wireless
telegraph & telephone sebagainya.
h. Fasilitas kesejahteraan nelayan: antara lain adalah klinik kesehatan,
penginapan, tempat mandi, dan sebagainya.
i. Fasilitas manajemen pelabuhan: Berupa kantor-kantor, rumah jaga dan
lain-lain keperluan pengelolaan pelabuhan.
j. Fasilitas sanitasi. Untuk menjamin penyediaan air bersih, air minum
dan menjamin pencegahan air.
k. Fasilitas penanganan sisa buayan minyak. Untuk menangani sisa-sisa
minyak yang tak terpakai sehingga tidak menimbulkan bahaya polusi.
1) Syahbandar Pelabuhan Perikanan berkedudukan di pelabuhan perikanan
berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor
KEP.19/MEN/2006 tentang Pengangkatan Syahbandar di Pelabuhan
Perikanan. Wilayah Kerja Syahbandar di Pelabuhan Perikanan sesuai
dengan Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan Perikanan.
Syahbandar di Pelabuhan Perikanan menerbitkan SIB/SPB (Surat
Persetujuan Berlayar) bagi kapal-kapal perikanan yang berada di
Pelabuhan yang menjadi wilayah kerja dan wilayah pengoperasiannya.
4.2 Saran
Dari makalah ini ada beberapa hal yang perlu di kritisi antara lain:
a. Perlu adanya pengembangan teknologi sarana prasarana di bidang
perikanan dan penambahan kapasitas produksi sarana prasarana
sehingga dapat lebih meningkatkan tingkat pemanfaatan sarana
prasarana tersebut dan dapat menjangkau mencukupi semua kebutuhan
nelayan.
b. Mengingat sangat pentingnya akan manfaat sarana dan prasarana dari
pelabuhan. Sangat diharapkan para nelayan , masyarakat umum dan
pihak instansi terkait yang ada di wilayah PPN Prigi dapat menjaga
sarana dan prasarana tersebut dengan baik.
Faktor kepelabuhanan perikanan, yang mempengaruhi produksi:
(1) Kondisi, jumlah, dan jenis fasilitas yang ada. (2) Kemampuan pengelolaan pelabuhan perikanan, yaitu: pelabuhan
perikanan (Perum, UPT); tempat pelelangan ikan (TPI); fasilitas komersial dan non komersial; serta kebijakan. (3)
Pengelolaan unit-unit kegiatan dan transportasi. (4) Organisasi dan penunjang lainnya seperti perbankan, serta asosiasi
buruh dan nahkoda. 3) Faktor penangkapan ikan, yang mempengaruhi produksi: (1) Kondisi kenelayanan atau usaha
penangkapan ikan; (2) Kondisi armada (unit penangkapan); (3) Kondisi alam perairan; (4) Kemampuan pengelolaan
operasi penangkapan: nelayan dan pengusaha atau perusahaan. 4) Persaingan antar pelabuhan perikanan (1) Harga yang
lebih tinggi; (2) Pelayanan pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan; (3) Kebutuhan jenis ikan tertentu di
suatu pelabuhan perikanan; (4) Fasilitas yang lebih baik dan lengkap; (5) Keterkaitan hubungan dengan pemilik modal.
5) Kebijakan pemerintah tentang: (1) Peraturan sumber daya ikan; (2) Peraturan penangkapan; (3) Lain-lainnya: fasilitas
pelabuhan perikanan, harga ikan, pengolahan pelabuhan perikanan dan TPI. Menurut Lubis et al. (2010), usaha-usaha
pengolahan/industri perikanan akan kekurangan bahan baku ikan bila produksi sedikit atau volume produksi yang
didaratkan belum mencapai target klasifikasi pelabuhan, sehingga usahausaha pengolahan/industri perikanan harus
mencari ikan ke tempat lain di luar PP/PPI tersebut. Oleh karena itu pihak pengelola pelabuhan harus dapat
menyediakan produksi ikan secara kontinyu untuk menarik masyarakat perikanan dalam memanfaatkan pelabuhan.
Sebaliknya apabila produksi banyak/melimpah.