Anda di halaman 1dari 8

Penerapan, Tujuan, dan Manfaat K3 di Rumah Sakit Terkait dengan

Asuhan Keperawatan

Shofi Auliya Sari Nasution

shofiauliyayaya@gmail.com

Latar Belakang

Kesehatan dan keselamatan kerja atau lebih dikenal dengan K3 merupakan instrumen yang
melindungi pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan dari hal-hal merugikan yang
dapat diakibatkan oleh aktivitas pekerjaan. Menurut Mathis dan Jackson, K3 adalah tindakan
ataupun kegiatan untuk menjamin terwujudnya kondisi kerja yang aman bagi karyawan,
menghindarkannya dari gangguan fisik dan mental, mengarahkan dan mengendalikan
pelaksanaan tugas, serta memberikan bantuan, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan. K3 berperan untuk menjamin setiap tenaga kerja mendapat perlindungan
kesehatan dan keselamatan saat bekerja, menjamin setiap sumber produksi layak dan aman
digunakan sehingga mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.

Sementara itu, kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit disebut dengan K3RS. K3RS
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit) adalah segala kegiatan untuk menjamin
serta melindungi keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit dengan upaya pencegahan
kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit.

Pengaturan K3RS bertujuan untuk terselenggaranya keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan. Pelaksanaan
Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan
korban jiwa ataupun kerugian materi bagi pekerja atau perusahaan. Tetapi berdampak luas
pada lingkungan dan masyarakat luas. Dalam hal ini, perawat sebagai salah satu tenaga kerja
di rumah sakit harus mengetahui dan memiliki pengetahuan terkait K3RS dan pengoperasian
K3RS yang berlaku di rumah sakit tempat ia bekerja. Perilaku perawat juga merupakan salah
satu faktor yang dapat mengakibatkan suatu kecelakaan, sehingga cara yang efektif untuk
mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan menghindari terjadinya perilaku tidak aman.

Metode

Metode yang digunakan dalam pengerjaan tugas ini adalah metode kualitatif yaitu dengan
cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya data untuk dianalisis. Tulisan ini didasarkan
dengan menganalisis berbagai karya penelitian, tulisan ilmiah yang berfokus pada
‘Penerapan, Tujuan, dan Manfaat K3 di Rumah Sakit Terkait dengan Asuhan Keperawatan’.
Adapun tinjauan literatur yang digunakan seperti buku teks, buku referensi, jurnal, dan
google scholar yang sesuai dengan judul penulisan. Penulisan ini dilakukan menggunakan
metode kajian bebas terhadap pokok bahasan yang dikumpulkan dari beberapa sumber yang
berkaitan dengan pokok bahasan. Pengolahan jurnal dilakukan dengan metode
membandingkan beberapa jurnal dan karya ilmiah lain yang berhubungan dengan Penerapan,
Tujuan, dan Manfaat K3 di Rumah Sakit Terkait dengan Asuhan Keperawatan.

Hasil

Penerapan K3 sendiri ternyata mempunyai banyak peranan penting di suatu tempat kerja
termasuk di rumah sakit. Rumah sakit merupakan tempat kerja berisiko. Pekerja rumah sakit
memiliki kemungkinan risiko lebih tinggi jika dibandingkan dengan pekerja industri lain
untuk terkena penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK). Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu bentuk upaya perlindungan kepada tenaga kerja
dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja. Tujuan K3 antara lain yaitu mencegah, megurangi, bahkan meniadakan
risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja serta meningkatkan derajat kesehatan para tenaga
kerja sehingga produktivitas kerja meningkat. Disebutkan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, upaya kesehatan kerja ditunjukkan
untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan sehingga sudah seharusnya pihak pengelola
RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS. K3 termasuk sebagai salah satu standar pelayanan
yang dinilai di dalam akreditasi RS, disamping standar pelayanan lainnya.
Rumah sakit memiliki beragam persoalan tenaga kerja yang rumit dengan berbagai risiko
terkena penyakit akibat kerja bahkan kecelakaan akibat kerja sesuai jenis pekerjaannya
sehingga berkewajiban menerapkan upaya pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit (K3RS) sebagai bentuk usaha untuk mengoperasikan dan meminimalisirkan
kemungkinan bahaya dan risiko yang terjadi selama kerja.

Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah yang sangat perlu diperhatikan di lingkungan
rumah sakit. Hal ini diakibatkan karena rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit. Oleh sebab itu
rumah sakit dituntut untuk dapat menyediakan dan menerapkan suatu upaya agar semua
sumber daya manusia yang ada di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari penyakit maupun
kecelakaan akibat kerja baik dari penyakit maupun kecelakaan akibat kerja.

