Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PENELITIAN

EKSISTENSI TRANSPORTASI AIR DI SUNGAI BATANGHARI

MASA KOLONIAL PADA TAHUN 1893-1942

Proposal Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Metodologi Sejarah

OLEH :

MELITA ANGGRIANI SITUMORANG

A1A218036

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
sempurna yang berjudul Eksistensi Transportasi Air di Sungai Batanghari Masa
Kolonial Pada Tahun 1893-1942, sehubung dengan hal itu, perlu kiranya
penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.
Budi Purnomo, M.Hum, M.Pd selaku dosen mata kuliah Teori dan Metodologi
Sejarah yang juga membantu dan mengarahkan penulis hingga selesainya
proposal kali ini.

Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari pengetahuan dan


pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna membangun dan
melengkapi proposal ini agar menjadi lebih baik dan bermanfaat. Akhir kata
semoga penulis ucapkan semoga Tuhan YME membalas budi anda semua.

Jambi, Mei 2021

Penulis,

Melita Anggriani S

Nim. A1A218036

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii

DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 4


1.2 Batasan dan Rumusan Masalah ................................................................. 5

1.2.1 Batasan Masalah .................................................................................. 5

1.2.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

1.4 Tinjauan Pustaka........................................................................................ 5

1.4.1 Studi Relevan....................................................................................... 7

1.4.2 Kerangka Konseptual ........................................................................... 9

1.4.3 Kerangka Berpikir................................................................................ 17

1.5 Metode Penelitian ....................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 21

LAMPIRAN ................................................................................................................. 22
ii
DAFTAR ISI
Table 1.1 Jenis Jenis Angkutan Sungai Tradisional dan Modern..................................... 11

iii
DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir Eksistensi Transportasi Air di Sungai Batanghari


Masa Kolonialisasi Belanda Pada Tahun 1893-1942 ....................................... 17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi atau Transportation diartikan sebagai tindakan atau


kegiatan mengangkut atau memindahkan muatan (barang dan orang) dari
suatu tempat ke tempat lain, atau dari tempat asal ke tempat tujuan
(Adisasmita 2011:1). Fungsi utama Transportasi ada dua yaitu sebagai
penunjang dan sebagai pendorong/pendukung, transportasi diharapkan dapat
membantu membuka keterisolasian, keterpencilan, keterbelakangan suatu
daerah (Adisasmita 2011:11)1.
Banyak jenis transportasi yang digunakan masyarakat di dalam
memenuhi kebutuhan jasa angkutan. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu,
transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi darat terdiri dari seluruh
bentuk alat transportasi yang beroperasi di darat seperti kereta api, angkutan
umum, kendaraan pribadi dan lainnya, atau yang sering dianggap identik
dengan moda transportasi jalan raya (Warpani, 1990). Sedangkan
transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang
untuk memakainya, karena memiliki teknologi yang lebih canggih daripada
jenis transportasi lainnya, sementara Transportasi air merupakan angkutan
yang tumbuh dan berkembang secara alami di Indonesia akibat kondisi
geografis alam yang didominasi periran. Jalan bagi transportasi air ini selain
bersifat alami (laut, sungai, danau), ada pula yang bersifat buatan manusia
(kanal, anjir, danau buatan) atau biasa disebut juga dengan “inland water
transportation” (Chandrawidjaja, 1998:5)2.
Peranan Angkutan Sungai dan Penyeberangan tentu sangatlah
penting. Yakni diperlukan untuk menjangkau daerah terpencil dimana
prasarana jalan raya belum tersedia atau berkembang dengan baik. Di
samping itu, angkutan sungai dan penyeberangan juga dapat dimanfaatkan

1 Kamaludin, Rustian. 1987. Ekonomi Transportasi (Cetakan Pertama).Jakarta: Ghalia Indonesia.

2 Morlok, Ek.1981.pengantar Tehnik dan Perencanaan Transportasi.Penerbit Erlangga:Jakarta.

1
2

untuk mengangkut kebutuhan bahan pokok dan barang dalam jumlah yang
relatif besar dan sebagai alternatif moda Transportasi.
Pada masa pemerintahan Belanda sekitar awal abad kedua puluh tak
satupun sungai di Sumatera yang bisa menandingi kemajuan di Sungai
Batanghari. Tidak sebagaimana sungai sungai lain di pulau Jawa, sungai
Batanghari memiliki keistimewaan tersendiri sebagai sebuah sungai dengan
kelengkapan alat transportasi modern pada masa itu, dimana yang pada
mulanya transportasi air hanya bergantung dari tenaga manusia seperti
sampan, rakit dan kano kemudian ketika Belanda masuk dan mempercepat
perkembangan alat trasnportasi di Sungai Batanghari menjadi tenaga motor,
bahkan perdagangan maupun industri terbesar sepanjang abad XIX
menggunakan alat transportasi air dalam penyaluran barang maupun alat
transportasi masyarakat. Sungai Batanghari menjadi sarana transportasi air
yang ramai digunakan. Hilir mudik kapal-kapal dagang Belanda bahkan
sampan dan perahu kecil milik masyarakat mengangkut barang komoditi
berupa rempah-rempah dan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan masih
beroperasi pada saat itu, mereka membawa masuk komoditi tersebut ke
daerah dalam kota Jambi3.
Dalam kacamata sejarah sistem transportasi sungai sudah dikenal sejak
zaman nenek moyang, selama ribuat tahun yang lalu berprofesi sebagai
pelaut. Sejak Indonesia telah dikenal sebagai “Negara Perahu Tersohor”. 4
Hal ini sejalan dengan isi buku sejara De Oudste Geschiedeni Van De
Archipel bahwa kerajaan Melayu Jambi dari abad ke 7 sampai 13
merupakan daerah maritim yang maju5. Dalam bukunya disebutkan bahwa
nenek moyang bangsa Melayu Jambi membuat perahu dengan hanya
kemampuan yang sederhana, yang mengaitkan beberapa batang bambu
menjadi satu, yang kemudian dikenal sebagai rakit atau gethek. Namun rakit
ini hanya bisa digunakan untuk pelayaran jarak dekat dan hanya cocok
digunakan disungai yang tenang dan tidak bergelombang seperti sungai

3Arsip Daerah Provinsi Jambi No. 20, 2006. A kadar, pengelolaan kemaritiman menuju Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia, lembaga concern, Jakarta, 2015,428
4
Harry Lisbijanto, kapal Penisi, (Yogyakarta, graham Ilmu, 2013), hal 7
5
Wikipedia Ensiklopedia Gratis. Wikipedia. The free encyclopedia , 15 Mei 2018, Web, 12
Mei 2020
3

Batanghari. Namun sekitar abad ke 7 yaitu masa kerajaan melayu Jambi


bentuk rakit merupakan bentuh perahu sederhana yakni batang pohon pisang
yang disatukan dengan tali atau batang dan digunakan untuk menyebrangi
sungai Batanghari untuk menagngkut hasil pertanian6.
Perkembangan transportasi di Sungai Batanghari mengalami
perkembangan pesat sejak awal abad ke-20, dimana Pemerintah Hindia
Belanda mewajibkan penanaman karet dibeberapa afdeeling dan onder-
afdeeling di Residensi Jambi, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat Eropa akan karet. Hal ini menyebabkan banyaknya kelompok
kapitalis dan investor asing dari Inggris, Belanda, Cina, Belgia dan
Amerika. Bahkan sejak saat itu Pelabuhan Jambi menjadi jaringan
transportasi sungai tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang besar seperti
seperti peniche, kampenaar, gustav koeming), Kapal Singkara Koninlijke
Pakketvaart Maatschappij (KPM), hakuileer, tongkang, kapal penumpang,
dan kapal barang yang mengangkut karet rakyat Jambi ke Malaka dan
Singapura. Sungai Batanghari bahkan menjadi sarana transportasi yang
penting dari dan ke dalam huluan untuk mengangkut hasil-hasil bumi.
Begitu juga penduduk di Jambi seberang yang memanfaatkan sampan dan
getek di Sungai Batanghari sebagai sarana transportasi untuk mengangkut
hasil-hasil pertanian, perikanan, dan produk kerajinan ke ibukota Residensi
Jambi7
Sebelum tahun 1978 diperkirakan sudah mulai dibangun dermaga untuk
mempermudah akses pemerintah Belanda yang ada di Jambi dari sanalah
kapal kapal layar Belanda yang berukuran besar mulai beroperasi dalam
bidang perdagangan dan mengumpulkan rempah rempah. Dermaga yang
dibangun pemerintah Belanda merupakan Dermaga apung sehingga kapal
kapal besar milik Belanda tidak dapat bersandar di dermaga yang telah
dibuat oleh sebab itulah dibutuhkan transportasi air lain untuk memudahkan
dalam menagngkut barang, dari sinilah perahu perahu tongkang mulai
6
Ibid,
7
Siti Heidi Karmela, 2014. Jurnal Ilmiah Dikdaya PELABUHAN JAMBI SEJARAH DAN
PERKEMBANGANNYA. Vol 4, No 02 (2014)
4

digunakan oleh pihak Belanda dimana kegunaannya tak lain ialah untuk
memuat barang sehingga dapat sampai kedermaga. 8
Sejauh penulis ketahui, penelitian yang mengkaji tentang eksistensi
transportasi air sudah ada yang menulisnya seperti dalam jurnal yang ditulis
oleh Nugroho Kartiko Adi yang berjudul “Peranan Sungai Kalimas Sebagai
Sarana Transportasi Sungai Kota Surabaya Tahun 1900-1952” Volume 7,
No. 1 Tahun 2019, yang membahas mengenai sarana transportasi air di
sungai Kalimas sejak tahun 1900-1952 namun lebih membahas kearah
perdaganan yang melewati rute Sungai Kalimas. 9

Ada juga skripsi yang dituis oleh Harmis Kartini tahun 2006 yang
berjudul Kajian Penggunaan Moda Transportasi Sungai di Kota Jambi yang
lebih menekankan pembahasannya mengenai presepsi masyarkat mengenai
eksistensi penggunaan transportasi air di Kota Jambi10

Kemudian. Skripsi yang ditulis oleh Akbar Bakar tahun 2018 yang
berjudul Analisis Kebutuhan Angkutan Penyebrangan Sungai Jenebereng di
Desa Taeng Kabupaten Gowa, yang membahas mengenai kebutuhan
angkutan penyebrangan di Sungai Jenebereng11

Penulis menyadari bahwa penelitian yang menyangkut tentang


transportasi air yang memakai kajian sejarah sudah cukup banyak, namun
tempat dan waktu serta identifikasi masalah tidak akan menghasilkan bentuk
penelitian dan penulisan yang sama. Selain itu yang mengkaji tentang
transportasi air di sungai Batanghari tidak lah banyak tentu sangat menarik
untuk di kaji melihat dari latar belakang bahwa transportasi air di sungai
Batanghari adalah sungai dengan mode trasnportasi air yang cukup maju
dimasa kolonialisasi Belanda.

8
Sugianto, Rustandi, Dunia Maritim, Direktoral Jendral Perhubungan Laut, Jakarta,1978, 8
9
Nugroho, Kartiko. 2019. Peranan Sungai kalmias Sebagai Sarana Transportasi
SungaiJanebereng. Surabaya Tahun 1900-1952. Jurnal Pendidikan Sejarah Univeritas
Surabya. Volume 7, No. 1 Tahun 2019.
10
Yosephine Harmis.2014.Kajian Penggunaan Moda Transportasi Sungai Di Kota Jambi.
11
Akbar, Bakar.2018.”Analisis Kebutuhan Angkutan Penyebrangan Sungai Jenebereng di
Desa Taeng Kabupaten Gowa”. Surabaya
5

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut


mengenai sungai Batanghari kota Jambi. Selain itu kajian mengenai peranan
sungai Batanghari sebagai sarana transportasi di kota Jambi tahun 1893-
1942 belum pernah dilakukan di Universitas Negeri Jambi, khususnya di
jurusan Pendidikan Sejarah. Inilah yang menjadi salah satu faktor
pendorong penulis untuk mengulas permasalahan tersebut. Untuk itu penulis
ingin menyajikan tulisan ini secara utuh, yang isinya menjelaskan tentang
eksistensi Transportasi air di Sungai Batanghari masa kolonial Belanda pada
tahun 1893-1942.

1.2 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah

Transportasi air disungai Batanghari sangatlah memegang peranan


penting dalam kehidupan masyarakat dimana dalam hal ini alat transportasi
air memiliki eksistensi sebagai alat transportasi vital baik yang digunakan
oleh masyarakat lokal sebagai alat penyebrangan maupun mencari ikan serta
transportasi perdagangan yakni pengankut barang. Berdasarkan pada latar
belakang masalah diatas, maka dalam tulisan ini perlu dibuat pembatasan
kajian, tempat dan waktu.
Dalam batasan spasial adalah Sungai Batanghari di Provinsi Jambi,
karena eksistensi transportasi air di Sungai Batanghari tidak terlepas dari
pengaruh kolonialisasi Belanda di Jambi.
Semntara sebagai batasan temporal penulis membatasi pada tahun 1893-
1942, karena pada tahun 1893 merupakan masa awal berkembangnya
transportasi air disungai Batanghari dan semakin berkembang saat Belanda
mengambil alih pemerintahan di Jambi memasuki tahun Sembilan puluhan.
Sedangkan yang menjadi akhir batasannya pada tahun 1942 dimana pada
saat itu merupakan masa peralihan kekuasaan Belanda kepada Jepang yang
berdampak pula terhadap kekuasaan Belanda di Jambi.
6

1.2.2 Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis mengarahkan tulisan ini


dengan rumusan permasalahan “Bagaimana Ekistensi Transportasi Air di
Sungai Batanghari Masa Kolonial Pada Tahun 1893-1942”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Secara garis besar tujuan penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan


dan menjelaskan Ekistensi Transportasi Air di Sungai Batanghari Masa
Kolonial Pada Tahun 1893-1942

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan ini dilihat dari teoritis dan segi akademis,
antara lain di jelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan dibidang sejarah, terutama
mengenai Ekistensi Transportasi Air di Sungai Batanghari Masa Kolonial
Pada Tahun 1893-1942

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Universitas Jambi


Hasil penelitian ini memberikan sumbangan khasanah penelitian yang
dijadikan dokumen dan dapat dijadikan acuan penelitian. Khususnya
penelitian mengenai Ekistensi Transportasi Air di Sungai Batanghari
Masa Kolonial Pada Tahun 1893-1942.
b. Bagi Daerah Jambi
Penelitian ini diharapkan agar masyarakat khususnya yang bertempat
tinggal di dearah Jambi mengetahui Ekistensi Transportasi Air di
Sungai Batanghari Masa Kolonial Pada Tahun 1893-1942.
7

c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam melakukan
penelitian. Serta menambah pengetahuan peneliti tentang mengenai
Ekistensi Transportasi Air di Sungai Batanghari Masa Kolonial Pada
Tahun 1893-1942
1.4 Tinjauan Pustaka

1.4.1 Studi Relevan

Sejauh ini yang diketahui oleh penulis hingga saat ini tulisan yang
dengan kompherensif membahas mengenai Ekistensi Transportasi Air di
Sungai Batanghari Masa Kolonial Pada Tahun 1893-1942 belum ada yang
menulis. Adapun beberpa penelitian yang meninggung namun untuk tempat,
waktu dan kharakteristiknya sangatlah berbeda serta biasanya mencakup hal
yang lebih luas mengenai eksitensi Transportasi atau elsistensi transportasi
air didaerah lain. Akan tetapi dari beberapa tulisan yang ditemui ada
beberapa sumber karya tulis membahas mengenai tema yang dapat
dijadikan perbandingan oleh penulis tentang sejauh mana masalah yang
akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu:

Pertama, jurnal yang disusun oleh Nugroho Kartiko Adi yang berjudul
“Peranan Sungai Kalimas Sebagai Sarana Transportasi Sungai Kota
Surabaya Tahun 1900-1952” Volume 7, No. 1 Tahun 2019. Dalam jurnal
ini beliau membahas mengenai sarana transportasi air di sungai Kalimas
sejak tahun 1900-1952 namun lebih membahas kearah perdaganan yang
melewati rute Sungai Kalimas.12
Kedua, skripsi karya Yosephine Harmis Kartini yang berjudul Kajian
Penggunaan Moda Transportasi Sungai di Kota Jambi dalam skripsinya
beliau lebih menekankan pada pembahasan mengenai faktor yang
mempengaruhi eksistensi transportasi air di Kota Jambi serta presepsi
masyarkat mengenai eksistensi penggunaan transportasi air di Kota Jambi13.

12
Nugroho, Kartiko. 2019. Peranan Sungai kalmias Sebagai Sarana Transportasi
SungaiJanebereng. Surabaya Tahun 1900-1952. Jurnal Pendidikan Sejarah Univeritas
Surabya. Volume 7, No. 1 Tahun 2019.
13
Yosephine Harmis.2014.Kajian Penggunaan Moda Transportasi Sungai Di Kota Jambi
8

Ketiga, skripsi karya Akbar Bakar yang berjudul Analisis Kebutuhan


Angkutan Penyebrangan Sungai Jenebereng di Desa Taeng Kabupaten
Gowa, dalam skripsi ini membahas mengenai kebutuhan angkutan
penyebrangan di Sungai Jenebereng Masyarakat Kabupaten Gowa
khususnya masyarakat Desa Taeng yang notabenenya berekonomi
menengah kebawah dan melakukan aktifitas sehari-hari di Kota Makassar
sangat mengandalkan angkutan penyeberangan sungai yang ada di Sungai
Jeneberang untuk lebih mengefesiensikan waktu dan jarak tempuh yang
harus dilalui, selain itu untuk menghindari kemacetan yang sering terjadi
terutama di jembatan kembar yang menghubungkan antara Kota Makassar
dan Kabupaten Gowa. Angkutan penyeberangan sungai yang ada masih
belum bisa dikatakan layak dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Permasalahan yang ada pada lokasi penelitian sesuai dengan pengamatan
awal peneliti mengenai kondisi eksisting Sungai Jeneberang yang perlu
dikaji kelayakannya untuk digunakan sebagai prasarana transportasi sungai,
sarana berupa kapal dan prasarana dermaga yang digunakan masih belum
sesuai dengan standar (bersifat tradisional).14
Sementara dalam penelitian ini penulis lebih menekankan fokus
penelitian kepada eksistensi transportasi air di sungai Batanghari pada masa
kolonialisasi Belanda di Jambi yang dimulai pada tahun 1893 sampai tahun
1942. Dimana dalam hal ini penulis akan membahas mengenai keadaan
serta perkembangan transportasi air di Sungai Batanghari pada masa
kolonial, serta bagaimana kontribusi masyarakat dalam perkembangan
Transportasi air di Sungkai Batanghari dimasa kolonial serta pengaruhnya
terhadap kehidupan masyarakat pesisir Batanghari. Disamping itu, dalam
proposal ini penulis juga berusaha memaparkan mengenai jenis transportasi
air yang tersedia di Sungai Batanghari pada tahun 1893 sampai 1942, baik
itu transportasi yang digunakan untuk kepentingan pemerintah kolonial
maupun masyarakat setempat.

14
Akbar, Bakar.2018.”Analisis Kebutuhan Angkutan Penyebrangan Sungai Jenebereng di
Desa Taeng Kabupaten Gowa”. Surabaya
9

1.4.2 Kerangka Konseptual

Penelitian ini mengkaji tentang eksistensi Transportasi air di Sungai


Batanghari masa kolonialisasi Belanda pada tahun 1893-1942, karena
Sungai Batanghari telah banyak digunakan sebagai jalan bagi lalu lintas
transportasi air yang berkembang pesat sejalan dengan mobilitas penduduk
yang mulai memadati onder Afdeling Jambi. Pemerintah Hindia Belanda
banyak melakukan sumbangsih terhadap kegiatan perencanaan dan
pengoperasian sistem trasportasi atau Transportation Management yang
dilakukan hampir diseluruh daerah Onder Afdeling Jambi pada saat itu.
Menurut Khisty dan lall Transportation Management adalah sebuah
proses perencanaan dan pengoperasian sistem transportasi kearah
peningkatan akses dan mobilitas arus kendaraan, barang, dan orang yang
maksimal dengan mengehemat sumber keuangan, dan nenergi sehingga
mejaga mutu lingkungan dan kehidupan. Secara sederhana membahas
konsep untuk memksimalkan mobilitas pergerakan15
Menurut Nasution (2008:90) Transportation Management adalah
kegiatan yang dilaksakanan oleh bagian treansportasi atau unit dalam
organisasi industry atau perdagngan atau jasa lain (manufacturing Business
and Service) untuk memindahkan/mengangkut barang atau penumpang dari
suatu lokasi ke lokasi lain secara efektif dan efisien16.
Transportasi adalah kegiatan memindahkan atau mengangkut sesuatu
dari suatu tempat ketempat lain yang berarti transportasi juga merupakan
suatu proses, yaitu proses gerak, proses pindah dan proses mengangkut
(Moerlok, 1981). Dalam teorinya disebutkan bahwa moda transportasi
merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut yang
digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. 17

15
Muhamad Hassan. Sistem Transportasi.
Https//www.slideshare.net/mobile/hassani4/manajemen-trasportasi-47969403.17 Mei
2020
16
Annisa. 2015. Pengaruh Waktu Tambat Kapal Terhadap Kinerja Operasional PT.
Samudera Indonesia Di Pelabuhan Ciwandan Tahun 2015. Sekolah Tinggi Manajemen
Transportasi Trisakti.
17
Morlok, Ek.1981.pengantar Tehnik dan Perencanaan Transportasi.Penerbit
Erlangga:Jakarta.
10

Fungsi utama Transportasi ada dua yaitu sebagai penunjang dan


sebagai pendorong/pendukung. Pertama, Transportasi berfungsi sebagai
penunjang yaitu transportasi itu melayani pengembangan kegiatan sector–
sektor lain yaitu sector pertanian, industri, perdagangan, pendidikan,
kesehatan, pariwisata transmigrasi dan lainnya. Kedua, Transportasi sebagai
pendorong pembangunan, dimaksudkan bahwa pengadaan/ pembangunan
fasilitas (prasarana dan sarana) transportasi diharapkan dapat membantu
membuka keterisolasian, keterpencilan, keterbelakangan suatu daerah
(Adisasmita 2011:11).
Sistem transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang berjalan di
darat, berlayar diperairan laut dan pedalaman, serta moda yang terbang di
udara (Moerlok, 1981). Klasifikasinya tersebut dijelaskan oleh Moerlok
sebagai berikut:18
1. Transportasi Darat
Transportasi darat adalah seluruh transportasi yang beroperasi di
darat atau biasa disebut dengan tranposrtasi jalan raya (Adisasmita
2011:11).. Berdasarkan komponen prasarana transportasi darat terdiri
dari dua kelompok, yaitu:
1. Jalan yang berupa jalur gerak seperti jalan raya, jalan baja, jalan air,
jalan udara, dan jalan khusus.
2. Terminal yang berupa suatu tempat pemberhentian alat transportasi
guna menurunkan atau menaikkan penumpang dan barang seperti:
a. Terminal jalan raya (stasiun bus, halte bus, dll)
b. Terminal jalan rel yaitu stasiun kereta api
c. Terminal jalan khusus seperti gudang 19
2. Transportasi Udara
Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan
banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang
lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat
dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Pengertian transportasi
udara ini lebih mirip dengan menurut Konvensi Chicago 1994, yaitu
18
Ibid
19
Adisamita Raharjo, 2011. Manajemen Transportasi Darat. Penerbit Graha Ilmu
11

“setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya
angkat dan reaksi udara.20
3. Transportasi Air
Transportasi air merupakan angkutan yang tumbuh dan berkembang
secara alami di Indonesia akibat kondisi geografis alam yang memiliki
banyak perairan. Jalan bagi transportasi air ini selain bersifat alami (laut,
sungai, danau), ada pula yang bersifat buatan manusia (kanal, anjir, danau
buatan) atau biasa disebut juga dengan “inland water transportation”
(Chandrawidjaja, 1998:5). Peranan Angkutan Sungai dan Penyeberangan
tentu sangatlah penting. Yakni diperlukan untuk menjangkau daerah
terpencil dimana prasarana jalan raya belum tersedia atau berkembang
dengan baik. Di samping itu, angkutan sungai dan penyeberangan juga
dapat dimanfaatkan untuk mengangkut kebutuhan bahan pokok dan barang
dalam jumlah yang relatif besar dan sebagai alternatif moda Transportasi.21
Pelayanan transportasi air meliputi transportasi Tradisional dan
modern, Sarana transportasi air tradisional pada umumnya menggunakan
kapal bertipe kecil dengan kepemilikan masyarakat atau perorangan
contohnya sampan, rakit, jukung, kano, klotok dan perahu layar. Sedangkan
transportasi modern merupakan jenis transportsi air yang sudah mengalami
perkembangan mulai dari mesin hingga bentuknya sudah menyesuaikan
dengan perkembangan zaman akibat kemajuan teknologi contohnya kapal
Feri, Speedboat dan kapal selam22. Beberapa jenis angkutan sungai
tradisional dan modern dapat dilihat pada tabel dibawah:
Table 1.1 : Jenis Jenis Angkutan Sungai Tradisional dan Modern

No. Jenis-Jenis Nama Alat Penjelasan Jenis Tahun Muncul


(Kegunaan di
Transportasi Transportasi Transportasi
zaman Belanda)
Air Air
1 Tradisional Sampan digunakan untuk Pertama kali
memindahkan
20
Dr. Andriansyah, M.si. 2015.Manajemen Transportasi Dalam Kajian Dan Teori. Cetakan
pertama. Jakarta: universitas Prof. Dr, Moestopo Beragama
21
Ibid, hal. 126
22
Dyah Pradhitya. 2018.analisa system pelayanan transportasi sungai yang berpengaruh
pada angkutan sungai Banjarmasin. Vol 16 no. 2 Universitas Muhammadiyah.
12

manusia atau ditemukan


barang dari sisi
sekitar abad 19
sungai yang satu
ke sisi yang
lainnya. Sampan
biasanya dibuat
secara manual
oleh manusia,
hanya dengan
menyusun
beberapa kayu
yang diikat erat.
Lebar sampan
sesuai dengan
kebutuhan yang
dibutuhkan.
Rakit Rakit adalah Cukup popular
susunan benda sekitar tahun
yang 1884 digunakan
mengapungdan oleh industry
berbentuk datar logging Belanda
untuk perjalanan untuk pengiriman
diatas air. gelondong kayu
(Tommy
H.Purwaka,
1993)
Jukung Perahu kecil Muncul pada
bercadik kayu abad 18 , pernah
dari suku Bajnjar digunakan dalam
yang biasanya peperangan
digunakan melawan
mneangkap ikan Belanda di
Martapura
Kano Perahu kecil dan Digunakan pada
sempit yang masa Belanda
biasanya pada system
digerakan cultur stelsel
13

manusia. yaitu pada tahun


Bentuknya lancip 1720-1870
dengan kedua dimana kano
ujung yang milik Belanda
terbuka sudah dilengkapi
dengan laar
namun milik
beberapa
masyarakat hany
menggunakan
tenaga dayung(
irfan Teguh,
2019)
Tongkang Merupakan jenis Sudah ada sejak
perahu yang abad ke 15 dan
digunakan untuk digunakan oleh
mengangkut kerajaan
barang Majaphit, namun
dizaman Belanda
kembalipopuler
sebagai kapal
muat milik
Belanda
(Wikipedia,2003)
Perahu Layar Kapal yang Perahu layar
digerakan dipercaya sudah
melalui layar dan ada sejak zaman
memanfaatkan nenek moyang,
tenaga angin namun zaman
sebagai Belanda terdapat
pendorongnya 4 kapal layar
yang popular
14

yaitu Hollandia,
amsetrdam,
mauritus, Duijfe
yang dibuat pada
tahun 1594
2 Modern Kapal Feri Kapal Di zaman
penyebrangan Belanda sudah
yang biasa ada beberapa
disebut jenis kapal feri,
transportasi jarak namun yang
dekat lebih ppuler
adalah jenis
amsterdam dan
hovercraft yang
muncul ditahun
1960an
Speedboat Perahu motor Pertama kali
bertenaga mesin muncul ada
yang dapat tahun 1946 yang
melaju dengan dikenal dengan
kecepatan tinggi the black
namun hanya speedboat yang
bermuatan 1-2 diperkenalkan
orang oleh John Lie
untuk menembus
blockade
Belanda pada
saat itu.
Kapal Selam Kapal yang Dibuat pada
bergerak tahun 1947
dibawah bermaksud untuk
permukaan air menmabah
15

yang biasanya armada laut


digunakan Indonesia dibuat
sebagai oleh Letnan J
transportasi Jinaga seorang
militer lulusan akademi
angkatan laut
Den Helder
Belanda

Transportasi air merupakan moda angkutan yang paling efektif


untuk angkutan jarak jauh dalam jumlah penumpang maupun barang dengan
jumlah yang besar. Pelayaran dapat berupa pelayaran pantai, pelayaran antar
pulau, pelayaran samudera ataupun pelayara pedalaman melalui sungai.
Sama halnya dengan sungai sungai lain dibeberapa daerah, di Provinsi
Jambi Transportasi sungai sudah digunakan sejak lama bahkan telah
membudaya bagi masyarakat di Seberang Kota Jambi. 23 Keberadaan Sungai
Batanghari di Kota Jambi menjadi pusat aktivitas pertama masyarakat.
Sehingga transportasi sungai juga merupakan transportasi utama bagi
masyarakat pinggiran Sungai Batanghari.
Transportasi air yang digunakan masyarakat sekitar sungai
Batanghari adalah berupa sampan atau perahu dayung yang terbuat dari
kayu. Perahu ini berukuran lebar 1,5 meter dan panjang 5 meter. Bentuk dari
perahu dayung ini memiliki bagian depan/haluan yang sama persis dengan
bagian belakang/buritannya. Keberadaan perahu dayung ini berkembang
hingga abad dua puluhan yakni sampai pemerintahan Belanda berkuasa di
tanah pilih Jambi.24
Kemudian dimasa pemerintahan Belanda Perkembangan teknologi
memacu perkembangan dalam segala bidang termasuk bidang transportasi,
kapal kapal dagang Belanda yang berteknologi mesin berlayar membawa

23
Yosephine Harmis.2014.Kajian Penggunaan Moda Transportasi Sungai Di Kota
Jambi.Universitas Negeri Batanghari
23
Ibid
24
Ibid
16

barang barang dagangan, dan barang dagangan tersebut akan dimuat


kedalam tongkang sebelum akhirnya berlabuh di didermaga. Kemajuan
teknologi yang dibawa oleh Belanda tersebut tentu berpengaruh pada
transportasi sungai saat ini dimana dengan ditemukannya mesin dan bahan
bakar yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, perahu dayung
bertransformasi menjadi perahu mesin yang oleh masyarakat Jambi disebut
Perahu Ketek karena suara mesinnya yang berbunyi tek tek tek dan cukup
keras. Perahu mesin ini tidak jauh berbeda dengan perahu dayung, hanya
saja bagian depan dan belakangnya dibuat berbeda dimana dibagian
depan/haluan dibuat lebih runcing dan bagian belakang/buritan dibuat tidak
runcing karena merupakan tempat untuk meletakkan mesin dan kemudi.
Lebar perahu ini kira-kira 2,5 meter dengan panjang bervariasi antara 6-8
meter.25

25
Ibid, hal.310
17

1.4.3 Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir Eksistensi Transportasi Air di Sungai Batanghari

Masa Kolonialisasi Belanda Pada Tahun 1893-1942

Transportation Management

Transportasi

Udara Air Darat

Jenis Jenis Transportasi Air

Tradisional Modern
(Sampan, Kano, Jukung, ( Kapal Feri, Speedboat, kapal Selam)
Klotok, Rakit, Perahu Layar)

Transportasi Air di Sungai Batanghari

Masa Kolonialisasi Belanda

Bagan I : Kerangka Berpikir Eksistensi Transportasi Air di Sungai


Batanghari Masa Kolonialisasi Belanda Tahun 1893-1942

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan


pendekatan historis, metode yang digunakan ini adalah metode penelitian
sejarah. Menurut Nugroho Notosusanto. Metode penelitian sejarah adalah
sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematis dalam mengumpulkan bahan
18

bahan sejarah, menilai secara kritis, dan kemudian menyajikan suatu sintesa
dari hasil hasilnya, atau dapat dikatakan bahwa metode penelitian sejarah
adalah sarana sejarah untuk melaksanakan penelitian dan penulisan
sejarah26. Adapun metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini
adalah Heuristik (pengumpulan data), kritik sumber (pengujian), analisis
dan interpretasi, dan historiografi (penulisan sejarah) 27

Langkah pertama adalah heuristik atau pengumpulan sumber yaitu


mencari dan menumpulkan data sejarah serta sumber sumber yang relevan
melalui studi kepustakaan. Langkah awal yang dilakukan adalah
pengumpulan sumber sumber primer atau sumber pertama (primery
source)berupa arsip-arsip yang menyangkut tentang eksistensi transportasi
air di sungai Batanghari masa kolonial pada tahun 1893-1942. Arsip yang
digunakan adalah dokumen dokumen pemerintah dan dokumen kemaritiman
yang termasuk didalamnya dokumen perkembangan transportasi di Sungai
Batanghari serta arsip mengenai kekuasaan Belanda di Provinsi Jambi yang
dapat dijadikan fakta untuk melihat eksistensi transportasi air di sungai
Batanghari pada masa kolonial. Sumber tersebut diperoleh dari kantor
kearsipan Provinsi Jambi dan Perpustakaan daerah Provinsi Jambi. Langkah
berikutnya adalah mengumpulkan Sumber sekunder dengan mencari buku
buku yang relevan dalam menyelesaikan topik yang diteliti di berbagai
perpustakaan, di antaranya perpustakaan Universitas Jambi, perpustakaan
FKIP Universitas Jambi, Perpustakaan Daerah Kota Jambi, kantor arsip
daerah Provinsi Jambi, serta perpustakaan umum kota jambi. Studi lapangan
dilakukan dengan wawancara dengan pihak-pihak yang langsung dan tidak
langsung terlibat dalam perkembangan Transportasi air di Sungai
Batanghari padamasa Kolonialisasi Belanda model wawancara yang
dilakukan adalah tidak terstuktur, sebelum mewawancara dipersiapkan
dahulu point-point yang akan ingin ditanyakan dengan pokok pembahasan.

26
Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Kontemporer (suatu Pengalaman).
Jakarta:PT. Idayu Press, 1984,hlm. 10-11
27
Nugroho Notosusanto, Norma-Norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sejarah, (Jakarta:
Departemen Pertahanan dan Keamanan, 1971), hlm. 19.
19

Wawancara dilakukan dengan para penyewa transportasi penyebrangan di


dipesisir Batanghari atau sejarawan di Kota Jambi.

Langkah kedua, adalah melakukan kritik pada sumber yang telah


didapat Kritik Sumber, Pada tahap ini dilakukan penilaian dan pengujian
terhadap sumber-sumber yang telah ada, yang penulis lakukan secara intern
(kritik intern) yaitu menilai kredibiltas sumber yang telah didapat.
Verivikasi sumber ini dapat dilakukan dengan menguji kebenaran dan
ketepatan dari sumber yang didapat baik secara lisan maupun tulisan.
Kemudian secara ekstern (kritik ekstern) dengan melihat sumber
berdasarkan faktual dan orisinilitasnya. Tahap ini sangat menentukan
langkah selanjutnya dalam tahapan interpretasi.

Langkah Ketiga menganalisa kembali atau interpretasi, dalam


tahapan ini penulis berusaha menguraikan setiap informasi yang telah
didapat, kemudian menyatukan kembali menjadi sebuah deskriptif yang
utuh agar dapat memilah kembali mana kejadian yang terjadi pada waktu
yang sama dan bagaimana pembabakam pada kejadian tersebut, kemudian
untuk tahap analisa penelitian ini menggunakan tema-tema yang berkaitan
dengan eksistensi tranportasi air di Sungai Batanghari masa kolonialisasi
Belanda pada tahun 1893-1942.

Langkah keempat adalah menuliskan atau memeparkan hasil


daripada penelitian dan menungkannya dalam suatu tulisan atau biasa
disebut historiografi. Dalam menulisnya peneliti melakukan kembali
analisis yang nantinya akan menemukan urutan daripada pembahasan yang
akan diungkapkan, yaitu pertama peneliti menjelaskan mengenai pengertian
Transportasi air kemudian menjabarkan bagaimana eksistensi transportasi
air di Sungai Batanghari sebelum dan sesudah pemerintahan Belanda
berkuasa di Jambi, kemudian dibagian akhir penulis berusaha menguraikan
jenis jenis transportasi yang ada di Sungai Batanghari sebelum dan setelah
mendapat pengaruh dari Belanda. Penulisan ini menggunakan acuan
penulisan skripsi dari mahasiswa pendidikan Sejarah Universitas
Muhammadiyah Malang dengan beberapa penyeseuaian yang dibutuhkan.
20

Selain itu penulis jugamenyertai footnote untuk memperjelas sumber dan


pengutipan dalam proposal ini. Namun pada isi serta bahasan yang dikaji
menggunakan panduan penulisan skripsi dari FIB Ilmu Sejarah UI untuk
menyesuaikan apa yang dibahas oleh peneliti. Disamping itu penulis juga
menerangkan semua data yang telah terseleksi dan telah diinterpretasikan
berdasarkan prinsip kronologi. Tahap ini merupakan tahap terakhir bagi
penulis untuk menyajikan semua fakta ke dalam bentuk tulisan.
21

DAFTAR PUSTAKA

I. Arsip
Arsip Daerah Provinsi Jambi No. 20, 2006. A kadar, pengelolaan
kemaritiman menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia,
lembaga concern, Jakarta, 2015,428.

II. Buku
Kamaludin, Rustian. 1987. Ekonomi Transportasi (Cetakan Pertama).
Jakarta: Ghalia Indonesia.

Harry Lisbijanto, kapal Penisi, (Yogyakarta, graham Ilmu, 2013)

Adriansyah, 2015, Manajemen Transportasi Dalam Kajian dan Teori, Jurnal


Universitas Prof. Dr. Moestopo Baragama ISBN 978-602-9006-12-4

III. Jurnal
Nugroho, Kartiko. 2019. Peranan Sungai kalmias Sebagai Sarana
Transportasi Sungai Janebereng. Surabaya Tahun 1900-1952. Jurnal
Pendidikan Sejarah Univeritas Surabya. Volume 7, No. 1 Tahun
2019.

Siti Heidi Karmela, 2014. Jurnal Ilmiah Dikdaya Pelabuhan Jambi Sejarah
Dan Perkembangannya. Vol 4, No 02 (2014)

IV. Artikel
Kementrian PPN/Bappenas Republik Indonesia.2012. “Kajian Evaluasi
Bidang Transportasi Di Indonesia”. DIrektorat Evaluasi Kerja
Pembangunan Sektoral. Bappenas RI:Jakarta.

V. Skripsi
Akbar, Bakar.2018.”Analisis Kebutuhan Angkutan Penyebrangan Sungai
Jenebereng di Desa Taeng Kabupaten Gowa”. Surabaya

Yosephine Harmis.2014.Kajian Penggunaan Moda Transportasi Sungai Di


Kota Jambi.
22

Annisa. 2015. Pengaruh Waktu Tambat Kapal Terhadap Kinerja


Operasional PT. Samudera Indonesia Di Pelabuhan Ciwandan Tahun
2015. Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti.

VI. Internet
Wikipedia Ensiklopedia Gratis. Wikipedia. The free encyclopedia , 15 Mei
2018, Web, 12 Mei 2020

Cahya Priyanto. 2012. Aksesibilitas.CahyaGeo


Aksesibilitas.CahyaGeo.Blogsot.com/2012/04/asesibilitasi.html/m=l

Muhamad Hassan. Sistem Transportasi.


Https//www.slideshare.net/mobile/hassani4/manajemen-trasportasi-
47969403.17 Mei 2020
23

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kapal Holland Belanda yang beroperasi di Jambi (1925)

Lampiran 2 : Dermaga Masa Kekuasaan Belanda di Jambi pada tahun 1900an

Anda mungkin juga menyukai