Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH REKAYASA PANTAI DAN LEPAS PANTAI

Bangunan Penunjang Pelabuhan di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan


Probolinggo

Dosen Pengampu :
Ir. Senki Desta Galuh , ST

Disusun Oleh :
Dimas Ardiansyah (2210611018)
Yayuk Laili Masruroh (2210611025)
Ken Anda Saka Wijaya (2210611027)
Salwa Anjani (2210611031)
Muhammad Ilyasa (2210611094)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang “Bangunan
Penunjang Pelabuhan di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Probolinggo”.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Saya berharap semoga makalah yang penulis susun ini memberikan
manfaat dan juga menjadi inspirasi bagi pembaca.

Jember, 18 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II Kajian Teori
2.1 Pengertian Pelabuhan
2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan
2.3 Bangunan Penunjang Pelabuhan
2.4 Morfologi Pantai
BAB III Pembahasan
3.1 Studi Kasus: Pelabuhan Pantai Mayangan Probolinggo
3.2 Gambaran Umum Pelabuhan Pantai Mayangan Probolinggo
3.3 Bangunan Penunjang Pelabuhan Pantai Mayangan Probolinggo
3.4 Morfologi Pantai Pelabuhan Pantai Mayangan Probolinggo
BAB IV Kesimpulan
4.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelabuhan merupakan salah satu infrastruktur terpenting dalam industri
transportasi laut. Sebagai pintu gerbang utama perdagangan dan pelayaran
internasional, pelabuhan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi negara. Namun, pelabuhan tidak hanya terdiri dari dermaga yang
digunakan untuk bongkar muat kapal. Untuk mendukung operasi pelabuhan
secara efektif, diperlukan banyak bangunan pendukung.
Bangunan penunjang pelabuhan meliputi pelabuhan, gudang, terminal
penumpang dan fasilitas pendukung lainnya, seperti fasilitas bongkar muat,
gudang, fasilitas keamanan dan infrastruktur pendukung lainnya. Setiap
bangunan memiliki peran dan misi masing-masing untuk menjamin
kelancaran operasional pelabuhan.
Dermaga adalah struktur penting yang memungkinkan kapal untuk
berlabuh dan memuat serta menurunkan barang. Dermaga harus dirancang
khusus untuk menahan beban kapal dan memberikan akses yang aman bagi
kapal yang tiba dan berangkat dari pelabuhan. Selain itu, gudang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara barang-barang yang sedang diangkut
atau tiba di pelabuhan. Gudang harus memenuhi persyaratan penyimpanan
yang sesuai untuk menjamin keselamatan dan keamanan barang. Terminal
penumpang adalah bangunan yang melayani fasilitas kedatangan dan
keberangkatan penumpang kapal. Terminal ini harus dilengkapi dengan
fasilitas kontrol keamanan, ruang tunggu, loket tiket dan sarana transportasi,
serta aksesibilitas penumpang yang memadai.
Selain itu, layanan pendukung lainnya seperti fasilitas bongkar muat,
sistem pengatur lalu lintas, sistem keamanan dan infrastruktur pendukung
lainnya penting untuk menjamin kelancaran operasional pelabuhan. Dengan
bangunan penunjang pelabuhan yang cukup, pelabuhan dapat beroperasi lebih
efisien, mempercepat bongkar muat barang, memperlancar distribusi barang
dan memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang. Selain itu,
bangunan pendukung pelabuhan berperan dalam menjaga keselamatan kapal,
awak kapal, dan barang yang diangkut. Perencanaan yang cermat dan
perencanaan yang efektif sangat penting dalam pengembangan dan
pembangunan struktur pelabuhan. Berbagai faktor harus dipertimbangkan
seperti persyaratan operasional, kondisi geografis, daya tahan dan masalah
keselamatan. Dengan demikian, pelabuhan dapat menjadi pusat kegiatan
ekonomi yang efisien dan berkelanjutan serta mendukung pertumbuhan
perdagangan internasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran morfologi pantai pada pelabuhan perikanan pantai
mayangan Probolinggo?
2. Bagaiamna bentuk bagungan penunjang pelabuhan perikanan pantai
mayangan Probolinggo?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui gambaran morfologi pantai
2. Mengetahui bentuk bangunan penunjang Pelabuhan perikanan pantai
mauangan Probolinggo
BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pelabuhan


Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan
dengan batasbatas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan
tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan ke
amanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. (Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2008).
Menurut Lasse (2011), pelabuhan dapat diartikan sebagai tempat kapal
berlabuh (anchorage), mengolah gerak (maneuver), dan bertambat (berthing),
untuk melakukan kegiatan menaikan dan/atau menurunkan penumpang dan
barang secara aman (securely) dan selamat (safe). Menurut Triatmodjo (2009)
Pelabuhan dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk
kepentingan masyarakat umum. Penyelenggara pelabuhan umum adalah
unit pelaksana teknis atau satuan kerja pelabuhan atau Badan Usaha
Pelabuhan (BUP). Pelabuhan daratan adalah suatu tempat tertentu di
daratan dengan batas-batas yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas bongkar
muat, lapangan penumpukan dan gudang, serta sarana dan prasarana
angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai
pelabuhan umum.
b. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan
sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Pengelola pelabuhan khusus
adalah Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota atau
Badan Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk mengelola pelabuhan
khusus (KM 55, Tahun 2002). Contoh dari pelabuhan khusus adalah
pelabuhan khusus angkatan laut, pelabuhan khusus minyak mentah,
pelabuhan khusus semen, “Bogasari”, dan sebagainya.
Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitn dengan fungsi
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, ketertiban, arus lalu lintas
kapal penumpang dan barang, keselamatan dan keamanan pelayaran dan
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi serta mendorong
perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang
wilayah. (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008).
Menurut Triatmodjo (2009), tentang Kepelabuhanan, yang dimaksud
pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Status
Pelabuhan menurut Hananto Soewedo (2015) ada tiga, yaitu :
a. Pelabuhan Umum Terbuka Pelabuhan ini terbuka untuk semua kapal,
contohnya Pelabuhan Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk untuk Pulau
Jawa dan Bali.
b. Pelabuhan Umum Tidak Terbuka Pelabuhan Jenis ini tidak terbuka untuk
semua kapal (hanya kapal yang mempunnyai izin).
c. Pelabuhan Khusus Pelabuhan yang dikhususkan unntuk muatan tertentu,
contohnya Pelabuhan Cigadung untuk pelabuhhan biji besi.

2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan


Berdasarkan Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
secara umum pelabuhan memiliki fungsi sebagai link, interface, dan gateway.
1. Link (Mata Rantai) yaitu pelabuhan merupakan salah satu mata rantai
proses transportasi dari tempat asal barang ke tempat tujuan.
2. Interface (titik temu) yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua mode
transportasi, misalnya transportasi laut dan trasportasi darat.
3. Gateway (pintu gerbang) yaitu pelabuhan sebagai pintu gerbang suatu
negara, yang berlaku didaerah dimana pelabuhan tersebut berada.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009
Bab II pasal 4 tentang kepelabuhanan, pelabuhan memiliki peran sebagai:
1. Simpul dalam jaringan tranportasi sesuai dengan hierarkinya
2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi
4. Penunjang kegiatan (industri dan/atau perdagangan)
5. Tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau mewujudkan
wawasan nusantara dan kedaulatan Negara.

2.3 Bangunan Penunjang Pelabuhan


1. Dermaga
Merupakan bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan B/M (bongkar/muat) barang dan naik
turunnya penumpang. Pada umumnya, dermaga memiliki tipe dengan
bentuknya yang pararel dengan pantai (tipe terdiri dari on pile, caisson, turap)
serta jetty yang bentuknya menjorok ke laut (tipe jari, miring, kompleks dan
atau ditambah dengan mooring dolphin).
2. Gudang
Merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan barang-
barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Pada
umumnya, lokasi gudang diletakkan jauh ke sisi darat. Gudang di pelabuhan
dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Selain itu, gudang juga
dapat dibedakan berdasarkan jenis barang yang disimpan, seperti:
 Gudang transit barang umum (general cargo)
 Gudang pendingin
 Gudang untuk biji-bijian
 Gudang barnag berbahaya
 Gudang bijih tambang
Gudang diperlukan untuk mencegah resiko delay kapal. Jika terjadi delay,
produktivitas bongkar muat akan menurun sehingga kapal berlabuh lebih
lama dan menyebabkan antrian kapal diluar pelabuhan. Jadi secara umum,
gudang memiliki fungsi sebagai berikut:
 Tempat menunggu penyelesaian dokumen
 Tempat mengumpulkan barang-barang yang akan dimuat ke kapal,
sehingga kapal tidak menunggu muatan
 Tempat kondolidasi, seperti sorting (mengumpulkan dan memilih),
marking (pemberian tanda), packing (pembungkusan), weighing
(penimbangan).
Jenis gudang dibedakan berdasarkan segi pabean atau lokasi dan
penggunaannya. Untuk jenis gudang menurut pabean terbagi menjadi yaitu:
1. Gudang Lini I
Barang-barang yang ada di lapangan masih di dalam pengawasan bea
cukai, artinya barang tersebut masih belum diselesaikan bea masuk atau
kewajiban lainnya.
2. Gudang Lini II
Barang-barang yang disimpan pada gudang ini sudah dibayar bea masuk
dan persyaratan lainnya, tinggal menunggu pengeluarannya dari
pelabuhan
3. Verlengstruk
Gudang ini merupakan bangunan yang berada di daerah Lini II tetap
statusnya sebagai unit I
4. Enterport
Gudang ini merupakan bangunan yang berada di luar pelabuhan tetapi
statusnya sebagai gudang lini I. Gudang masih dalam pengawasan bea
cukai dan digunakan untuk menyimpan barang-barang milik suatu
perusahaan tertentu.
Sedangkan untuk gudang menurut penggunaannya dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
1. Gudang umum
Merupakan bangunan yang dapat digunakan untuk menyimpan berbagai
jenis muatan kapal.
2. Gudang khusus
Merupakan bangunan yang digunakan untuk menyimpan jenis barang
khusus seperti barang-barang berbahaya, barang yang mudah terbakar dan
barang yang harus dalam suhu tertentu.
3. Gudang CFS
Merupakan gudang yang digunakan untuk melaksanakan proses striping
dan staping dari barang-barnag yang berasa dari peti kemas.

2.4 Morfologi Pantai


Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentang alam(land-
Scape), yang meliputi sifat dan karakteristik dari bentuk morfologi,
klasifikasi dan perbedaannya serta proses yang berhubungan terhadap
pembentukan morfologi tersebut Rokhmin Dahuri (2001). Dahuri
mengklasifikasikan proses pembentukan muka bumi menjadi 4 macam, antara
lain:
a. Proses yang berlansung dari dalam bumi (endogin), yang membentuk
morfologi gunung api, bentuk pegunungan lipatan, pegunungan patahan,
dan undak pantai.
b. Proses desintegrasi /degradasi yang mengubah bentuk permukaan bumi
karena proses pelapukan (kimia-fisika) dan erosi menuju proses perataan
daratan.
c. Proses agradasi yang membentuk permukaan muka bumi baru dengan
penumpukan/ akumulasi hasil rombakan /erosi batuan pada daerah
rendah, pantai, dan dasar laut.
d. Proses biologi yang membentuk daratan biogenic seperti terumbu karang
dan rawa gambut.
Proses lain yang seringkali berinteraksi dengan keempat proses umum di atas,
dalam banyak hal ikut kontribusi terhadap kecepatan pembentukan berbagai
bentuk morfologi yang ada, seperti misalnya penggundulan hutan yang
mempercepat proses erosi dan sedimentasi pantai, perubahan iklim global,
pembuatan bendungan dan konstruksi teknik sipil lain dan sebagainya.
Untuk daerah pesisir dan lautan, konsep pembentukan morfologi diatas secara
umum berlaku pula dalam proses pembentukan morfologinya, meskipun
proses yang berlangsung lebih spesifik. Parameter oseanografi seperti pasang
surut, ombak, arus laut memegang peran yang dominan dalam pembentukan
morfologi pantai.
Menurut Erni suharini dan palangan (2009) morfologi ilmu yang mempelajari
bentuk muka bumi. Berbagai bentuk yang ada seperti pegunungan,
perbukitan, dataran, lembah, danau, delta dan sebagainya termasuk kajian
morfologi. Morfologi menganalisa bagaimana bentuk itu terjadi. Bentuk
lahan yang sama belum tentu disebabkan oleh gaya dan proses morfologi
yang sama.
Kemudian menurut Djauhari Noor (2014) lebih menjelaskan pada morfologi
pantai hasil aktivitas pesisir merupakan bentuk bentuk bentang alam yang
proses terjadinya sangat dipengaruhi oleh aktivitas daratan dan lautan.
Djauhari Noor juga bentuk bentang alam yang terjadi pada lingkungan pesisir
pantai menjadi beberapa bagian :
a) Delta yaitu lingkungan dimana konsep keseimbangan dikendalikan oleh
gaya gaya yang berada dalam sistem yang komplek. Delta berasal dari
endapan sedimen sungai, tetapi ke arah bagian laut lebih banyak sedimen
yang di endapkan. Berdasarkan bentuk dan morfologinya, delta dapat
dibagi menjadi 3 jenis yaitu delta yang terbentuk akibat pengaruh pasang
urut, gelombang, dan sungai.
b) Tanjung adalah bentang alam yang daratannya menjorok ke arah laut
sedangkan bagian kiri dan kanannya relatif sejajar dengan garis pantai.
c) Teluk adalah bentang alam yang daratannya menjorok ke arah daratan
sedangkan bagian kiri dan kananya relatif sejajar dengan garis pantai.
d) Stack dan Arches adalah bentuk bentuk bentang alam pantai yang berada
di sekitar garis pantai merupakan sisa daratan akibat kikisan abrasi
gelombang laut dan mengakibatkan garis pantai mundur kearah daratan .
Arches adalah sisa sisa daratan akibat erosi (Abrasi) dengan bentuk yang
tidak teratur karena batuannya resisten terhadap hantaman gelombang.
e) Wave-cut platform adalah bentang alam pantai yang terbentuk sebagai
hasil erosi gelombang air laut yang tersusun dari lapisan batuan horisontal
serta terletak pada zona muka air laut, sedangkan garis pantai mundur k
earah daratan akibat erosi gelombang dan wave-cut platform tertinggal di
bagian depan garis pantai.
f) Barirer (Tanggul) adalah bentang alam yang berbentuk memanjang sejajar
dengan garis pantai dan terbentuk sebagai hasil pengendapan partikel
partikel pasir dibagian muka pantai oleh abrasi gelombang air laut.
Topografi barrier island umumnya lebih rendah dibandingkan dengan
topografi pantai.
g) Lagoon adalah bentuk bentang alam yang terletak diantara barrier dan
daratan, dengan ke dalam air yang dangkal dan dipengaruhi oleh air laut
dan air tawar yang berasal dari darat.
h) Pantai submergent adalah bentang alam yang terrbentuk dari pengaruh
gabungan antara naiknya muka air laut (trangresi) dan penurunan
cekungan. i) Pantai emergent adalah bentang alam yang terbentuk sebagai
akibat naiknya permukaan daratan. Umumnya bentuk pantai emergent
ditandai oleh teras teras pantai.
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Probolinggo


Pelabuhan perikanan pantai mayangan Probolinggo yang bertempat di
Kelurahan Mangunharjo. Kelurahan Mangunharjo memiliki luas wilayah 345
Ha yang dipergunakan untuk lahan pertanian, serta bangunan lainnya.
Kelurahan Mangunharjo ini berbatasan dengan beberapa daerah diantaranya:
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kelurahan Jati, Kelurahan Kebonsari Kulon
Sebelah Barat : Kelurahan Sukabumi, Kelurahan Tisnonegaran
Sebelah Timur : Kelurahan Wiroborang

3.2 Gambaran Umum Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Probolinggo


Dinas yang bertanggung jawab di pelabuhan perikanan pantai mayangan
Probolinggo menyelenggarakan beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pengawasan
dan pengendalian serta pendayagunaan sarana dan prasarana pelabuhan
perikanan
2. Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan
perikanan
3. Pelayanan jasa dan fasilitas usaha perikanan
4. Penyusunan rencan pelaksanaan dan penyelenggaraan serta pelayanan
teknis kapal perikanan
5. Pelaksanaan fasilitas dan koordinasi di wilayah untuk peningkatan
produksi, distribusi dan pemasaran hasil perikanan
6. Melaksanakan pengwasan penangkapan sumber daya ikan. Dan
penanganan, pengolahan, pemasaran serta pengendalian mutu hasil
perikanan.
7. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data perikanan,
serta pengelolaan sistem informasi
8. dan Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban dan pelaksanaan kebersihan
kawasan pelabuhan perikanan.
3.3. Bangunan Penunjang Pelabuhan Pantai Mayangan Probolinggo
 Breakwater (Pemecah gelombang)
Breakwater merupakan suatu bangunan yang terdiri dari kumpulan batu-
batu besar yang tertata sedemikian rupa, yang berada di sekeliling kolan
pelabuhan Breakwater berfungsi untuk melindungi kolam pelabuhan,
khususnya kapal-kapal yang akan berlabuh, dari pengaruh gelombang atau
ombak besar, sehingga kapal-kapal tersebut aman dalam melakukan
kegiatan bongkar-muat.
 Rambu Pelayaran
Rambu pelayaran merupakan alat bantu navigasi pelayaran yang pada
umumnya terdapat di wilayah perairan sekitar pelabuhan buoy navigasi,
bendara, dan lain-lain
 Lampu Suar
Lampu suar merupakan alat bantu navigasi dan pelayaran berupa lampu
yang pada umumnya ditempatkan di menara, sehingga dapat terlihat dari
kejauhan oleh kapal yang hendak menuju ke pelabuhan

3.4 Morfologi Pantai Pelabuhan Pantai Mayangan Probolinggo

Morfologi Pantai pada pelabuhan pantai mayangang Probolinggo berada di


Epipelagic dan Mesopelagic dimana kedalam Selat madura berada di sekitar di
atas 1000m atau 3.300 ft.
BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Probolinggo memiliki kedalaman di
atas 1000m yang termasuk mesopelagic. Dimana membuat perikanan yang
ada di Kelurahan Mangunharjo ramai dan menjadi tempat wisata.Banguna
penunjang pada pelabuhan perikanan pantai mayangang Probolinggo yaitu
break water, rambu pelayaran dan suar.
DAFTAR PUSTAKA

Pasalbessy, Y.N. 2011. PERAN dan FUNGSI PELABUHAN PERIKANAN


PANTAI (PPP) MAYANGAN KOTA PROBOLINGGO JAWA TIMUR.
Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang
Purwanto, C. dkk. 2021. STRUKTUR GEOLOGI SELAT MADURA JAWA
TIMUR. Puslirbang Geologi Kelautan, Balitbang Kementrian ESDM
Sukmono, A. dkk. 2020 STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PERAIRAN
LAUT JAWA MENGGUNAKAN SATELIT ALTIMETRI TAHUN 2016-2018
(STUDI KASUS: PERAIRAN LAUT UTARA JAWA). Semarang. Jurnal
Geodesi Undip

Anda mungkin juga menyukai