Anda di halaman 1dari 8

Jurnal KESMAS, Vol.

9, No 2, Maret 2020 33

GAMBARAN PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


RUMAH SAKIT (K3RS) DI RUMAH SAKIT ADVENT MANADO
Jeane Julianingsih Bando*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. Ratag*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Konsep dasar Kesehatan dan Keselamatan Rumah Sakit (K3RS) adalah upaya terpadu seluruh pekerja
rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang sakit untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat
kerja rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar orang sakit maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), dari 35 juta pekerja kesehatan terdapat 3
juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC dan 170,000
terpajan virus HIV/AIDS). Di Amerika Serikat, setiap tahun terdapat 5000 petugas kesehatan terinfeksi
Hepatitis B 47 positif HIV dan setiap tahun 600.000–1.000.000 luka tusuk jarum dilaporkan (Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 432 Tahun 2007). Jenis penelitian adalah kualitatif untuk menggambarkan
penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Advent Manado. Waktu penelitian
dilakukan dari Desember 2019 – Februari 2020. Informan penelitian ini berjumlah 7 orang.. Hasil
penelitian menunjukkan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit yang
dilakukan Rumah Sakit Advent Manado sudah berjalan dengan baik tetapi belum sesuai standar karena
beberapa program seperti pembinaan dan pengawasan terhadap peralatan keselamatan kerja,
pembinaan dan pengawasan manajemen sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran,
pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan pemeriksaan kesehatan secara berkala belum terlaksana
secara optimal.

Kata Kunci: Penerapan Program K3RS

ABSTRACT
The basic concept of Hospital Health and Safety is an integrated effort of all hospital workers, patients,
visitors / introductory people to create a work environment, a healthy, safe and comfortable hospital
workplace for both hospital workers, patients, visitors / introduction to the sick as well as to the
community and the environment around the hospital. Based on data from the World Health Organization
(WHO), out of 35 million health workers, 3 million were exposed to blood pathogens (2 million were
exposed to the HBV virus, 0.9 million were exposed to the HBC virus and 170,000 were exposed to the
HIV / AIDS virus). In the United States, every year there are 5000 health workers infected with HIV
positive 47 Hepatitis B and every year 600,000-1,000,000 needling injuries are reported (RI Minister of
Health Decree No. 432 of 2007). This type of research is qualitative to illustrate the application of
occupational health and safety programs at Manado Adventist Hospital. When the research was
conducted from December 2019 - February 2020. The informants of this study amounted to 7 people. The
results showed that the implementation of the occupational safety and health program at the Advent
Manado Hospital had been going well but was not yet up to standard because several programs such as
guidance and supervision for occupational safety equipment, guidance and supervision of fire prevention
and management system management, health checks before work and periodic health checks have not
been carried out optimally.

Keywords: Application of hospital health and safety program

PENDAHULUAN
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sehingga dapat melindungi dan bebas dari
adalah salah satu bentuk upaya untuk kecelakaan kerja pada akhirnya dapat
menciptakan tempat kerja yang aman, meningkatkan efisiensi dan produktivitas
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 2, Maret 2020 34

menimbulkan korban jiwa tetapi juga memberikan pelayanan dan pengobatan


kerugian materi bagi pekerja dan yang bermutu, Rumah Sakit juga dituntut
pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses harus melaksanakan dan mengembangkan
produksi secara menyeluruh, merusak program K3 di Rumah Sakit (K3RS) seperti
lingkungan yang pada akhirnya akan yang tercantum dalam buku Standar
berdampak pada masyarakat luas. Visi dari Pelayanan Rumah Sakit dan terdapat dalam
Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang instrumen akreditasi Rumah Sakit. Dalam
dilaksanakan adalah Indonesia Sehat 2010 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang
dimana penduduknya hidup dalam Kesehatan, khususnya pasal 165
lingkungan dan perilaku sehat, mampu :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan
memperoleh layanan kesehatan yang segala bentuk upaya kesehatan melalui
bermutu secara adil dan merata, serta upaya pencegahan, peningkatan,
memiliki derajat kesehatan yang setinggi- pengobatan dan pemulihan bagi tenaga
tingginya (Irzal, 2016). kerja”. Berdasarkan pasal di atas maka
Konsep dasar Kesehatan dan pengelola tempat kerja di Rumah Sakit
Keselamatan Rumah Sakit (K3RS) adalah mempunyai kewajiban untuk menyehatkan
upaya terpadu seluruh pekerja rumah sakit, para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah
pasien, pengunjung/pengantar orang sakit melalui upaya kesehatan kerja disamping
untuk menciptakan lingkungan kerja, keselamatan kerja. Rumah Sakit harus
tempat kerja rumah sakit yang sehat, aman menjamin kesehatan dan keselamatan baik
dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, terhadap pasien, penyedia layanan atau
pasien, pengunjung/pengantar orang sakit pekerja maupun masyarakat sekitar dari
maupun bagi masyarakat dan lingkungan berbagai potensi bahaya di Rumah Sakit.
sekitar rumah sakit (Sucipto, 2014). Oleh karena itu, Rumah Sakit dituntut
Rumah Sakit sebagai institusi untuk melaksanakan Upaya Kesehatan dan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan
dengan karateristik tersendiri yang secara terintegrasi dan menyeluruh
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat
pengetahuan kesehatan, kemajuan Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi (KAK) di Rumah Sakit dapat dihindari
masyarakat yang harus tetap mampu (Kepmenkes RI, 2010).
meningkatkan pelayanan yang lebih Pada penelitian yang dilakukan oleh
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat Oktaviana, dkk, menunjukkan bahwa jenis
agar terwujud derajat kesehatan yang pekerjaan yang pernah mengalami
setinggi-tingginya. Selain dituntut mampu kecelakaan di instalasi gawat darurat
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 2, Maret 2020 35

meliputi proses pengambilan sampel darah, dengan beberapa cara yaitu wawancara,
pemasangan infus pasien, perjalanan pergi dokumentasi, observasi, dan triangulasi.
dan pulang kerja (kecelakaan lalulintas),
proses injeksi obat kepada pasien dan HASIL DAN PEMBAHASAN
proses penjahitan luka pada pasien. Proses Keselamatan dan Keamanan Rumah
pekerjaan yang mengalami kecelakaan Sakit
terbanyak yaitu proses pemasangan infus Pemetaan area beresiko merupakan bagian
yaitu sebanyak 3 kasus (33,4%) dari 9 dari manajemen risiko. Pemetaan resiko
kasus. Hasil studi menunjukkan bahwa sudah dilakukan pada setiap departemen,
faktor bahaya di instalasi gawat darurat tetapi pemetaan risiko masing-masing
terdiri dari bahaya fisik, biologi, ergonomi, departemen berbeda. Misalnya pemetaan
perilaku, dan psikologis. Faktor bahaya risiko di laboratorium beda dengan
fisik merupakan yang dominan yaitu jarum pemetaan risiko di gizi juga berbeda dengan
suntik (benda tajam) yang berdampak luka pemetaan risiko di keperawatan. Di bagian
tusuk dan tertular penyakit menular dari keperawatan yang sudah ada jadwal siaga
pasien. bencana dimana topi merah untuk
kebakaran, topi biru untuk aset, topi kuning
METODE untuk evakuasi dan topi putih untuk
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis membawa dokumen. Berbeda lagi dengan
penelitian kualitatif untuk menggambarkan pemetaan risiko di laboratorium yang
Penerapan Program Kesehatan dan terdapat cairan B3 atau bahan berbahaya
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Advent dan beracun yang beresiko tertumpah jadi
Manaco. Penelitian ini dilakukan pada telah disiapkan spill kit.
bulan Desember 2019 sampai Februari Pengendalian yang dilakukan
2020. Jumlah informan yang di wawancara terhadap resiko kecelakaan kerja di Rumah
berjumlah 7 orang yang terdiri dari Wakil Sakit Advent Manado adalah dengan
Direktur Rumah Sakit, Ketua K3RS, dua mengadakan penyediaan APD. Berdasarkan
dokter, dua perawat dan seorang kepala hasil wawancara mengenai pelaksanaan
petugas kebersihan. Instrumen dalam pembinaan dan pengawasan perlengkapan
penelitian ini adalah peneliti sendiri dan keselamatan kerja didapatkan bahwa pihak
dibantu dengan instrumen lainnya yaitu rumah sakit sudah menyediakan APD
pedoman wawancara, hp sebagai alat berupa masker, handscoon, kacamata,
perekam suara, dan alat tulis menulis. sepatu bot, helm dan untuk mencegah
Metode pengumpulan data dilakukan terjadinya kebakaran pihak rumah sakit
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 2, Maret 2020 36

juga sudah menyediakan APAR dan Pengawasan lingkungan kerja


petunjuk cara penggunaannya. merupakan salah satu hal yang menjadi
Pengawasan sarana dan prasarana perhatian penting pihak rumah sakit.
telah dilakukan secara rutin setiap bulan Lingkungan kerja yang baik akan
untuk mengecek ataupun mengontrol menciptakan suasana nyaman bagi pasien
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan bagi pegawai. Pengawasan lingkungan
di rumah sakit serta membuat dan kerja rumah sakit Advent Manado
menyusun anggaran setiap tahunnya untuk dilakukan oleh tim yang ditugaskan untuk
sarana prasarana yang sudah tidak mengontrol lingkungan kebersihan di area
memadai. Program pemeliharaan terencana rumah sakit. Selain dari tim K3RS, juga ada
untuk menjaga sarana prasarana dan tim dari Kesehatan Lingkungan.
peralatan kesehatan agar aman, bermutu Pengawasan dilakukan dengan ronde setiap
dan layak pakai dilakukan dengan adanya satu minggu atau setiap beberapa hari untuk
kalibrasi alat-alat kesehatan oleh BPFK mengontrol lingkungan kerja. Kebersihan
Makassar. rumah sakit juga menjadi bagian penting
Rumah Sakit Advent Manado belum dalam pengawasan pemantauan lingkungan
mempunyai ahli tenaga peralatan medis kerja. Pembuangan sampah dibagi antara
(ATEM). Seorang ahli tenaga peralatan sampah infeksius dan sampah non-
medis yang juga disebut dengan infeksius. Sehingga tenaga kerja rumah
Elektromedis mempunyai tugas pokok dan sakit sudah mengetahui jenis sampah yang
fungsi (tupoksi) sesuai dengan Peraturan akan di buang ke wadah yang sudah
Menteri Kesehatan Republik Indonesia terbagi.
Nomor 45 Tahun 2015 tentang Izin dan Pelaksanaan dan pengawasan
Penyelenggaraan Praktik Elektromedis. terhadap sanitair, pihak rumah sakit sudah
Dalam pelaksanaannya, Rumah Sakit mempunyai instalasi sendiri terkait sanitasi
Advent Manado juga memberi pelatihan penanganan pengelolahan limbah yaitu
bagi SDM rumah sakit. Kegiatan pelatihan mempunyai instalasi pengolahan air limbah.
selalu dilakukan oleh pihak K3. Bukan Semua jenis limbah padat, cair dan gas
hanya dari pihak K3 saja, tetapi akan dikumpulkan di IPAL. Untuk
pelaksanaan pelatihan juga dilakukan oleh pelaksanaan pengelolaan limbah Bahan
bagian diklat (kerjasama). Promosi / Berbahaya dan Beracun (B3) dilakukan
penyuluhan keselamatan kerja yang oleh pihak kedua, yaitu PT. Mitra Hijau
dilakukan yaitu seperti simulasi, pelatihan Asia.
APAR dan pelatihan untuk pengenalan K3 Rumah Sakit Advent Manado
bagi karyawan yang baru masuk. mendukung pelaksanaan Manajemen
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 2, Maret 2020 37

Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Rumah Sakit Advent Manado dilakukan


Kebakaran (MSPK), dengan menyediakan bagi karyawan yang bekerja di area
APAR dan sudah melakukan sosialisasi dan beresiko, seperti gizi, farmasi, radiologi.
pelatihan mengenai kebakaran. Pelatihan Perlindungan spesifik dikhususkan bagi
dilakukan setiap 2 kali dalam satu tahun. Di para medis dan perawat, dimana akan
rumah sakit tersedia daftar siaga bencana, diberikan imunisasi terlebih dahulu dan
kode merah untuk petugas kebakaran, kode akan dilengkapi dengan alat pelindung diri
biru untuk aset, kode kuning untuk (APD). Semua tenaga kerja juga diharuskan
evakuasi dan kode putih untuk membawa untuk menggunakan handscoon dan
dokumen. Namun belum ada alarm atau masker. Pengawasan yang dilakukan untuk
tanda peringatan terjadinya kebakaran, memantau kesehatan SDM Rumah Sakit
detector asap, hydrant dan alat pemadam yang bekerja pada area beresiko tinggi
api otomatis / sprinkler. dilakukan dengan menjadwalkan
pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap 6
Pelayanan Kesehatan Kerja bulan. Pengawasan kesehatan dilakukan
Dalam penerapan program kesehatan kerja dengan tindakan pemeriksaan yang lebih
di rumah sakit Advent Manado, ada lengkap daripada karyawan umumnya agar
pelaksanaan program kebugaran jasmani terhindar dari paparan penyakit atau resiko
yaitu senam yang dilakukan setiap minggu, lainnya.
setiap hari Jumat, setelah ibadah atau Pemeriksaan kesehatan sebelum
kebaktian. Rumah Sakit Advent Manado bekerja di Rumah Sakit Advent Manado
juga mempunyai jadwal untuk dilakukan dengan medical check up yaitu
melaksanakan ibadah setiap hari Rabu dan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Jumat yang dinamakan capel. Ibadah Pemeriksaan berkala juga dilaksanakan,
selebihnya dilakukan di departemen untuk area yang tidak beresiko 2 tahun
masing-masing dan dalam 1 tahun sekali dan untuk area yang beresiko seperti
dilaksanakan 2 kali minggu sembahyang gizi atau departemen lainnya dilaksanakan
(KKR). 1 tahun sekali. Pemeriksaan khusus juga
Kegiatan yang bersifat preventif juga dilaksanakan dalam keadaan tertentu jika
mendukung pelayanan kesehatan kerja di ada ditemukan kasus seperti kejadian TB.
rumah sakit yaitu, seperti pemberian Penanganan pengobatan bagi SDM
imunisasi dan pemeriksaan kesehatan. Hal rumah sakit yang menderita sakit sama
ini sesuai dengan Peraturan Menteri seperti penanganan pengobatan pasien,
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 yaitu dianjurkan untuk masuk UGD untuk
Tahun 2016. Pelaksanaan imunisasi di mendapat penanganan medis. Jika
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 2, Maret 2020 38

memerlukan penanganan lanjut akan tetap Selain itu, faktor penghambat lainnya
di awasi dan dikontrol sesuai dengan arahan dalam penerapan program keselamatan dan
dari dokter yang menangani. Semua biaya kesehatan kerja rumah sakit adalah
dan fasilitas ditanggung oleh rumah sakit. kurangnya sumber daya manusia (SDM)
Tenaga medis dan semua khususnya dalam bidang K3. Hal ini sesuai
karyawan/pegawai di Rumah Sakit Advent dengan Pasal 26 ayat 2 PMK 66 tahun
Manado diberikan 2 jaminan kesehatan, 2016. Anggota atau pelaksana unit kerja
yaitu jaminan kesehatan jamsostek dan fungsional K3RS sebagaimana dimaksud
BPJS Rumah Sakit. Jika rawat jalan 75% dalam Pasal 24 harus tenaga kesehatan
dibantu rumah sakit dan 25% ditanggung yang memiliki kompetensi di bidang K3
karyawan. Jika rawat inap 90% dibantu Rumah Sakit.
rumah sakit dan 10% ditanggung karyawan.
Sesuai dengan UU no. 36 tahun 2009 dalam Observasi Dokumen
pasal 165 ayat 1 bahwa pengelola tempat Berdasarkan hasil observasi dokumen
kerja wajib melakukan segala bentuk upaya menunjukkan bahwa Rumah Sakit Advent
kesehatan melalui upaya pencegahan, Manado memiliki dokumen-dokumen
peningkatan, pengobatan dan pemulihan seperti dokumen SK K3RS, dokumen
bagi tenaga kerja, karena setiap pekerja pelatihan terkait K3RS, dokumen pelaporan
berhak untuk mendapatkan pelayanan kejadian kecelakaan kerja, dokumen
kesehatan. kalibrasi peralatan kesehatan, dokumen
pengolahan B3, dokumen izin penyimpanan
Hambatan Pelaksanaan Program sementara limbah B3, dokumen izin
Keselamatan dan Kesehatan Kerja lingkungan, dan dokumen pengolahan
Rumah Sakit (K3RS) IPAL, dokumen kesehatan bagi tenaga
Penerapan program K3RS sudah berjalan kerja, dokumen penanggulangan dan
tetapi belum terlaksana dengan maksimal pencegahan kebakaran.
karena ada hal yang menjadi hambatan
dalam pelaksanaannya. Rumah Sakit Observasi Lapangan
Advent Manado, yaitu belum mempunyai Berdasarkan hasil observasi lapangan
ahli tenaga peralatan medis (ATEM) dan observasi menunjukkan bahwa Rumah
biaya yang masih kurang untuk mendukung Sakit Advent Manado belum memiliki
penyediaan alat untuk keselamatan kerja, beberapa sarana dalam menunjang sistem
seperti detector asap, alarm untuk pencegahan dan penanggulangan
peringatan terjadinya kebakaran, hydrant kebakaran, seperti tidak adanya detektor
dan alat pemadam api otomatis (sprinkler).
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 2, Maret 2020 39

asap, alarm kebakaran, alat pemadam api pengawasan manajemen sistem


otomatis (sprinkler) dan hydrant. pencegahan dan penanggulangan
kebakaran, pemeriksaan kesehatan
KESIMPULAN sebelum bekerja dan pemeriksaan
1. Dari hasil penelitian yang dilakukan kesehatan secara berkala belum
dapat disimpulkan sebagai berikut : terlaksana secara optimal.
Dalam penerapan yang dilakukan 2. Faktor Penghambat Pelaksanaan
Rumah Sakit Advent Manado, standar Program Keselamatan dan Kesehatan
keselamatan dan keamanan kerja Kerja Rumah Sakit :
meliputi pemetaan risiko, pengendalian a. Kurangnya anggaran atau biaya
risiko, sarana dan prasarana keselamatan untuk membuat pengadaan sarana
kerja, pengawasan peralatan dan prasarana guna menunjang
keselamatan kerja, pelatihan sumber program K3RS.
daya manusia (SDM) rumah sakit, b. Kurangnya sumber daya manusia
pengawasan lingkungan kerja, (SDM) khususnya dalam bidang K3.
pelaksanaan dan pengawasan terhadap c. Masih kurangnya perhatian tenaga
sanitair, manajemen sistem pencegahan kerja rumah sakit dalam memahami
dan penanggulangan kebakaran pentingnya keselamatan dan
(MSPK). Standar pelayanan kesehatan kesehatan kerja.
kerja meliputi program kebugaran
jasmani dan bina mental/rohani, SARAN
pemberian imunisasi, pemeriksaan 1. Rumah Sakit perlu penambahan
kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan anggaran untuk pengadaan fasilitas atau
kesehatan secara berkala pemeriksaan sarana prasarana kesehatan dan
kesehatan khusus dan penanganan keselamatan, seperti alarm kebakaran,
pengobatan bagi sumber daya manusia detektor asap, hydrant dan alat
(SDM) rumah sakit. Dalam pemadam api otomatis (sprinkler).
pelaksanaannya, penerapan program 2. Rumah sakit perlu merekrut tenaga
keselamatan dan kesehatan kerja rumah kerja khususnya dalam bidang
sakit yang dilakukan Rumah Sakit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Advent Manado sudah berjalan dengan agar program K3RS dapat berjalan
baik tetapi belum sesuai standar karena dengan optimal.
beberapa program seperti pembinaan 3. Tenaga kerja rumah sakit perlu
dan pengawasan terhadap peralatan meningkatkan kesadaran akan
keselamatan kerja, pembinaan dan pentingnya keselamatan dan kesehatan
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 2, Maret 2020 40

kerja untuk memininalisir terjadinya Sucipto, C.D. 2014. Keselamatan Dan


Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
kecelakaan kerja dan penyakit akibat
Gosyen Publishing
kerja serta dapat melakukan pekerjaan
Supriyanto dan Suhariono. 2015. Pedoman
dengan aman dan sehat sesuai dengan Teknis Manajemen Keselamatan
bagian kerja masing-masing. dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
Surabaya
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
DAFTAR PUSTAKA tentang Kesehatan. Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Buntarto. 2015. Panduan Praktis Indonesia Nomor 66 Tahun 2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tentang Keselamatan dan
Untuk Industri. Yogyakarta: Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
Pustaka Baru Press Jakarta
Darmiatun, S., Tasrial. 2015. Prinsip-
Prinsip K3LH: Keselamatan dan
kesehatan Kerja, dan Lingkungan
Hidup. Malang: Penerbit Gunung
Samudera
Djatmiko, R.D. 2016. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Deepublish
Irwandy. 2019. Efisiensi dan Produktivitas
Rumah Sakit. Makassar: CV. Social
Politic Genius (SIGn)
Irzal. 2016. Dasar-Dasar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja: Edisi 1.
Jakarta: Kencana
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 432 Tahun 2007
tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3) Di Rumah Sakit. Jakarta
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1087 Tahun 2010
tentang Standar Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Di Rumah
Sakit. Jakarta
Oktaviana, dkk. 2017. Analisis Risiko
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada Petugas Kesehatan Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit
Akademik Ugm.
(http://journals.ums.ac.id/index.php
/JK/article/download/5522/3597
diakses 12 September 2019).
Ramli, S. 2013. Smart Safety Panduan
Penerapan SMK3 yang Efektif.
Jakarta: Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai