Anda di halaman 1dari 17

INDONESIA SEBAGAI PUSAT MARITIM DUNIA

OLEH :

KELAS B

KELOMPOK 4 :

1. AMRAN SANJAYA (H1A122006)


2. APRIONO PURNAMA (H1A122010)
3. ADITYA INDRA PRATAMA (H1A122098)
4. AHMAD REHAN YANUAR (H1A122257)
5. AGUS (H1A122255)
6. DIAN PERMATA PUTRI (H1A122281)
7. JOVY NOVRIANSYAH S. T (H1A122174)
8. JUL RAHMANIAR (H1A122175)
9. ZAHIRA ALYA ZAHRANI (H1A122244)
10. ZHAFIRA REZKY FEBRIANI (H1A122417)
11. ZAHLIA KALISTA (H1A122418)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

LATAR BELAKANG ........................................................................ 1

RUMUSAN MASALAH .................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 10

KESIMPULAN ................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 15


A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia, yang 2/3

wilayahnya merupakan wilayah lautan. Sebagai negara kepulauan yang

utuh sesuai dengan BAB IV UNCLOS 1982 atau ketetapan Konvensi

Hukum Laut PBB, dengan luas laut yang begitu besar terdiri dari luas

perairan nusantara 3,1 juta km2 ditambah dengan luas kawasan Zone

Ekonomi Eksklusif seluas 2,7 juta km2 sehingga luas total perairannya

menjadi sekitar 5,8 km2, Indonesia sangat potensial menjadi kekuatan

maritim dunia. Pengakuan resmi asas negara kepulauan ini merupakan

hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia didalam mewujudkan

satu kesatuan wilayah yang utuh sesuai dengan Deklarasi Djuanda 13

Desember 1957 dan Wawasan Nusantara (Wasantara) yang menjadi

dasar bagi perwujudan kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan

politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan juga keamanan.

Dengan posisi silang yang sangat strategis yakni diapit dengan dua

benua, Asia dan Australia juga dua samudera, Hindia dan Pasifik

tentunya menjadikan wilayah Indonesia sebagai jalur pelayaran

Internasional yang sangat penting bagi 2 Negara-negara maritime dan

Negara lainnya yang memiliki kepentingan baik di bidang ekonomi,

politik dan pertahanan keamanan (Kusumoprojo, 2009).

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki

potensi besar menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan

sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin


konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan

perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan

maritim. Penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi

sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan

konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi

biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan,

merupakan program-program utama dalam pemerintahan Presiden

Jokowi guna mewujudkan Indonesia sebagai proros maritim dunia.

Jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa ke negeri kaya rempah

ini, pelaut-pelaut negeri ini telah menguasai laut dan tampil sebagai

penjelajah samudra. Catatan sejarah Tiongkok dan musafir dari Timur

Tengah meyebutkan penjelajahan laut yang dilakukan nenek moyang

bangsa Indonesia. Menurut Robert Dick-Read, para penjelajah laut dari

Nusantara diperkirakan sudah menjejakkan kaki mereka di Benua

Afrika melalui Madagaskar sejak masa-masa awal tarikh Masehi

(Dick-Read, 2008). Jadi, jauh sebelum Cheng Ho dan Columbus

melakukan pelayaran yang fenomenal ke berbagai belahan 3 dunia

hingga ke negeri ini, para penjelajah laut Nusantara bisa dikatakan

sudah melintasi sepertiga bola dunia.

Pergaulan dengan dunia internasional yang terjalin pada era kerajaan di

Nusantara ini setidaknya juga dapat kita temui dalam sejarah yang

berkaitan dengan keberadaan relief kapal bercadik yang ada di Candi

Borobudur. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai relief kapal


bercadik di Candi Borobudur tersebut, namun jejak peradaban bangsa

ini dengan bangsa lain telah lama dijalin dalam sejarahnya.

Sebuah trasformasi besar sedang terjadi di abad ke-21 ini. Pusat

gravitasi geo-ekonomi dan geo-politik dunia sedang bergeser dari

Barat ke Asia Timur. Negara-negara Asia sedang bangkit. Momentum

ini, akan sangat baik dalam menunjang cita-cita Indonesia sebagai

poros maritim dunia. Untuk menjadi sebuah negara maritim, maka

infrastrukur antar pulau dan sepanjang pantai di setiap pulau

merupakan hal yang harus dibangun dan dikembangkan. Jalan antar

pulau ini harus benar-benar dapat direalisasikan untuk mempercepat

transportasi antar pulau di Indonesia.

Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia

mengingat Indonesia berada di daerah equator, antara dua benua Asia

dan Australia, antara dua samudera Pasifik dan Hindia, serta negara-

negara Asia Tenggara. Untuk dapat menjadi poros maritim dunia maka

sistem pelabuhan di Indonesia harus dimodernisasi sesuai dengan

standar internasional sehingga 5 pelayanan dan akses di seluruh

pelabuhan harus mengikuti prosedur internasional. Melihat penting dan

strategisnya kondisi maritime Indonesia, Presiden Republik Indonesia

Joko Widodo menyebutkan kebijakannya bahwa ada lima pilar utama

yang harus direalisakan sebagai suatu tantangan bila Indonesia ingin

menjadi poros maritim dunia (Maulana, 2014).


Yang pertama adalah, Indonesia harus kembali membangun kembali

budaya maritim yang sempat hilang. Kedua, Indonesia harus menjaga

dan mengelola sumber daya laut, dengan fokus membangun

kedaulatan pangan laut, melalui pengembangan industri perikanan,

dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama.

Ketiga, Indonesia wajib memberi prioritas pada pengembangan

infrastruktur dan konektivitas maritim, dengan membangun Tol Laut,

deep seaport, logistik, dan industri perkapalan, dan pariwisata maritim.

Keempat, Indonesia harus berusaha untuk merangkul semua negara,

untuk bekerjasama dalam meminimalisir sumber konflik maritim,

seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah,

perompakan, dan pencemaran laut. Kelima, Indonesia harus memiliki

kekuatan maritim yang besar. Hal tersebut diperlukan bukan saja untuk

menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim, tetapi juga sebagai bentuk

tanggungjawab Indonesia dalam menjaga keselamatan pelayaran dan

keamanan maritim.

Melihat tantangan dan potensi Indonesia dalam mencapai poros

maritim dunia, pemerintah dibawah pimpinan Presiden Jokowi telah

mencanangkan 6 program kerja dan kebijakan yang nantinya akan

dilaksanakan untuk memberi jawaban terkait masalah maritim

Indonesia. Agenda prioritas Pemerintah di bidang kemaritiman adalah

Mengamankan kepentingan dan keamanan maritim Indonesia,

khususnya batas negara, kedaulatan maritim, dan sumber daya alam,


dan Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit

bersama bangsa-bangsa Asia lainnya dengan membangun 10

pelabuhan baru dan merenovasi yang lama (INDONESIA, 2015).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan yang akan dibahas yaitu :

1. Mengapa Indonesia dijadikan sebagai pusat maritim di dunia?

C. TINJAUN PUSTAKA

Pengertian maritim Menurut Geoffrey till

Maritim berasal dari bahasa inggris yaitu maritime, yang berarti

navigasi, maritime atau bahari. Dari kata ini kemudian lahir istilah

maritime power yaitu Negara maritimatau negara samudera. Maritim,

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan

dengan laut berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.

Dalam bahasa Inggris, kata yang digunakan untuk menunjukkan sifat

atau kualitasyang menyatakan penguasaan terhadap laut adalah

seapower. Geoffrey till dalam bukunya, seapower, manyatakan bahwa

maritime ada kalanya dimaksudkan hanya berhubungan dengan

angkatan laut, kadang & kadang diartikan juga sebagai angkatan laut

dalam hubungannya dengan kekuatan darat dan udara, kadang &


kadang diartikan pula sebagai angkatan laut dalam konteks yang lebih

luas yaitu dalam kaitannya dengan semua kegiatan yang berhubungan

dengan komersial dan penggunaan nonmiliter terhadap laut.

Pada sebuah literatur yang berjudul “Indonesia’s Maritime Doctrine

and Security Concerns” (Gindarsah & Priamarizki, 2015), membahas

tentang doktrin global maritim Presiden Joko Widodo. Dalam tulisan

ini menjelaskan tentang visi nasional dan agenda pembangunan

kembali Indonesia sebagai negara maritim, dengan membangun

kembali budaya dan memperluas ekonomi. Selain itu, dijelaskan juga

tentang konsep proyek yang dimiliki Indonesia pada masa

pemerintahan Presiden Joko Widodo agar dapat menjadi negara yang

memiliki kekuatan maritim dan dengan doktrinnya. Sehingga 10

Presiden Joko Widodo berusaha menjaga dan memainkan peran yang

sentral di Asia Pasifik dalam menjaga kedaulatan dan keamanan

maritim di wilayah regional sekitar Indonesia.

Selanjutnya literatur yang dapat membantu penulis dalam menyusun

penelitian ini, yaitu buku yang berjudul “Agenda Strategis

Membangun Kejayaan (Kembali) Maritim Indonesia” (Pratikto, 2014),

yang mana dalam buku ini membahas tentang gagasan dalam upaya

membangun wilayah geografi Indonesia. Pembangunan yang berbasis

pada pembangunan ekonomi kelautan menjadi fokus dalam buku ini.

Sehingga untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,

maka pembangunan pada sektor laut sangat penting menjadi penunjang


dengan adanya agenda strategis dalam menjalankan kebijakan yang

dibuat. Selain itu, agenda yang dibahas dalam buku ini juga mengenai

pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia, pengembangan industri

yang berbasis kelautan, dan pemanfaatan sumber daya laut yang

dimiliki Indonesia. Dalam jurnal yang berjudul “Indonesia Menuju

Poros Maritim Dunia” (Muhamad, 2014), menjelaskan respon dan

peran Indonesia dalam mengatasi permasalahan keamanan kawasan

perlu dilakukan karena hal ini agar bisa tercapainya visi dan misi

Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Selain itu,

dibahas juga terkait diplomasi ekonomi maritim yang perlu dilakukan

untuk mendukung agar tercapainya Indonesia sebagai negara maritim.

Sehingga Indonesia menjadi negara yang bermartabat, kuat dan maju.

Dengan adanya respon, peran dan diplomasi yang dilakukan, Indonesia

sedang 11 berusaha untuk mampu menjadi negara yang mandiri dalam

memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki demi kepentingan

nasionalnya.

Indonesia merupakan Negara Kepulauan terluas di dunia yang terdiri

atas lebih dari 17.504 pulau dengan 13.466 pulau yang telah diberi

nama. Sebanyak 92 pulau terluar sebagai garis pangkal wilayah

perairan Indonesia kearah laut lepas telah didaftarkan ke Perserikatan

Bangsa-Bangsa. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km

dan terletak diposisi sangat strategis antara Benua Asia dan Benua

Australia, serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Luas daratan


mencapai sekitar 2.012.402 km2 dan laut sekitar 5,8 juta km2 (75,7%)

yang terdiri 2.012.392 km2 perairan kedalaman, 0,3 juta km2 Laut

Teritorial dan 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) (Nasional,

2015) Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas dan

garis pantai yang panjang,sector maritime dan kelautan menjadi sangat

strategis bagi Indonesia ditinjau dari segi aspek ekonomi dan

lingkungan social budaya, hukum dan keamanan. Meskipun demikian,

selama ini sektor tersebut masih kurang mendapat perhatian yang

serius bila dibandingkan dengan sector daratan. (Lisa, 2015).

Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan visi pembangunan

“Terwujudnya

Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong” memberikan harapan dan mengembalikan semangat

untuk membangun maritim dengan memanfaatkan potensi sumberdaya

alam kelautan.

Dilansir dari buku Menyibak Gelombang Menuju Negara Maritim

(2018) karya Darmawan, negara maritim adalah sebuah negara yang

menggunakan dan menguasai semua kekuatan strategis di lautan

sebagai kuasa laut yang meliputi aspek politik, ekonomi, dan

pertahanan-keamanan (Darmawan, 2018).

Kebijakan poros maritim, menjadi kebijakan luar negeri yang paling di

sorot dalam pemerintahan presiden Joko Widodo(Jokowi). Kebijakan

tersebut secara keseluruhan mencoba mengamankan perekonomian


dan kepentingan keamanan Indonesia dalam sektor maritim, disamping

menguatkan identitas Indonesia sebagai negara maritim (archipelago),

yang memiliki kekuatan di bidang kemaritiman (Agastia &Perwita,

2015, p. 32). Sejalan dengan kebijakan maritimnya, pada tahun 2015-

2017,Indonesia menjabat sebagai ketua Asosiasi Lingkar Samudera

Hindia atau Indian Ocean Rim Association yang selanjutnya disingkat

IORA. Dalam hal ini, Indonesia berkomitmen untuk memaksimalkan

kontribusi keketuannya dalam IORA, karena kebijakan yang

diterapkan IORA dianggap sejalan dengan visi Indonesia untuk menuju

poros maritim dunia (Marsudi, 2017). Hal ini, juga sejalan dengan

pernyataan presiden Jokowi di KTT IORA, yang mengemukakan

bahwa Indonesia akan menghubungkan kebijakan poros maritim

dengan negara-negara anggota IORA, “Indonesia wants to link its

maritime axis program with IORA member countries”(Hermansyah,

2017).

Meskipun menganut doktrin Indo-Pasifik, namun kebijakan luar negeri

Indonesia selama ini, khususnya di bidang maritim jauh lebih condong

ke kawasan Pasifik dibandingkan Hindia. Padahal, sebagai negara

maritim kedua terbesar di kawasan tersebut, Indonesia memiliki

potensi besar dalam memperluas pengaruhnya, dan menjalin kerjasama

dengan negara-negara di kawasan Samudera Hindia. Seperti halnya

yang dilakukan negara-negara dengan kekuatan besar seperti China

dan India, yang mulai merubah haluannya ke wilayah Samudera


Hindia dengan menjalin kerjasama secara komprehensif dengan

negara-negara yang ada di Lingkaran Pesisir Samudera Hindia.

Perundingan yang dilakukan oleh dua negara atau lebih mengenai

batas laut, kerjasama maritim serta pertahanan maritim (Madu,2018).

Dalam diplomasi maritim, penggunaan diplomasi tidak hanya fokus

pada pengelolaan ketegangan maritim yang terjadi antar negara,namun

diplomasi maritim lebih menekankan pada pemanfaatan aset maritim

dalam mengatur hubungan antar satu negara dengan negara lain (Le

Mière, 2014).

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dilihat dari segi geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan

yang memiliki 13.466 pulau yang terdaftar dan berkoordinat dengan

zona laut yang luas diantara pulau-pulau tersebut. Letaknya yang

strategis diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan diapit

benua Asia dan Australia membuat Indonesia sebenarnya dapat

menjadi poros maritim di dunia. Ditinjau dari sejarah yang pernah ada

pada abad ke 17 mengenai kerajaan sriwijaya dan majapahit yang

menguasai hampir seluruh perairan Asia Tenggara dan menguasai jalur

perdagangan maritim di Asia Tenggara mereka merupakan pelaut-

pelaut handal yang melakukan perdagangan melalui jalur laut dengan

kapal-kapal yang dibuat sendiri oleh kerajaan tersebut. Kemunduran

pada kejayaan maritime Indonesia pada waktu itu dimulai pada akhir

abad 17 dimana mulai masuknya bangsa Belanda dan Bangsa Portugis


yang melakukan perdagangan di perairan Indonesia. Lebih lanjut lagi

kemunduran ini semakin bertambah parah dengan dikuasainya

pelabuhan-pelabuhan yang merupakan tempat sentral persinggahan

bangsa lain untuk melakukan pedagangan oleh penjajah.

Masa kolonialisme yang dilakukan oleh Belanda selama kurang lebih

3,5 abad telah menghancurkan pola pikir dan kejayaan bahari yang

melekat dalam jiwa bangsa Indonesia. Bagaimana Belanda

mempekerjakan bangsa Indonesia dengan sistem Tanam Paksa atau

biasa disebut Cultuure Stelsel sehingga orientasi bangsa Indonesia

hanya menanam dan menanam rempah-rempah yang saat itu

merupakan komoditas mahal bagi Bangsa Eropa. Waktu yang lama

untuk membuat Bangsa Indonesia lupa akan kemegahan perairanya

dan sumber daya alam yang tidak terbatas yang dikandung dalam

perairan Indonesia. Keadaan Indonesia pada masa penjajahan yang

sangat memprihatinkan dimana bangsanya tidak dibiarkan untuk

terdidik dan miskin sehingga berhentilah pembangunan kapal-kapal

nusantara yang dulu sempat jaya.

Tinjauan historis tidak semata-mata dapat kita lihat dari sisi ekonomi,

namun dalam dunia militer pun cukup penting menjadi perhatian

karena kaitanya pada perlindungan kegiatan di wilayah maritime

Indonesia. Kembali kepada sejarah pembentukanya pada masa

Indonesia merdeka tahun 1945 dibentuklah BKR (Badan Keamanan

Rakyat) yang didalamnya terdapat divisi laut. Dibentuknya BKR ini


menjadi tonggak awal dalam kehadiran angkatan laut di Indonesia

yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Faktor-faktor

yang mendorong pembentukan angkatan laut ini karena adanya potensi

untuk menjalankan fungsi angkatan laut seperti kapal-kapal dan

pangkalan, walaupun pada masa itu angkatan bersenjatanya belum

terbentuk. Perkembangan angkatan laut di Indonesia semakin terlihat

jelas pada tahun 1959 pada saat itu Angkatan Laut Republik Indonesia

mempunyai program menuju angkatan lautyang Berjaya. Penegakkan

hukum dalam bidang kelautan juga harus menjadi perhatian karena

sifatnya yang fungsional dan berhubungan kepada bidang-bidang lain

seperti ekonomi dan keamanan laut Indonesia. Apabila penegakkanya

tidak dilakukan maka akan terjadi kerugian besar misalnya baru-baru

ini ditangkap 5 kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia

hal ini dapat menyebabkan kerugian karena dilakukan secara terus-

menerus dan harus ada tindakkan tegas karena menurut konvensi

hukum laut internasional (UNCLOS) yang telah diratifikasi oleh

Indonesia wilayah 12 mil dari pulau terluar atau biasa disebut dengan

laut territorial merupakan kedaulatan Indonesia dan Indonesia berhak

untuk menerapkan jurisdiksinya termasuk menangkap dan

menenggelamkan kapal-kapal asing tanpa izin yang mengancam

kelestarian perairan Indonesia. Dari segi instrument hukum sendiri

pemerintah telah membuat undangundang tentang kelautan yakni UU


No. 1 tahun 2014, yang semakin menegaskan bahwa Indonesia adalah

Negara kepulauan yang bercita-cita menjadi Negara maritim.

Perkembangan Indonesia dalam bidang maritim sebenarnya dapat

terjadi secara pesat diiringi dengan semangat dan optimism serta

pergeseran pola pikir bangsa menuju Negara bahari. Dengan program-

program pemerintah sekarang yang mulai membangun lagi industri

perkapalan sebagai penunjang kembalinya Indonesia menuju Negara

maritim, maka bukanlah hal yang mustahil apabila 5 atau 10 tahun lagi

kita bisa menjadi poros maritim dunia.

Untuk dapat membangkitkan Indonesia sebagai sebuah poros maritim

dunia, ada dua jalan mengalahkan Singapura atau menjadi sebuah

poros pusat. Opsi pertama akan sangat sulit karena Singapura telah

jauh meninggalkan Indonesia dan memiliki kampanye negatif yang

efektif dalam menjauhkan kapal-kapal dari kawasan laut dalam

Indonesia. Selain itu, budaya konsumtif dan orientasi darat yang telah

sangat lama terjadi di Indonesia harus terlebih dahulu dihilangkan

sebelum berupaya mengalahkan Singapura. Opsi yang lebih mungkin

adalah menjadikan kembali Indonesia sebagai poros sentral. Hal ini

dilakukan dengan menggiatkan kembali perdagangan laut dalam

Indonesia, menjamin keamanan pelayaran di laut dalam, dan upaya

promosi gencar produk-produk khas Indonesia ke pasar mancanegara.

Upaya ini dilakukan secara merata agar seluruh kawasan Indonesia

dapat memperoleh aliran pelayaran yang seimbang. Potensi-potensi


sebenarnya ada dan tinggal di bawa ke permukaan lewat upaya

pemasaran yang agresif. Papua masih belum banyak dieksplorasi

padahal memiliki sumber daya yang langka dan bernilai jual tinggi,

begitu pula Kalimantan,Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Berpijak pada

potensi alami yang dimiliki oleh Indonesia, maka geostrategis NKRI

merupakan suatu alasan krusial yang tidak dapat dibantahkan lagi

menjadi suatu variabel utama dalam peran Indonesia sebagai Poros

Maritim Dunia.

E. KESIMPULAN

Indonesia dijadikan sebagai pusat maritim didunia karena posisi

indonesia yang sangat strategis dimana diapit oleh dua benua dan dua

samudra. Disamping itu, posisi geografis membuat Indonesia berada di

jalur lalu lintas internasional dan dapat menjadi transit jalur

perdagangan dunia. Laut yang begitu luas dan garis pantai membuat

Indonesia menyimpan hasil laut yang berlimpah seperti ikan, kerang

laut, dan serta bahan tambang seperti minyak bumi serta keragaman

antara flora dan fauna. Selain itu, transportasi laut di wilayah Indonesia

tidak hanya berfungsi menghubungkan seluruh kepulauannya tetapi

juga untuk melayani angkutan laut atau logistik internasional yang

melintasi alur laut kepulauan Indonesia. Alur laut kepulauan Indonesia

memiliki gambaran bagaimana bangsa-bangsa dunia berinteraksi.

Nusantara menjadi lintasan yang penting di dunia adalah karena

rempah-rempah dan hasil bumi lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Indriati Kusumawardhani, A. A. (2019). Kebijakan Kelautan Indonesia dan Diplomasi

Maritim. Jurnal Kertha Patrika, Vol. 41, No. 3 Desember 2019, 41, 251-282.

Yani, Y. M., & Montratama, I. (2018). Indonesia Seb (I., 5(2))agai Poros Maritim Dunia:

Suatu Tinjauan Geopolitik. Jurnal Pertahanan & Bela Negara, 5(2), 25-52.

Wahyudin, Y. (2016). POTENSI BISNIS KELAUTAN DI NEGARA MARITIM POROS

DUNIA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT INDONESIA (The Potency of

Marine Business in the Pivot Maritime Country of the World toward Indonesian

People Welfare).

Manurung, H. (2018, March). Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia. In Prosiding

Seminar Nasional Pakar (pp. 147-152).

Kadar, A. (2015). Pengelolaan kemaritiman menuju Indonesia sebagai poros maritim

dunia. Jurnal Keamanan Nasional, 1(3), 427-442.

Manurung, H. (2018). Menuju Poros Maritim Dunia: Masa Depan Indonesia. Dipetik

Juli, 26, 2019.

Subagyo, A. (2019). Kesiapan Daerah Dalam Mewujudkan Visi Indonesia Poros Maritim

Dunia. Jurnal Kybernologi (Indonesia Journal For The Science of Government).

Anda mungkin juga menyukai