D r. B a m b a n g I s t i a n t o, M . S i D r s. S e t i o B o e d i A r i a n t o, M M
D r s. I K e t u t m u d a n a , M M S i t i R o f i a h A f r i ya h , S T
iii
Siregar (2012) sedikitnya ada lima peran transportasi yaitu sebagai; perekat
NKRI, menjaga pertahanan negara, mendorong peningkatan mobilitas
para penyelenggara negara, meningkatkan taraf kehidupan ekonomi
masyarakat dan mengembangkan teknologi transportasi. Untuk itu seiiring
dengan arah kebijakan nasional tersebut di atas maka upaya peningkatan
kapasitas pembangunan sektor transportasi laut menjadi agenda strategis
dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Demikian pula sebagai unsur
penunjang sektor transportasi laut yaitu transportasi angkutan sungai,
danau dan penyeberangan merupakan agenda kebijakan yang juga perlu
menjadi perhatian utama. Sebab Indonesia sebagai negara kepulauan yang
terdiri dari pulau besar dan pulau pulau kecil sudah barang tentu tidak
seluruhnya mampu dilintasi oleh kapal kapal yang berkapasitas DWT besar
saja. Untuk itu daratan dan pulau pulau kecil tersebut yang dibatasi oleh
sungai, danau dan penyeberangan yang menggunakan kapal berkapasitas
DWT kecil sesungguhnya menjadi bagian dari sistem transprotasi laut.
Oleh sebab itu, landasan hukum penyelenggaraan transportasi angkutan
sungai, danau dan penyeberangan termasuk diatur dalam undang undang
pelayaran.
Perhatian pemerintah terhadap pembangunan angkutan sungai,
danau dan penyeberangan telah berlangsung yaitu sejak pembangunan
Pelita I pada masa pemerintahan Orde Baru. Potensi transportasi angkutan
sungai, danau dan penyeberangan di Indonesia sangat besar sehingga dapat
dikembangkan menjadi alternatif transportasi jalan raya yang belum bisa
menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena tidak seluruh wilayah
Indonesia bisa di lewati transportasi jalan raya, laut, udara maupun kereta
api. Walaupun perkembangan saat ini peran transportasi angkutan sungai,
danau dan penyeberangan belum optimal. Akan tetapi pada kenyataannya
kehadirannya masih dibutuhkan oleh masyarakat. Misalnya transportasi
angkutan sungai di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, transportasi danau
misalnya di Danau Toba, Maninjau, Singkarak dan Kerinci serta transportasi
angkutan penyeberangan di Merak - Bakahueni, Ketapang - Gilimanuk dan
Bajo - Kolaka.
Terbitnya buku tentang “Pro ile Transportasi Angkutan Sungai, Danau
Dan Penyeberangan Di Indonesia” di samping sebagai bahan informasi bagi
masyarakat umum, pemerhati, praktisi dan para mahasiswa yang menekuni
bidang tersebut juga sebagai bahan masukan bagi pengembangan kebijakan
transportasi angkutan sungai danau dan penyeberangan. Agar di masa
yang akan datang transportasi angkutan sungai danau dan penyeberangan
menjadi agenda utama pemerintah dalam mengatasi problem tranportasi
umum di Indonesia. Di samping itu memperkaya khasanah tentang
transportasi air terutama buku-buku sejenis yang telah terbit lebih dulu.
Isi buku ini bersumber dari hasil survei pada tahun 2011 tentang Studi
Pengembangan Angkutan Penyeberangan Lintas Indonesia - Thailand
Dalam Upaya Mendukung Program Koneksivitas Di Asia Tenggara. Survei
ini dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat
dan Perkeretaapian Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan.
Survei tersebut di lokasi penyeberangan wilayah Sumatera Utara dan
Nanggroe Aceh Darusalam. Tujuan survei tersebut antara lain melihat
potensi transportasi angkutan penyeberangan kedua wilayah tersebut
dalam perspektif menghubungkan jalur perekonomian antar negara
terutama dengan Thailand. Hasil survei tersebut yang menjadi referensi
terutama mengenai potensi pelabuhan penyeberangan di Sumatera
Utara dan Aceh. Demikian pula beberapa pro ile transportasi angkutan
penyeberangan di Merak – Bakauhuni dan penyeberangan Ujung Kamal
Surabaya. Di samping itu itu juga referensi acuan normatif juga menjadi
substansi dalam mendiskripsikan mengenai pro ile transportasi angkutan
sungai danau dan penyeberangan. Karena pengetahuan yang mendalam
tentang transportasi angkutan sungai danau dan penyeberangan justru
dapat diketahui dari peraturan perundangan dan dilengkapi dengan
kajian fakta di lapangan. Dengan beberapa pro ile pelabuhan sungai dan
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
vii
BAB 3 GAMBARAN UMUM POTENSI PELABUHAN PENYEBERANGAN 65
A. Pelabuhan Tanjung Balai ............................................................. 66
B. Pelabuhan Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darusalam .... 112
1
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
A. LATAR BELAKANG
Sejak adanya interaksi antar manusia yang mendiami suatu wilayah
tertentu dengan wilayah lainnya ide transportasi mulai muncul. Wilayah
pemukiman manusia yang dibatasi oleh jarak yang dekat maupun jauh
maka manusia secara evolutif mulai memikirkan sarana dan prasarana
transportasi guna mendukung untuk percepatan mobilitas antar manusia
tersebut. Lambat laun teknologi transportasi mulai berkembang baik di
darat, laut dan udara. Ketiga moda darat, laut dan udara dalam menjalankan
fungsinya yaitu memindahkan barang dan manusia dari tempat satu
ketempat yang lain secara ideal harus diselenggarakan secara terpadu.
Keadaan saat ini perkembangan teknologi transportasi masing masing
moda tersebut sudah sangat maju bahkan mencapai tingkat e isiensi yang
optimal. Jika keterpaduan antar moda tersebut dapat terselenggara dengan
tertib, teratur dan sistematis maka akan tercapai kinerja transportasi
yang e isien dan efektif. Oleh sebab itu, semakin e isien dan efektif kinerja
transportasi berpengaruh positip terhadap e isiensi ekonomi baik skala
local, regional dan nasional bahkan dalam skala internasional.
Dalam konteks Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan yang
banyak terpisahkan oleh laut, sungai dan danau maka peran transportasi
air perlu menjadi perhatian dalam kebijakan transportasi nasional.
Artinya untuk menghubungkan antara satu wilayah dengan wilayah lain di
Indonesia yang sangat luas tidak semuanya bisa dilalui dengan transportasi
darat. Sehingga membutuhkan sarana dan prasarana transportasi air.
Untuk itu sebagaimana dikatakan oleh Siregar (2012) bahwa “transportasi
sungai, danau dan penyeberangan tergolong transportasi air karena
mengoperasikan fasilitas operasi (kapal) dan fasilitas basis (dermaga dan
alur pelayaran) yang sama seperti pada pelayaran di laut”. Selanjutnya
dikatakan “transportasi sungai,danau dan penyeberangan sudah lama
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Pengoperasian moda transportasi
ini meningkat pada masa awal Repelita I sejalan dengan bertambahnya
2
BAB 1 – Pendahuluan
3
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
4
BAB 1 – Pendahuluan
sejak adanya jembatan Suramadu sudah tidak seramai dulu (red, penulis).
Merak – Bakauheni, Ketapang – Gilimanuk, Merak – Panjang, Padang Bai
– Lembar, Galala – Pola dan Bajoe – Kolaka. Selanjutnya dikatakan data
tahun 1987, walaupun data yang sudah sangat lama dan dicantumkan
sebagai catatan historis realisasi angkutan penumpang melalui semua
lintasan penyeberangan itu mencapai 41,6 juta orang, 6,4 juta Ton untuk
angkutan barang dan 3646 ribu buah kendaraan bermotor. Namun dewasa
ini seiring dengan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana pelabuhan
penyeberangan sudah dipastikan akan meningkat dua atau tiga kali lipat.
Terutama pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni dan Ketapang
- Gilimanuk yang sudah dibangun dermaga tambahan dan juga kapal
kapalnya. Kemudian pembahasan selanjutnya mengenai transportasi
danau di Indonesia walaupun dikenal banyak terdapat banyak danau
yang sudah menjadi moda transportasi belum optimal dikembangkan
oleh pemerintah. Misalnya di Sumatera Utara ada danau Laut Tawar (160
Km) dan danau Toba (3000 Km2), di Sumatera Barat dan Jambi yaitu
Danau Maninjau (100 Km2) dan Danau Singkarak (112 Km2) dan Danau
Kerinci (50 Km2). Di Sumatera Selatan dan Bengkulu yaitu Danau Ranau
(122 Km2). Di Kalimantan Timur Danau Jempang (1500 Km2), Danau
Malintang (100 Km2), Danau Semayang (100 Km2), Danau Repeh (100
Km2), Danau Jatur (100 Km2), dan Danau Kanohan (100 Km2). Selanjutnya
di Kalimantan Barat yaitu Danau Moyang (50 Km2), Danau Belian (50 Km2),
Danau Luar (50 Km2), Danau Sekawi (50 Km2), Danau Biawan (50 Km2),
Danau Penyuban (50 Km2), Danau Baniang (50 Km2), Danau Tuang (50
Km2) dan Danau Sentram (50 Km2). Selanjutnya di Sulawesi yaitu ; Danau
Tempe (150 Km2), Danau Poso (340 Km2), Danau Limboto (70 Km2), Danau
Towuti (572 Km2) dan Danau Tondanau (46 Km2). Adapun yang berada di
Papua yaitu; Danau Sentani (9,639 Km2), Danau Rumbebai (13.470 Km2)
dan Danau Paniai (14.150 Km2).
Berdasarkan inventarisasi lokasi dan potensi moda transportasi sungai,
danau dan penyeberangan yang telah dicatat dengan baik oleh Siregar (2012)
5
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
6
BAB 1 – Pendahuluan
B. PERMASALAHAN
Seperti diketahui bersama bahwa persoalan transportasi di Indonesia
masih menjadi persoalan yang kompleks. Permasalahan yang dihadapi
tidak hanya menyangkut persoalan sarana dan prasarana belaka akan
tetapi sudah menyangkut aspek non teknis seperti sosial dan budaya,
politik, ekonomi dan permasalahan kebijakan. Artinya permasalahan yang
kompleks tersebut memerlukan pendekatan yang tepat. Tidak lagi pada
pendekatan yang bersifat parsial akan tetapi pendekatan dalam memandang
masalah transportasi sudah seharus bersifat sistemik. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini mencoba sedapat mungkin melakukan inventarisasi dan
identi ikasi masalah secara lebih akurat dan valid. Membedakan antara
permasalahan pokok dengan symtom atau gejala merupakan persoalan
yang membutuhkan kecermatan dalam melihat transportasi terutama
transportasi sungai danau dan penyeberangan agar sedapat mungkin lebih
proporsional. Beberapa indenti ikasi permasalahan di bidang transportasi
sungai, danau dan penyeberangan yaitu sebagai berikut;
7
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
8
BAB 1 – Pendahuluan
Namun seiring dengan penyajian pro ile angkutan sungai danau dan
penyeberangan baik bersifat normatif, diskriptif maupun data empiristik
sedapat mungkin mampu memberikan jawaban permasalahan di
atas. Meskipun secara parsial dan kemungkinan kurang komprehensif.
Diharapkan dalam pembahasan pada bab selanjutnya dapat memberikan
jawaban permasalahan di atas.
9
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
1. Definisi
a. Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem
pengaturan tata guna lahan secara geogra is dengan sistem
jaringan transportasi yang menghubungkannya, atau aksesibilitas
adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara
lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan “mudah”
atau “susah” nya lokasi tersebut dicapai melalului sistem jaringan
transportasi Black, 1981 dalam Ofyar, (2000).
b. Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi
sebagai jembatan yang berjalan menghubungkan jaringan
jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh
perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta
muatannya (Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan pada Pasal 1 point 13) Transportasi adalah suatu
kegiatan yang menciptakan atau menambah guna (utility), yang
diciptakan oleh kegiatan transportasi melalui guna tempat (place
utility). Menciptakan guna tempat, berkaitan dengan kegiatan
transportasi yang memindahkan barang dari suatu tempat ke
tempat lain. Dengan berpindahnya suatu barang (misalnya
komoditas bahan pangan) dari daerah produksi (pedesaan) ke
daerah pasar (perkotaan), maka gunanya (nilai) barang tersebut
lebih tinggi, Adisasmita, (2011).
10
BAB 1 – Pendahuluan
11
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
12
BAB 1 – Pendahuluan
13
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
14
BAB 1 – Pendahuluan
2.2. Hinterland
Secara har iah hinterland adalah daratan yang berada di belakang
kota atau pelabuhan. Hinterland pelabuhan kemudian diterjemahkan
sebagai kawasan tempat pengguna/pelanggan pelabuhan berada.
Lebih jauh UNESCAP (2005) menyebutkan sejumlah de inisi hinterland
yaitu: Kawasan di mana pelabuhan memiliki posisi monopoli Kawasan
asal dan tujuan pelabuhan yaitu kawasan yang berada dalam cakupan
pelayanan pelabuhan Daratan tempat pelabuhan memberikan jasa
pelayanan dan berinteraksi dengan pelanggan Kawasan pasar yang
dilayani pelabuhan dan asal dari muatan pelabuhan pasar yang
dapat dicapai pelabuhan berdasarkan de inisi di atas maka kawasan
hinterland pelabuhan dapat meliputi satu kepulauan saja atau kota/
kapubaten saja atau provinsi atau negara atau lintasi beberapa
negara. Gambar berikut memaparkan bahwa hinterland pelabuhan
terdiri atas dua bagian yaitu hinterland utama dan margin hinterland.
Hinterland utama merupakan kawasan eksklusif di mana pelabuhan
memiliki posisi monopoli dalam menarik muatan. Kawasan diluar
itu merupakan kawasan kompetitif di mana di kawasan tersebut
pengaruh antara 2 atau lebih pelabuhan saling berkompetisi untuk
mendapatkan muatan. Dalam konsep pelayanan pelabuhan (hub and
spoke), maka pelabuhan lokal atau regional biasanya berlokasi di
dalam kawasan hinterland utama pelabuhan utama (hub port).
15
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
16
BAB 1 – Pendahuluan
17
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
18
BAB 1 – Pendahuluan
19
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
20
BAB 1 – Pendahuluan
b. Kriteria Pelayanan
Angkutan penyeberangan pada dasarnya merupakan bagian
dari angkutan jalan raya, karenanya Penyediaan angkutan
penyeberangan diharapkan dapat mendekati sifat-sifat angkutan
jalan raya. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
penyediaan angkutan penyeberangan adalah:
a. Pelayanan ulang-alik dengan frekuensi tinggi
b. Pelayanan terjadwal
c. Pelayanan realibel (teratur dan tepat waktu)
d. Pelayanan yang aman dan nyaman
e. Tarif yang moderat
f. Aksesibilitas ke terminal angkutan penyeberangan
21
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
22
BAB 1 – Pendahuluan
Lanjutan Tabel.
Tipe Kapasitas FD SPD
Kapal 2-T Penumpang (m) (knot)
A 27 600 3.5 16
B 15 500 2.6 14
C 11 300 2.2 11
D 11 300 2.4 14
E 7 100 1.5 11
Keterangan:
FD = Draught in Full Load
SPD = Speed
23
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Keterangan:
NC = frekuensi kapal/hari
P = volume angkutan barang (ton/tahun)
T = rata-rata volume kargo perjenis kendaraan;
= “maksimum loading perjenis kendaraan x 0,7
N = faktor operasi = 0,4
O = faktor operasi = 0,6
M = kapasitas muat kendaraan maksimum dalam kapal (sesuai
jenis kapal roro)
24
BAB 1 – Pendahuluan
25
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
26
BAB 1 – Pendahuluan
27
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
28
BAB 1 – Pendahuluan
terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian
sungai yang aliranya cepat, akan terjadi pengikisan, sedangkan bagian
tepi sungai yang lamban alirannya, akan terjadi pengendapan. Apabila
hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.
29
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
30
BAB 1 – Pendahuluan
31
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
kanal tersebut dapat menjadi objek wisata air yang sangat terkenal
sejak tahun2002 dan menjadi objek wisata. Di Indonesia cukup
banyak yang potensial dikembangkan menjadi transportasi sungai
seperti di Palembang dengan sungai Musinya. Menurut Susantono
(2014) sesungguhnya kota Pelembang yang dilewati sungai Musi
mengingatkan seperti di Venesia dengan waterways-nya menapaki
aliran sungai yang sangat indah menjadi daya pikat wisatawan
mencapai 22 juta setiap tahunnya. Sedang di Jakarta dengan sungai
Ciliwung dari pada terus-menerus menjadi sumber bencana banjir
sesungguhnya dapat menjadi alternatif mengatasi kemacetan yang
sangat parah di Kota Jakarta. Akan tetapi banyak aspek yang harus
dipenuhi antara lain yang paling utama adalah angkutan sungai harus
terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, misalnya dengan halte
Bus atau dekat dengan statsiun kereta api.
Beberapa pendapat para pakar di atas mengenai transportasi air
memiliki pandangan yang sama bahwa di Indonesia sudah waktunya
secara serius dan focus mengembangkan transportasi air di berbagai
wilayah di Indonesia sebagai penyeimbang transportasi jalan raya
yang sudah semakin padat dan kompleks. Pengembangan transportasi
air sesungguhnya dapat menjadi momentum secara sekaligus
menyelematkan sungai sungai di Indonesia yang mengalami degradasi
dan proses sedimentasi yang sangat massif sangat mengganggu
ketersediaan sumber daya air.
32
BAB 2
RUANG LINGKUP DAN KEGIATAN
PELABUHAN PENYEBERANGAN
33
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
U
raian dan pembahasan pada bab ini muatan materi atau konten
bersumber dari peraturan perundangan yang berlaku di bidang
pelayaran. Oleh karena karakteristik transportasi sungai, danau
dan penyeberangan memiliki kesamaan dengan pelayaran laut. Kesamaan
tersebut meliputi baik sarana yaitu “kapal” maupun prasarananya yaitu
“dermaga”. Di samping itu dengan referensi substansi yang sudah baku dan
menjadi ketetapan dalam operasional penyelenggaran pelayaran justru
dapat menjadi sumber informasi yang akurat dan valid. Terutama yang
terkait dengan terminologi, istilah dan konsep mengenai pelayaran yang
juga digunakan dalam penyelenggaran transportasi angkutan sungai danau
dan penyeberangan. Dengan demikian dapat mengurangi kebingungan
dalam mempelajari transportasi sungai danau dan penyeberangan.
34
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
35
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
36
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
37
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
C. LOKASI PELABUHAN
(1) Penggunaan wilayah daratan dan perairan tertentu sebagai lokasi
pelabuhan ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional. Kemudian lokasi pelabuhan harus disertai dengan
Rencana Induk Pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan. Selanjutnya dalam penetapan
38
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
39
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
40
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
41
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
42
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
43
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
44
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
2. Otoritas Pelabuhan
(1) Otoritas Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam dibentuk pada
pelabuhan yang diusahakan secara komersial.
(2) Otoritas Pelabuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. menyediakan lahan di daratan dan di perairan pelabuhan;
b. menyediakan dan memelihara penahan gelombang, kolam
pelabuhan, alur-pelayaran, dan jaringan jalan;
c. menyediakan dan memelihara Sarana Bantu Navigasi-
Pelayaran;
d. menjamin keamanan dan ketertiban di pelabuhan;
e. menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan;
f. menyusun Rencana Induk Pelabuhan serta Daerah Lingkungan
Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan;
g. mengusulkan tarif untuk ditetapkan Menteri, atas penggunaan
perairan dan/atau daratan, dan fasilitas pelabuhan yang
disediakan oleh Pemerintah serta jasa ke pelabuhanan yang
diselenggarakan oleh Otoritas Pelabuhan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. menjamin kelancaran arus barang.
45
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
46
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
47
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
48
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
49
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
50
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
51
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
52
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
53
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
54
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
55
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
56
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
58
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
59
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
60
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
61
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
62
BAB 2 – Ruang Lingkup dan Kegiatan Pelabuhan Penyeberangan
pelabuhan adalah pegawai negeri sipil. Akan tetapi saat ini hampir
seluruh aparat penyelenggara pelabuhan penyeberangan statusnya
adalah aparat Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun demikian
penyelenggaraan pelabuhan penyeberangan dalam pemberangkatan
kapal tetap mengikuti peraturan kesyahbandaran perhubungan
laut. Demikian pula wilayah yuridiksi nya juga mengikuti peraturan
kesyahbandaran pelabuhan laut yang terdekat. Prosedur operasional
pelabuhan penyeberangan mengikuti peraturan perhubungan laut di
samping faktor safety atau keselamatan kapal juga kerena keaamanan
selam berada di perairan laut.
63
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
64
BAB 3
GAMBARAN UMUM POTENSI
PELABUHAN PENYEBERANGAN
65
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
S
eperti telah diuraikan secara mendalam mulai dari bab I dan II
mengenai transprtasi sungai danau dan penyeberangan mulai dari
pengenalan latar belakang, permasalahan sampai dengan konsep
dan teori merupakan tahapan pengenalan pro ile transportasi sungai
danau dan penyeberangan. Untuk selanjutnya pada bab III dengan
penjelasan gambaran umum dan dilengkapi tampilan beberapa gambar
foto, denah dan maket pelabuhan penyeberangan sedapat mungkin dapat
memberikan pemahaman tentang pro ile transportasi sungai danau dan
penyeberangan. Adapun beberapa contoh gambaran umum mengenatai
transpartasi sungai danau penyeberangan antara; pelabuhan Tanjung
Balai, Lhokseumawe, pelabuhan pelabuhan Merak - Bakeauhuni dan
pelabuhan penyeberangan Surabaya- Kamal Madura.
66
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Pelabuhan
Teluk Nibung Pelabuhan
Bagan Asahan
Sungai Asahan
1. Letak Geografis
Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai secara geogra is terletak
ambang luar di tepi Sungai Asahan dengan koordinat 020 58′ 40” LU dan
990 48′ 20,12” BT.
67
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
a. Hidro Oceanograϐi
1) Hidrogra i Pelabuhan
Pantai sekitar Pelabuhan Tanjung Balai Asahan landai, dasar
lautnya berupa pasir lumpur. Sepanjang 1,1 km dari muara Sungai
Asahan terdapat kedalaman alur yang minimum.
2) Pasang Surut Waktu tolok: GMT + 07.00
Sifat Pasut: Harian Ganda Tunggang air rata-rata pasang purnama
240 cm, dan pada pasang mati 70 cm. Muka surutan (Zo) berada
150 cm di bawah DT.
3) Arus
Pada pasang purnama kecepatan arus pasut 1,5 mil dan surut
lebih dari 3 mil.
4) Cuaca
Hujan terjadi sepanjang tahun di setiap bulannya. Curah hujan
terkecil pada Bulan Februari, Maret dan Juli. Sedangkan curah
hujan terbesar terjadi pada periode Bulan September November.
