Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH KONDISI PELABUHAN DAN TRANSPORTASI LAUT

TERHADAP KELANCARAN EKONOMI PERDAGANGAN PASCA


PANDEMI COVID-19 SAAT INI

Oleh :

ERVIANA

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA


KATA PENGANTAR

Puji dan suyukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan karya
tulis ilmah ini dengan judul “Pengaruh Pelabuhan Terhadap Kelancara Ekonomi
Perdagangan Melalui Transportasi Laut” tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakassih kepada dosen pembimbing yang


telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman taruna yang juga sudah
memberi konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
karya tulis ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga kara tulis ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini kami sudah berusaha menyajikan
semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
pada karya tulis ilmiah ini. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi terciptanya karya tulis ilmiah yang baik selanjutnya. Dan
semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian.

Surabaya, 5 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
A. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
B. Tujuan Penelitian......................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Pengertian, Peran, Fungsi Dan Kondisi Pelabuhan Dalam Proses Perdagangan
Melalui Laut..............................................................................................................3
1. Pengertian Pelabuhan...........................................................................................3
2. Peran Pelabuhan...................................................................................................3
3. Fungsi Pelabuhan..................................................................................................4
B. Pengelolaan Pelabuhan Di Indonesia.......................................................................7
C. Kegiatan Ekonomi Penggunaan Jasa Di Pelabuhan...............................................8
1. STS (ship to ship) Transfer...................................................................................8
2. Cargo Handling/Terminal Service........................................................................9
D. Kondisi Transportasi Laut Indonesia....................................................................10
E. Dampak Transportasi Laut Terhadap Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19........10
PENUTUP............................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar
menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis
yang diwujudkan untuk menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri
perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan
maritim. Pembangunan poros maritim dunia harus dibarengi dengan pembangunan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di sepanjang wilayah pesisir Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI), pulau-pulau kecil, dan wilayah perbatasan. Upaya itu
tidak lain ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghasilkan produk
dan jasa kelautan yang bernilai ekonomi, meningkatkan kontribusi sektor kelautan
perikanan bagi perekonomian, serta menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar.
Transportasi laut sangat berperan penting bagi Negara diseluruh dunia salah
satunya dinegara Indonesia. Armada transportasi laut yang mendukung sarana lintas
nasional maupun internasional, dimana indonesia menjadi salah satu negara
kepulauan terbesar didunia. Transportasi laut dapat mendorong terjadinya
perpindahan manusia dan barang antar pulau sehingga mendorong kemajuan
perekonomian masyarakat indonesia. Wilayah indonesia sebagian besar perairan
maka sangatlah diperlukan sarana transportasi laut shingga bisa terhubung pulau-
pulau yang susah untuk dilalui transportasi udara sehingga transportasi lautlah yang
digunakan. Akhirnya transportasi laut menjadi sarana alternatif untuk menja
dipilihan masyarakat indonesia dengan menggunakan kapal, karna dengan
menggunakan kapal dapat mengangkut lebih banyak dari pada moda tranportasi yang
lain.
Dalam suatu negara maritim seperti halnya negara kita, peranan pelabuhan
sungguh sangat penting bagi kegiatan kemaritiman. Demikian juga bagi kepentingan
administrasi pemerintahan pada umumnya, serta dalam kegiatan perdagangan
melalui laut dan sebagainya, peranan semua institusi di pelabuhanan sangatlah
penting.Bidang kegiatan pelabuhan memang sangat luas sekali, meliputi pelayanan

1
terhadap kapal, pelayanan terhadap barang dan masih banyak lagi jenis-jenis
pelayanan lainnya. Di Indonesia, dengan kondisi natural yang memiliki wilayah
perairan dengan luas laut 81.000 km lebih dominan dibandingkan dengan daratan
menciptakan suatu tingkat ketergantungan yang relatif tinggi terhadap daya dukung
transportasi laut dalam proses perdagangannya.
Pelabuhan menjadi bagian dari rantai perdagangan melalui laut dan memliki peran
penting dalam menunjang kegiatan kemaritiman.Perdagangan melalui laut pada
prinsipnya merupakan aliran tiga proses pergerakkan yaitu transportasi darat yang
mengangkut komoditas dari pemilik barang menuju sebuah tempat dari pihak
keagenan kargo ataupun jasa penyimpanan barangsebelum dibawa dan ditanganidi
area pelabuhan untuk dinaikkan ke atas palka kapal.
Dalam hal ini pelaksanaan pelabuhan sangatlah penting untuk menunjang
kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal dan barang, keselamatan
dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra dan/atau antar moda dalam
perdagangan melalui laut.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kondisi pengelolaan kepelabuhan di Indonesia?
2. Bagaimana kondisi transportasi laut di Indonesia ?
3. Apa saja fungsi dan peran pelabuhan dalam menunjang kegiatan perdagangan
melalui laut?

B. Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan pengaruh pelabuhan terhadap perdagangan melalui laut.
2. Mendiskripsikan peran dan fungsi pelabuhan dan transportasi laut dalam
pengangkutan barang melalui laut.
3. Mendeskripsikan pengelolaan kepelabuhanan di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Peran, Fungsi Dan Kondisi Pelabuhan Dalam Proses


Perdagangan Melalui Laut
1. Pengertian Pelabuhan

Menurut peraturan pemerinatah RI No. 69 Tahun 2001 tentang


Kepelabuhanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi diperguanakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi.

Sedangkan pengertian kepelabuhan anadalah segala sesuatu yang


berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhanan dan kegiatan
lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang
kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang
dan/atau barang, keselamatan berlayar, serta tempat perpindahan intra dan
antar moda traansportasi.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001, yang ditetapkan


oleh presiden pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta, pemerintah daerah
diberikan peran dalam penyelenggaraan kepelabuhanan dan dan ditata serta
diatur kembali agar sejalan dengan otonomi daerah (Lembaran Negara RI
Tahun 2001 No. 127).

2. Peran Pelabuhan
Dalam kedudukan pelabuhan sebagai sub sistem terhadap pelayaran, dan
mengingat pelayaran sendiri adalah pembawa bendera mengikuti pola
perdanganan (ship follow the trade), maka pelabuhan menjadi salah satu

3
unsur penentu terhadap aktivitas perdagangan. Pelabuhan yang dikelola
secara efisien akan mendorong kemajuan perdagangan, bahkan industri di
daerah belakang akan melaju dengan sendirinya.
Apabila diamati perkembangan historis beberapa kota metropolitan
terlebih negara kepulauan seperti indonesia, maka pelabuhan turut
membesarkan kota yang dimaksud. Pelabuhan menjadi pemicu
bertumbuhnya jaringan jalan raya, jaringan rel kereta api, dan pergudangan
tempat distribusi ataupun konsolidasi barang komoditas. Jaringan sarana dan
prasarana tranportasi darat menjadikan pelabuhan sebagai titik simpul
intramoda transportasi darat dan antarmoda transportasi darat – laut.
Biaya jasa di pelabuhan yang dikelola secara efisien dan profesional akan
menjadi rendah, sehingga bisnis pada sektor lain bertumbuh pesat.
Pelabuhan berperan sebagai focal point bagi perekonomian maupun
perdagangan, dan menjadi kumpulan badan usaha seperti pelayaran dan
keagenan, pergudangan, freight forwarding, dan angkutan darat.
3. Fungsi Pelabuhan

Fungsi sebuah pelabuhan secara umum adalah sebuah fasilitas di ujung


samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan
barang kargo maupun penumpang.Sedangkan secara khusus pelabuhan
memiliki paling tidakada empat, yaitu sebagai tempat pertemuan (interface),
gapura (gateway), entitas industri(industri entity), dan mata rantai
transportasi.

a) Tempat Pertemuan (interface)

Di pelabuhan terjadi pertemuan dua moda transportasi utama, yaitu darat


dan laut serta berbagai kepentingan yang saling tarkait.Pelabuhan berfungsi
sebagai tempat pertemuan (interface), maksudnya bahwa pelabuhan dengan
segala fasilitasnya yang tersedia dapat melakukan kegiatan pemindahan
muatan dari angkutan laut (kapal) keangkutan darat atau sebaliknya.

Di pelabuhan semua kepentingan bertemu, maka di pelabuhan akan


berdiri bank yang melayani pelayaran maupun kegiatan ekspor impor.

4
Pelabuhan merupakan tempat bagi instansi Bea Cukai untuk memungut bea
masuk. Di pelabuhan, syahbandar akan memeriksa keselamatan pelayaran.
Selain itu, di pelabuhan banyak berdiri perusahaan yang melayani
pelayaran, seperti leveransir, pemasok peralatan kapal, dan sebagainya.

Dalam fungsi interfance, pelabuhan umumnya berfungsi penyedia


fasilitas, bukan operator interfance, kecuali kegiatan petikemas dan
sebagian kegiatan yang dilaksanakan usaha terminalnya. Institusi operator
interfance di Indonesia ialah perusahaan bongkar muat (PBM/Stevedoring).

Sedangkan dalam kawasan pesisir, pelabuhan punya fungsi perantara


(interfance); pelabuhan menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa
yang dibutuhkan untuk perpindahan moda angkutan darat ke kapal atau
sebaliknya dalam kegiatan perpindahan barang antar kapal (transhipment)
skematis fungsi interfance.

b) Gapura (gateway)

Pelabuhan berfungsi sebagai gapura atau pintu gerbang suatu negara.


Warga negara dan barang-barang dari negara asing yang memiliki pertalian
ekonomi masuk ke suatu negara akan melewati pelabuhan tersebut. Dari
fungsi pelabuhan yang merupakan pintu gerbang suatu negara, citra negara
sangat ditentukan dari pelayanan, kelancaran serta kebersihan di pelabuhan
tersebut. Pelayanan dan kerbesihan di pelabuhan merupakan cermin dari
negara yang bersangkutan.

Pelabuhan berfungsi pintu gerbang perdagangan (gateway), artinya


pelabuhan melaksanakan prosedur dan peraturan yang harus diikuti kapal
yang singgahi pelabuhan. Selain itu juga berfungsi sebagai gerbang keluar
masuk barang. Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia semula menetap
4 gateway port :Tanjung Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan
Makassar. Hingga pada perkembangan terakhir ada 112 pelabuhan yang
terbuka untuk perdagangan luar negeri, sehingga akhirnya memiliki 112
pintu gerbang.

5
c) Entitas Industri(Industri Entity)
Dengan berkembangnya industri yang berorientasi ekspor maka fungsi
pelabuhan menjadi sangat penting. Dengan adanya pelabuhan, hal itu akan
memudahkan industri mengirim produknya dan mendatangkan bahan baku.
Dengan demikian, pelabuhan berkembang menjadi suatu jenis industri
sendiri yang menjadi ajang bisnis berbagai jenis usaha, mulai dari
transportasi, perbankan, perusahaan, leasing peralatan dan sebagainya.
Fungsi dari pelabuhan sebagai entitas industri (industri entity)
dikarenakan pelabuhan dapat miliki kawasan industri(industrial estate/zone)
lengkap denganjaringan & jasa transportasi. Dalam fungsi ini, pelabuhan
dapatmendorong tumbuh dan kembang perdagangan, transportasi,
pelayaran, bahkan mampu menstimulasi perkembangan industri (hinterland)
reversibel (dapat balik).
d) Mata-Rantai Transportasi

Sebagai salah satu mata rantai transportasi dan Node asal sampai Node
tujuan barang. Pelabuhan punya fungsi link, unit kerja menjadi bagian
sistem transportasi laut dan transportasi lain yaitu udara, darat, kereta api
dan sistem perpipaan, khususnya yang berfungsi terminal penerima minyak
dan gas untuk operasi bangunan lepas pantai.

Pelabuhan merupakan bagian dari rantai transportasi. Di pelabuhan


berbagai moda transportasi bertemu dan bekerja. Pelabuhan laut merupakan
salah satu titik dari mata rantai angkutan darat dengan angkutan laut. Orang
dan barang yang diangkut dengan kereta api bisa diangkut mengikuti rantai
transportasi dengan menggunakan kapal laut. Barang-baranga yang diangkut
dengan kapal laut akan dibongkar dan dipindahkan ke angkutan darat seperti
truk atau kereta api, sebaliknya barang-barang yang diangkut dengan truk
atau kereta api di pelabuhan dibongkar dan dimuat ke kapal.

Dalam jaringan transportasi, pelabuhan miliki fungsi penghubung (link),


perantara dua kawasan (interfance), pintu gerbang arus barang (gateway)
dan kawasan perdagangan bebas (free-port) dalam kawasan industri
(industrial estate).

6
B. Pengelolaan Pelabuhan Di Indonesia

Pengelolaan kepelabuhanan Indonesia kombinasi 2 (dua) bentuk pola


pengelolaan yaitu tool-port &operating port. Jadi ada beberapa kelompok
pelabuhan (khususnya pelabuhan umum) secara tidak langsung menerapkan
tool-port di mana PT. Pelindo I-IV menyediakan dan menyiapkan sarana dan
prasarana jasa pelabuhan kemudian diserahkan kepada pihak ketiga untuk
dikelola berdasarkan pertimbangan teknis operasional dan bisnis.

Secara mendasar, PT. Pelindo ditunjuk melayani jasa kepelabuhanan sesuai


UU Pelayaran dengan fungsi Operator Pelabuhan (port-operator). Fakta
lapangan menunjukkan berbagai fasilitas alur pelayaran, kolam sandar, dermaga,
pergudangan, serta fasilitas bongkar-muat disediakan oleh pemerintah melalui
PT. Pelindo, kemudian infrastruktur dan suprastruktur dipakai pihak ketiga
dikenal dengan Terminal Operator dilakukan perusahaan bongkar-muat,
perusahaan pelayaran di Indonesia, atau anak perusahaan dari PT. Pelindo
sendiri.

Proses migrasi operasi jasa kepada pihak ketiga pada banyak aplikasi
timbulkan inefisiensi yang mereduksi kehandalan kepelabuhanan seperti
penetapan & perubahan biaya /biaya penanganan barang subjektif & sepihak.
Sementara relasi horizontal antar institusi pemerintah berkaitan penanganan jasa
kepelabuhanan secara eksis justru merupakan penyebab kontra-produktif kinerja
kepelabuhanan nasional. Banyak institusi miliki dan tetap pertahankan ego
sektoral. Situasi ini semakin memperbesar span of control proses manajemen
penanganan barang dan kapal di pelabuhan.

Karenanya jika persoalan operasi dan teknis timbul di problem spot maka
penanganan relatif sulit dan lambat. Efek yang terlihat & muncul ke permukaan
adalah inefisiensi, ekonomi biaya tinggi, potensi kongesti besar, sulit daya
dukung spasial pengembangan kewilayahan, serta minim ketersediaan finansial
usaha kepelabuhanan. Kemampuan pemasaran relatif minim akibat fungsi
Pelindo sangat pasif dan terkesan dilokalisir pada wilayah daerah, wilayah kerja

7
dan perairan sekitar pelabuhan saja, dan tidak langsung menstimulasi pergerakan
barang di region hinterland dan foreland.

Dari aspek tanggung jawab dan kewenangan pelaku usaha jasa kepelabuhan
adanya suatu pola yang cukup variatif. Faktor utama yang dipertimbangkan
sebagai fungsi variasi tanggung jawab dan kewenangan yaitu; infrastruktur
(sarana fasilitas bangunan dermaga dan pendukung), suprastruktur (peralatan
bongkar muat), pola operasi, dan penerapan tarif jasa yang dihasilkan.

Kelompok pelabuhan khusus dan pelabuhan tidak diusahakan dinyatakan


pelabuhan relatif radikal pengelolaan dibandingkan pelabuhan komersial.
Pelabuhan tidak diusahakan karena fungsi agen pelayan publik maka
pengoperasian tipe ini berkesan sebagai obligasi politik pemerintah kepada
publik dalam menunjang proses perdagangan daerah kurang komersial. Tidak
ada pelaku selain pemerintah, baik pusat maupun lokal (pusat dan
kabupaten/kota).

Pengkutuban serupa (konteks beda) yaitu pada pelabuhan khusus, justru


memiliki kebebasan relatif lebih besar (tertutup) dari intervensi pemerintah
maupun publik dalam kewenangan dan tanggung jawab (pada aspek yg dipakai).
Sedang pelabuhan komersial berada diantara kedua radikalisme, ada keterlibatan
dari pemerintah, operator (PT. Pelindo), dan publik (pihak swasta) dalam
kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan. Walau fakta lapangan, masih
relatif rendah partisipasi publik dalam proses pengelolaan pelabuhan komersial
secara nasional.

C. Kegiatan Ekonomi Penggunaan Jasa Di Pelabuhan


1. STS (ship to ship) Transfer

STS(ship to ship) Transfers adalah alih muatan langsung dari kapal ke kapal
dengan menggunakan pipa atau alat lainnya. Kegiatan ini dilakukan diperairan
sehingga kapal yang melakukan tidak bertambat ditambatan. Selain area perairan
STS transfers ada transfer Anchorage Area(TAA) adalah lokasi yang
diperuntukan untuk tempat berlabuh sementara yang ditetapkan berdasarka
Notice to marine (NTM).

8
Dalam kegiatan STS membutuhkan kondisi dan situasi yang tepat tidak dalam
kondisi sembarangan, peralatan dan perlengkapan kapal juga harus tepat
tersedia, staf darat yang bertugas di kantor pelayaran dan crew kapal harus
berpengalaman atau memiliki pengatuhan tentang STS.

2. Cargo Handling/Terminal Service

Cargo handling adalah kegiatan pelayanan terhadap muatan (keluar dan


masuk) yang melalui pelabuhan, yang meliputi bongkar/muat, pemindahan dari
sisi lambung kapal ketempat penimbunan / penyimpanannya, menyusun dan
meyimpanbarang tersebut serta menyerahkan kepada pemiliknya, atau
sebaliknya meenerima barang dari si pemilik, disusun dalam tempat
penyimpanan, dipindahkan dari tempat penyimpanan ke sisi kapal dan memuat
serta menyusun didalam ruangan muatan kapal, dengan pengertian bahwa
melaksanakan semua kegiatan itu dengan pengetahuan serta keahlian. Adapun
kegiatan cargo handling antra lain adalah:

1. Stevedoring
Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke dermaga /
tongkang / truk atau memuat barang dari dermaga / tongkang / truk ke dalam
kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan derek
kapal atau derek darat.
2. Cargodoring
Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala–jala
(extackle) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudang/lapangan
penumpukan selanjutnya menyusun di gudang/lapangan penumpukan atau
sebaliknya.
3. Receiving/delivery
Receiving/delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari
timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan
menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu gudang/lapangan
penumpukan atau sebaliknya.

9
D. Kondisi Transportasi Laut Indonesia
Pengembangan transportasi laut yang tertinggal, berdampak pada rendahnya
daya saing rantai logistik nasional, data world bank tentang Logistic
Performance Index (LPI) menunjukkan Indonesa berada pada peringkat 63 dari
160 negara pada tahun 2016. Kinerja sistem logistik Indonesia saat ini dapat
dikatakan belum optimal yang ditunjukkan dari keadaan logistik nasional yang
selama ini berjalan. Penggerak utama (key commodity factor) sebagai penggerak
aktivitas logistik belum terkoordinasi secara efektif, infrastruktur transportasi
belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas diantaranya peran
pelabuhan hub yang belum dikelola secara terintegrasi, efektif dan efisien, serta
belum efektifnya intermoda transportasi dan interkoneksi antara infrastruktur
pelabuhan, pergudangan, transportasi dan wilayah hinterland (Cetak Biru
Sislognas, 2010).

E. Dampak Transportasi Laut Terhadap Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19


Pandemi Covid-19 telah berimbas di semua negara, bukan saja
mempengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi juga ekonomi. Di Indonesia
perekonomian anjlok secara signifikan. Sektor pariwisata menjadi sektor yang
paling terpukul. Jasa transportasi yang melekat pada industri pariwisata pun ikut
tertekan dan merata ke seluruh moda, terutama transportasi perairan.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mencatat, kondisi transportasi laut dari
bulan Mei 2020 hingga saat ini telah mengalami pemulihan dengan adanya tren
kenaikan, baik kenaikan jumlah penumpang, maupun kenaikan jumlah angkutan
barang dan logistik. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H.
Purnomo, dibandingkan dengan negara lain, Indonesia diuntungkan dengan
luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang besar, hal ini menyebabkan
kebutuhan angkutan logistik domestik yang cukup tinggi dan tetap
menggerakkan bisnis jasa transportasi laut dan perairan.Badan Penelitian dan
Pengembangan (Litbang) Kementerian Perhubungan berdasarkan sumber dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut merilis, di era pandemi saat ini, sektor
transportasi mengalami penurunan sebesar 30% pada kuartal kedua.
Langkah dan upaya pemulihan terus dilakukan dan mencari jalan keluar
untuk menyelamatkan jasa transportasi, khususnya transportasi laut agar tetap

10
eksis hingga pandemi dapat dikendalikan dan kehidupan perekonomian
menggeliat kembali. Kepala Badan Litbang, Umiyatun Hayati Triastuti,
mengungkapkan, pandemi Covid-19 memang akan menurunkan pertumbuhan
ekonomi, namun upaya sigap dari pemangku kebijakan untuk menyelamatkan
nyawa rakyat Indonesia harus terus dilakukan dan berikhtiar juga melakukan
penyelamatan ekonomi.
Upaya yang keras dan optimisme yang tinggi untuk dapat beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi saat ini. Menurut Umiyatun, optimisme tidak akan
pernah datang jika tidak dilakukan upaya yang keras untuk melakukannya.
Menurut Umiyatun, jasa transportasi laut dan perairan memiliki fungsi strategis,
bukan hanya meningkatkan aktivitas perekonomian saja, tetapi juga menjadi
simbol kekuatan dan kedaulatan negara. Bahkan berperan juga untuk
menyatukan wilayah yang tersebar di Indonesia. Pemulihan bisnis di jasa
trasportasi laut dan perairan di saat pandemi dan pasca pandemi, menurut
Umiyatun sangat penting dilakukan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang Pengaruh Pelabuhan Terhadap Perdagangan


Melalui Laut, maka diambil kesimpulan :

11
1. Dengan adanya pelabuhan, maka dalam proses perdagangan melalui laut
lebih mudah. Pelabuhan membantu proses perpindahan barang yang
diangkut oleh sarana moda transportasi darat lalu di bongkar dan dimuat ke
palka kapal untuk dikirim melalui laut sehingga dapat diterima di pelabuhan
tujuan.
2. Pelabuhan juga ikut menstimulasi industri yang sedang berkembang di
wilayah terbelakang (hinterline) untuk memperluas distribusi produk dari
industri tersebut ke daerah yang lebih luas hingga keluar pulau, ataupun
dalam kegiatan impor bahan baku untuk diolah dan mengekspor hasil
produksi dari industri tersebut. Dengan adanya hal ini maka akan
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi industri itu sendiri dan tenaga
kerja yang ada didalamnya.
3. Dengan melakukan perdagangan melalui laut, maka shipper
(pengusaha/industri) dapat mengirim komoditi dalam jumlah yang besar,
karena dalam penggunaan sarana pengangkutnya adalah kapal yang mampu
memuat barang dalam jumlah besar dan dapat menekan biaya pengiriman.
Tentunya ini menjadi keuntungan tersendiri bagi shipper
(pengusaha/industri) dalam kegiatan bisnisnya.
4. Kondisi transportasi laut pasca pandemi covid-19 saat ini berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi, namun upaya sigap dari pemangku kebijakan untuk
menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia harus terus dilakukan dan
berikhtiar juga melakukan penyelamatan ekonomi. Upaya yang keras dan
optimisme yang tinggi untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi saat ini.
B. Saran

Pelabuhan merupakan sarana yang penting dalam kelancaran perdagangan


melalui laut, maka dari itu pengelolaan dan pelayanan yang baik sangat
diperlukan. Untuk perkembangan lebih lanjut, Salah satu cara agar kegiatan
operasional pelabuhan dapat berjalan baik yaitu semua kegiatan yang dilakukan
harus sesuai prosedur, meliputi pelayanan terhadap kapal/barang, perawatan
sarana dan prasarana pendukung pelabuhan, serta pelatihan sumber daya
manusia yang bekerja di pelabuhan secara berkala agar pekerja dapat menangani

12
pekerjaan yang ada dengan lebih baik demi kelancaran kegiatan di pelabuhan itu
sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, A. (2006). Transportasi: peran dan dampaknya dalam pertumbuhan ekonomi


nasional. Jurnal perencanaan dan pengembangan wilayah wahana
hijau, 1(3), 121-131.

Lasse. 2014. Manajemen Kepelabuhanan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Lasse. 2015. Manajemen Bisnis Transportasi Laut. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Margono, H. N. F., Daulay, I. T., & Patria, H. (2022). Dampak pandemi Covid-19
terhadap portofolio saham bisnis logistik transportasi laut di Indonesia. Fair
Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, 5(1), 389-398.

Pujiastuti, R. R., & Samekto, P. A. (2019). Pemanfaatan Transportasi Laut Untuk


Meningkatkan Pertumbuhan Sektor Pariwisata. Jurnal Sains Dan Teknologi
Maritim, 19(2), 151-164.

Suyono, R.P. 2005. Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta:
Victory Jaya Abadi.

14

Anda mungkin juga menyukai