Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Maritim
Disusun Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah berjudul “Teori dan Kajian Sejarah Maritim” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Sejarah Maritim. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang ilmu kemaritiman bagi para pembaca dan penulis.
Makalah ini disusun dengan cara mencari referensi dari buku, jurnal, dan
informasi media massa resmi yang berhubungan dengan judul makalah ini. Tidak
lupa ucapan terima kasih kami haturkan kepada Bapak Danar Widiyanta, M. Hum.
atas bimbingan dan arahannya dalam penulisan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada smeua pihak yang telah membagi ilmunya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ..................................................................................................... 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak hanya dikenal pada era modern, Indonesia pun sudah lama dikenal
sebagai negara maritim sejak era kerajaan-kerajaan klasik Hindu-Buddha Islam
terdahulu. Meskipun pada masa-masa tersebut, Indonesia masih disebut
dengan “Nusantara” dan belum sebagai “Indonesia”. Terdapat pula berbagai
kerajaan klasik pada masa tersebut yang memusatkan perhatiannya pada
bidang kemaritiman dan menjadi satu di antara kerajaan maritim Nusantara
dengan memanfaatkan keunggulan geografis Indonesia sebagai jalur
perdagangan laut (rempah) dunia guna memperkaya kas kerajaannya seperti
Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Samudera Pasai, dan
Kerajaan Aceh.
1
masyarakat Indonesia. Tidak terkecuali kepada para raja dan kabinet
kerajaannya di Nusantara. Hal tersebut dapat dilihat pada saat para wali
menyebarkan ajaran agama Islam di Pulau Jawa maupun saat Portugis
menyebarkan ajaran agama Katolik di wilayah bagian Timur Indonesia, seperti
wilayah Maluku, dsb. (Koestoro, 2017).
Beralih pada era yang lebih modern, beragam keunggulan yang diterima
Indonesia sebagai negara maritim jugalah yang telah menarik kedatangan
bangsa-bangsa asing seperti bangsa Eropa (Spanyol, Portugis, Inggris,
Belanda) untuk melakukan monopoli perdagangan rempah di Indonesia.
Kemudian, membawa masuk berbagai pengaruh mereka dalam catur
perpolitikan kerajaan Nusantara dan mengkolonialisme Nusantara atas dasar
kepentingan ekonomis semata. Tentu untuk menguasai kemaritiman Indonesia
sebagai salah satu jantung perdagangan laut dunia.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang diutarakan tersebut, maka makalah ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dari Sejarah Maritim.
2. Mengetahui ragam teori yang berkembang mengenai Sejarah Maritim.
3. Mengetahui ragam kajian Sejarah Maritim yang pernah dilakukan..
3
BAB II
PEMBAHASAN
Laut dan samudera merupakan sumber daya yang tidak terbatas dan dapat
digunakan sebagai pendukung sarana transportasi, sumber bahan pangan,
aktivitas pertambangan, kegiatan perdagangan, serta medium proyeksi
terhadap kekuatan suatu negara. Nilai penting yang dimiliki oleh keberadaan
laut dan samudera pada suatu negara di era globalisasi ditandai dengan adanya
peningkatan yang cukup pesat terhadap lalu lintas perdagangan laut sebagai
simbol hadirnya kemakmuran perekonomian suatu negara maritim disamping
menguatnya sistem politik dan hankamnya.
4
Sebagai negara dengan gagasan poros maritim disebabkan kekuatan
kemaritimannya yang besar dan mampu mendominasi pusat perdagangan laut
(jalur rempah) dunia sejak abad ke-10 sampai sekitar abad ke-18 (Kemdikbud
RI, 2022), pemerintah Indonesia tentu mengupayakan penguatan kekuatan
nasional sekaligus kemakmuran masyarakat Indonesia berlandaskan pada
beragam aktivitas perekonomian yang berkaitan dengan kemaritiman.
1. Teori Mahan
Dicetuskan oleh Alfred Thayer Mahan yang merupakan seorang
Perwira Tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat dalam bukunya yang
berjudul “The Influence of Sea Power upon History”. Disana, Alfred
Thayer berpendapat bahwa keberadaan sea power atau dalam bahasa
Indonesia diartikan sebagai kekuatan laut merupakan sebuah unsur
terpenting bagi segenap kemajuan dan kejayaan suatu negara, terkhusus
negara maritim.
Dengan kata lain, Teori Mahan mengungkapkan bahwa jika antar
kekuatan laut suatu negara dapat diberdayakan sebagaimana mestinya,
maka kekuatan-kekuatan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan
dan keamanan suatu negara. Sebaliknya, apabila antar kekuatan laut
suatu negara justru diabaikan, maka akibat yang kelak ditimbulkan juga
akan membawa kerugian besar bagi suatu negara. Bahkan berpotensi
meruntuhkan negara maritim tersebut (Suara Dewata, 2014).
2. Teori Corbet
Tidak berbeda jauh dari teori yang dikemukakan oleh Alfred
Thayer, Teori Corbet turut mengkaji sejarah kemaritiman dari sudut
pandang ekonomi-pertahanan dengan berlandaskan pada konsep fleet
in being, decisive battle, serta blockade.
5
Teori Corbet dan Teori Mahan seringkali dipergunakan dalam
strategi kemiliteran suatu negara guna mempertahankan wilayah
kemaritimannya dan memperkuat pertahanannya. Di Indonesia, kedua
teori tersebut turut menjadi landasan bagi TNI AL dalam menjalankan
tugasnya di bidang keamanan kelautan negara (Stevia, 2010).
6
Pertama, batasan spasial ini memang harus diakui tidak meng-cover
secara representatif masyarakat Selayar secara keseluruhan terutama yang
mendiami wilayah kepulauan. Akan tetapi, Selayar daratan sengaja dipilih
sebagai lingkup kajian karena merupakan basis dinamika masyarakat asli.
Sebaliknya, masyarakat pulau telah terkontaminasi secara integratif dalam
proses akulturasi budaya.
Kedua, di Selayar daratan merupakan basis pembentukan karakter
lokal sebagai warisan masyarakat pra kerajaan, masa kerajaan, masa
Gallarang, dan masa penting lainnya di Tana Doang. Karena itu, mentalitas
yang terpola sebagai warisan setiap masa tersebut menjadi penentu
kecenderungan, corak, dan pilihan hidup masyarakat Selayar kemudian.
Deretan uraian yang mengisi setiap bagian dari buku ini, akan menjawab
pertanyaan mengenai “Pelautkah Orang Selayar?” berdasarkan bukti-bukti
sejarah. Bahkan akan menjadi bukti apakah orang Selayar memang pelaut
dengan sejumlah kelebihan yang dimiliki atau justru hanya sebuah
kebanggaan apologik di atas wacana tanpa realita.
2. Kajian Sejarah Maritim dalam bidang Sosio-Ekonomi
Jurnal Aktivitas Nelayan Di Pemalang Masa Kolonial Abad XX yang
diterbitkan oleh Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah,
Universitas Pendidikan Ganesha bertujuan untuk mengetahui aktivitas
nelayan di Regentschap Pemalang pada masa kolonial abad XX. Nelayan
merupakan mata pencarian utama penduduk di pesisir Pemalang sejak
lama, akan tetapi dalam konteks historis belum banyak didedah oleh para
sejarawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
sejarah aktivitas nelayan berlangsung dinamis dan terbagi menjadi dua,
yaitu aktivitas ekonomis dan non-ekonomis. Kesadaran kolektif para
nelayan berkembang pada awal abad XX, melalui berdirinya paguyuban
Misojo Sari yang bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan
nelayan dan aktif menggelar kegiatan lainnya seperti baritan.
7
BAB III
SIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadin. (2006). Pelautkah Orang Selayar: Tana Doang Dalam Catatan Sejarah
Maritim. Yogyakarta: Ombak.
http://digilib.ulm.ac.id/pusat/index.php?p=show_detail&id=10004 (diakses
pada 16 Februari 2023)
Hattendorf, J. B. (2003). The Uses of Maritime History in and for the Navy. Naval
War College Review, Vol. LVI.
https://www.jstor.org/stable/26393982 (diakses pada 14 Februari 2023)
9
https://lib.ui.ac.id/detail?id=132791&lokasi=lokal (diakses pada 12 Februari
2023).
10