Suhu udara rata-rata 280C, dengan kedalaman 80%.
5) Penglihatan
Jarak penglihatan mendatar umumnya baik, dapat mencapai lebih
dari 10 Km. Pada saat hujan dan berkabut penglihatan hanya
dapat mencapai kurang dari 5 Km.
6) Tekanan Udara
Tekanan udara rata-rata di kawasan pelabuhan ini berkisar antara
1009 mb - 1013 mb.
2. Fasilitas Pelabuha
a. Luas Kawasan Pelabuhan
Kawasan pelabuhan berbentuk persegi panjang dengan sisi panjang
sejajar dengan tepi Sungai Asahan. Luas lahan pelabuhan lebih kurang
3.6 ha (0,0367 km2).
68
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
69
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
1) Gudang Penumpukan
Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai memiliki 3 unit gedung
penumpukan, sementara di Pelabuhan Bagan Asahan memiliki 1
gedung penumpukan.
2) Lapangan Penumpukkan
Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai memiliki 1 lapangan
penumpukan demikian pula halnya Pelabuhan Bagan Asahan.
70
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
5) Kawasan Perkantoran
Di dalam kawasan Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai,
tersedia fasilitas perkantoran instansi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pelabuhan. Adapun perkantoran yang ada di
kawasan pelabuhan adalah:
71
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
72
Gambar 3.2. Layout Fasilitas Pelabuhan Tanjungbalai (Teluk Nibung)
73
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
2) Dermaga Barang
74
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
3) Dermaga Penumpang
75
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Gambar 3.6. Grafik Arus Lalu Lintas Kapal Barang dan Penumpang Per
tahun 2000-2012
6000
5092
5000
4000
3000
2044
2000
1000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
76
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Gambar 3.7. Grafik lalu lintas kapal barang dan penumpang per bulan
periode 2008- 2012
550
Lalu Lintas Kapal Barang dan Penumpang Perbulan
2008 - 2012
500
450
400
350 2012
2011
300 2010
2009
250
2008
200
150
100
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
77
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Tabel 3.6. Realisasi bongkar muat barang antar pulau melalui Pelabuhan
Teluk Nibung untuk periode tahun 2000-2012
Antar Pulau
Tahun
Bongkar Muat
2000 44,147 86,870
2001 30,937 78,409
2002 30,362 70,856
2003 28,898 69,249
2004 23,964 68,353
2005 22,567 45,119
2006 34,240 71,158
2007 30,181 60,933
2008 62,734 85,894
2009 45,340 95,289
2010 103,613 117,077
2011 63,740 75,623
2012 55,602 70,315
78
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Tabel 3.7. Bobot dan nilai ekspor impor Kota Tanjungbalai melalui Pelabuhan
Teluk Nibung untuk periode tahun 2008-2012
Bobot Volume Nilai/Value
Tahun (Ton) (US$ 000000)
Ekspor Impor Ekspor Impor
2000 56,804 12,892 33.3 2.5
2001 67,230 7,406 16.2 1.5
2002 58,142 67,692 26.4 9.4
2003 46,546 17,775 22.5 6.7
2004 49,489 19,967 22.2 7.5
2005 40,310 57,192 18.0 14.1
2006 34,024 39,869 19.5 22.0
2007 29,542 30,188 18.3 21.8
2008 30,386 65,100 20.7 38.4
2009 24,602 46,981 13.3 17.9
2010 18,202 64,254 12.9 28.5
2011 24,337 54,153 24.8 33.7
2012 38,543 40,498 12.1 21.5
79
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
-
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Lanjutan Tabel.
No. Jenis Komoditas Wilayah Asal Pel. Tujuan Catatan
Ekspor
1 Ikan Segar Tanjungbalai P. Klang
2 Udang Tanjungbalai P. Klang
belacan (sampai ke
Hasil Thailand),
3 P. Klang
laut lain teripang, belacan, ikan
asin
4 Paha kodok P. Klang
Asahan;
5 Sayur mayor P. Klang
Karo (Berastagi)
6 Jahe Karo (Berastagi) P. Klang
Arang Asahan
7 P. Klang
Tempurung (Air Joman)
8 Kepiting Tanjungbalai P. Klang
9 Cabai Bandar Pulau P. Klang
(kulit manis, jeruk nipis,
10 Barang lain P. Klang
ubi jalar, kemiri)
Hewan
11 P. Klang
(kambing)
Sumber: PT. PELINDO I, Cabang Tanjungbalai Asahan
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
-
Ikan Segar Udang Hsl laut lain Paha kodok Sayur mayur Jahe Arang Tempurung Kepiting Cabai Barang lain Hewan (kambing)
81
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Lanjutan Tabel.
Rantai Pasok
Komoditas Total nWaktu
Tahun Ekspor Pelabuhan Daerah Pengiriman
Mayoritas Tujuan (Hari)
Asal Tujuan Konsumen
2013 Jahe Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Ikan Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Ubi Jalar Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Tunas Kol Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
2012 Jahe Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Ikan Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Ubi Jalar Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Tunas Kol Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
2011 Jahe Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Ikan Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Ubi Jalar Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Tunas Kol Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
82
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Rantai Pasok
Komoditas Total nWaktu
Tahun Ekspor Pelabuhan Daerah Pengiriman
Mayoritas Tujuan (Hari)
Asal Tujuan Konsumen
2010 Jahe Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Ikan Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Ubi Jalar Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Tunas Kol Segar P. Klang Tanjung balai Port Klang 14 Jam
Sumber: KPP Bea Cukai Teluk Nibung
83
Tabel 3.10. Realisasi B/M Barang Bulan April 2014
84
Berangkat
Nama Perusahaan & Nama Tipe Ukuran Jenis
No. Kegiatan Ton
Kapal Kapal (GT) Tujuan Tanggal Muatan
1 PT Dewata Samudra Cargo 151 Port Klang 01/04/14 M Ikan segar 7.8
Agung Perkasa M Sayuran 29
KM Camar I M Rempah-rempah 8
M Hasil laut lain 2.7
M Lain-lain 0.5
2 PT Dewata Samudra Agung Cargo 344 Port Klang 03/04/14 M Ikan segar 9.5
Perkasa M Ikan asin 0.6
KM Camar PermaiI M Hasil laut lain 3.5
M Pert/Perk 21.0
M Rempah-rempah 0.4
M Lain-lain 17.5
3 PT Dewata Samudra Cargo 151 04/04/14 M Ikan segar 6.6
Agung Perkasa M Sayuran 35
KM Camar I M Rempah-rempah 24
M Hasil laut lain 5
M Lain-lain 2.7
4 PT Dewata Samudra Cargo 344 06/04/14 M Ikan segar 8.5
Agung Perkasa M Sayuran 35.0
KM Camar Permai M Rempah-rempah 48.0
M Buah-buahan 1.4
M Hasil laut lain 1.8
5 PT Dewata Samudra Cargo 151 08/04/14 M Ikan segar 3.2
Agung Perkasa M Sayuran 20
KM Camar I M Rempah-rempah 14
M Hasil laut lain 9
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Berangkat
Nama Perusahaan & Nama Tipe Ukuran Jenis
No. Kegiatan Ton
Kapal Kapal (GT) Tujuan Tanggal Muatan
6 PT Dewata Samudra Cargo 344 10/04/14 M Ikan segar 8.6
Agung Perkasa M Ikan asin 0.8
KM Camar Permai M Rempah-rempah 24.5
M Buah-buahan 21.3
M Lain-lain 13.0
7 PT Dewata Samudra Cargo 151 12/04/14 M Ikan segar 8.7
Agung Perkasa M Hasil laut lain 1
KM Camar I M Rempah-rempah 3
M Buah-buahan 13
M Lain-lain 34
8 PT Dewata Samudra Cargo 344 13/04/14 M Ikan segar 9.2
Agung Perkasa M Sayuran 27.0
KM Camar Permai M Rempah-rempah 12.0
M Buah-buahan 6.6
M Hasil laut lain 2.0
M Lain-lain 7.0
9 PT Dewata Samudra Cargo 344 15/04/14 M Ikan segar 6.5
Agung Perkasa M Sayuran 30.0
KM Camar Permai M Rempah-rempah 6.0
M Hasil laut lain 11.0
10 PT Dewata Samudra Cargo 344 17/04/14 M Ikan segar 8.2
Agung Perkasa M Hasil laut lain 13.3
KM Camar Permai M Rempah-rempah 26.0
M Buah-buahan 38.0
M Pert/Perk 7.5
M Lain-lain 8.3
85
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Berangkat
86
Nama Perusahaan & Nama Tipe Ukuran Jenis
No. Kegiatan Ton
Kapal Kapal (GT) Tujuan Tanggal Muatan
11 PT Dewata Samudra Cargo 151 18/04/14 M Ikan segar 6.2
Agung Perkasa M Ikan asin 1.7
KM Camar I M Hasil laut lain 1.7
M Buah-buahan 17.6
M Rempah-rempah 36
M Lain-lain 6.5
12 PT Dewata Samudra Cargo 344 20/04/14 M Ikan segar 7.8
Agung Perkasa M Hasil laut lain 3.0
KM Camar Permai M Sayuran 28.0
M Rempah-rempah 4.0
M Buah-buahan 1.0
M Lain-lain 4.0
13 PT Dewata Samudra Cargo 344 21/04/14 M Ikan segar 6.2
Agung Perkasa M Hasil laut lain 2.5
KM Camar Permai M Sayuran 22.0
M Rempah-rempah 2.0
M Lain-lain 2.7
14 PT Dewata Samudra Cargo 344 22/04/14 M Ikan segar 7.1
Agung Perkasa M Hasil laut lain 14.0
KM Camar Mulia M Sayuran 41.0
M Rempah-rempah 2.5
M Lain-lain 26.0
15 PT Dewata Samudra Cargo 344 24/04/14 M Ikan segar 8.6
Agung Perkasa M Hasil laut lain 1.3
KM Camar Mulia M Sayuran 52.0
M Rempah-rempah 39.0
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
M Lain-lain 6.0
Berangkat
Nama Perusahaan & Nama Tipe Ukuran Jenis
No. Kegiatan Ton
Kapal Kapal (GT) Tujuan Tanggal Muatan
16 PT Dewata Samudra Cargo 344 25/04/14 M Ikan segar 6.4
Agung Perkasa M Hasil laut lain 6.8
KM Camar Mulia M Sayuran 25.0
M Rempah-rempah 2.5
17 PT Dewata Samudra Cargo 344 27/04/14 M Ikan segar 10.6
Agung Perkasa M Hasil laut lain 2.0
KM Camar Mulia M Sayuran 49.0
M Rempah-rempah 3.6
M Buah-buahan 0.6
M Lain-lain 4.0
18 PT Dewata Samudra Cargo 344 28/04/14 M Ikan segar 8.5
Agung Perkasa M Hasil laut lain 14.7
KM Camar Mulia M Rempah-rempah 11.2
M Buah-buahan 26.4
M Lain-lain 19.0
87
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
88
Gambar 3.11. Grafik muat ekspor Pelabuhan Teluk Nibung bulan April 2014
120.0
lain2 Perk
bah2an rmph2
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Lanjutan Tabel.
Rantai Pasok
Total Waktu
Tahun Pelabuhan Pengiriman
Daerah Tujuan
Asal Tujuan Konsumen (Hari)
2013 P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
89
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Rantai Pasok
Total Waktu
Tahun Pelabuhan Pengiriman
Daerah Tujuan
Asal Tujuan Konsumen (Hari)
2012 P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
2011 P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
2010 P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
P. Klang Tanjung balai Medan 14 Jam
Sumber: KPPBC Teluk Nibung
90
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
KKOP Imigrasi
Tahun Berangkat LN Datang (Orang() Berangkat (Orang)
Naik (Orang) WNI WNA Jumlah WNI WNA Jumlah
2008 88922 83457 5865 89322 10997 5512 115109
2009 98030 125707 4569 130276 155847 4980 160827
2010 121551 165082 5774 170856 202273 5693 207966
2011 103945 117021 5530 122551 144506 5299 149805
2012 100333 110397 - 110397 152481 - 152481
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai: Tanjungbalai Dalam Angka 2003-2013
225,000
210,000
D_WNI
195,000
D_WNA
180,000
B_WNI
165,000
B_WNA
150,000
135,000
120,000
105,000
90,000
75,000
60,000
45,000
30,000
15,000
-
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
91
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
92
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
5. Hinterland Pelabuhan
Luas wilayah hinterland dari suatu pelabuhan, selain ditentukan oleh
ketersediaan jenis pelayanan pelabuhan dan jaraknya dari pelabuhan
tersebut, juga dipengaruhi oleh adanya interaksi dari pelabuhan lain yang
juga berada di sekitarnya.
Berdasarkan posisinya, hinterland utama Pelabuhan Teluk Nibung
Tanjungbalai meliputi Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan. Lebih
jauh hinterland pelabuhan juga mencakupi kawasan Kabupaten Labuhan
batu dan kawasan bagian Selatan Provinsi Sumatera Utara terutama untuk
angkutan penyeberangan penumpang dan barang ke Malaysia melalui
Pelabuhan Klang. Melalui terminal tersebut angkutan penumpang dilayani
oleh trayek tetap kapal ferry.
Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai menjadi pintu gerbang expor-
impor bagi kawasan hinterland-nya. Secara umum komoditas yang
dihasilkan dari hinterland-nya adalah hasil perkebunan, pertanian, dengan
komoditas andalan sayur mayur dan ikan segar
93
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
94
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
7. Kota Tanjungbalai
1) Letak Geograϐis
Secara geogra is Kota Tanjungbalai berada di Kawasan Pantai Timur
Sumatera Utara, berada pada koordinat 2058’00” lintang utara,
99048’00” bujur timur dengan ketinggian 0-3 meter dari permukaan
laut dan luas wilayah 6.052 Ha.
Keadaan permukaan Kota Tanjungbalai relatif datar. Tabel 3.14
memaparkan rata-rata ketinggian Kota Tanjungbalai per kecamatan,
2) Wilayah Administratif
Secara administratif wilayah Kota Tanjungbalai dikelilingi oleh
Kabupaten Asahan, yaitu sebelah Utara dengan Kecamatan
Tanjungbalai, Kabupaten Asahan, sebelah Selatan dengan Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Asahan, sebelah Barat dengan Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Asahan dan sebelah Timur dengan
Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan.
Kota Tanjungbalai sendiri terdiri dari 6 kecamatan (31 kelurahan
dan 177 lingkungan) yaitu Kecamatan Datuk Bandar, Datuk Bandar
Timur, Tanjungbalai Selatan, Tanjungbalai Utara, Sei Tualang Raso dan
Kecamatan Teluk Nibung.
95
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Tabel 3.16. Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan per Bulan Selama
Setahun Tahun 2012
Hari Hujan
Bulan Curah Hujan
(MM)
1 Januari 7 50
2 Februari 7 60
3 Maret 12 171
4 April 13 124
5 Mei 9 86
6 Juni 6 68
7 Juli 11 192
96
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
8 Agustus 7 207
9 September 9 126
10 Oktober 14 195
11 November 13 193
12 Desember 14 265
Tahun 2012 122 1 745
Sumber: TbDA, 2013
4) Penduduk
Jumlah penduduk Kota Tanjungbalai berdasarkan proyeksi pada tahun
2012 adalah sebanyak 157,175 jiwa. Dengan luas wilayah mencapai
60,52 km2 maka kepadatan penduduk Kota Tanjungbalai adalah 2,597
jiwa per km2.
