Anda di halaman 1dari 12

PENYAKIT AKIBAT

KERJA PADA PERAWAT

Raden Surahmat
K3RS & Penyakit Akibat Kerja (PAK)
 Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit
 K3RS (Keselamatan dan Kesehatan
yang disebabkan oleh pekerjaan dan
Kerja Rumah Sakit) adalah segala
lingkungan kerja. Menurut World
kegiatan untuk menjamin dan
Heatlh Organitations (WHO)
melindungi keselamatan dan
mencatat dari 35 juta pegawai
kesehatan bagi sumber daya
kesehatan yang ada di dunia, kematian
manusia rumah sakit, pasien,
akibat penyakit menular yang
pendamping pasien, pengunjung,
berhungan dengan pegawaian
maupun lingkungan rumah sakit
kesehatan berjumlah kurang lebih
melalui upaya pencegahan
108.254 laki-laki dan perempuan
kecelakan kerja dan penyakit akibat
517.404 kejadian. Insiden akut secara
kerja di rumah sakit. Pengertian
signifikan lebih besar terjadi pada
tersebut merupakan pengertian
pegawai rumah sakit dibandingkan
yang ada pada Peraturan Menteri
dengan seluruh pegawai di semua
Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016
kategori jenis kepegawaian.
Kondisi dan Tujuan
 Keberhasilan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah
sakit tidak lepas dari sikap kepatuhan personal baik dari pihak perawat
maupun pihak manajemen atas dalam melaksanaan peraturan dan
kebijakan peraturan K3 untuk mendukung pencapaian zero accident di
rumah sakit. Dalam melaksanakan setiap Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja tersebut, para pekerja rumah sakit mempunyai resiko
untuk terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK). yang dapat disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan,
proses maupun lingkungan kerja.
 Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
Penyebab

 Tidak memberikan sosialisasi dan


 Masih adanya petugas kesehatan pelatihan pada perawat, tidak
yang tidak memakai alat pelindung melengkapi peralatan rumah sakit
diri (APD) seperti alat pelindung diri dan lain-
 Pencahayaan yang kurang di ruang lainnya.
pasien yang dapat menyebabkan  Rumah sakit juga terkadang tak
penglihatan perawat kurang dalam memperbaharui SOP (Standar
melakukan tindak yang dapat Operasional Procedure),
mengakibatkan terjadinya
kesalahan tindakan serta  Kurangnya pengawasan pada
menimbulkan penyakit atau cedera pelaksanaan keselamatan dan
pada perawat/pasien kesehatan kerja di rumah sakit
 Masih ada perawat yang tidak  Kurangn efektifnya pemberian sanksi
memakai desinfektan ketika yang tegas bagi petugas kesehatan
sebelum dan setelah menangani yang melanggar peraturan seperti tak
pasien menggunakan alat pelindung diri
(APD).
KepMenKes 432 tahun 2007
Pelaksanaan komitmen dan kebijakan K3 di rumah sakit
harus mempunyai penyusunan strategi yaitu sebagai berikut:
Advokasi sosialisasi program K3 RS.

Menetapkan tujuan yang jelas.

Organisasi dan penugasan yang jelas.

Meningkatkan SDM professional di bidang K3 RS pada

referensi\KMK setiap unit kerja di lingkungan rumah sakit.


432-2007 K3 Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen
RS.pdf puncak.
Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif.

Membuat program kerja K3 RS yang mengutamakan upaya


peningkatan dan pencegahan.
Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal
secara berkala
(Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit, Kepmenkes 2007).
Permenkes 66 tahun 2016
 rumah sakit merupakan tempat kerja yang
memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan
dan kesehatan sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit
referensi\  Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Permenkes Nomor
66 Tahun 2016.pdf
Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan bagi
sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit melalui upaya
pencegahan kecelakan kerja dan penyakit
akibat kerja di rumah sakit.
Perawat

Pelayanan keperawatan yang diberikan


merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan memiliki peran kunci dalam
mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) di Rumah Sakit (Depkes, 2007). Leh karena
itu, jika perawat terkena penyakit akibat kerja
ataupun kecelakaan akibat krja tentunya akan
mempengaruhi kinerja rumah sakit.
Jenis penyakit tidak menular
yang beresiko terjadi pada perawat

 Gangguan Muskuloskeletal : MSDS


(musculoskeletal disorder), LBP (low back pain),
Farises (tegak duduk) Sakit pinggang
=> dampakny (biologis, psikologis,sosial &
organisasi)
 Beban kerja/Kurang fokus =>

dampaknya < pemanfaatan sumber daya kerja)


 Kanker

 Magh/gastritis (lupa makan)

 Sakit kepala (order kerja)

 Gangguan tidur (jadwal dinas, beban kerja)


Jenis penyakit menular akibat kerja pada perawat

 TERTUSUK JARUM
=> Dampaknya (Hepatitis, HIV AIDS, tetanus,
 PERNAFASAN

=> Dampaknya (covid 19, TB, Flu, ........)


 KULIT

 Dampaknya (Dermatitis ......)

 Konjungtivitis

 Kanker
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/327/2020 TENTANG
PENETAPAN CORONA VIRUS DISEASE 2019
(COVID-19) AKIBAT KERJA SEBAGAI PENYAKIT
AKIBAT KERJA YANG SPESIFIK PADA
PEKERJAAN TERTENTU

referensi\KMK_No__HK_01_07-MENKES-327-2020_ttg_Penetapan_COVID-
19_Akibat_Kerja_Sebagai_Penyakit_Akibat_Kerja_Yang_Spesifik_Pekerjaan_Te
rtentu(1).pdf
Hasil Penelitian
 Terdapat pengaruh semangat kerja, lingkungan kerja, keselamatan dan
kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja perawat rumah sakit
umum daerah (rsud) kajen kabupaten pekalongan. (Mubarok A Said,
2021)
 Komponen input: SDM K3, anggaran dan sarana K3 yang disediakan
masih kurang. Pada komponen proses: Manajemen risiko, upaya
keselamatan dan keamanan rumah sakit, pelayanan kesehatan kerja dan
pengelolaan B3 sudah baik. Sarana pencegahan dan pengendalian
kebakaran belum mencukupi. Pengelolaan prasarana sudah baik dengan
adanya sumber air, listrik cadangan dan pemeliharaan berkala.
Pengelolaan peralatan medis dan kesiapsiagaan bencana sudah baik.
Pada komponen output: Pengawasan K3 dilaksanakan oleh internal
Rumah Sakit dan masih ditemukan kasus kecelakaan kerja di RSUD
Bangkinang seperti tertusuk jarum (Susanto Y, 2021)
 Adanya pengaruh pengetahuan, sikap, tindakan, persepsi, sarana
prasarana dan dukunganpimpinan terhadap penerapan SMK3 di RSUD
Langsa (Rosmawar, dkk, 2021)
Referensi
 Mubarok, a. S. (2021). Pengaruh semangat kerja, lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja perawat
rumah sakit umum daerah (rsud) kajen kabupaten pekalongan (doctoral
dissertation, universitas pekalongan).
 Rifai, A. (2021). Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Perawat Terhadap
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di RSUD
Langsa. Jurnal Kesmas Prima Indonesia, 3(2), 39-46.
 Susanto, Y., & Nopriadi, N. (2021). Evaluasi Pelaksanaan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Mulawarman (JKMM), 3(1), 48-60.
 Sitepu, P. (2020). PENERAPAN K3 SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT.
 Ferina, F., Isnaeni, B., & Wulansari, E. M. (2021). Peran Kementerian
Kesehatan Dalam Pengendalian Risiko Covid-19 Bagi Tenaga Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Jurnal Lex Specialis, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai