Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BANGUNAN TEKNIK SIPIL

“PELABUHAN DAN DERMAGA”

Dosen Pengampu :
Ir. Senki Desta Galuh ST., MT, IPM

Disusun Oleh :
Deni Alfiandri (2010611048)
Ferdi Achmad Syaputra (2210611073)
Key Maulana Nursatrisna (2210611082)
Salsabila Putri Afriachika (2201611091)
Mohammad Ridha Ardiansyah Putra (2210611105)
Gayuh Maulana Wira Pamungkas (2310611032)
Arya Didansyah (2310611046)
Tasya Ayudya Cindy Maulina (2310611056)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karuniaNya yang masih memberikan saya kesehatan serta kekuatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Pelabuhan dan Dermaga.
Makalah ini disusun memenuhi tugas mata kuliah bangunan Teknik sipil dan
Pelabuhan dan Dermaga. Dalam makalah ini, membahas atau menjelaskan apa itu Pelabuhan
dan Dermaga, jenis- jenisnya, fungsinya seperti apa, dan bagaimana contoh gambarnya. kami
berharap dari hasil deskripsi yang berjudul “PELABUHAN DAN DERMAGA” ini dapat
membantu para pembaca mengetahui teori tentang fungsi dari Pelabuhan dan Dermaga, jenis-
jenis bangunan Air, dan gambar Pelabuhan.
Kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika dalam makalah ini terjadi kesalahan
dalam hal berkata kata maupun menjelaskan materi yang di bahas dalam makalah
ini.menyadari bahwa dalam makalah saya ini masih belum sempurna dan masih perlu di
tingkatkan lagi. Oleh karena itu, saya sangat memerlukan saran dan kritik Anda.

Jember, 7 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Pendahuluan...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Jenis-jenis Pelabuhan.....................................................................................................2
2.2 Fasilitas Pelabuhan........................................................................................................2
2.3 Penyokong Pelabuhan dan Pelabuhan yang ada di Indonesia.......................................3
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar
muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
Transportasi merupakan sarana untuk memperlancar roda perekonomian,
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, dalam rangka memantapkan perwujudan
Wawasan Nusantara, meningkatkan serta mendukung pertahanan dan keamanan negara,
yang selanjutnya dapat mempererat hubungan antar bangsa. Disamping itu, transportasi
juga berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan daerah
yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar tetapi belum berkembang, dalam
upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya.
Pelabuhan sendiri adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pemindahan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi laut, dimana
prosesnya berawal di pelabuhan muat dan berakhir di pelabuhan tujuan. Secara umum
fungsi Pelabuhan dapat disebutkan sebagai tempat pertemuan (interface), pintu gerbang
(gate way), entitas industri (industry entity) dan tempat bertemunya berbagai bentuk
moda transportasi. Pelabuhan laut merupakan salah satu faktor pendukung
berkembangnya suatu daerah yang secara langsung juga akan berdampak kepada
berkembangnya kegiatan perekonomian daerah / wilayah setempat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja jenis-jenis pelabuhan?
1.2.2 Apa saja fasilitas di Pelabuhan?
1.2.3 Apa saja Pelabuhan dan penyokongnya yang ada di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar kitab isa mengetahui apa saja jenis-jenis dari Pelabuhan.
1.3.2 Agar kita bisa mengetahui apa saja fasilitas yang ada di Pelabuhan.
1.3.3 Agar kitab isa mengetahui apa penyokong Pelabuhan, dan juag persebaran Pelabuhan di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis Pelabuhan


2.1.1 Pelabuhan laut
Jenis pelabuhan ini berada di laut atau di sungai dan dapat digunakan untuk
mengangkut penumpang dan barang melalui laut atau penyeberangan.
2.1.2 Pelabuhan utama
Pelabuhan ini biasanya melayani angkutan laut antar pulau dan antar negara
juga bongkar muat angkutan laut antar pulau dan antar negara dalam skala besar.
Pelabuhan laut juga berfungsi sebagai tempat berangkat atau tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan yang melintasi provinsi.
2.1.3 Pelabuhan pengumpul
Fungsi utama pelabuhan ini adalah mengangkut kapal antar pulau juga
bongkar muat angkutan laut antar pulau dengan skala menengah.
2.1.4 Pelabuhan pengumpan
Pelabuhan ini mengangkut kapal antar pulau dan bongkar muat angkutan laut
antar pulau dengan skala kecil. Pelabuhan ini menjadi penghubung antara
pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, serta sebagai tempat berangkat atau
tujuan angkutan barang atau penumpang yang melintasi provinsi.
2.1.5 Pelabuhan pengumpan regional
Mirip dengan pelabuhan pengumpan, pelabuhan pengumpan regional juga
mengangkut kapal antar pulau dan bongkar muat angkutan laut antar pulau dengan
skala kecil. Tetapi, dalam mengangkut barang dan penumpang, pelabuhan
pengumpan regional hanya melayani pelayaran antara kabupaten atau kota di
dalam provinsi saja.

2.2 Apa Saja Fasilitas Pelabuhan


Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.08/MEN/2012
tentang Kepelabuhanan Perikanan. Fasilitas Pelabuhan Perikanan terbagi menjadi tiga (3)
jenis, diantaranya Fasilitas Pokok, Fasilitas Fungsional dan Fasilitas Penunjang.
2.2.1 Faslitas Pokok
1) Dermaga Pelabuhan;
2) Alur Pelayaran;
3) Penahan gelombang (breakwater) dan turap (revertment);
4) Kolam Pelabuhan;
5) Jalan komplek;
6) Drainase; dan
7) Lahan.
2.2.2 Faslitas Fungsional
1) Tempat Pemasaran Ikan (TPI), termasuk pasar ikan dan tempat pengepakan
ikan;
2) Navigasi Pelayaran dan komunikasi, meliputi : telepon, internet, radio
komunikasi, dan lampu suar;
3) Instalasi Perbekalan, meliputi : instalasi suplai air bersih, instalasi Bahan Bakar
Minyak (BBM), Instalasi Pabrik Es, dan Instalasi Listrik;
4) Tempat penyimpanan, yaitu coldstorage;
5) Tempat Pemeliharaan Kapal dan Alat penangkapan Ikan, meliputi :
bengkel, dock/slipway, dan tempat perbaikan jaring;
6) Tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan, yaitu laboratorium
pembinaan mutu;
7) Perkantoran, meliputi pos pelayanan terpadu dan kantor administrasi pelabuhan;
dan
8) Fasilitas K5, yaitu Alat pemadam kebakaran, Hydrant, Amphibious, mobil
pembersih lantai, Dumptruck dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
2.2.3 Faslitas Penunjang
1) Balai Pertemuan Nelayan;
2) Mess Operator;
3) Wisma Nelayan;
4) Fasilitas Sosial dan Umum, meliputi : tempat peribadatan dan Mandi Cuci
Kakus (MCK);
5) Pertokoan;
6) Pos jaga;
7) Sarana informasi pelabuhan, yaitu videotron dan runningtext.