Perawat sebagai individu yang melaksanakan kewajiban pekerjaannya termasuk memiliki


risiko yang cukup tinggi untuk terkena kecelakaan dan juga penyakit akibat kerja yang bisa
datang dari mana saja. Di samping perawat merupakan tenaga kerja rumah sakit yang paling
banyak berinteraksi dengan pasien, ruangan ataupun lingkungan kerja dapat dijadikan sebagai
faktor risiko yang mengakibatkan kecelakaan kerja jika tidak diatur dan diorganisasikan
dengan baik. Oleh sebab itu K3 dalam keperawatan memiliki peranan yang penting untuk
melindungi perawat dalam melakukan tugasnya selama bekerja di lingkungan rumah sakit.

Berdasarkan hasil analisis dan kajian bebas pada beberapa jumal yang sesuai dengan topik
yang dibahas, K3 dalam lingkup rumah sakit terkhusus keperawatan memiliki bahasan yang
cukup luas termasuk dari pentingnya K3 dalam keperawatan, tujuan, dan manfaat yang
berlaku dalam K3.

Pembahasan

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang pada dasarnya adalah untuk
menyelamatkan pasien. keselamatan pasien merupakan prioritas bagi pelaksanaan lima isu
penting tentang keselamatan di rumah sakit, karena masalah keselamatan pasien berkaitan
erat dengan kualitas dan citra rumah sakit itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedemikian pesat menyebabkan pelayanan kesehatan di rumah sakit menjadi
sangat kompleks sehingga jika tidak dilakukan dengan benar dan hati-hati akan berpotensi
untuk terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan
Kondisi Potensial Cedera (KPC) (Depkes,2006).

Pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit disebutkan bahwa K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit) merupakan seluruh kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit
akibat kerja di rumah sakit. Perawat sebagai tenaga kerja di rumah sakit dengan peranan yang
sangat penting sudah seharusnya memiliki pengetahuan dasar terkait bagaimana seorang
perawat menerapkan K3 selama bekerja.

Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa
upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang memiliki risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan yang paling sedikit beranggotakan 10 orang. Jika memperhatikan
isi dari pasal di atas maka jelas bahwa Rumah Sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya
terhadap para pekerja langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung yang terdapat di RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan
upaya-upaya untuk meningkatkan K3 di RS.

Tujuan umum penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) antara lain yaitu, menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan nyaman dengan melakukan penilaian secara kualitatif dan
kuantitatif dan menciptakan kondisi yang sehat bagi karyawan, keluarga dan masyarakat
sekitarnya melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promosi kesehatan di
tempat kerja menurut WHO adalah berbagai kebijakan dan aktifitas di tempat kerja yang
dirancang untuk membantu pekerja dan perusahaan di semua level untuk memperbaiki dan
meningkatkan kesejahteraan dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen dan
stakeholder lainnya. Upaya promotif K3 dilakukan untuk meningkatkan kesehatan (health
promotion) dan perlindungan khusus.

Peningkatan kesehatan di tempat kerja dapat dilaksanakan dengan memberikan pendidikan


dan pelatihan dengan berbagai metode dan media yang intraktif. Misalnya diklat manajemen
risiko, penyuluhan tanggap darurat bencana, penyuluhan gizi kerja, penyuluhan tuberkulosis
di tempat kerja dan berbagai kegiatan lainnya sesuai skala prioritas perusahaan. Sedangkan
perlindungan khusus (spesific protection) adalah upaya promosi K3 dalam mencapai tujuan
tertentu. Perlindungan khusus ini misalnya pemberian vaksin bagi pekerja yang akan bertugas
ke daerah dengan endemik penyakit tertentu, pengendalian lingkungan kerja secara teknis,
administrasi dan pemakaian alat pelindung diri, penyesuaian antara manusia dengan
lingkungan kerja.

Pentingnya penerapan K3 di rumah sakit jelas berhubungan dengan faktor risiko yang
mungkin dapat membahayakan atau merugikan pihak rumah sakit dalam berbagai bidang.
Mulai dari keselamatan pekerja, pasien, maupun pengunjung di rumah sakit. Dengan adanya
Penerapan K3RS pihak penyelanggara dan tim dapat merencanakan dan mengelola risiko dan
bahaya yang dapat terjadi di lingkungan rumah sakit.

 Tujuan K3 dalam Keperawatan

Berdasarkan Permenkes nomor 66 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan


Kerja Rumah Sakit, didapatkan beberapa tujuan K3 yang disimpulkan antara lain
sebagai berikut:

 Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit bertujuan untuk mencegah terjadinya


kecelakaan kerja.

 Manajemen risiko K3RS bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan dan


kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap
keselamatan dan kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung.

 Pengaturan K3RS bertujuan untuk terselenggaranya keselamatan dan Kesehatan Kerja


di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit bertujuan untuk melindungi sumber daya manusia
Rumah Sakit termasuk perawat, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit dari limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

 Pencegahan dan pengendalian kebakaran bertujuan untuk memastikan SDM Rumah


Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, dan aset Rumah Sakit aman dari
bahaya api, asap, dan bahaya lain.
 Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan
kehandalan sistem utilitas dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.

 Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit bertujuan untuk melindungi SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari potensi bahaya peralatan medis
baik saat digunakan maupun saat tidak digunakan.

 Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana bertujuan untuk


meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang
dapat menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa, mengganggu operasional, serta
menyebabkan kerusakan lingkungan, atau mengancam finansial dan citra Rumah
Sakit.

 Unit Pelayanan Kesehatan Kerja Rumah Sakit bertujuan untuk menurunkan kejadian
dan prevalensi penyakit pada SDM Rumah Sakit dari penyakit menular, penyakit
tidak menular, penyakit akibat kerja, dan kecelakaan akibat kerja.

 Manfaat K3 dalam Keperawatan

Penerapan K3 di rumah sakit bagi tenaga kerja termasuk perawat, yaitu:

 Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan yang
dilakukan setiap hari atau suatu penyakit yang memiliki asosiasi hubungan cukup kuat
dengan lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.

Dengan adanya penerapan K3 di rumah sakit, tenaga kerja termasuk perawat dapat
terlindungi dari bahaya penyakit akibat kerja.

 Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)

Dampak cedera akibat kerja perawat terbesar adalah sprain dan strain, Bergesernya
cakram intervertebralis, tertularnya penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B atau C, infeksi
patogen, fraktur, dan cedera kepala (Bell, J. Collins, James. Dalsey, Elizabeth. Sublet,
2010). Untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut maka dilakukanlah penerapan K3
yang diharapkan dapan meminimalisir bahkan mengatasi kecelakaan ataupun cedera
pada tenaga kerja termasuk perawat.

Penutup

a. Kesimpulan

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.

Pentingnya penerapan K3 di rumah sakit jelas berhubungan dengan faktor


risiko yang mungkin dapat membahayakan atau merugikan pihak rumah sakit dalam
berbagai bidang. Mulai dari keselamatan pekerja, pasien, maupun pengunjung di
rumah sakit. Dengan adanya Penerapan K3RS pihak penyelanggara dan tim dapat
merencanakan dan mengelola risiko dan bahaya yang dapat terjadi di lingkungan
rumah sakit.

b. Saran
Dengan adanya penerapan K3 di setiap tempat kerja termasuk rumah sakit
diharapkan dapat membantu mengurangi dan meminimalisrkan bahaya maupun risiko
yang dapat terjadi di tempat kerja. Di samping itu pengetahuan setiap pekerja
termasuk perawat mengenai Kebijakan, peran, tujuan dan manfaat K3 sebaiknya
ditingkatkan guna untuk terlaksanakannya K3 sesuai dengan yang diharapkan.

Daftar Pustaka

Demak, D. L. K. (2014). Analisis Penyebab Perilaku Aman Bekerja Pada Perawat Di


Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi (Publish). Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dermawan. (2013). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : Gosyen Publising.


Hariyati, T. Sri. (2014). Perencaan, Pengembangan Dan Utilisasi Tenaga
Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hawkins, C. T., & Flynn, L. (2015). Patient Safety Culture and Nurse-Reported

Kemenkes RI (2017). Permenkes RI No. 11. Tentang Keselamatan Pasien.

Mulyono, M. Hadi dkk. (2012) .Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Kinerja Perawat di RS Tingkat III. 16. 06. 01. Jurnal AKK. Vol 2, No. 1.

Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2014.

Nursalam (2017).Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan


Praktis.Jakarta : Salemba Medika

Simamora, R. H. (2018). Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima pasien
berbasis komunikasi efektif: SBAR. Medan: USUpress.

Simamora, R. H. (2019). Buku ajar pelaksanaan identifikasi pasien. UwaisInspirasi


Indonesia.

Tarwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Manajemen dan Implementasi K3 di


Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2014.

Ulumiyah, N. H. (2018). Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan


Penerapan Upaya Keselamatan Pasien di Puskesmas. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia, Vol 6(2) : 149- 155

Anda mungkin juga menyukai