Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

WAWASAN KEMARITIMAN
(STRATEGI MARITIM)
DOSEN PENGAMPU : Rosliana Eso, S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
 La Ode Ahzad (A1R123076)
 Mumid Aulia (A1R123080)
 Nova Triyani (A1R123082)
 Putri Bulan Rahmadany (A1R123084)
 Regista Cahyani Aaleka (A1r123086)
 Serly Dwi Lestari (A1R123088)
 Siti Nur Habibah (A1R123090)
 Sitti sadaria (A1R123092)
 Wahdayani (1R123096)

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, anugerah dan
karunianya yang melimpah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas dalam mata kuliah “Wawasan
Kemaritiman”. Adapun judul penulisan makalah ini adalah “STRATEGI MARITIM”
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak memperoleh
pengarahan dari semua pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, kepada para pembaca kami mohon dapat menyampaikan saran
dan kritik untuk perbaikan selanjutnya.

Kendari, 12 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................
6
C. Tujuan................................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN

A. Strategi maitim indonesia.................................................................................................. 7


B. Posisi strategis wilayah Indonesia………………………………………………..9
C. Arah Strategi Pembangunan Negara Maritim............................................………11
D. Konsep Perencanaan Strategi Maritim dari Perspektif Indonesia sebagai Negara
Kepulauan…………………………………………………………………….…
12
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN......................................................................................................………..15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala
pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan
Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis. Ketika rakyat Indonesia, terutama para
pemudanya, melancarkan gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dimulai dengan
menyatakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928, banyak pihak yang mengatakan bahwa
kebangsaan Indonesia adalah satu illusi belaka.( Sutijono, 1995 : 125) mengatakan mereka
tidak hanya terdapat kaum politik kolonialis yang tidak sudi melihat Indonesia merdeka,
tetapi juga pakar ilmu sosial yang melihat persoalannya dari segi ilmiah. Malahan ada pula
orang Indonesia yang terpengaruh oleh sikap dan pandangan kolonial itu dan turut berpikir
serta berbicara seperti pihak penjajah. Memang Indonesia adalah satu kenyataan dan
diteguhkan oleh ridho Illahi dalam wujud kehidupan bangsa merdeka yang pada tahun 1945
telah berlangsung 50 tahun.
Fenomenal yang terjadi semua menolak dari segala kesangsian, baik yang bersifat ilmiah
maupun politik, bahwa Indonesia hanya mungkin ada karena dan kalau dijajah. Dalam 50
tahun bangsa Indonesia berhasil mengatasi segala usaha pihak lain yang hendak merontohkan
Indonesia, dari luar maupun dari dalam. Bangsa Indonesia pun berhasil memperoleh
pengakuan eksistensinya dari semua bangsa di dunia, termasuk dari bekas penjajahnya.
Selain itu bangsa Indonesia berhasil memperoleh pengakuan bahwa wilayah Republik
Indonesia yang meliputi Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan geografi. Dunia
internasional mengakui eksistensi satu. Benua Maritim Indonesia ( Suharsono, 1998)
(Prasetyo, 2011) mengatakan bahwa bangsa Indonesia sepenuhnya pula sadar bahwa
bangsa Indonesia terdiri dari sekian banyak suku dan golongan, masing masing dengan
kebudayaannya sendiri. Demikian pula adanya kemungkinan bahwa rakyatnya melihat
perairan yang ada antara pulau-pulau bukan sebagai penghubun melainkan sebagai pemisah
pulau satu dengan yang lain. Sebab itu bangsa Indonesia mengambil sebagai semboyan
nasionalnya Bhinneka Tunggal Eka atau Kesatuan dalam Perbedaan. Timbul pula kesadaran
bahwa dapat timbul kerawanan nasional kalau tidak ada pendekatan secara tepat. Pihak lain
yang tidak mau melihat bangsa Indonesia maju pasti akan memanfaatkan kerawanan
demikian. Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa
Indonesia melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik
dan geostrategi yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah
daratan, lautan dan ruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu
kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan. Agar bangsa Indonesia
mencapai tujuan perjuangannya, yaitu terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan makmur
berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara harus diaktualisasikan dan tidak tinggal sebagai
semboyan atau potensi belaka. Untuk memperoleh aktualisasi Wawasan Nusantara ada tiga
kendala utama, yaitu :
Letak kepulauan Nusantara sepanjang khatulistiwa amat menguntungkan untuk
penempatan satelit yang memungkinkan komunikasi yang makin canggih dengan
memanfaatkan ruang angkasa yang terbentang di atas wilayah Nusantara. Dan perlu ada
4
pengambilan dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan Indonesia. Dalam kenyataan masih belum cukup berkembang kebudayaan
nasional Indonesia. Kesatuan dalam pertahanan-keamanan secara relatif lebih terwujud
ketimbang faktor lainnya, hal mana dibuktikan oleh keberhasilan bangsa Indonesia mengatasi
semua persoalan hankamnya sejak tahun 1945 hingga sekarang. Akan tetapi dilihat dari
kondisi geografi Indonesia belum pula ada pertahanan-keamanan yang sesuai dengan tuntutan
Benua Maritim Indonesia. Titik berat hankam masih pada daratan belaka dan itupun baru
pada aspek territorial. Kemampuan di lautan dan di udara masih sangat terbatas. Itu berakibat
kurang baik, ketika ABRI kurang mampu mencegah masuknya pihak asing yang mengambil
kekayaan laut Indonesia secara tidak sah. Memang membangun kekuatan hankam yang
seimbang untuk daratan, lautan dan udara tidak murah. Sebab itu perlu lebih dulu ada
kemajuan besar dalam pembangunan ekonomi nasional. Itu tidak mungkin tercapai secara
optimal kalau kendala di atas masih belum dapat diatasi. Melihat kondisi dan sifat rakyat
Indonesia masa kini nampaknya usaha untuk mengatasi kendala itu harus terutama bersumber
pada pemerintah dan dunia swasta. Dan mendorong pihak swasta untuk melakukan hal serupa
melalui radio dan televisi swasta. Di samping itu pemerintah harus memperhatikan
penyelenggaraan pendidikan umum yang bermutu, terutama di luar Jawa, agar semuanya
dapat menjalankan desentralisasi dengan efektif dan bermanfaat. Pendidikan itu juga
membuka pandangan rakyat terhadap faktor perairan Indonesia yang demikian luasnya
(Groeneveldt. W.P. 2009)
Pemerintah juga harus mendorong dan memberikan peluang timbulnya usaha swasta yang
bersangkutan dengan laut. Mengingat kondisi Kawasan Indonesia Timur, maka perlu
diberikan prioritas kepada perkembangan itu di wilayah tersebut. Apalagi di wilayah tersebut
luas laut dan kekayaan yang terkandung di dalamnya cukup besar. Usaha di perairan,
khususnya di lautan, beraneka ragam bentuknya. Banyak negara di dunia telah menjadi kaya
dan maju karena faktor kelautan. Malahan semua imperium yang pernah menguasai dunia
mendasarkan kekuasaannya atas kekuatannya di laut. Itu dimulai oleh Spanyol yang pada
abad ke 17 dapat mengatakan bahwa di wilayah kekuasaannya matahari tidak pernah
terbenam. Kemudian digantikan oleh Inggeris yang bahkan mempunyai semboyan : Rule
Brittania, Rule the Waves ! Setelah Inggris mundur pada tahun 1940-an, maka digantikan
oleh AS yang juga merupakan kekuatan maritim besar. Usaha di lautan menjadikan bangsa-
bangsa itu pedagang besar yang memiliki armada angkutan yang besar pula. Demikian pula
armada perikanan mereka besar dan turut menambah kekayaan bansganya. Malahan bangsa
yang sebenarnya di daratan tidak terlalu besar artinya, seperti Belanda dan Norwegia, telah
menjadi kaya dan cukup berkuasa karena mempunyai usaha yang luas di laut. (Guan, John.
1997).

5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana strategi maitim indonesia ?
2. Bagaimana Posisi Strategis Wilayah Indonesia ?
3. Bagaimana Arah Strategi Pembangunan Negara Maritim ?
4. Apa Konsep Perencanaan Strategi Maritim dari Perspektif Indonesia sebagai
Negara Kepulauan ?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui strategi maitim indonesia
2. Untuk Mengetahui Posisi Strategis Wilayah Indonesia
3. Untuk Mengetahui Arah Strategi Pembangunan Negara Maritim
4. Untuk Mengetahui Konsep Perencanaan Strategi Maritim dari Perspektif
Indonesia sebagai Negara Kepulauan

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Maritim Indonesia

Strategi maritim harus berpijak berdasarkan sejarah perkembangan kemaritiman di


Indonesia dan di dunia. Dari sejarah – sejarah itulah banyak pembelajaran dan contoh strategi
yang didapat dan bisa menjadi contoh dalam implementasi strategi maritim modern. Strategi
maritim dapat didefinisikan sebagai suatu seni yang mengarahkan aset – aset maritim untuk
mencapai tujuan atau sasaran politik yang diinginkan. Strategi maritim hendaknya disusun
berdasarkan faktor – faktor seperti determinan, tujuan, tinjauan singkat dengan negara –
negara yang berbatasan langsung, maritim domain awareness, dan penggunaan kekuatan.
Sedangkan kekuatan maritim itu merupakan segala upaya dalam pengelolaan laut untuk
kepentingan nasional baik di masa perang maupun damai. Lingkungan politik, ekonomi, dan
teknologi memiliki hubungan secara langsung pada strategi maritim suatu bangsa. Strategi
maritim menggunakan laut untuk mendayagunakan posisi geografi dari negara pantai dan
menolak untuk memberikan keuntungan bagi musuh.
Sea Power adalah hal–hal dasar menuju kebesaran bangsa. Sea Power secara umum
dijelaskan termasuk di dalamnya semua aspek kekuatan, dan perikanan. Sea Power ini
mengangkat pentingnya aspek laut dan kekuatan maritim bagi kesejahteraan bangsa.
Kepentingan tersebut bisa terwujud bila memiliki elemen–elemen yang dibutuhkan untuk
membangun negara maritim. Umumnya pembahasan itu dapat dibagi ke dalam dua aspek
yaitu, strategis dan operasional.

Elemen dalam aspek strategis mencakup karakter geografi, dekat dengan laut,
memiliki pantai yang relatif cukup panjang, karakter bangsa yang menganggap laut sebagai
aset penting untuk meningkatkan kesejahteraan nasional, ada sumber daya alam yang
mendukung kekuatan maritim, dan karakter pemerintah yang memiliki mindset berorientasi
ke domain maritim. Sedangkan aspek operasional, lazimnya terdiri dari tiga elemen besar,
yaitu, kekuatan pengamanan atau dalam istilah teknis fighting instrument untuk melindungi
aset dan kepentingan, armada niaga, dan yang terakhir berhubungan dengan industri dan jasa
yang mampu mendukung kedua elemen operasional meliputi berbagai kegiatan yang terkait
dengan laut. Oleh karena itu harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya.

Strategi maritim sangat erat hubungannya dengan keamanan maritim. Keamanan


maritim adalah keamanan yang lebih kombinatif preventif dan responsif yang terukur untuk
melindungi seluruh elemen domain maritim terhadap pengancamnya dari setiap tindakan
yang tidak didasari dengan regulasi yang sah, atau bisa juga didefinisikan sebagai kegiatan
internasional, interagensi, interoperability, baik oleh sipil maupun militer untuk memitigasi
risiko serta melawan kegiatan ilegal dan ancaman dalam ruang domain maritim. Masalah
keamanan maritim yang akan dihadapi ke depan masih akan berkisar pada searobbery and
piracy, illegal fishing, transnational threat, illicit trafficking in weapon of mass destruction
and related materials, pelanggaran wilayah, lalu lintas di laut yang terkait dengan gerakan
separatis dan sangat mungkin ancaman maritime terrorism. Diperkirakan pula bahwa
ancaman tersebut akan semakin meningkat yang diukur dari intensitas, penggunaan teknologi
maju, dan pengembangan modus operandi.

7
Aspek – aspek yang mendukung pembangunan maritim antara lain : Aspek
Kehidupan sosial dan budaya, Aspek Ekonomi, Aspek pertahanan dan keamanan, dan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Untuk mengoptimalkan aspek ekonomi dari sumber daya
maritim, armada nasional harus mampu mengangkut 100 persen. Peranan armada nasional
dalam angkatan laut internasional, baik ekspor maupun impor harus lebih dominan.
Pelabuhan nasional harus tertata secara konseptual tentang pelabuhan utama ekspor – impor
dan pengumpan. Selain itu, keamanan dan efisiensi pelabuhan sudah tidak diragukan lagi,
terutama bila dihadapkan pada pemenuhan persyaratan International Ship and Port Safety
(ISPS) Code. Tentunya untuk mengoptimalkan aspek ini harus didukung oleh SDM yang
berkualitas, teknologi yang memadai, serta pengembangan dengan memanfaatkan data – data
dari survei, penelitian dan sumber daya lainnya.

1. Dalam penyusunan strategi pertahanan negara maritim di Indonesia sebagai poros


maritim dunia hendaknya mengandung hal – hal sebagai berikut :
a. Sejarah kemaritiman yang up to date, yaitu menggambarkan tentang implikasi sejarah
maritim yang ada di Indonesia mulai dari evolusi penjajahan oleh Belanda sampai
dengan beberapa operasi yang telah dilaksanakan oleh TNI AL.
b. Menjelaskan tentang geopolitik dan konstelasi kawasan Indonesia.
c. Menjelaskan tentang perdagangan maritim dan security of energy.
d. Menjelaskan dan membahas tentang Maritime Domain Awareness dengan
permasalahan permasalahan perbatasan dengan negara tetangga baik batas laut
maupun batas darat. Menjelaskan tentang penggunaan strategi di masa damai.
e. Menjelaskan tentang penggunaan strategi kekuatan di masa konflik.
f. Menjelaskan strategi pembangunan kekuatan.

Secara konseptual dapat dinyatakan bahwa membangun strategi maritim yang modern
dilakukan dengan memahami sejarah bangsa dan memenuhi aspek Political Will (Poros
Maritim Dunia) sebagai modal dasar untuk mewujudkan pertahanan maritim yang tangguh,
Sea Power yang kuat, dan melaksanakan sea control dan power projection ashore. Dengan
demikian tempat bermain utama dari strategi maritim adalah lautan dan kemampuan yang
dimiliki agar Sea Power atau kekuatan laut tercapai dengan mudah. Untuk mewujudkan
ekonomi tangguh di sektor maritim, Indonesia harus memiliki sea power yang cukup untuk
memproyeksikan kekuatannya ke negara lain. Sasaran Indonesia yang saat ini paling realistis
adalah menjadi kekuatan maritim di ASEAN, lalu Asia Pasifik dan selanjutnya mewujudkan
visi Poros Maritim Dunia. Strategi angkatan laut selama perdamaian terutama dipandu oleh
prinsip yaitu : bangsa yang kuat akan melakukan tindakan preemptive dengan sea power
projection dan tidak membiarkan kompetitor untuk mengembangkan armada kapal niaga.
Pengembangan industri pelayaran komersial adalah kekuatan yang secara alami
menghasilkan angkatan laut yang sehat. Indonesia wajib untuk melakukan sea power
projection dengan menjaga perbatasan laut Indonesia dan membatasi aktivitas ilegal.
Indonesia juga seharusnya mengembangkan industry kelautan dan perikanan yang kuat
karena hal ini akan berbanding lurus dengan angkatan laut yang kuat.

8
2. Tujuh langkah strategis dalam Kebijakan Kelautan Indonesia :
a) Pengelolaan sumber daya kelautan dan pengembangan sumber daya manusia.
b) Pertahanan, keamanan, penegakan hukum dan keselamatan laut.
c) Tata kelola dan kelembagaan kelautan.
d) Ekonomi, infrastruktur kelautan dan peningkatan kesejahteraan.
e) Pengelolaan ruang laut dan pelindungan lingkungan laut.
f) Budaya bahari.
g) Diplomasi Maritim.

B. Posisi Strategis Wilayah Indonesia


Secara geo-politik dan geo-strategis, Indonesia terletak diantara dua benua, Asia dan
Australia dan dua samudera, Hindia dan Pasifik yang merupakan kawasan paling dinamis
dalam percaturan dunia baik secara ekonomi dan politik. Posisi strategis tersebut
menempatkan Indonesia memiliki keunggulan sekaligus ketergantungan yang tinggi
terhadap bidang kelautan, dan sangat logis jika ekonomi kelautan dijadikan tumpuan bagi
pembangunan ekonomi nasional.

Dalam menjaga wilayah kedaulatan dan kepentingan sebagai negara kepulauan,


Indonesia harus mampu menyelesaikan batas wilayahnya dengan 10 negara tetangga, yaitu
India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia, dan
Timor Leste. Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982), terdapat
empat batas maritim yang harus diperjanjikan, yaitu:

Pertama, laut teritorial (territorial sea), adalah wilayah kedaulatan suatu negara yang
didasarkan atas hukum internasional, yang lebar lautnya tidak boleh melebihi 12 mil laut.

Kedua, zona ekonomi eksklusif (economic exclusive zone), adalah wilayah berdaulat
yang tidak boleh melebihi 200 mil laut, diukur dari garis pangkal yang sama yang dipakai
untuk mengukur lebar laut teritorial. Pada wilayah ini, suatu negara mempunyai hak-hak
berdaulat dan yurisdiksi khusus untuk memandaatkan kekayaan alam yang berada pada jalur
tersebut, termasuk pada dasar laut dan tanah dibawahnya.

Ketiga, landas kontinen (continental shelf). Menurut Summer, teori dari landas kontinen
didasarkan kepada suatu fakta sosiologis bahwa disepanjang sebagian besar pantai, tanahnya
menurun ke dalam laut, sampai akhirnya di suatu tempat tanah tersebut jatuh curam ke dalam
laut. Hal ini sesuai Pasal 76 UNCLOS 1982, landas kontinen suatu negara pantai adalah dasar
laut dan tanah dibawahnya yang merupakan kelanjutan daratan wilayahnya sampai jarak 200
mil laut dari garis dasar dan dalam hal tertentu dapat sampai 350 mil laut, tergantung jarak
tepian kontinennya.

Keempat, zona tambahan (contiguous zone), adalah zona maritim yang berdampingan
dengan laut teritorial dan merupakan area tambahan (Pasal 33 UNCLOS 1982). Zona
tambahan tidak boleh melebihi 24 mil laut dari garis pangkal yang sama untuk lebar laut
teritorial. Pada zona tambahan memiliki kekuasaan terbatas untuk penegakkan hukum bea
cukai, keimigrasian, fiskal, dan saniter.

9
Selain penyelesaian batas maritim, ke depan, Indonesia harus mampu melakukan
eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya alam laut di luar wilayah yurisdiksi Indonesia, seperti
klaim terhadap landas kontinen sejauh 350 mil di wilayah Samudera Hindia dan kawasan
dasar samudera. Dalam konteks ekonomi yang lain, Indonesia harus mampu memanfaatkan
selat strategis seperti Selat Malaka dan 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagai
sumber pendapatan negara dan rakyat, melalui pengembangan berbagai aktivitas ekonomi.
Dalam pengembangan negara maritim, Indonesia harus memiliki visi ”outward looking”
didasarkan pada peraturan internasional yang dimungkinkan untuk mendapatkan sumberdaya
alam laut secara global maupun mengembangkan kekuatan armada laut nasional untuk dapat
menguasai pelayaran internasional dengan menciptakan daya saing sehingga kapal-kapal
berbendera Indonesia menguasai pelayaran internasional dan memiliki kekuatan laut (sea
power) yang unggul.

Pengembangan pelabuhan-pelabuhan Indonesia yang kompetitif, efisien dan maju


disegenap wilayah Indonesia yang mampu mendorong terbangunnya aktivitas ekonomi di
seluruh kepulauan maupun jalur ALKI sehingga manfaat peningkatan perdangangan dunia
dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan kemakmuran disegenap penjuru nusantara.
Berkembangnya aktivitas ekonomi berbasis sumberdaya kelautan dan fungsi laut harus
dilakukan secara terpadu dalam matra darat, laut dan udara.

Posisi Indonesia secara geo-poilitik dan geo-strategis tersebut harus didukung dengan
berdaulat terhadap wilayah NKRI secara nyata dilapangan sehingga batas-batas wilayah
dengan negara tetangga secara nyata dikuasai oleh Indonesia melalui penguasaan yang efektif
dan ”sea power” yang unggul. Keadaan tersebut juga harus diperkuat kemampuan
mempertahankan dari segenap ancaman baik dari dalam maupun dari luar NKRI melalui
kemampuan maritime security yang disegani secara global. Posisi strategis wilayah tersebut
selanjutnya dapat memberikan keunggulan Indonesia secara geo-ekonomi melalui
kemampuan mengelola dan memanfaatkan secara berkelanjutan sehingga menghasilkan
kesejahteraan bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Namun demikian penguasaan,
pengelolaan dan pemanfaatan yang dilakukan secara terpadu antara kawasan darat dan laut
dalam wilayah NKRI serta kemampuan memanfaatkan aktivitas global yakni pelayaran dan
perdagangan global maupun eksploitasi sumberdaya yang dimungkinkan berdasarkan
peraturan internasional (e.g. wilayah 200-350 mil laut, artik, antartitika) perlu disiapkan
dengan seksama demi keberlanjutan bangsa dan negara Indonesia dimasa yang akan datang.

Geo-strategis Indonesia diperkuat dengan geo-politik, geofisik, geoekosistem,


geoideologi, geoekonomi serta keunggulan kewilayahan yang dimiliki maupun wilayah laut
lainnya yang dapat dikuasai sesuai hukum nasional maupun internasional yang berlaku, harus
menjadi kekuatan bangsa Indonesia menjamin tercapainya keberlangsungan kehidupan,
kemajuan, kemandirian dan kemakmurkan bangsa, negara dan rakyat indonesia. Dalam
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(UU RPJPN) disebutkan bahwa pembangunan adalah untuk mewujudkan “INDONESIA
YANG MANDIRI, MAJU, ADIL”, melalui “Mewujudkan Indonesia menjadi negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional”. Visi dan misi
tersebut dilaksanakan dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan

10
pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas
sumberdaya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan
kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. Dengan demikian wilayah yang
dikuasai dan dijaga kedaulatannya dapat untuk memajukan bangsa dan mampu menjamin
kemakmuran antar generasi (intergerational welfare) bangsa Indonesia.

C. Arah Strategi Pembangunan Negara Maritim


1) Pembangunan Ekonomi
Kusumastanto (2006) mengemukakan bahwa konsep ekonomi kelautan
mengedepankan pembangunan ekonomi yang mendayagunakan sumberdaya kelautan (ocean
based resource) dan fungsi laut secara bijaksana sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan didukung oleh pilar-pilar ekonomi
berbasis daratan (land based economy) yang tangguh dan mampu bersaing dalam kancah
kompetisi global antar bangsa. Kusumastanto (1997), Kusumastanto et al (2000) dan
Kusumastanto (2006) mengelompokkan aktivitas ekonomi di pesisir, laut dan lautan sebagai
ekonomi kelautan (ocean economy) yang terdiri dari 7 (tujuh) sektor yakni perikanan,
pariwisata bahari, pertambangan laut, industri kelautan/maritim, transportasi laut, bangunan
kelautan dan jasa kelautan. Batasan secara spasial ekonomi kelautan adalah ke darat adalah
wilayah kabupaten/kota pesisir dan ke arah laut adalah wilayah laut sampai ZEE Indonesia
serta Landas Kontinen Indonesia.
2) Potensi dan Keragaan Ekonomi Bidang Kelautan Indonesia
Keanekaragaman sumberdaya di bidang kelautan terlihat dari jenis potensi yang
dimiliki yakni Pertama, sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources) seperti
sumberdaya perikanan beserta ekosistem laut dengan megabiodiversitasnya. Kedua,
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable) seperti sumberdaya minyak, gas,
dan berbagai jenis mineral lainnya. Ketiga, selain dua jenis sumberdaya tersebut, juga
terdapat berbagai macam fungsi dan jasa kelautan yang dapat dikembangkan untuk
pembangunan nasional seperti transportasi laut, pariwisata bahari, energi terbarukan (pasang
surut, OTEC dll), industri kelautan/maritim, dan jasa lingkungan laut. Potensi ekonomi
tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembangunan nasional. Pengembangan
perekonomian Indonesia belum memanfaatkan potensi kelautan sengan sungguh-sungguh
yang ditunjukkan belum optimumnya perhatian terhadap ekonomi kelautan Indonesia.
Potensi kekayaan pesisir dan laut belum menjadi basis ekonomi bagi pembangunan nasional.
Hal ini dapat dilihat dari masih relatif tidak berkembangnya kontribusi ekonomi bidang
kelautan dalam GDP nasional. Dibandingkan nilai ekonomi kelautan Jepang, Korea Selatan,
Cina, mampu menyumbang hingga 48,4% bagi PDB nasionalnya, sedangkan ekonomi
kelautan Vietnam bahkan memberikan kontribusi sebesar 57,63% dari total GDP pada tahun
2007 maka nampak ekonomi kelautan Indonesia kurang berkembang walaupun potensi yang
dimilikinya lebih besar. Kontribusi ekonomi bidang kelautan dinegara-negara Eropa, juga
menunjukkan perkembangan, bahkan ada yang mencapai hampir 60% PDB. Proporsi ini bisa
dikatakan besar jika dilihat panjang pantai dan kekayaan laut mereka memang relatif kecil
jika dibandingkan Indonesia.
Bila dilihat dari kontribusi bidang kelautan terhadap Produk Domestik Bruto
dibandingkan bidang lainnya sudah menunjukkan peran yang cukup besar namun kurang
berkembang. Berdasarkan perhitungan dengan berbagai keterbatasan data yang tersedia, sejak
tahun 1995-2005 kontribusi ekonomi bidang kelautan diperkirakan berkisar pada 20,06 %

11
pada tahun 2000 hingga 22,42% dari total PDB pada tahun 2005, sektor pertambangan
(minyak, gas dan mineral) memberikan kontribusi terbesar diikuti industri maritim.

D. Konsep Perencanaan Strategi Maritim dari Perspektif Indonesia sebagai Negara


Kepulauan
Indonesia adalah Negara Kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dengan
berbagai corak ragam kondisi sosial budaya secara historis memiliki karakter bahari yang
kuat. Namun disayangkan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia
belum mampu memanfaatkan potensi sumber daya laut tersebut secara maksimal. Diperlukan
konsep dan strategi untuk membangun Indonesia menjadi sebuah negara maritim yang
tangguh dan berdaulat.

Istilah maritim dapat berkaitan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan
perdagangan di laut. Secara primer pengertiannya adalah sifat yang menggambarkan obyek
atau aktivitas berkenaan dengan laut. Dalam konteks negara kepulauan negara maritim adalah
negara yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk kejayaan negaranya, sedangkan
negara kelautan lebih menunjukkan kondisi fisiknya, yaitu negara yang berhubungan, dekat
dengan atau terdiri dari laut.

Konsep negara maritim, adalah negara yang mampu memanfaatkan dan menjaga wilayah
lautnya. Saat ini telah terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap perubahan
lingkungan strategis maritim, baik kawasan regional maupun internasional hal ini sangat
mempengaruhi pola berpikir, cara bertindak dalam penentuan kebijakan politik suatu negara.
Perubahan tersebut secara otomatis pula mempengaruhi penentuan strategi maritim masing–
masing negara, yang merupakan aplikasi dari doktrin maritim yang dilaksanakan oleh setiap
negara. Indonesia membutuhkan doktrin maritim sebagai pengoperasionalan pilihan strategi
dan prioritas pembangunan ke depan.

Pemerintah harus berani menjadikan sejarah kejayaan maritim Nusantara sebagai sebagai
lesson learned yang bukan saja menyangkut tentang keberhasilan, tetapi juga kegagalan atau
kekurangan yang terjadi. Hal ini sebagai pijakan dalam membangun Kekuatan Maritim
Indonesia. Dalam menyusun Strategi Maritim Indonesia tak luput juga dengan melihat
kondisi di alam nyata yang kompleks, multidimensi dan saling terkait. Keterkaitan antara
strategi dengan kondisi di alam nyata merupakan salah satu isu kritis dalam penyusunan
strategi, karena kegagalan untuk menghubungkan keduanya akan mempengaruhi rumusan
strategi menjadi sesuatu tidak bisa dioperasionalkan.

Berdasarkan perkembangan lingkungan strategis dan menguatnya isu Maritime Security,


maka Indonesia akan melaksanakan transformasi dari status negara berkembang menuju
negara maju. Strategi maritim yang akan disusun ini dipandang akan mampu mengamankan
aspirasi kepentingan nasional Indonesia yang masih berstatus negara berkembang. Namun
dalam 20 sampai dengan 30 tahun ke depan, bisa jadi status Indonesia telah meningkat
menjadi negara maju sehingga aspirasinya mengalami perluasan dibandingkan saat ini.
Perubahan itu akan diikuti pula strategi keamanan nasionalnya, termasuk pula strategi
maritim.

12
Untuk mengembalikan kejayaan nusantara maka Indonesia harus mengedepankan strategi
pembangunan Negara Maritim. Indonesia sebagai sebuah Negara Maritim memiliki kriteria :

1) Berdaulat di wilayah NKRI dan disegani negara lain atas wilayahnya,


2) Menguasai seluruh wilayah darat dan laut melalui “effective occupancy” dan
memiliki “sea power” yang diandalkan secara nasional dan global,
3) Mampu mengelola dan memanfaatkan berbagai potensi pembangunan sesuai
aturan nasional dan internasional,
4) Menghasilkan kemakmuran bagi segenap rakyat Indonesia. Dengan demikian
maka keterpaduan darat dan laut dalam pembangunan harus menjadi dasar spasial
serta berorientasi pada wawasan nasional maupun global dengan mengutamakan
kepentingan Nasional.

Perspektif pembangunan Negara Maritim juga didasari bahwa keberlanjutan


pembangunan guna mencapai keberlanjutan bangsa Indonesia. Karakteristik laut berbeda
dengan darat, keberlanjutan (sustainability) pembangunan kemaritiman ditentukan oleh
kelestarian sumber daya pulih (renewable resources) sehingga perlu adanya ambang batas
(threshold) aktivitas pembangunan ekonomi sektor lainnya pada tingkat yang tidak
membahayakan kelestarian sumber daya pulih. Dengan demikian keberhasilan pengelolaan
pembangunan kemaritiman (ocean development management) memerlukan keterpaduan
perencanaan dan implementasi pembangunan yang kuat agar tidak mengulang kesalahan
pengelolaan pembangunan di darat.

Kelautan adalah tumpuan masa depan Indonesia yang harus dikembangkan secara
lestari dan mampu menyejahterakan segenap komponen bangsa di tanah airnya sendiri serta
sebagai unsur utama dalam membangun Indonesia sebagai Negara Maritim. Pembangunan
kemaritiman memerlukan suatu perencanaan yang terkoordinasi, komprehensif dan berpihak
terhadap kepentingan masyarakat serta lingkungan. Oleh karenanya keterpaduan tujuan
pembangunan antar stakeholders serta antar sektor dalam bidang kemaritiman harus dapat
dituangkan melalui kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang dapat
diimplementasikan.

Dalam membangun negara maritim perlu adanya keterlibatan seluruh komponen


bangsa dan membuat suatu komitmen bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
berorientasi maritim. Bila ditinjau dari kondisi bangsa Indonesia saat ini kebijakan
pembangunan kemaritiman pemerintah Indonesia telah berupaya membentuk lembaga
pemerintah kelautan (ocean governance), dengan melihat konstelasi geografis Indonesia,
seperti adanya kementrian yang bergerak di bidang kelautan, lembaga transportasi laut di
bawah Kementrian Perhubungan, Kementrian ESDM, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, Kementrian Pertahanan, Kementrian BUMN (Pelni), Kementerian Lingkungan
Hidup dan asosiasi – asosiasi bidang kelautan dan kemaritiman, namun semuanya belum
terintegrasi dengan manajemen yang terkotak – kotak sehingga upaya yang dilakukan
pemerintah tidak optimal. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu kebijakan pembangunan
kelautan nasional ( National Ocean Development Policy) yang integral dan komprehensif
dalam satu kesatuan strategi pembangunan nasional.

13
Kebijakan tersebut diharapkan menjadi payung politik bagi semua institusi negara,
swasta dan masyarakat yang mendukung transformasi Indonesia menjadi Negara Maritim
yang maju, adil, mandiri berbasiskan kepentingan nasional. Pengembangan formulasi
kebijakan tersebut terdiri dari pilar utama yakni Kebijakan Kelautan (Ocean Policy) dengan
pilar pendukung penting yakni Kebijakan Ekonomi Kelautan (Ocean Economic Policy) yang
mampu mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional serta Kebijakan Tata
Kelola Kelautan (Ocean Governance Policy) yang jujur, bersih, dan berwibawa yang
diperkuat dengan Kebijakan Lingkungan Laut (Ocean Environmental Policy), Kebijakan
Budaya Bahari (Maritime Culture Policy), dan didukung Kebijakan Keamanan Maritim
(Maritime Security Policy) yang kuat. Dengan demikian kelautan sebagai arus utama dalam
pembangunan Negara Maritim, maka pendekatan kebijakan yang dilakukan harus
dilaksanakan secara terpadu antar sektor ekonomi dalam lingkup bidang kelautan maupun
sektor ekonomi berbasis daratan bagi kemakmuran bangsa dan negara Indonesia.

14
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Strategi maritim harus berpijak berdasarkan sejarah perkembangan kemaritiman di


Indonesia dan di dunia. Dari sejarah – sejarah itulah banyak pembelajaran dan contoh strategi
yang didapat dan bisa menjadi contoh dalam implementasi strategi maritim modern. Strategi
maritim dapat didefinisikan sebagai suatu seni yang mengarahkan aset – aset maritim untuk
mencapai tujuan atau sasaran politik yang diinginkan. Strategi maritim hendaknya disusun
berdasarkan faktor – faktor seperti determinan, tujuan, tinjauan singkat dengan negara –
negara yang berbatasan langsung, maritim domain awareness, dan penggunaan kekuatan.
Sedangkan kekuatan maritim itu merupakan segala upaya dalam pengelolaan laut untuk
kepentingan nasional baik di masa perang maupun damai. Lingkungan politik, ekonomi, dan
teknologi memiliki hubungan secara langsung pada strategi maritim suatu bangsa. Strategi
maritim menggunakan laut untuk mendayagunakan posisi geografi dari negara pantai dan
menolak untuk memberikan keuntungan bagi musuh.
Secara geo-politik dan geo-strategis, Indonesia terletak diantara dua benua, Asia dan
Australia dan dua samudera, Hindia dan Pasifik yang merupakan kawasan paling dinamis
dalam percaturan dunia baik secara ekonomi dan politik. Posisi strategis tersebut
menempatkan Indonesia memiliki keunggulan sekaligus ketergantungan yang tinggi
terhadap bidang kelautan, dan sangat logis jika ekonomi kelautan dijadikan tumpuan bagi
pembangunan ekonomi nasional.
Indonesia adalah Negara Kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dengan
berbagai corak ragam kondisi sosial budaya secara historis memiliki karakter bahari yang
kuat. Namun disayangkan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia
belum mampu memanfaatkan potensi sumber daya laut tersebut secara maksimal. Diperlukan
konsep dan strategi untuk membangun Indonesia menjadi sebuah negara maritim yang
tangguh dan berdaulat.

Istilah maritim dapat berkaitan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan
perdagangan di laut. Secara primer pengertiannya adalah sifat yang menggambarkan obyek
atau aktivitas berkenaan dengan laut. Dalam konteks negara kepulauan negara maritim adalah
negara yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk kejayaan negaranya, sedangkan
negara kelautan lebih menunjukkan kondisi fisiknya, yaitu negara yang berhubungan, dekat
dengan atau terdiri dari laut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS1.2014.jurnal Arah Strategi Pembangunan


Indonesia sebagai Negara Maritim.Bogor Agricultural University

Arief Budiman. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama. 2000.

Hettne, Bjorn. Teori Pembangunan dan Tiga Dunia. Jakarta: Gramedia.


2001.

Mansour Fakih. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.


Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka Pelajar. 200

16
17

Anda mungkin juga menyukai