2.3 Penyokong Pelabuhan dan Pelabuhan yang ada di Indonesia


2.3.1 Pemecah gelombang
Pemecah gelombang adalah struktur marine yang mengurangi kekuatan air
lepas pantai sebelum mencapai daratan sehingga mencegah erosi. Bangunan
pemecah gelombang dilakukan agar daerah pantai yang ada di belakang bangunan
terlindungi dari serangan gelombang sehingga bangunan yang berada di pantai tetap
aman begitupun dengan pantai itu sendiri. Pada daerah pelabuhan, pemecah
gelombang berfungsi sebagai jalan keluar-masuknya kapal ke pelabuhan tersebut.
Dengan adanya pemecah gelombang ini, daerah perairan pelabuhan menjadi tenang
dan kapal bisa melakukan aktifitasnya dengan mudah. Menurut Hinrichsen (1998),
sekitar 50% tingkat kepadatan penduduk dan intensitas pembangunan industri
berada di area pantai. Dengan demikian upaya dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat dalam rangka melindungi wilayah pantai dari serangan gelombang
adalah dengan membangun bangunan pelindung pantai.
Pelabuhan Soekarno hatta memiliki 2 pemecah gelombang. Pemecah ombak di
Pelabuhan Soekarno hatta berguna untuk melindungi kapal yang akan membongkar
muatan. Karena dengan adnya pemecah ombak arah golombangnya akan terganggu.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam/lapisan pelindung
yang biasa disebut armour layer, sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi),
sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui
pecahnya gelombang, yang tergantung pada kekentalan fluida, gesekan dasar dan
lainlain.
Secara garis besar terdapat dua jenis konstruksi breakwater yaitu Shore-
connected Breakwater (pemecah gelombang sambung pantai) dan Offshore
Breakwater atau pemecah gelombang lepas pantai (CERC, SPM. Vol. 1, 1984).
Shore-connected Breakwater merupakan jenis struktur yang berhubungan langsung
dengan pantai atau daratan, sedangkan Offshore Breakwater adalah konstruksi
breakwater yang tidak berhubungan dengan garis pantai dan dibuat sejajar pantai
dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk
melindungi pantai yang terletak di belakangnya dari serangan gelombang serta dapat
didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadi limpasan gelombang yang
dapat mengurangi terbentuknya tembolo yaitu endapan sedimen di belakang struktur.
Namun demikian kedua jenis struktur tersebut mempunyai beberapa kesamaan
umum dalam hal kegunaan. Perlindungan kawasan pantai maupun pelabuhan dengan
menggunakan konstruksi breakwater harus mempertimbangkan kondisi dimana
breakwater tersebut ditempatkan.
2.3.2 Kilang minyak cilacap
Kilang Minyak Cilacap, juga dikenal sebagai Kilang Minyak Balongan, adalah
salah satu kilang minyak terbesar di Indonesia. Kilang ini terletak di Cilacap, Jawa
Tengah, dan merupakan fasilitas pengolahan minyak yang dimiliki oleh PT
Pertamina (Persero), perusahaan minyak dan gas negara Indonesia. Kilang Minyak
Cilacap adalah salah satu yang paling penting di Indonesia dan menghasilkan
berbagai produk minyak, termasuk bensin, diesel, avtur (bahan bakar pesawat),
minyak pelumas, dan lainnya. Fasilitas ini juga memiliki infrastruktur yang
mendukung distribusi produk minyak ke berbagai wilayah di Jawa Tengah dan
sekitarnya.
Kilang Minyak Cilacap berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi
dan bahan bakar di Indonesia, serta mendukung sektor industri dan transportasi.
Kilang ini juga telah mengalami berbagai perluasan dan pembaruan untuk
meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasionalnya.
Kilang minyak pelabuhan memiliki beberapa fungsi penting dalam industri
minyak dan gas serta dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Beberapa
fungsi utama kilang minyak pelabuhan meliputi:
1) Pemrosesan Minyak Mentah: Kilang minyak pelabuhan adalah tempat di mana
minyak mentah yang diimpor dari kapal tanker minyak pertama kali diolah.
Minyak mentah ini diproses menjadi berbagai produk minyak yang lebih
bernilai, seperti bensin, diesel, minyak pelumas, bahan bakar pesawat, dan
lainnya.
2) Distribusi Produk Minyak: Kilang minyak pelabuhan berperan dalam
mendistribusikan produk minyak hasil pengolahan ke berbagai lokasi, termasuk
ke pelabuhan lain, terminal penyimpanan, stasiun pengisian bahan bakar, dan ke
pasar regional.
3) Kemudahan Impor dan Ekspor: Keberadaan kilang minyak dekat pelabuhan
memungkinkan impor minyak mentah yang efisien serta ekspor produk minyak
yang sudah diolah. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan
minyak dan gas.
4) Penyediaan Bahan Bakar: Kilang minyak pelabuhan menghasilkan produk
bahan bakar yang digunakan dalam transportasi, industri, dan sektor energi
lainnya, yang mendukung mobilitas dan aktivitas ekonomi.
5) Penciptaan Lapangan Kerja: Kilang minyak pelabuhan menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat setempat dalam operasinya, termasuk pekerjaan terkait
teknik, pemrosesan, dan manajemen
Kilang minyak memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu
dipertimbangkan:
Kelebihan Kilang Minyak:
1) Pasokan Energi: Kilang minyak menyediakan pasokan bahan bakar penting,
seperti bensin, diesel, dan bahan bakar pesawat, yang diperlukan untuk
transportasi dan industri.
2) Pengolahan Minyak Mentah: Kilang minyak mengubah minyak mentah menjadi
berbagai produk minyak yang lebih berguna dan bernilai tambah.
3) Penciptaan Lapangan Kerja: Kilang minyak menciptakan lapangan kerja dalam
operasi dan pemeliharaannya, mendukung perekonomian setempat.
4) Pendapatan Negara: Kilang minyak dapat menyumbang pendapatan bagi
pemerintah melalui pajak dan royalti.
Kekurangan Kilang Minyak:
1) Dampak Lingkungan: Kilang minyak dapat menyebabkan polusi udara dan air,
serta risiko kecelakaan yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan
masyarakat.
2) Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Kilang minyak mendukung konsumsi
bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada masalah perubahan iklim dan
ketergantungan pada sumber daya terbatas.
3) Kerentanan terhadap Fluktuasi Harga Minyak: Kilang minyak dapat terpengaruh
oleh fluktuasi harga minyak mentah global, yang dapat memengaruhi harga
bahan bakar dan ekonomi secara keseluruhan.
4) Keterbatasan Sumber Daya: Kilang minyak bergantung pada pasokan minyak
mentah yang terbatas, dan sumber daya ini akan semakin terdegradasi seiring
berjalannya waktu.
5) Risiko Kecelakaan: Kilang minyak memiliki potensi risiko kecelakaan yang
serius, seperti tumpahan minyak atau kebakaran yang dapat menyebabkan
kerugian besar.

Penting untuk mencari keseimbangan antara manfaat dan risiko kilang minyak serta
menerapkan teknologi dan praktik terbaik untuk mengurangi dampak negatifnya
pada lingkungan dan masyarakat. Selain itu, langkah-langkah menuju energi yang
lebih berkelanjutan juga perlu dipertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan
pada minyak dan gas.
2.3.3 Pelabuhan Ketapang
1) Lokasi Pelabuhan Ketapang
Pelabuhan Ketapang adalah sebuah pelabuhan feri di Desa Ketapang,
Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi yang menghubungkan Pulau Jawa dengan
Pulau Bali via perhubungan laut (Selat Bali). Pelabuhan dapat dicapai dengan
melewati Jalan Gatot Subroto. Pelabuhan Ketapang berada dalam naungan dan
pengelolaan dari ASDP Indonesia Ferry. Pelabuhan ini dipilih para wisatawan
yang ingin menuju Pulau Bali menggunakan jalur darat. Setiap harinya, ratusan
perjalanan kapal feri melayani arus penumpang dan kendaraan dari dan ke Pulau
Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk di Bali.
2) Tipe dan Kelas Pelabuhan
Angkutan penyeberangan atau feri adalah sarana utama yang harus dimiliki
oleh setiap pelabuhan penyeberangan. Angkutan ini menghubungkan dua ujung
jalan raya yang dipisahkan oleh sungai yang besar atau laut yang tidak begitu
lebar.
Kapal (ship) adalah kendaraan besar pengangkut penumpang dan barang di
laut, sungai, dan sebagainya seperti halnya sampan atau perahu yang lebih 10
kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.
Sedangkan dalam istilah Inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan
boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa perahu tetapi
perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di mana sebuah perahu
disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau
kebiasaan setempat. (Soerjono, 2015).
Kapal adalah kendaraan air dengan jenis dan bentuk tertentu yang
mengangkut penumpang dan barang melalui perairan menuju kawasan tertentu.
Katakanlah misalnya seperti menyeberang pulau, mengantar barang melalui
jalur laut, maupun digunakan sebagai komponen dalam pasar apung.
Kapal adalah kendaraan besar pengangkut penumpang dan barang di laut.
Kapal (ship) berbeda dengan perahu (boat) berdasarkan ukuran meskipun sama-
sama kendaraan air. UU Nomor 17 tahun 2008 “pengertian kapal adalah
kendaraan air dalam bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan dengan tenaga
angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk
kendaraanyang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air
serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah - pindah”
Kapal adalah “alat apung dengan bentuk dan jenis apapun.” Definisi ini
sangat luas jika dibandingkan dengan pengertian yang terdapat di dalam pasal
309 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang menyebutkan kapal
sebagai “alat berlayar, bagaimanapun namanya, dan apapun sifatnya.
Kapal adalah alat transportasi yang digunakan di laut dengan alat penggerak
berupa tenaga mesin, tenaga manusia, dan bantuan alam. Terdapat berbagai jenis
macam kapal, mulai dari kapal lintas penyebrangan antar pulau hingga untuk
lintas antar samudera. Kapal di bagi beberapa jenis, sebagai berikut :
 Kapal Tanker
Kapal Tanker adalah sebuah kapal yang didesain secara khusus untuk
mengangkut atau membawa minyak, cairan kimia, maupun cairan lainnya.
Jenis kapal ini memiliki ciri khusus yaitu memiliki banyak pipa yang berada
di atas dek kapal.
Kapal tanker dibekali dengan sistem keselamatan yang tinggi dan telah
ditetapkannya. Karena bahwa kapal ini membawa jenis muatan yang sangat
berbahaya bagi manusia dan lingkungan, jadi harus berhati – hati jika terjadi
sedikit keselahan dalam kapal ini, maka akan berakibat sangat fatal.
 Kapal Cargo
Kapal Cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam -macam
muatan berupa barang. Barang yang diangkut biasanya merupakan barang
yang sudah dikemas. Kapal cargo dilengkapi dengan crane pengangkut
barang untuk memudahkan bongkar – muat barang.