97
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
98
Gambar 3.14. Peta Geografi Dan Wilayah Administratif Kota Tanjungbalai
99
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
5) Perekonomian
Untuk memantau kondisi perekonomian dan perbaikan perekonomian
suatu daerah maka penggunaan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dan laju pertumbuhan PDRB sebagai indikator kinerja
perekonomian daerah dapat digunakan. Produk Domestik Regional
Bruto adalah suatu indikator makro yang menggambarkan kondisi
ekonomi di suatu wilayah pada satuan tertentu. PDRB atas dasar
harga tetap atau konstan pada tahun tertentu bertujuan untuk melihat
perkembangan PDRB dari tahun ke tahun, dan laju perekonomian
secara riil yang menunjukkan kenaikan/penurunanya yang tidak
dipengaruhi oleh adanya perubahan harga (tanpa in lasi).
Gambar 3.15. Grafik PDRB harga berlaku dan harga konstan tahun
2000
6%
4.98%
5%
4.75% 4.86%
4.01% 4.00%
4% 4.31%
3%
2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 2011 - 2012
101
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
102
Tabel 3.21. Distribusi Persentase PDRB, Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%), 2006-2012
Tabel 3.22. Distribusi Persentase PDRB, Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (%), 2006-2012
LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 20.38% 19.65% 20.73% 20.78% 19.90% 19.61% 19.24%
2. Pertambangan dan Penggalian 2.10% 2.33% 2.46% 2.57% 2.78% 2.80% 2.89%
3. Industri Pengolahan 23.02% 22.27% 22.14% 21.58% 20.86% 20.18% 19.54%
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.76% 0.76% 0.76% 0.77% 0.80% 0.83% 0.83%
5. Bangunan 11.59% 13.45% 10.29% 10.32% 10.44% 10.33% 11.10%
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20.07% 19.76% 21.49% 21.53% 22.18% 22.52% 22.57%
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7.29% 7.25% 7.38% 7.25% 7.15% 7.14% 6.91%
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4.27% 4.46% 4.78% 5.21% 5.25% 5.37% 5.48%
9. Jasa-Jasa 10.51% 10.06% 9.98% 9.97% 10.63% 11.23% 11.44%
PDRB 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
103
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Tabel 3.25. Panjang Jalan Menurut Kelas Jalan di Kota Tanjungbalai (km),
2008 – 2012
Kelas Jalan 2008 2009 2010 2011 2012
Kelas I 0 0 0 0 0
Kelas II 0 0 0 0 0
Kelas III 17 17 17 20.48 15.24
Kelas IIIA 60.9 63.02 63.34 68.26 63.05
Kelas IIIB 40.99 42.41 43.27 46.08 52.97
Kelas IIIC 70.84 72.04 72.28 69.16 86.74
Kelas tidak dirinci 91.16 95.63 99.96 104.84 108.27
Total 280.89 290.1 295.85 308.82 326.27
104
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
b) Kereta Api
Kota Tanjungbalai merupakan salah satu kota di wilayah Sumatera
Utara yang memiliki jaringan pelayanan kereta api dan merupakan
salah satu moda alternatif selain moda jalan, laut dan sungai yang
beroperasi di Kota Tanjungbalai. Jaringan kereta api yang menuju kota
105
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Tabel 3.26. Banyaknya Penumpang Kereta Api dan Nilai Karcis tiap Bulan
di Kota Tanjungbalai, 2012
8. Wawancara
Wawancara dilakukan dalam upaya menggali informasi yang lebih
dalam dan luas serta mendapat sudut pandang dari stakeholder terkait.
Dalam kesempatan ini wawancara di Kota Tanjungbalai dilakukan kepada
Wakil Walikota Tanjungbalai; Pejabat BAPPEDA Kota Tanjungbalai;
Pimpinan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai, dan Pimpinan PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Cabang Tanjungbalai Asahan
106
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
• RT/RW:
• Rencana Angkutan Sungai dan Penyeberangan: Kawasan Pelabuhan
107
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
108
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
109
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Kp. KOGEM
K EC . TA N JU N G B A LA I
KAB. ASAHAN
T A N JU N G B A L A I
PENG O LAHAN PENG O LAHAN PEN G O LAHAN PENG O LAHAN PERGUD ANGAN B PER GUDANGAN B PERGUD ANGAN B PERGUD ANGAN B
IN D U S T R I IN D U S T R I IN D U S T R I IN D U S T R I
BERAT BERAT BER AT BERAT IP A L
PENG O LAHAN PEN G O LAHAN PENG O LAHAN PERGUD ANGAN B PERGUD ANGAN B PERGUD ANGAN B PERGUD ANGAN B
IN D U S T R I IN D U S T R I IN D U S T R I
BERAT BER AT BERAT
PEN G O LAHAN
PEN G O LAHAN
IN D U S T R I
IN D U S T R I
R IN G A N
R IN G A N
PEN G O LAHAN
IN D U S T R I
R IN G A N
PEN G O LAHAN
IN D U S T R I
R IN G A N
PEN G O LAHAN
IN D U S T R I
R IN G A N RUKO
PD AM
PEN G O LAHAN PLN
IN D U S T R I
R IN G A N
SUPERM ARKET
TAM AN KOTA
RU KO
R U S U N /F L A T
RUKO
B R IM O B /K O D A M
S.Unc u Unus
K p .S u ng a i R a ja
L in g ku n ga n V
K E L. S . R A J A
K E C. S . TU ALA NG RAS O
S .A
na
k
R
a ja
S.Anak Raja
110
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
111
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
1. Pendahuluan
Pelabuhan umum Krueng Geukueh Lhokseumawe terletak di pantai
Timur Provinsi Aceh Nanggroee Darussalam, tepatnya lokasi Pelabuhan
berada pada jarak ± 20 km dari Kota Lhokseumawe. Secara administrasi
kawasannya berada di Kelurahan Krueng Geukueh dan Tambon Baroh
Kecamatan Dewantara. Pelabuhan umum Krueng Geukueh Lhokseumawe
yang masih di bawah pengelolaan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang
letaknya berada di pusat kota. Berdasarkan koordinat geogra is, pelabuhan
ini berada pada posisi 05° 10’ 00” LU dan 97° 02’ 00” BT dengan Daerah
Lingkungan Kerja (DLKR) daratan seluas ± 38 Ha, DLKR perairan 10.941
Ha. Dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKP) perairan seluas 9.035 Ha.
Pelabuhan umum Krueng Geukueh Lhokseumawe, mempunyai luas
kolam lebih kurang 900.000 m2 (90 Ha) dengan kedalaman -10 LWS. Hal
ini sangat memadai untuk melayani kegiatan kapal-kapal berbobot besar
yang selama ini masuk ke dermaga antara lain dari PT. Arun LNG, PT. Asean
Fertilizer, PT. Pupuk Iskandar Muda dan PT. KKA (Pabrik kertas).
112
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
113
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
114
Tabel 3.29. Potensi Hinterland Pelabuhan Umum Krueng Geukeuh Lhokseumawe
2003 354,376 148,877 2,984 477,745 13,700,770 11,584,895 23,401 126,950 290,323 1,700,557,279 7,910,077,644 1,381
2004 347,427 136,747 2,740 493,251 14,815,562 12,005,691 37,548 424,466 451,412 3,379,469,493 6,938,664,600 1,105
2005 240,615 125,606 2,516 493,670 10,371,246 7,298,547 39,227 454,380 520,714 3,230,597,900 4,659,892,887 1,656
2006 457,58 137,839 233 502,288 11,411,487 8,057,243 41,581 485,119 562,646 3,173,115,900 1,276,894,012 1,850
2007 212,968 91,435 579 515,974 11,069,116 7,388,154 44,215 527,928 605,621 2,756,319,772 1,899,859,064 2,558
2008 241,595 87,423 2,257 526,293 10,626,351 6,797,101 52,616 865,802 738,857 3,307,853,726 1,633,878,795 3,198
2009 272,709 81,47 5,109 536,819 10,201,297 6,253,333 62,613 1,419,916 901,406 3,969,100,471 1,405,135,764 3,998
2010 260,983 23 5,588 547,352 9,711,635 5,640,506 73,774 2,123,412 1,088,747 4,571,326,387 1,053,851,823 4,773
115
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
116
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
C. Lapangan Penumpukan
1 Lapangan Penumpukan Terbuka 25,158 m2
D. Terminal Penumpang
1 Dalam negeri 290 m2 1 Unit
E. Gudang
1 Gudang 01 40 x 50 m 2,000 m2 1 Unit
2 Gudang 02 30 x20 m 600 m2 1 Unit
3 Raphole (Gudang Terpal) 32 x 10 m 1,280 m2 4 Unit
4 Raphole (Gudang Terpal) 24 x 10 m 240 m2 1 Unit
E. Peralatan
1 Peralatan Apung
a. Kapal Tunda 2 x 1,200 HP 1 Unit
b. Kapal Pandu 2 x 135 HP 1 Unit
c. Kapal Pandu 2 x 125 HP 1 Unit
d. Kapal Kepil 105 HP 1 Unit
2 Peralatan Darat
a. Reacstacker 45 Ton 1 Unit
b. Mobil Crane 45 Ton 1 Unit
c. Mobil Crane 25 Ton 1 Unit
d. Forklift 7 Ton 1 Unit
e. Forklift 5 Ton 2 Unit
f. Forklift 3 Ton 1 Unit
118
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
b. Traϐik Kapal
Data kunjungan kapal di pelabuhan Lhokseumawe tahun 2007-2011
dapat dilihat pada Tabel 3.36 berikut:
119
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
120
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
Tabel 3.37. Proyeksi Trafik Arus Bongkar Muat Barang Dermaga Umum +
Tersus Tahun 2012-2030 (Ton)
Tabel 3.38. Proyeksi Trafik Arus Bongkar Muat Barang Terminal Khusus Tahun
2012-2030 (Ton)
Tahun Ekspor Impor AP Muat AP Bongkar Total
2012 2,261,014 139,293 163,866 2,563,948
2013 1,827,580 146,026 168,581 2,103,819
2014 1,477,234 153,087 173,431 1,726,265
2015 1,194,050 160,499 178,421 1,416,468
2016 965,151 168,248 183,554 1,162,267
2017 780,133 176,383 188,835 953,685
2018 630,582 184,912 194,268 782,536
2019 509,700 193,853 199,857 642,101
2020 411,991 203,226 205,608 526,869
2021 333,013 213,052 211,523 432,317
2022 269,174 223,353 217,609 354,733
2023 217,574 234,153 223,870 291,072
121
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Tabel 3.39. Proyeksi Trafik Arus Bongkar Muat Barang Terminal Umum + Ex.
AAF Tahun 2012-2030 (Ton)
Tahun Ekspor Impor AP Muat AP Bongkar Total
2012 241,858 6,600 61,406 287,707
2013 263,372 7,188 55,957 292,887
2014 287,124 7,829 50,992 298,161
2015 313,018 8,526 46,467 303,530
2016 341,248 9,286 42,344 308,995
2017 372,023 10,113 38,586 314,558
2018 405,573 11,014 35,163 320,222
2019 442,150 11,996 32,042 325,988
2020 482,025 13,064 29,199 331,858
2021 525,496 14,228 26,608 337,883
2022 572,887 15,496 24,247 343,916
2023 624,553 16,877 22,096 350,108
2024 680,878 18,380 20,135 356,412
2025 742,282 20,018 18,348 362,830
2026 809,224 21,801 16,720 369,363
2027 882,204 23,744 15,237 376,013
2028 961,765 25,859 13,885 382,784
2029 1,408,501 28,163 12,653 389,676
2030 1,143,059 30,672 11,530 996,692
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2012
122
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
123
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
124
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
125
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
126
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
127
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
128
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
129
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
130
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
131
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
132
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
133
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
134
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
135
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
136
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
137
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
138
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
139
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
140
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
141
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
142
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
143
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
144
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
145
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Banda Aceh
¾ Kab. Bener Meriah Jalan Lintas Nasional Pelabuhan Krueng
Geukueh
KOTA LHOKSEUMAWE
rencana jalan
Medan
¾ Terminal Angkutan Dalam Kota
Kantor Syahbandar
Terminal Operasi Pelabuhan
Kab. Aceh Tengah Bus
146
BAB 3 – Gambaran Umum Potensi Pelabuhan Penyeberangan
147
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
148
BAB 4
POTENSI EKONOMI PELABUHAN
PENYEBRANGAN
149
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
S
eperti diketahui bersama bahwa peran transportasi dapat
memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi di sepanjang
wilayah yang dilintasi sarana dan prasarana transportasi. Demikian
pula dalam tarnsportasi sungai dannau dan penyeberangan di wilayah
di mana lokasi kegiatan transportasi berada pada umumnya memiliki
potensi yang bisa dikembangkan terutama potensi ekonomi. Sebagaimana
telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pelabuhan Teluk Nibung dan
pelabuhan Lhokseumawe dari hasil studi memiliki potensi ekonomi yang
dapat dikembangkan sebagai pelabuhan penyeberangan lintas negara
antara Indonesia dengan Thailand. Wilayah Tanjung Balai di mana letak
pelabuhan penyeberangan itu berada dan Lhokseumawe hinterland kedua
pelabuhan tersebut merupakan daerah pertanian. Untuk itu potensi
ekonomi yang dapat dikembangkan yaitu hasil produksi pertanian yang
dapat dikembangkan kerjasama perdagangan kedua negara tersebut di
sektor pertanian dan multiplayer effect sektor lainnya. Oleh karena itu
pada bab ini akan membahas potensi ekonomi yang dimiliki di hinterland
kedua pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Teluk Nibung Tanjung
Balai dan Pelabuhan Lhokseumawe.
1. Komoditas Buah-Buahan
Salah satu keunggulan komparatif sektor pertanian di Provinsi Aceh
adalah potensi komoditas buah-buahan yang jumlahnya terdapat 25
menurut jenis. Komoditas tersebut, pada umumnya adalah merupakan
salah satu komponen kebutuhan pokok hidup sehari-hari bagi masyarakat
termasuk di Indonesia dan Thailand. Perkembangan produksi komoditas
buah-buahan di Provinsi Aceh pada umumnya setiap tahun mengalami
perkembangan dan hampir setiap jenis buah-buahan relatif mengalami
150
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
151
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
Tahun
No. Jenis Buahan
2008 2009 2010 2011 2012
22 Melon 203250 140876 287876 178965 240876
23 Markisa 21876 144976 321967 179675 242876
24 Petai 21965 159876 396459 186479 298689
25 Jengkol 23856 176653 401587 196368 387976
Total 2408.534 2.663.711 3.629.731 3.264.714 4.173.754
Sumber: BPS Provinsi Aceh Dalam Angka, 2010, 2010, 2013
Perkembaangan Pro
oduksi Buuah-Buahan di
Propiinsi Aceh
45000
000
40000
000
35000
000
30000
000
Dlm Kwintal
25000
000
20000
000
15000
000
10000
000
5000
000
0
2008 2009 2010 2011 2012
Prod
duksi 240853
34 2663711
1 3629731 3264714 4173754
152
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
2. Komoditas Sayur-Sayuran
Komoditas sayur – sayuran di Provinsi Aceh memiliki potensi yang
cukup besar. selama ini, wilayah Provinsi Aceh boleh dikatakan sebagai
penghasil sayur-sayuran. jenis sayur-sayuran yang ada di Provinsi Aceh
telah beraneka ragam dan diperkirakan terdapat 21 jenis tanaman sayur-
sayuran, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
153
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
154
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
Perkemban
ngan Prooduksi Sayur-Sa
S ayuran
di Prop
pinsi Ace
eh
2500
0000
2000
0000
(Dlm Kwintal)
1500
0000
1000
0000
500
0000
0
20088 2009 2010 2011 2012
Pro
oduksi 15158
800 1458219
9 2023339 1645414 2311989
3. Komoditas Perkebunan
Komoditas perkebunan adalah salah satu komoditas yang memiliki
potensi bisnis baik untuk domestik maupun mancanegara. Provinsi Aceh
selama ini telah memiliki perkebunan yang relatif besar, dan komoditas
tersebut telah banyak di ekspor ke mancanegara. Berdasarkan informasi
155
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
156
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
Perkemb
P bangan P
Produksii Komodditas
Perke
ebunan d
di Propinsi Aceh
h
800
0000
(Dalam ton)
600
0000
400
0000
200
0000
0
2008
8 2009 2010 2011 2012
Pro
oduksi 44803
33 458693 433507 476665 644606
157
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
158
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
Perkem
mbangan n Total Komodita
K as
Ungggulan dii Propinsi Aceh
80000
000
70000
000
60000
000
(Dalam Ton)
50000
000
40000
000
30000
000
20000
000
10000
000
0
2008
8 2009 2010 2011 2012
Prod
duksi 437236
67 45806233 6086577 5386793 7130349
159
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
160
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
Tahun
No Jenis Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
17 Pala 18 22 23 27 32
18 Lada 84 83 88 95 98
19 Kapuk 321 208 108 113 116
20 Gambir 1754 1861 1877 1889 1945
Total 4.548.466 5.566.968 5.575.913 5.942.487 5.773.629
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka, 2010, 2010, 2013
Perkemb
P bangan Produksi
P i Komod
ditas
Perrkebunaan di Pro
opinsi Su
umatera Utara
70000
00
60000
00
50000
00
(Dalam Ton)
40000
00
30000
00
20000
00
10000
00
0
2008 2009 2010 2011 2012
Produ
uksi 4480333 458693 433507 476665 644606
161
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
162
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
Pe
erkembaangan Prroduksi Buah-Bu
B uahan
di Prropinsi SSumatera Utara
2000000
1500000
(Dalam Ton)
1000000
500000
0
2008
8 2009 2010 2011 2012
Pro
oduksi 1633133 1766888
8 1943177 1466538 1787371
163
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
3. Komoditas Sayur-Sayuran
Salah satu komoditas unggulan di Pulau Sumatera Utara adalah
komoditas sayur-sayuran. Jenis syur-sayuran terdapat 19 (sembilan
belas) jenis yang meliputi; bawang merah, kentang, sawi, wortel dan lain
sebagainya. Jenis sayur-sayuran pada umumnya merupakan kebutuhan
sehari-hari bagi masyarakat. Berkenaan dengan itu, jenis sayur-sayuran
tersebut memiliki prospek untuk ekspor. Lebih jelasnya jenis sayur-
sayuran yang berkembang dan sangat diminati masyarakat umum dapat
dilihat pada tabel berikut.
164
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
165
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
12000
000
10000
000
8000
000
(Dalam Ton)
6000
000
4000
000
2000
000
0
2008 2009 2010 2011 2012
Prod
duksi 9215000 917537 1021136 1026689 1102719
166
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
160000
00
140000
00
120000
00
100000
00
(Dalam ton)
80000
00
60000
00
40000
00
20000
00
0
2008 2009 2010 2011 2012
Produ
uksi 1286461
1 1347784 1566987 1487555 1531573
167
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
168
BAB 4 – Potensi Ekonomi Pelabuhan Penyebrangan
169
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
170
BAB 5
PENUTUP
171
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
I
ndonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan bahkan wilayah
daratan dengan wilayah lautan lebih luas wilayah lautannya. Di samping
itu tidak seluruh wilayah Indonesia dapat dilalui dengan transportasi
jalan raya. Sedang dalam perkembangan kota kota di Indonesia saat ini
transportasi jalan banyak mengalami masalah yang kompleks. Untuk
itu transportasi air menjadi alternative yang tepat untuk dikembangkan.
Wilayah Indonesia yang potensil dikembangkan transportasi air atau
waterways yaitu Kalimantan, Papua, Sulawesi sebagian Simatera,
juga sebagian di Jawa dan lain-lain. Ulasan para pakar sebagian besar
mengatakan bahwa transportasi air sesungguhnya jauh lebih e isien dan
efektif dibanding dengan moda yang lain. Prasarana sudah tersedia yaitu
aliran sungai atau danau, membangun dermaga dan penentuan lokasi juga
tidak sesulit membangun Bandar udara atau terminal penumpang angkutan
jalan. Dalam penyelenggaraan transportasi air seperti sungai danau dan
penyeberangan regulasinya mengikuti penyelenggaraan pelabuhan laut.
Oleh sebab itu, peraturan pelaksana kegiatan penyelenggaraan pelabuhan
menjadi salah satu bahasan pada bab II yang disajikan sebagai ruang lingkup
penyelenggaraan pelabuhan penyeberangan. Dengan demikian substansi
pada bab II dapat melengkapi pembahasan pada bab I yang substansinya
masih bersifat umum dan konseptual serta teoritis. Sedangkan pada bab
III dan IV menyajikan fakta empiristik di pelabuhan Teluk Bunng Tanjung
Balai Sumatera Utara dan Pelabuhan Lhokseumawe Nanggroe Aceh
Darusalam. Kedua pelabuhan tersebut menjadi objek studi oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat dan Perkeretaapian
.Hasil studi menemukan bahwa kedua jenis pelabuhan tersebut memiliki
potensi dengan hinterland produksi hasil pertanian sebagai “pelabuhan
penyeberangan lintas antar negara yaitu Indonesia dengan Thailand.
Di samping itu untuk memperkuat penyajian yang lebih lengkap tentang
pro ile tarnsportasi angkutan sungai danau dan penyeberangan yaitu
potret pelabuhan penyeberangan Merak- Bakauhuni dan penyeberangan
Surabaya –Kamal Madura. Gambaran tentang pelabuhan penyeberangan
172
BAB 5 – Penutup
173
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
174
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Junaidi, 2014, Pembangunan Berkelanjutan Jaringan Transportasi
Dalam Kawasan Hutan (Perencanaan Angkutan Sungai Muara Situlen-
Singkil, Provinci Aceh), Penerbit Balitbang Perhubungan,Jakarta
Adisasmita, Adji, 2011, Perencanaan Pembangunan Transportasi, Penerbit
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Haloho, Hervin, 2014 Mahal Amat Sih Transportasi Air Menjadi Penghalang
Wisata Bahari Murah Ke Pulau Berhala, Pernerbit Badan Litbang
Perhubungan, Jakarta.
Hong, Yuan & Lu, Huapu, 2001, Evaluation And AnalysisOf Urban
Transportation Ef iciency In China, InstituteOf Transportation
Engineering Thinghua University, Beijing.
Rusli,Rahmat, 2014, Semi Modernisasi Dermaga Tradisional (Klotok) Balik
Papan- Penajam, Penerbit Badan Litbang Perhubungan, Jakarta
Rodrigue, (2005), Konsep Hinterland Pelabuhan,
Siregar, Muchtarudin, 2012, Beberapa Masalah Ekonomi dan Manajemen
Transportasi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Susantono, Bambang, 2014, Revolusi Transportasi, Penerbit PT.Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
175
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
176
Daftar Pustaka
177
Profile Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Indonesia
178