Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal
laut.Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-
kapal penangkapikan serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan.Pelabuhan
Perikanan adalah salah satu paduan dari wilayah perairan tertentu yang tertutupdan
terlindung dari gangguan badai dan merupakan tempat yang aman untuk akomodasi
kapal-kapal yang sedang mengisi bahan bakar, perbekalan, perbaikan dan bongkar
muat barang .Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat berlabuh atau
bertambahnya perahu/kapal perikanan guna mendaparatkan hasil tangkapannya,
memuat perbekalan kapal serta sebagai basiskegiatan produksi, pengolahan,
pemasaran ikan dan pembinaan masyarakat perikanan.Tempat Pendaratan Ikan (TPI)
adalah tempat para nelayan mendaratkan hasil tangkapanyaatau merupakan pelabuhan
perikanan skala lebih kecil.Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen
Pertanian (1981) Pelabuhan PerikananAdalah Pelabuhan yang secara Khusus
menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihatdari aspek produksi,
pengolahan maupun aspek pemasaranya.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Fasilitas pokok
Menurut Lubis (2000), fasilitas pokok adalah fasilitas yang diperlukan untuk
kepentinganaspek keselamatan pelayaran dan juga tempat berlabuh, bertambat serta
bongkar muat. Fasilitas pokok yang harus dimiliki oleh pelabuhan antara lain terdiri
dari:
1. Dermaga adalah suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat labuh dan
bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan dan mengisi bahan perbekalan
untukkeperluan menangkap ikan di laut. Bila ditinjau dari bentuk dan dimensinya,
dermaga ini bisa disebut wharf, pier, danbulkhead, atau dalam terminologi Eropa
seringdisebut quay, yetty, ataupun quay-wall.
3. Alat bantu navigasi adalah alat bantu yang berfungsi memberikan peringatan
atautanda-tanda terhadap bahaya yang tersembunyi misalnya batu karang di suatu
perairan,memberikan petunjuk/ bimbingan agar kapal dapat berlayar dengan aman di
sepanjang pantai, sungai dan perairan lainnya, memberikan petunjuk dan bimbingan
pada waktu kapalakan keluar masuk pelabuhan dan ketika kapal akan merapat dan
membunag jangkar.
4. Breakwater atau Pemecah gelombangPemecah gelombang adalah suatu struktur
bangunan kelautan yang berfungsi khususuntuk untuk melindungi pantai atau daerah
di sekitar pantai terhadap pengaruh gelombanglaut. Menurut Nazir (1999), breakwater
menurut bentuknya dibedakan menjadi beberapatipe yaitu:
a. Tipe Breakwater Timbunan (the Mound Type or The Rubble Mound Type)
b. Tipe Breakwater Dinding Tegak (The Wall Type)
b. Fasilitas fungsional
Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang diperlukan untuk mendayagunakan
pelayananyang menambah nilai guna segala kegiatan kerja di areal pelabuhan yang
optimal dapat dicapai.Menurut Lubis (2000), fasilitas fungsional dapat
dikelompokkan menjadi 4 bagian berdasarkanfungsinya yaitu :
a. Untuk penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya, yang terdiri dari
Tempat PelelanganIkan (TPI), pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan
ikan, pabrik es, gudang esrefrigasi/ fasilitas pendingin, dan gedung-gedung
pemasaran;
b. Untuk pemeliharaan dan perbaikan armada kapal dan alat penangkap ikan,
ruang mesin,tempat penjemuran alat penangkap ikan, bengkel, slipways, dan
gudang jarring;
c. Untuk perbekalan yang teridiri dari tangki, dan instalasi air minum serta
BBM;d.
Untuk komunikasi yang terdiri dari : stasiun jaringan telepon, radio SSB.Ruangan
untuk aktifitas lelang yang ada maka gedung pelelangan ikan terbagi menjadi 3zona
yaitu untuk sortir atau persiapan lelang, pelelangan ikan, dan untuk
pengepakan.Perbandingan luas antara bagian sortir, bagian pelelangan dan bagian
pengepakan adalah antara1 : 2 : 1.
c. Fasilitas penunjang
Menurut Kramadibrata (1985), fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara
tidaklangsung meningkatkan peranan pelabuhan perikanan atau para pelaku
mendapatkan kenyamanan melakukan aktifitas di pelabuhan. Berikut ini adalah
contoh dari fasilitas penunjang :
a. Fasilitas kesejahteraan : MCK, poliklinik, mess, kantin/ warung, musholla;
b. Fasilitas administrasi : kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syah
bandar, kantor beacukai.Didalam pengoperasiaanya, hendaknya semua jenis
fasilitas yang ada dapat dimanfaatkanseoptimal mungkin, agar tidak
menimbulkan kerugian dalam pengelolaannya.Oleh karena itudidalam
membangun suatu pelabuhan, kiranya harus diteliti secara benar fasilitas-
fasilitasapakah yang harus dibangun atau harus ada agar pelabuhan dapat
berfungsi secara efektif danefisien (Elfandi,1994).
D. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan
Menurut Murdiyanto (2004), berdasarkan klasifikasi besar-kecil skala usahanya
pelabuhan perikanan dibedakan menjadi tiga tipe pelabuhan :
1. Pelabuhan perikanan tipe A
Pelabuhan tipe ini adalah pelabuhan perikanan yang diperuntukkan terutama
bagikapal-kapal perikanan yang beroperasi di perairan samudera yang lazim
digolongkanke dalam armada perikanan jarak jauh sampai ke perairan ZEEI (Zona
Ekonomi EkslusifIndonesia) dan perairan internasional. Adapun jumlah ikan yang
didaratkan minimumsebanyak 200 ton per hari atau 73.000 ton per tahun. Baik untuk
pemasaran di dalam maupundi luar negeri (ekspor). Pelabuhan tipe A ini dirancang
untuk bisa menampung kapal berukuran lebih besar daripada 60 GT. Sebanyak
sampai dengan 100 unit kapal sekaligus.Contoh PPS Jakarta, PPS Cilacap, PPS
Belawan, dan PPS Bungus.
2. Pelabuhan perikanan tipe B
Termasuk dalam klasifikasi ini adalah pelabuhan perikanan yang
diperuntukkanterutama bagi kapal-kapal perikanan yang beroperasi di perairanan
Nusantara yang lazimdigolongkan ke dalam armada perikanan jarak pandang sedang
sampai ke perairan ZEEI,mempunyai perlengkapan untuk menangani atau mengolah
ikan sesuai dengan kapasitasnyayaitu, jumlah ikan yang di daratkan minimum 50 ton
per hari atau 18.250 ton per tahun untuk pemasaran di dalam negeri. Pelabuhan
perikanan tipe B ini dirancang untuk bisa menampungkapal berukuran sampai dengan
60 GT, sebanyak 50 unit kapal sekaligus. Contoh : PPNPekalongan, PPN Brondong,
PPN Pelabuhan Ratu, dan PPP Kejawanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan