MAKALAH
NEGARA DAN KONSTITUSI
KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA
DIBUAT OLEH:
NAMA : SATRIYO BAYU ARDINA
NIM :S1B121115
KELAS :C
MATKUL : KEWARGANEGARAAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kepada kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini mengenai “NEGARA DAN KONSTITUSI,
KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA”. Pada kesempatan ini
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kewarganegaraan yang telah
memberikan tugas ini kepada saya. Saya jauh dari sempurna. Dan ini merupakan
langkah yang baik dari studi sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan saya , maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya
mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya pihak
lain.
I
DAFRAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN: ....................................................................................1
1) LATAR BELAKANG.................................................................................1
2) RUMUSAN MASALAH.............................................................................1
3) TUJUAN......................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN : ......................................................................................2
I. NEGARA DAN KONSTITUSI...................................................................2
1) EKSISTENSI NEGARA..................................................................2
2) NEGARA INDONESIA...................................................................2
3) KONSTITUSI...................................................................................4
4) KONSTITUSI atau
UNDANG-UNDANG DASAR DI INDONESIA............................7
II
BAB 1
PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG.
Sekarang ini sebagian masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti
dari pancasila sebagai dasarnegara dan UUD 1945 sebagai konstitusi.
Bahkan bukan hanya mengabaikan, namun banyak juga yang tidak
mengetahui makna dari dasar negara dan konstitusi tersebut. Terlebih
di eraglobalisasi ini masyarakat dituntut untuk mampu memilah-milah
pengaruh positif dan negatif dari globalisasi tersebut. Dengan
pendidikan tentang dasar negara dan konstitusi diharapkan masyarakat
Indonesia mampu mempelajari, memahami serta melaksanakan segala
kegiatan kenegaraan berlandasakan dasar negara dan konstitusi, akan
tetapi ketahanan nasional dan sikap bela negara juga perlu diketahui
pentingnya hal ini oleh masyarakat
2) RUMUSAN MASALAH.
1.Apakah pengertian Negara itu?
2.Apakah pengertian Konstitusi itu?
3.Bagaimakah pertahahanan nasional dan bela negara di indonesia?
4.Penjelasan singkat untuk UUD 1945
3) TUJUAN.
1.Untuk mengetahui pengertian dari Negara dan Konstitusi
2.Untuk mengetahui pertahahanan nasional dan bela negara di
indonesia
3.Untuk mengetahui keberadaan Konstitusi di Indonesia
4.Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
I. NEGARA DAN KONSTITUSI.
1) .EKSISTENSI NEGARA
Sebuah Negara dapat mengalami proses lahir, tumbuh berkembang hingga
runtuh. Hal tersebut merupakan sebuah gerak melingkar yang berkelindan
serta dihasilkan dari sebuah proses yang melibatkan segenap unsur dalam
negara tersebut. Sebagaimana layaknya manusia, negara juga memiliki
umur tertentu, yang tidak jarang akan berakhir pada sebuah “kematian”
ataupun “kemunculan baru”. Eksistensi dari sebuah negara tersebut tentu
berkaitan erat dengan dialektika yang terjadi antara pemimpin,
masyarakat, maupun kondisi sosial serta geopolitik yang melingkupinya.
Kita tentu sudah mendengar negara-negara yang pernah mengalami
puncak kejayaan, ataupun bertahan dan eksis dalam percaturan
internasional. Uni Soviet merupakan sebuah negara yang sempat
memberikan warna tersendiri dalam percaturan geopolitik dunia dengan
ideologi sosialisme yang dikonstruksikan oleh Stalin dan Lenin.
Yugoslavia yang kini berubah menjadi negara Serbia juga pernah eksis
sebagai sebuah negara berdaulat.
2) .NEGARA INDONESIA
Indonesia, dengan nama resmi Republik Indonesia (RI), atau lengkapnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), adalah sebuah negara
kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di
antara daratan benua Asia dan Oseania, sehingga Indonesia dikenal
sebagai negara lintas benua, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Indonesia merupakan negara terluas ke-14 sekaligus negara
kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km²,
serta negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504
pulau.Nama alternatif yang umum dipakai untuk merujuk pada
"Kepulauan Indonesia" disebut Nusantara. Selain itu, Indonesia juga
menjadi negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia dengan populasi
mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, serta negara beragama Islam
terbanyak dan terbesar di dunia, dengan penganut lebih dari 230 juta jiwa.
Indonesia adalah salah satu negara multiras, multietnik, dan multikultural
di dunia, seperti halnya Amerika Serikat.Indonesia berbatasan dengan
sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara, Benua Australia, dan Oseania.
2
Indonesia berbatasan di wilayah darat dengan Malaysia di Pulau
Kalimantan dan Sebatik, dengan Papua Nugini di Pulau Papua, dan
dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga yang hanya
berbatasan laut dengan Indonesia adalah Singapura, Filipina, Australia,
dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik
berdasarkan Konstitusi Indonesia yang sah, yaitu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Berdasarkan UUD
1945 pula, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), dan Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Ibu kota negara
Indonesia saat ini adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta).
Pada tanggal 18 Januari 2022, pemerintah menetapkan Ibu Kota Nusantara
yang berada di Pulau Kalimantan, yang menempati wilayah Penajam
Paser Utara, untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota baru. Hingga
saat ini, proses peralihan ibu kota masih sementara berlangsung.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa pendatang dan
penjajah. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting
sejak abad ke-7, yaitu sejak berdirinya Sriwijaya, sebuah kerajaan Hindu–
Buddha yang berpusat di Palembang. Kerajaan Sriwijaya ini menjalin
hubungan agama dan perdagangan dengan bangsa Tionghoa, India, dan
juga Arab. Agama dan kebudayaan Hindu–Buddha tumbuh, berkembang,
dan berasimilasi di wilayah Kepulauan Indonesia pada awal abad ke-4
hingga abad ke-13 Masehi. Setelah itu, para pedagang dan ulama dari
Jazirah Arab yang membawa agama dan kebudayaan Islam sekitar abad
ke-8 hingga abad ke-16. Pada akhir abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa
datang ke Kepulauan Indonesia dan berperang untuk memonopoli
perdagangan rempah-rempah Maluku semasa Zaman Penjelajahan.
Setelah berada di bawah penjajahan Belanda untuk sekurang-kurangnya
300 tahun, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda,
memproklamasikan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II, tepatnya
pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, Indonesia mendapat berbagai
tantangan dan persoalan berat, mulai dari bencana alam, praktik korupsi
yang masif, konflik sosial, gerakan separatisme, proses demokratisasi, dan
periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial–ekonomi–
politik, serta modernisasi yang pesat. Indonesia terdiri dari berbagai suku
bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa, Indonesia terdiri
atas bangsa asli pribumi yakni Austronesia dan Melanesia di mana bangsa
Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami
Indonesia bagian barat.
3
Dengan suku Jawa dan Sunda membentuk kelompok suku bangsa terbesar
dengan populasi mencapai 57% dari seluruh penduduk Indonesia.
Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika" (berbeda-beda
tetapi tetap satu tujuan), bermakna keberagaman sosial-budaya yang
membentuk satu kesatuan negara. Selain memiliki populasi penduduk
yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki alam yang
mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar ke-2 di dunia.
Indonesia merupakan anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
satu-satunya anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7
Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966.
Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang
sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28 September 1950.
Selain PBB, Indonesia juga merupakan anggota dari organisasi
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Konferensi Asia–
Afrika (KAA), Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Organisasi
Kerjasama Islam (OKI), G-20, dan akan menjadi anggota Organisasi Kerja
Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
3) .KONSTITUSI
Indonesia memiliki konstitusi yaitu Konstitusi atau UUD 1945. Konstitusi
itu sendiri adalah norma dari sistem politik dan hukum yang dibentuk oleh
pemerintah negara bagian yang biasanya dalam bentuk dokumen tertulis.
Konstitusi tidak mengatur perincian tetapi hanya menjabarkan prinsip-
prinsip yang membentuk dasar bagi peraturan lainnya.
Pengertian Konstitusi.
Dalam bahasa Prancis Konstitusi memliki arti membentuk, yaitu
konstituer, yang berarti terbentuk. Konstitusi bisa diartikan dalam luas dan
sempit. Dalam arti sempit konstitusi hanya berisi norma-norma hukum
yang membahas kekuasaan di suatu negara. Sementara konstitusi dalam
arti luas menyangkut seluruh ketentuan dasar atau hukum dasar, baik
tertulis dan tidak tertulis serta campuran keduanya tidak hanya sebagai
aspek hukum tetapi juga “non-hukum”. Keberadaan konstitusi di suatu
negara sangat penting karena konstitusi adalah aturan dasar dalam
administrasi negara, oleh karena itu di Indonesia telah terjadi beberapa
perubahan pada konstitusi.
4
Tujuan.
Menurut C.F Strong, tujuan pembentukan konstitusi adalah untuk
membatasi kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak
yang diperintah, dan untuk merumuskan pelaksanaan kekuasaan berdaulat.
Oleh karena itu, setiap konstitusi memiliki dua tujuan, yaitu:
1.Membatasi dan menyediakan pengawasan kekuasaan politik, dan
2.Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol absolut oleh otoritas serta
untuk menetapkan batas kekuasaan untuk otoritas
Konstitusi adalah alat atau sarana untuk mengawasi proses kekuasaan.
Oleh karena itu tujuan membuat konstitusi adalah untuk mengatur
jalannya kekuasaan dengan membatasi melalui aturan untuk menghindari
kesewenang-wenangan pihak berwenang kepada rakyat mereka dan untuk
memberikan arahan kepada pihak berwenang untuk mewujudkan tujuan
suatu Negara. Jadi, pada dasarnya konstitusi Indonesia bertujuan untuk
mencapai tujuan negara berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara.
Posisi.
Baik dari segi posisi, fungsi dan tujuan konstitusi di negara ini berubah
dari waktu ke waktu. Dalam transisi dari negara feodal monarki atau
oligarki dengan kekuasaan absolut penguasa negara demokrasi nasional,
konstitusi menempati benteng pemisahan antara rakyat yang kemudian
secara bertahap berfungsi sebagai alat rakyat dalam perebutan kekuasaan
melawan otoritas. Setelah perjuangan dimenangkan oleh rakyat, posisi dan
peran konstitusi mulai bergeser dari penjaga keamanan & kepentingan
hidup rakyat ke tirani kelas penguasa, kemudian menjadi tombak bagi
rakyat memusnahkan kekuasaan individu/sepihak. Di sistem monarki ini
serta kekuatan unilateral dari satu kelompok oligarkis untuk membangun
tatanan kehidupan baru berdasarkan pada dasar kepentingan bersama.
Nilai-nilai.
Menurut Karl Loewenstein dalam bukunya Reflection on the Value of
Constitutions in our Revolutionary, ada tiga jenis yang setingkat dengan
nilai konstitusional, yaitu nilai normatif, nilai nominal & nilai semantik.
Menurut Karl Loewnstein, dikutip oleh Moh. Kusnardi dan Bintan R.
5
Saragih dalam buku State Science, berpendapat bahwa dalam setiap
konstitusi ada dua masalah, yaitu:
1.Sifat konstitusi yang ideal adalah teori.
2.Bagaimana mengimplementasikan Konstitusi Peraktek.
Aturan hukum normatif adalah jika aturan hukum masih dipatuhi oleh
masyarakat dan jika tidak maka aturan itu sudah mati dan / atau tidak
pernah terwujud. Nilai nominal konstitusi diperoleh jika kenyataan
mencapai batas berlakunya, yang dalam batas berlakunya adalah apa yang
dimaksud dengan nilai konstitusi. Jika konstitusi hanya dilaksanakan
sebagian dan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan di lapangan, maka
konstitusi disebut sebagai konstitusi nominal.
Fungsi.
Fungsi konstitusi menurut Henc van Maarseveen dan Ger van der Tang,
adalah sebagai akta pendirian negara (konstitusi sebagai akta kelahiran).
Konstitusi berfungsi sebagai bukti otentik perpanjangan negara sebagai
badan hukum (rechstpersoon). Untuk mewujudkannya, beberapa negera di
belahan dunia berusaha untuk mempunyai konstitusi. Perihal fungsinya
serta hubungannya untuk negara konstitusional saat ini, menurut G.S
Diponolo, tidak ada yang berbicara tentang organisasi negara tanpa
berbicara tentang konstitusi. Dengan demikian, dari segi waktu, fungsi
konstitusi dalam arti Konstitusi adalah sebagai syarat untuk pembentukan
negara bagi negara yang belum terbentuk, atau sebagai akta pendirian
negara untuk suatu negara. negara yang sebelumnya dibentuk. Sebelum &
sesudah negara dibentuk, fungsi konstitusi yang jelas adalah sebagai
dokumen formal, dasar organisasi negara, dasar distribusi kekuasaan
negara, dasar pembatasan dan kontrol kekuasaan pemerintah, jaminan
kepastian hukum dalam praktik administrasi negara, pengaturan
kelembagaan dan pengaturan pemerintah.
6
8
Namun sebelum itu, PPKI melakukan beberapa perubahan pada naskah
UUD hasil rancangan BPUPK, terutama pada bagian-bagian yang
dianggap lebih menonjolkan agama Islam. Perubahan-perubahan tersebut
di antaranya:
9
Setelah Indonesia dan Belanda beberapa kali melakukan pertempuran dan
perjanjian gencatan senjata, pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November
1949, perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan Majelis
Permusyawaratan Federal (BFO) bentukan Belanda melakukan pertemuan
di di Den Haag (Belanda) yang disebut Konferensi Meja Bundar (KMB)
untuk perjanjian damai terakhir kalinya dengan Belanda. KMB tersebut
menghasilkan kesepakatan bahwa kedaulatan negara Indonesia akan
diberikan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) dan diakui oleh
Belanda. RIS kemudian terbentuk pada tanggal 27 Desember 1949. Oleh
karena hal ini, UUD 1945 dibatalkan secara otomatis setelah negara
tersebut berdiri.
Pengadopsian konstitusi lainnya.
Setelah Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk dan Indonesia menjadi
negara federasi, konstitusi yang digunakan adalah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat (Konstitusi RIS), sedangkan UUD 1945 masih
digunakan tetapi dalam lingkup negara bagian "Republik Indonesia".
Konstitusi RIS ini tidaklah bertahan lama dan akhirnya dicabut pada
tanggal 15 Agustus 1950, yang diikuti dengan pembubaran negara RIS
dan kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus. Setelah peralihan tersebut, Indonesia
memberlakukan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
(UUDS 1950) yang merupakan modifikasi dari UUD RIS. Oleh karena
itu, UUDS 1950 mengenal sistem pemerintahan Indonesia sebagai sistem
parlementer. Setelah beberapa tahun berlaku, Indonesia pada tahun 1955
melaksanakan pemilihan umum untuk pertama kalinya dalam dua tahap,
yaitu pemilihan anggota DPR pada tanggal 29 September dan pemilihan
anggota konstituante pada tanggal 15 Desember. Konstituante Republik
Indonesia yang terdiri atas anggota-anggota terpilih pemilu tahap kedua
tersebut bertugas mengadakan sidang-sidang untuk membahas dan
merumuskan rancangan UUD yang baru menggantikan UUDS 1950.
Namun badan tersebut tidak dapat menghasilkan rancangan UUD baru dan
bahkan sebagian besar anggotanya berencana untuk menarik diri dari
sidang konstituante. Keadaan genting ini memaksa Soekarno
mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan badan
Konstituante Republik Indonesia, memberlakukan kembali UUD 1945 dan
membatalkan UUDS 1950, serta membentuk MPR dan DPA sementara
secepatnya.
10
14
BAB 3 PENUTUP
I. KESIMPULAN.
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah
(territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok
(fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara.
3. Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta
yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional
lainnya sedangkan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
4. Landasan dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara adalah
Wajib Militer sedangkan Motivasi dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan
Negara yaitu Pengalaman sejarah perjuangan RI , Kedua wilayah geografis
nusantara yang strategis, Keadaan produk (demografis) yang besar, Kekayaan
sumber daya alam, Perkembangan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan , dan
Kemungkinan timbulnya bencana perang
15
DAFTAR PUSTAKA
- MAKALAH NEGARA DAN KONSTITUSI | Destrii Baiziah
- http://www.wikipedia.com Nasution, Mirza. NEGARA DAN KONSTITUSI. 2004
-https://www.academia.edu/41875084/KETAHANAN_NASIONAL_
DAN_BELA_NEGARA | Amanda Prillienia | 2020
16