 Kapal Motor
Penumpang Diperairan Indonesia, dengan banyaknya pulau maka
kapal penumpang untuk angkutan antar pulau sangat dibutuhkan. Sejak
dahulu, pengangkutan di Indonesia didominasi oleh PT. Pelni (Pelayaran
Indonesia), sebuah perusahaan Negara yang didirikan pada tahun 1950
dengan maksud mengganti perusahaan colonial belanda KPM (Koninklijke
Pketvaart Maatschappij) dengan mula-mula Pepuska (Yayasan Penguasaan
Kapal-kapal) yang salah seorang pendirinya adalah Bapak Sunar Suraputra.
Pada tahun 1952 Perpuska berubah nama menjadi Pelni.
Kapal Motor Penumpang adalah kapal yang digunakan untuk angkutan
penumpang. Untuk meningkatkan efisiensi atau melayani keperluan yang
lebih luas kapal penumpang dapat berupa kapal Ro-Ro, ataupun untuk
perjalanan pendek terjadwal dalam bentuk kapal ferry.
Kapal Motor Penumpang adalah kapal yang dirancang untuk muat
bongkar barang ke kapal diatas kendaraan roda. Kapal yang termasuk kapal
penumpang salah satunya adalah jenis RoRo antara lain kapal ferry, kapal
pengangkut mobil (car carrier), kapal general cargo yang beroperasi sebagai
kapal RoRo. Namun hal itu banyak gunanya karena semua yang dapat
diletakkan diatas kendaraan beroda dapat masuk, termasuk petikemas dengan
kendaraan penariknya, muatan berat, project cargo, muatan oversize, dan lain
sebagainya. Kapal RoRo masih dapat beroperasi di pelabuhan yang
mengalami kongesti.
3) Bangunan yang ada pada Pelabuhan
 Lahan parkir
Area parker ASDP Luas area parker pelabuhan penyebrangan Ketapang –
Gilimanuk dihitung berdasarkan rumus: B=b x n x N x X x y (m2 )
Keterangan :
B : luas parker menyebrang
b : area parker per kendaraan
n : Jumlah kendaraan per kapal
N : Jumlah kapal sandar/ bertolak dalam waktu bersamaan
X : rasio antara jumlah penumpang terbanyak dalam satu hari dengan jumlah
penumpang per kapal
Y : fluktuasi rasio Luas areal parkir yang dibutuhkan pada saat keadaan
normal
B = bxnxNxXxy (m2 )
= {(19 x 2,5)+(80 x 25)+(27 x 25)+(49 x45)}x 3x0,532x0,322 = 2533 m2
Jadi luas areal parkir yang dibutuhkan pada keadaan normal =2533m2 Luas
areal parkir yang ada di pelabuhan penyeberangan Ketapang - Gilimanuk
berdasarkan perhitungan pengukuran di lapangan 8302 m2 . Keadaan
Liburan memerlukan area seluas 8563 m2 sedangkan luas lahan parkir di
ASDP seluas 8302 m2 . Hal ini berarti pada keadaan liburan kendaraan tidak
dapat ditampung di areal parkir ASDP. Keadaan Lebaran memerlukan area
seluas 11108m2 sedangkan luas lahan parkir di ASDP seluas 8302 m2 . Hal
ini berarti pada keadaan lebaran kendaraan tidak dapat ditampung di areal
parkir ASDP.
Luas area parkir LCM dihitung berdasarkan rumus :
B=b x n x N x X x y ( m2 )
keterangan :
B : luas parkir menyeberang
b : area parkir per kendaraan
n : jumlah kendaraan per kapal
N : jumlah kapal sandar/bertolak dalam waktu bersamaan
X : rasio antara jumlah penumpang terbanyak dalam satu hari dengan jumlah
penumpang per kapal
Y : fluktuasi rasio
Luas areal parkir yang dibutuhkan pada saat keadaan normal B =
bxnxNxXxy ( m2 )
= {(30x2,5) + (25x25)+(30x25)+(65x45)+(l5x45)}x 2x0,263x0,17 = 412 m2
Jadi luas areal parkir yang dibutuhkan pada keadaan normal = 412 M2
Luas areal parkir yang ada di LCM berdasarkan perhitungan pengukuran di
lapangan 9029 m2. Ruang tunggu
Luas ruang tunggu yang dibutuhkan menggunakan metode perhitungan
sebagai berikut:
A = axnxN xX xy ( m2 )
Keterangan : A : luas ruang tunggu
a : area untuk per orangan ( umumnya a = 1,2 m2 /orang )
n : jumlah penumpang per kapal
N : jumlah kapal sandar / bertolak dalam waktu bersamaan
Jadi luas total ruang tunggu pelabuhan penyebrangan KetapangGilimanuk
adalah 521,35m2. Dari hasil perhirungan data – data pada saat keadaan
normal, lebaran dan liburan jika dibandingkan dengan luas ruang tunggu dari
hasil pengukuran dilapangan diketahuibahwa fasilitas ruang tunggu yang ada
di pelabuhan penyebrangan ketapang - Gilimanuk dapat menampung jumlah
penumpang pada saat – saat tersebut.
2.3.4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

YASA, KOMANG SUASTIKA (2021) ANALISA KERJA PEMECAH GELOMBANG


DALAM MEREDUKSI TINGGI GELOMBANG DI PELABUHAN SOEKARNO HATTA.
Anonim. Surat Perjanjian Pemborongan Pernbangunan Jalan Terminal Induk Banyuwangi.
Pemda Tk. II Banyuwangi. Oktober 1995.
Anonim.,Rencana Desain Tata Ruang Kota. Pemda Tk. II Banyuwangi. Tahun Anggaran
2000 - 2010.
Anonim ,Data Angkutan Penyeberangan PT. ASDP ( Persero ) Ketapang Gilimanuk.
Banyuwangi. 1999.
Danuningrat, Abdul Muttalip. Ir. Kuliah Pelabuhan. Seksi Publikasi Departemen Teknik Sipil
ITB Bandung. Jakarta. September 1977.
Kramadibrata, Soedjono. Perencanaan Pelabuhan. Ganecha Exact Bandung. Jakarta. Januari
1985.
Morlok, Edward K. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga. Jakarta. 1988.
Nasution, H.M.N.MS.Tr. Manajemen Transportasi Ghalia Indonesia. Jakarta. Juni 1996.
Triatmodjo, Bambang. Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta. Februari 1996. Widyahartono,
Bob. Manajemen Transportasi. Depdikbud Universitas Terbuka. Jakarta. 1986.
Wells, GR. Rekayasa Lalu Lintas. Bhratara. Jakarta 1996
https://repository.binadarma.ac.id/1375/2/BAB%201.pdf
https://www.waresix.com/id/jenis-pelabuhan/
https://kkp.go.id/djpt/ppnkarangantu/page/1419-fasilitas-pelabuhan
http://direktoritraining.com/keuntungan-dan-kerugian-pengolahan-minyak-bumi/
https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/27/130000969/mengenal-kilang-minyak-di-
indonesia?page=all#google_vignette
https://www.merdeka.com/uang/manfaat-pembangunan-kilang-untuk-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai