Anda di halaman 1dari 3

Nama :A.

Tenri Bunga Muhtar

NIM :K011201110

Kelas :Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja A

“Promosi Keselamatan dan Kesehatan Pasien di Rumah Sakit Mutiara Unvi Zahra”

Rumah sakit (RS) merupakan tempat kerja yang berpotensi tinggi terhadap terjadinya
kecelakaan kerja. Adanya bahan mudah terbakar, gas medis, radiasi pengion dan bahan kimia
membutuhkan perhatian serius terhadap keselamatan pasien, staf dan umum (Sarastuti, 2016).
Laporan National Safety Council (NSC) menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di RS 41%
lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi di antaranya tertusuk jarum
atau Needle Stick Injury (NSI), terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar,
penyakit infeksi dan lain-lain (Sarastuti, 2016). Berdasarkan data-data yang ada, insiden akut
secara signifikan lebih besar terjadi pada pekerja RS. Masalah K3 tersebut terjadi karena
berbagai sebab diantaranya adalah pengelolaan data dan informasi yang kurang baik terhadap
setiap kejadian KAK dan PAK. Selain itu juga disebabkan karena sebagian besar tenaga RS
tidak pernah mengikuti penyuluhan, diklat atau seminar K3 sehingga sebagian besar dari
mereka tidak tahu bagaimana upaya penanggulangan kejadian KAK dan PAK maupun upaya
penanggulangan masalah K3 lainnya. Upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila
mungkin meniadakannya, oleh karena itu K3RS perlu dikelola dengan baik.

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan sesuatu yang baru
dan menjadi sasaran penilaian akreditasi rumah sakit. Selain itu SMK3 merupakan faktor yang
secara tidak langsung berhubungan dengan pasien, tetapi memegang peran penting dalam
pelayanan rumah sakit. Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan
memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan. Dalam menjalankan
tugasnya perawat berisiko mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 165 :


pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan, dan pemulihan bagi tenaga kerja. Oleh karena itu,
Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang
dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat
Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di Rumah Sakit dapat dihindari.Penyakit
akibat kerja di rumah sakit dapat menyerang semua tenaga kerja baik medis maupun non medis
Sehingga sasaran utama K3RS adalah tenaga medis, tenaga non medis, pasien, pengunjung/
pengantar pasien, serta masyarakat sekitar Rumah Sakit.Perawat merupakan petugas kesehatan
dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan
kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya perawat berisiko mengalami gangguan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3). Untuk itu Rumah Sakit Mutiara Unvi Zahra menerapkan dan
memberikan promosi kesehatan kepada para tenaga kesehatan serta pengunjung dan pasien
yang berada di rumah sakit. Promosi kesehatan yang menjelaskan tentang K3 rumah sakit akan
membantu dalam menekan kecelakaan kerja dan juga penyebaran penyebaran infeksi yang
dapat terjadi dan tersebar dirumah sakit.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan


bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas
maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan
berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap
para pelaku lansung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.
Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS. Rumah
sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Potensi
bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cedera
lainnya), radiasi.

Dari promosi kesehatan hal-hal yang beresiko diatas dapat dicegah, pada saat promosi
kesehatan dilakukan, para tenaga kesehatan mendapatkan tambahan ilmu mengenai bahaya apa
yang sedang mengintainya dan mungkin terjadi saat sedang bekerja. Sehingga para tenaga
kesehatan tadi terutama para perawat nantinya dapat mencegah hal ini terjadi dengan cara
menerapkan k3 dengan baik. Hal ini dimulai dengan hal-hal kecil seperti memakai APD
sebelum kontak langsung dengan pasien terutam pasien pasien yang beresiko memiliki
penyakit menular atau melakukan hand hygine yang nantinya akan dapat melindungi pasien
dari infeksi yang lebih buruk. Dalam hal ini promosi kesehatan di Rumah Sakit Mutiara Zahra
yang dilakukan berhasil dan tidak boleh dianggap remeh apalagi diabaikan. Promosi kesehatan
tentang K3 RS kepada para tenaga medis terutama perawat dapat menekan resiko kecelakaan
di rumah sakit. Hal ini memberikan tambahan wawasan kepada para tenaga medis untuk lebih
berhati-hati serta dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang juga akan berdampak
pada mutu dan nama rumah sakit itu sendiri untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai