Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN


RAKYAT INDONESIA

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

VIOLITA HERVARYANI (D1B122040)


ISJAYANTI MARSAOLY (D1B122031)
M. DONI KASMAN (D1B122061)
EKA NATALIA (D1B122034)
URDAMAYANTI (D1B122028)
NURUL HAMISANI YUSUf (D1B122067)

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
20222

i
KATA PENGANTAR

Asslamualaikum wr, wb
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha kuasa dimana berkat limpahan
taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK
INDONESIA. Tak lupa pula kami ucapkan shalawat serta salam kepada nabi
besar muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya
sehingga dapat membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju alam yang terang-
benerang.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak terkait yang
memiliki peran dalam upaya penyelesaikan makalah ini, dalam hal ini adalah
teman-teman kelompok yang turut bahu-membahu dalam penyelesaian makalah
ini. Secara garis besar makalah kami yang berjudul PANCASILA DALAM
KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA yang membahas
sub bab 1).Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan pasal-pasal ,
Pancasila ,dan Proklamasi,2). Hukum Dasar Tertulis dan Tidak Tertulis , dan
3).Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945
Kami menyadari bahwa baik mulai dari proses pembuatan hingga hasil
akhir makalah kami masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan. Kami sangat
mengharapkan makalah kami dapat berguna bagi diri kami sendiri dan masyarakat
luas.
Akhir kata kami mengucapkan billahi taufik walhidayah wasalamualaikum
wr,wb.

Makassar, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A.    Latar belakang.............................................................................. 1
B.     Rumusan masalah........................................................................ 1
C.     Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
A. Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Proklamasi ,Batang tubuh ,dan
Pancasila...................................................................................... 3
B. Hukum Dasar Tertulis (UUD) dn Tidak Tertulis (CONVENSI) 6
C. Struktur Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945............... 8
BAB III PENUTUP................................................................................. 12
A.    Kesimpulan.................................................................................. 12
B.     Saran............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar dan lembaga pemerintahan Indonesia yang
mengatur semua lembaga politik di Indonesia. Masih terlalu banyak dalam
pemerintahan Indonesia, terlalu banyak anggota dan sistem pemerintahannya tidak
memenuhi nilai-nilai yang mendasari masing-masing Pancasila. Sesungguhnya
bila berbicara tentang negara dan wilayah Indonesia, dimaksudkan untuk
mengingatkan kita bahwa UUD Pancasila, UUD asli UUD 1945, para pendiri dan
mantan anggotanya harus mengantisipasi dan memahami kembali bangsa
Indonesia. Negara Indonesia.
Dalam merumuskan sistem politik Indonesia, seseorang tidak boleh
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, karena pembentukan karakter bangsa
dilihat dari sistem politik Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai ideologi
negara, yaitu. Pancasila. Namun, jika banyak penyimpangan dan kesalahan dalam
pemerintahan yang merugikan Indonesia, maka akan merusak sistem
ketatanegaraan di Indonesia, juga negara itu sendiri.
Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam
Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia”

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1. Apa saja yang terkait dengan Pembukaan UUD 1945 ?
2. Bagaimanakah sistem Ketatanegaraan Indonesia ?
3. Bagaimanakah kelembagaan negara menurut UUD 1945 ?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Filsafat Pancasila.
serta menyusun dan menjelaskan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah
diatas, tujuannya yaitu :
1. Mengetahui apa saja yang terkait dengan pembukaan UUD 1945

1
2. Menegtahui sistem Ketatanegaraan Indonesia
3. Mengetahui kelembagaan negara menurut UUD 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 DENGAN PROKLAMASI,


PASAL-PASAL UUD 1945 DAN PANCASILA
1. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi
Deklarasi tersebut harus menjadi deklarasi kemerdekaan, yaitu
penghapusan sistem hukum kolonial dan awal desentralisasi sistem hukum
nasional. Pada saat yang sama, niat Indonesia itu juga tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 atau UU No. 1 di MPR. XX/MPRS/1996 menyatakan bahwa program
tersebut adalah harapan seluruh bangsa Indonesia dengan cita-cita luhur
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pernyataan Pancasila juga sejalan
dengan proklamasi kemerdekaan yang dibuat pada 17 Agustus 1945. , 1945. 1945
dan seterusnya.
Dapat juga dikatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 adalah Proklamasi
Kemerdekaan dan Proklamasi Kemerdekaan berkaitan erat karena keduanya
berkaitan dengan UUD 1945 sebagaimana tertuang dalam Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945..

2. Hubungan Antara Pembukaan dengan Pasal-Pasal UUD 1945


Isi pengertian yang terkandung dalam masing-masing bagian pembukaan
melukiskan adanya rangkaian peristiwa dan keadaan berkenaan dengan berdirinya
Negara Indonesiamelalui pernyataan kemerdekaan kebangsaan Indonesia.
A.    Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya Negara
yang merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yang menjadi motif
pendorong bagi tersusunnya kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam
wujud terbentuknya Negara Indonesia (Bagian pertama, kedua, dan ketiga
pembukaan UUD 1945).
B.     Yang merupakan ekspresi daripada peristiwa dan keadaan setelah Negara
Indonesia terwujud. (bagian keempat pembukaan UUD 1945).

3
Garis pemisah antara kedua peristiwa dan kedaan tersebut dengan jelas ditandai
oleh pengertian yang terkandung dalam istilah “Kemudian daripada itu”. Pada
bagian ke-empat pembuakaan, sehingga dapatlah ditentukan sifat hubungan antara
masing-masing bagian pembukaan dengan batang tubuh UUD 1945, yaitu:
a) Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan merupakan segolongan
pernyataan- pernyataan yang tidak mempunyai hubungan organisasi dengan
batang tubuh UUD 1945.
b) Bagian keempat pembukaan mempunyai hubungan kausal dan organis dengan
batang tubuh UUD 1945.
c) Bahwa bentuk Republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar
kerohanian Negara Pancasila harus tertuang dalam batang tubuh UUD, oleh
karena telah merupakan ketentuan dari pembukaan.

3. Hubungan pembukaan dengan pancasila

Dasar negara kita Pancasila terbentuk dari nilai-nilai sosial masyarakat


Indonesia, yang bersumber dari visi sosial negara, yang terdiri dari jati diri,
bangsa yang luhur dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, Pancasila
menjelma menjadi ideologi nasional, kajian tentang cita hukum dan moral
keadaan mental dan perilaku bangsa Indonesia, yang mendeklarasikan
kemerdekaannya pada 17 Agustus 2016.
Sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945, tujuan akhirnya adalah
terwujudnya dunia mistik Indonesia dan ideologi hukum (Rechtsidee) yang
mengatur negara, tertulis dan tidak tertulis. Ide dasarnya tertuang dalam undang-
undang dan konstitusi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa landasan
spiritual yang diletakkan dalam UUD 1945 dan dalil-dalil hukum yang terkandung
dalam UUD 1945 tidak lebih dari asal usul atau inspirasi dari falsafah dasar
Pancasila. Di atas mengandung makna dan fungsi Pancasila sebagai akar bangsa.
          Atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar
falsafah negara pancasila, merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang terpadu
yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD

4
1945. hal inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang
Indonesia.
          Selain itu, asas-asas UUD 1945 (serta asas-asas dan konsep-konsep yang
terkandung di dalamnya), sebagian besar tercermin dalam teks utama UUD 1945.
Jadi Pancasila adalah jiwa, yang merupakan sumber dan dasar dari Undang-
Undang Dasar 1945. Secara teknis, dapat dikatakan bahwa gagasan utama dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah menyebarkan gagasan-gagasan
dalam Pancasila. Tubuh UUD 1945 dan ketentuan nilai-nilai Pancasila menurut
pasal.
Kedua bagian UUD 1945 (kompensasi) didefinisikan dengan baik.
Konstitusi adalah hukum tertulis tertinggi. Artinya konstitusi sebagai undang-
undang mengikat pemerintah, mengikat pelanggan nasional dan organisasi
masyarakat dan mengikat seluruh negara Indonesia di mana pun berada dan semua
warga negara Indonesia. Menurut hukum, hukum dasar mencakup standar, aturan
atau peraturan yang harus diikuti dan ditegakkan.
          Pada tataran ini, Konstitusi adalah hukum yang berlaku dalam tatanan atau
hierarki norma hukum yang berlaku, yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari
konstitusi dan menjadi media acuan ada atau tidaknya norma hukum yang tersirat.
tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Berbeda dengan di atas, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945,
Pembukaan UUD 1945 berdampak langsung atau tidak langsung terhadap tubuh
UUD 1945 itu sendiri yang mengakibatkan UUD 1945 dalam strukturnya di
berbagai bidang.
Mengenal pula ruang lingkup nilai-nilai dalam Pancasila dan mengingat
kembali hubungannya dengan batang tubuh UUD, termasuk falsafah dasar
Pancasila dan UUD 1945, merupakan satu kesatuan dan keterpaduan norma dan
nilai yang tidak dapat dipisahkan. . . . UUD 1945 merupakan rangkaian ketentuan
yang tidak lebih dari gagasan sentral UUD 1945: persatuan Indonesia, keadilan
sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan teori demokrasi dan perwakilan serta
solidaritas dan individualitas melalui konsensus. dan manusia, menurut orang
beradab, dipadatkan menjadi serangkaian kelompok yang tidak dapat dibedakan.

5
Kualitas hukum adalah yang terbaik. Oleh karena itu, kita harus mencegah tatanan
konstitusional dasar menjadi usang. Faktor terpenting dalam pemerintahan dan
kehidupan bernegara adalah semangat kepemimpinan pemerintahan. Semangat
aktif, positif dan konstruktif, diantisipasi dengan pembukaan UUD 1945.

B. Hukum Dasar Tertulis (UUD) dan Tidak Tertulis (CONVENSI)


a. Hukum Dasar Tertulis (UUD)

UUD itu rumusannya tertulis dan tidak berubah. Adapun pendapat L.C.S
Wade dalam bukunya Contution Law, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah
suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan
tersebut jadi UUD itu mengatur mekanisme dan dasar dari setiap sistem
pemerintahan.
UUD juga dapat dipandang sebagai lembaga/sekumpulan asas yang
menetapkan bagaimana kekuasaan tersebut bagi mereka memandang suatu Negara
dari sudut kekuasaan dan menganggapnya sebagai suatu organisasi kekuasaan.
Adapun hal tersebut di bagi menjadi tiga yaitu badan legislatif, eksekutif dan
yudikatif.
UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini
bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain.UUD merekam hubungan-
hubungan kekuasaan dalam satu Negara. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan
bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel,UUD 1945 hanya memilik 37 pasal,
adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan yang
mengandung makna yaitu:
1. Telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat
garis besar intruksi kepada pemerintah pusat dan semua penyelenggara Negara
untuk menyelenggarakan kehidupan Negara dan kesejahteraan sosial.
2. Sifatnya harus supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita harus senantiasa ingat
bahwa masyarakat ini harus terus berkembang dan dinamis seiring perubahaan
zaman .Oleh karena itu, makin supel sifatnya aturan itu makin baik. jadi kita
harus menjaga agar sistem dalam UUD itu jangan ketinggalan zaman. Menurut

6
Dadmowahyono, seluruh kegiatan Negara dapat dikelompokan menjadi dua
macam yaitu penyelenggara kehidupan Negara, kesejahteraan sosial.

Sifat-sifat UUD

1. Rumusannya merupakan suatu hukum positif yang mengikat pemerintah


sebagai penyelenggara Negara maupun mengikat bagi warga Negara.
2. UUD 1945 itu bersifat supel dan singkat karena UUD 1945 memuat aturan-
aturan pokok yang setiap kali harus di kembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman dan memuat HAM.
3. Memuat norma-norma/aturan-aturan/ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus
dilaksanakan secara konstitusional.
4. UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif
yang tertinggi, disamping itu sebagai alat kontrol terhadap norma-norma
hukum positif yang lebih rendah dalam hirarki tertib hukum Indonesia.

b. Hukum dasar tak tertulis (Convensi)


Hukum dasar yang tidak tertulis atau sering disebut convensi, merupakan
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara. Convensi ini merupakan pelengkap dari aturan-aturan dasar yang belum
tercantum dalam Undang-Undang Dasar dan diterima oleh seluruh rakyat dan
tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.
Convensi juga sebagai hukum dasar yang tak tertulis dan memiliki aturan-aturan
dasar yang timbul dan terperihara dalam praktek penyelenggaraan Negara
meskipun sifatnya tidak tertulis.
Sifat-sifatnya yaitu:
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara.
2. Tak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar
3. Diterima oleh seluruh rakyat/masyarakat

7
4. Bersifat sebagai pelengkap sehingga memungkinkan bawa convensi bisa
menjadi aturan-aturan dasar yang tidak tercantum dalam UUD 1945
Contoh :
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.menurut pasal 37
ayat(1) dan (4) UUD 1945 segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara
terbanyak tetapi sistem ini kurang jiwa kekeluargaan sebagai kepribadian
bangsa.oleh karena itu,dalam praktek-praktek penyelenggaraan Negara selalu
di usahakan untuk mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat dan ternyata hampir selalu berhasil. Pungutan suara baru ditempuh
jika usaha musyawarah untuk mufakat sudah tak dapat dilaksanakan.
2. Praktek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar
tidak tertulis antara lain:
a. Pidato kenegaraan presiden RI setiap 16 Agustus di dalam sidang DPR
b.  Pidato presiden yang di ucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang
rencana anggaran pendapatan belanja (RAPB) Negara pada minggu 1, pada
bulan januari tiap tahunnya. Jika convensi ingin di jadikan rumusan yang
bersifat tertulis maka yang berwenang adalah MPR dan rumusannya bukan lah
merupakan suatu hukum dasar melainkan tertuang dalam ketetapan MPR dan
tidak secara otomatis setingkat dengan UUD melainkan sebagai suatu
ketetapan MPR.

C. Struktur Pemerintahan Indonesia Menurut Uud 1945

Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945 Secara garis besar


gambaran tentang sistem pemerintahan negara yang dianut oleh UUD 1945 yang
telah diamandemen adalah sebagai berikut :

1. Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1


ayat 2). Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen, MPR tidak mempunyai
kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, tetapi hanya
sebatas melantik (pasal 3 ayat 3 dan pasal 8 ayat 3). Dengan demikian hanya
dengan GBHN, UUD 1945 tidak lagi mengenal istilah GBHN sebagai produk

8
MPR. Kewenangan terbesar MPR adalah menetapkan dan mengubah UUD
(pasal 3 ayat 1) selain mengenai Pembukaan UUD dan bentuk Kesatuan
Negara Republik Indonesia (pasal 37 ayat 5).
2. Sistem Konstitusional
Sistem konstitusional dalam UUD 1945 tercermin dalam ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat
2).
b. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden
dalam masa jabatannya menurut UUD (pasal 3 ayat 3).
c. Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat
1).
d. Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum memangku jabatannya
bersumpah atau berjanji memegang teguh UUD (pasal 9 ayat 1).
e. Hak-hak DPR ditentukan oleh UUD (pasal 20A).
f. Setiap UU yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan UUD pasal 24C
ayat 1).
g. Kewenangan lembaga negara ditentukan oleh UUD (pasal 24C ayat 1).
h. Putusan dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden oleh
Mahkamah Konstitusi menurut UUD (pasal 24C ayat 2).
3. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)
4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat
1). Namun   dalam kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden.
5. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi. Presiden
memegang tanggungjawab atas jalannya pemerintahan menurut UUD, dan
Presiden diberi kewenangan untuk membentuk suatu dewan pertimbangan
yang bertugas memberikan nasehat dan pertimbangan kepada Preisden.
6. Menteri negara ialah pembantu Presiden (pasal 17 ayat 1), oleh karena itu
kedudukan menteri sangat tergantung pada Presiden (pasal 17 ayat 2)
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. Presiden selaku kepala negara
mempunyai kekuasan yang sangat luas, meskipun tidak bersifat mutlak.

9
Kekuasaan kepala negara yang tidak tak terbatas itu adalah dimana kontrol
DPR atas berbagai kewenangan presiden sangatlah dominan.
8. Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik (pasal 1 ayat 1 dan
pasal 18 ayat 1). NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintah daerah.
Sedangkan Jenis- jenis Kelembagaan Negara menurut UUD 1945 sebagai berikut

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR yang dipilih melalui
pemilu, dengan suara terbanyak dan sedikitnya MPR bersidang sekali
dalam lima tahun di ibukota negara. Kewenangan MPR adalah mengubah
dan menetapkan UUD (pasal 3)
2. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, dan
dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh seorang Wakil Presiden.
Presiden berhak mengajukan RUU, dan menetapkan Peraturan Pemerintah
untuk menjalankan UU (pasal 5). Presiden memegang masa jabatan
selama lima tahun. Syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden
adalah :
1.     WNI sejak kelahirannya
2.    Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya
sendiri.
3.    Tidak pernah menghianati negara
4.    Mampu secaraa jasmani dan rohani untuk melakukan kewajibannya
5.    Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal 6Syarat-syarat
lainnya akan diatur dengan UU (pasal 6).
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak.
DPR memiliki fungsi legislatif, anggaran, dan pengawasan, untuk itu DPR
diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatakan pendapat, mengajukan
pertanyaan, menyampaikan usul dan  pendapat serta imunitas (pasal 20).

10
4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Anggota DPD juga dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak dari
setiap provinsi. DPD bersidang paling sedikitnya sekali dalam setahun.
DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan ikut membahasnya sesuai
dengan bidangnya.
5. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
KPU biasa ditugaskan dalam rangka Pemilu agar terselenggara
sesuai asas (luberjurdil).
6. Bank Sentral
Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan UU
(pasal 23D).
7. Badan Pengawas Keuangan (BPK)
BPK diadakan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang pengelolaan keuangan yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan
keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD untuk
ditindklanjuti (pasal 23E).
8. Mahkamah Agung (MA)
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan
dilakukan oleh sebuah MA dan badan peradilan yang berada dibawahnya.
9. Komisi Yudisial
Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluruhan martabat  serta perilaku
hakim.
10. Mahkamah Konstitusi
MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat
terakhir yang putusannya bersifat final untuk mengkaji UU terhadap UUD,
dan lain-lain.

11
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan prinsip spiritual dalam filsafat
politik yang disebut sebagai dasar filosofis negara (Philosofische gronslai). Dalam
kapasitas tersebut, Pancasila mewujudkan seluruh aspek nilai dan prinsip
konstitusional sebagai sumber hukum tata negara Indonesia. Oleh karena itu,
segala peraturan dan perundang-undangan yang mungkin berlaku selalu tunduk
pada ketentuan UU Pancasila.
Menyesuaikan kerangka pemerintahan, berbasis nilai, ke Pancasila dapat
memberikan karakter negara sebagai tiruan moral, yang sesuai dengan apa yang
disajikan dalam undang-undang Pancasila. Baik negara Indonesia maupun rakyat
Indonesia yang kedaulatannya terletak pada Pancasila, akan memberikan
kontribusi positif bagi terciptanya negara Indonesia.

B.     Saran

Bagi para pembaca atau siapapun yang menyempatkan diri untuk


membaca artikel ini, jika ada kesalahan dalam artikel ini, saya harap dapat
dikoreksi dan dipahami. Oleh karena itu, saya berharap para pembaca tidak lupa
untuk memberikan kritik, saran dan pemikiran yang membangun.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://arkalalandshary.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
indradarmajun.blogspot.com/2015/09/hubungan-pembukaan-dengan-
pancasila.html
umahilmupart3.blogspot.com/2014/10/makalah-pkn-si1.html

Perundang – undangan UUD 1945


 Teks Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
 Undang Undang Dasar 1945 (setelah diamandemen).
 Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentangMemorandum DPR-GR
mengenai Sumber TertibHukum RI dan Tata Urutan Peraturan
PerundangundanganRI.
 Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata
Urutan Peraturan Perundangundangan.

13

Anda mungkin juga menyukai