I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui keadaan umum dan klasifikasi pelabuhan perikanan;
2. Mengetahui peran strategis pelabuhan perikanan;
3. Mengetahui fungsi pelabuhan perikanan;
4. Mengetahui peranan penting hasil tangkapan di pelabuhan perikanan;
5. Mengetahui fasilitas dan aktifitas pelabuhan perikanan; dan
6. Mengetahui organisasi pelabuhan perikanan dan lembaga yang terkait.
2.5. Pemasaran
Penjualan ikan di pelelangan dipimpin oleh juru lelang yang ditunjuk oleh kepala TPI.
System penawaran lelang dilakukan dengan cara meningkat dan penawar tertinggi akan
memperoleh prioritas untuk membeli ikan yang ditawarkan oleh nelayan. Pembayaran dari bakul
kepada nelayan dilakukan secara tunai setelah dipotong biaya retribusi sebesar 3 % dari nilai jual
ikan yang dipungut dari nelayan dan 5 % dari bakul (Oktavariza et.all, 1996)
Menurut Oktavariza et.all (1996), Ikan-ikan yang dibeli oleh para bakul didistribusikan
kepada konsumen yang berada di pelabuhan maupun yang berada diluar pelabuhan. Saluran
pemasaran para bakul idak sama, bakul pengecer memiliki saluran pemasaran yang paling
pendek dibandingkan dengan bakul pengolah dan bakul pengumpul.
3.1. Materi
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam Praktikum Pelabuhan Perikanan sebagai berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam Praktikum Pelabuhan Perikanan
No Nama Keterangan
1 Kamera digital Untuk mendokumentasikan Praktikum Pelabuhan
Perikanan
2 Alat tulis Untuk menulis
3 Bus Sebagai kendaraan menuju lokasi praktikum
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Pelabuhan Perikanan tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam Praktikum Pelabuhan Perikanan
No Nama Keterangan
1 Kuesioner Berisi tentang sejumlah pertanyaan yang berkaitan
dengan pelabuhan perikanan
3.2. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum Pelabuhan Perikanan adalah metode diskriptif.
Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara
tepat.
Langkah-langkah penelitian deskriptif:
1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode
deskriptif.
2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4) Melkukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5) Menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
6) Mendesain metode penelitian yang hendak dignakan termasuk dalam hal ini menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrument pengumpul data, dan menganalisis
data.
7) Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik
yang relevan.
8) Membuat laporan penelitian.
4.1. Hasil
4.1.1. Keadaan umum Pelabuhan Cilacap
Pelabuhan Cilacap berada di Provinsi Jawa Tengah, Kota Cilacap, Kecamatan Cilacap
Selatan, Kelurahan Tegalkamulyan, dan terletak pada koordinat 07o43’40’’ LS dan 109o01’31’’
BT. Jarak Pelabuhan Cilcacap dengan ibukota Provinsi Jawa Tengah berjarak 230 Km, dengan
Ibukota Kabupaten Cilacap berjarak 3 Km, dengan Kecamatan Cilacap Selatan berjarak 2 Km,
dengan Bandara Ahmad Yani Airport - Semarang 250 Km, dengan Adi Sumarmo Airport – Solo
260 Km, dan dengan Pelabuhan Tanjung Intan - Cilacap 4 Km.
4.1.2. Sejarah pembangunan PPSC
Gagasan pembangunan pelabuhan perikanan di daerah cilacap diawali dengan
mengembangkan PPI sentolo kawat sebagai salah satu pusat kegiatan usaha penangkapan ikan di
daerah Cilacap, tetapi gagasan ini tidak sejalan dengan kepentingan Pertamina karena
keberadaan kapal-kapal perikanan di PPI sentolo kawat dianggap mengganggu dan
membahayakan aktifitas kapal tanker Pertamina yang akan keluar masuk pelabuhan. Akhirnya
dengan kesepakatan lintas sektoral dari 11 departemen terkait yang diketuai oleh Deputi V
Bappenas diputuskan untuk memindahkan aktifitas kapal-kapal nelayan dari PPI sentolo kawat
dengan membangun pelabuhan perikanan di Teluk Penyu dengan sumber pembiayaannya di
bebankan kepada pihak pertamina.
Pembangunan PPSC tahap I dimulai pada tahun 1990 dan diresmikan penggunaannya oleh
Presiden RI pada tahun 1996 dengan status kelembagaan pelabuhan perikanan tipe B atau
Nusantara. Namun dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 4 april 2001 statusnya di
tingkatkan menjadi pelabuhan perikanan tipe A atau Samudera.
4.1.3. Klasifikasi pelabuhan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16/MEN/2006
tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan Perikanan dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu :
segenap pengguna jasa di Pelabuhan Perikanan Samudaera Cilacap sudah barang tentu tidak
terlepas daripada interaksi dengan seluruh komponen masyarakat dan aparatur Pemerintahan
Daerah setempat. Keberadaan PPS Cilacap di Kabupaten Cilacap sudah merupakan satu kesatuan
lembaga pendidikan perguruan tinggi terkemuka di Jawa Tengah, DKI, DIY dan Jawa Barat
Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, Institut Pertanian Bogor,
SUPM Negeri Tegal dll, demikian pula peran serta dalam hal memberikan kesempatan
terhadap siswa-siswi untuk kegiatan magang, hal demikian akan terus menerus diupayakan dan
ditingkatkan sehingga peran dan keberadaan PPS Cilacap bermanfaat dan berkonstribusi positif
bagi masyarakat luas. Demikian pula dalam memberikan layanan informasi terhadap LSM dan
wartawan, saat ini telah tersedia unit layanan informasi/ publikasi yang ditangani oleh SDM
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum Pelabuhan Perikanan
Adalah:
1. Keadaan Umum di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap terletak di Teluk Penyu Kota
Cilacap. PPS Cilacap termasuk dalam klasifikasi Kelas A yakni Pelabuhan Perikanan Samudera.
Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap memiliki peran sebagai tempat tambat labuh labuh kapal
Perikanan yang ada di Kota Cilacap,tempat pendaratan hasil tangkapan ikan nelayan PPS
Cilacap, pemasaran dan distribusi hasil perikanan,selain itu PPS Cilacap juga memiliki fungsi
pemerintahan dan pengusahaan.
2. Hasil tangkapan yang paling dominan di PPS Cilacap adalah ikan Tuna yang sebagian
hasilnya di ekspor dan sebagian lagi di lelang oleh para bakul. Proses aktivitas terjadi setelah
hasil tangkapan adalah proses pelelangan yang terjadi di TPI. Perputaran ekonomi yang terjadi di
Pelabuhan membantu peningkatan ekonomi di Pelabuhan Perikanan.
3. Struktur Organisasi yang terdapat di PPS Cilacap terdiri dari Kepala Pelabuhan, Kepala
Bagian Tata Usaha, Kabag Keuangan, Kabag Tata Organisasi, Kasubag Keuangan, Kasubag
Umum, Kasi Sarana, Kasi Pelayanan dan Pengembangan Usaha, Kasi Kesyahbandaran, Kasi
Pemasaran dan Informasi.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum Pelabuhan Perikanan adalah:
1. Pengembangan PPS Cilacap menjadi outering fishing port perlu mendapat prioritas karena
masih banyak kapal ikan berbobot besar yang belum tertampung di dalam kolam pelabuhan;
2. Harus dilakukan pengerukan kolam dan alur serta mengoperasionalkan dermaga kolam baru;
3. Penyelenggaraan revitalisasi perikanan dari Direktorat Jenderal Pemasaran dan Pengolahan
Hasil Perikanan (P2HP) perlu dilanjutkan.