Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah
Nya ,Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum saya. Laporan ini
disusun untuk dapat dilihat hasil dari praktikum yang telah dilakukan dalam
praktikum Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ).

Dalam penyusunan Laporan praktikum ini masih ada banyak kekurangan,


untuk itu saran dan kritik yang dapat membangun agar kedepannya saya dapat
menyusun Laporan dengan lebih baik.

Laporan ini di susun untuk menambah pengetahuan saya serta memberikan


gambaran tentang mengetahui Identifikasi Bahaya Di Lingkungan Kerja dan Analisis
Resiko Bahaya Kerja . Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua ,
akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Unaaha Juni 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja rumah sakit yang selanjutnya disingkat


K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pelaksanaan sistem manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di Rumah sakit dan Fasilitas medis
lainnya adalah bagian dari manajemen rumah sakit secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan aktifitas proses kerja dirumah
sakit, Sehingga dapat menciptakan keadaan Rumah sakit yang aman, sehat, dan
bebas dari kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja bagi sumber daya
rumah sakit, Pasien Pendamping pasien pengunjung maupun lingkungan Rumah
Sakit. Kecelakaan Kerja juga menimbulkan kerugian materi bagi pekerja dan
intansi pemerintah, serta dapat mengganggu produktifitas kerja karyawan Rumah
sakit tersebut (Peraturan Menteri Kesehatan No PER 66/MEN/2016).

Berdasarkan UU No 36 Tahun 2009 fasilitas pelayanan masyarakat


khususnya Rumah Sakit (RS) telah diidentifikasi sebagai sebuah lingkungan
dimana terdapat aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan keselamatan kerja,
dijelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja (K3) wajib diselenggarakan
disemua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit
10 orang.

Pekerja Rumah Sakit mempunyai resiko lebih tinggi dibanding pekerja


industri lain untuk terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK), sehingga perlu
dibuat standard perlindungan bagi pekerja yang ada di Rumah Sakit untuk
mencegah dan mengurangi resiko bahaya tersebut maka perlu ditetapkan
standard K3 di Rumah Sakit. Perlunya pelakasanaan K3RS mengenai kebijakan
pemerintah tentang Rumas Sakit di indonesia adalah untuk meningkatkan akses,
keterjangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di Rumah Sakit,
perencanaan, pelakasanaan, monitoring, dan evaluasi K3 dirumah sakit serta
tindak lanjut yang merujuk pada peraturan menteri tentang pedoman Manajemen
K3 di RS dan PP No 50 Thn 2012 tentang standar sistem manajemen K3. Sistem
manajemen K3RS adalah bagian dari sistem manajemen rumah sakit (Ivana,
2014).

Bahaya-bahaya potensial dirumah sakit disebabkan oleh bearapa faktor


seperti bahaya akibat faktor biologi (virus, bakteri, jamur); faktor kimia
(antiseptik, gas anastesi); faktor ergonomi (cara kerja yang salah, gegabah dalam
perkerjaan); faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran, radiasi); faktor
fisiko sosial (kerja bergilir, hubungan sesama pekerja/atasan, stress kerja,
motivasi kerja). Beberapa faktor diatas dapat mengakibatkan timbulnya
kecelakaan akibat kerja yang umunya terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja
dan kualitas serta ketrampilan pekerja yang kurang memadai (Salmawati, 2015).

Keselamatan pasien serta jaminan pengobatan harus perhatikan dan


dilakukan maksimal disuatu rumah agar tercapainya suatu titik dimana pasien
merasa dilayani secara maksimal. Beberapa faktor penunjang keselamatan pasien
selama berapa dilingkungan rumah sakit adalah keakuratan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi secara efektif, meningkatkan keamanan obat yang akan
diberikan pada pasien, pengurangan resiko infeksi pada setiap penanganan pasien
(Jayabrata, 2011).

Setiap Rumah Sakit tentu memiliki sistem penanganan dan pecegahan


kecelakaan kerja baik itu kecelakaan kerja karena kesalahan dari karyawan
maupun kecelakaan kerja yang disebabkan oleh bencana, adanya Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dirumah sakit sangat
penting untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja. Selain harus adanya sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit juga diperlukan
fasilitas pendukung terselenggaranya kesehatan dan keselamatan kerja dirumah
sakit secara maksimal seperti tangga darurat penghubung antar ruangan, rambu
penunjuk jalan, titik berkumpul, sistem pemadam kebakaran serta Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) yang disediakan di beberapa titik yang memiliki resiko
tinggi terjadinya kecelakaan kerja.

Adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah


Sakit (SMK3RS) tidak lepas dari masih tingginya angka Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dirumah sakit. Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (SMK3RS)
berpedoman pada Peraturan Menteri No 66 Tahun 2016 dimana ada beberapa
aspek pendukung seperti: Penetapan kebijakan, penetapan organisasi K3RS, dan
pelaksanaan K3RS. SMK3RS yang diterapkan disebuah rumah sakit harus
dievaluasi rutin setidaknya 1 kali dalam 1 tahun, ini bertujuan untuk
memperbarui sistem yang telah ada sebelumnya agar sumber resiko baru yang
timbul dapat ditangani dengan baik.

I.2. Tujuan

Mahasiswa Mampu melakukan Identifikasi bahaya Di Lingkungan Kerja


dan Analisis Resiko Bahaya Kerja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Dasar Teori

Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah departemen atau unit atau bagian di
suatu rumah sakit di bawah pimpinan apoteker dan dibantu oleh beberapa orang
apoteker. Pimpinan dan apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan
perundang yang berlaku dan kompeten secara profesional. Farmasi rumah sakit
dengan fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan
dan pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan paripurna. Pelayanan
paripurna mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan sediaan
farmasi, dispensing obat berdasarkan resep penderita rawat inap dan rawat jalan,
pengendalian. Pengendalian mencakup pengendalian mutu, pengendalian
distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit.
Pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung
pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara
keseluruhan (Instalasi & Rsud, 2017).

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber
daya manusia, sarana, dan peralatan.Apoteker bertanggung jawab terhadap
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di
Rumah Sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan
yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya. Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan
penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan
Pelayanan Kefarmasian.

A. Pasien Rawat Jalan

Rawat jalan adalah pelayanan kesehatan tidak menginap serta hanya dilayani
pada saat jam kerja saja baik didalam gedung maupun diluar gedung pada
fasilitas pelayanan kesehatan baik itu rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan
pemerintah, balai pengobatan swasta, serta praktik dokter. Bentuk pelayanan
rawat jalan akan mengurangi biaya pasien Karena adanya diagnosis awal dan
mendapat pengobatan awal (Laeliyah, 2017).Alur dari pelayanan rawat jalan di
rumah sakit adalah pasien berkunjung ke klinik rawat jalan, melakukan
pendaftaran, menunggu giliran periksa diruang tunggu dan mendapatkan
pelayanan atau pemeriksaan diruang periksa (Laeliyah, 2017).

Tujuan dari pelayanan rawat jalan yaitu mengupayakan kesembuhan pasien


secara maksimal dengan prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung
jawabkan. Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah tempat pemeriksaa,
penyelidikan, konsultasi, serta pengobatan pasien oleh dokter spesialis dan
subspesialis.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.129/Menkes/SK/II/2008


tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit bahwa standar minimal
pelayanan rawat jalan adalah :
1. Dokter yang melayani adalah dokter spesialis dan subspesialis

2. Jam buka pelayanan yaitu pukul 08.00-13.00 WIB setiap hari kerja dan pukul
08.00-11.00 WIB untuk hari Jumat.

3. Rumah sakit harus memiliki klinik anak, klinik penyakit dalam, klinik
kebidanan, serta klinik bedah

4. Kepuasan pasien harus 90%

5. Waktu tunggu pasien rawat jalan tidak lebih dari 60 menit (Sukamto, 2017).

B. Pasien rawat inap

Menurut Azrul (1996), pelayanan rawat inap adalah salah satu bentuk dari
pelayanan dokter. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat inap
adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien dalam bentuk rawat
inap.

Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal
atau mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksana pelayanan
kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan kesehatan lain. Rawat inap
adalah pelayanan kesehatan perorangan, yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, keperawatan, rahabilitasi medik, dengan menginap di ruang rawat
inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta serta puskesmas
perawatan dan rumah bersalin, karena penderita harus menginap.

C. Lab Rumah sakit

Laboratorium klinik atau laboratorium medis ialah laboratorium di mana


berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan pasien. Labratorium ini terdiri dari berbagai jenis
Pemeriksaaan menurut Srisasi Gandahusada (2007:122) Dalam Buku
Parasitologi Klinik Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, peralatan medis,
begitupun jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk
memeriksa mikroba patogen.

2. Parasitologi mengamati parasit.

3. Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan


penghitungan darah dan selaput darah.

4. Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi.

5. Kimia klinik biasanya menerima serum. Mereka menguji serum untuk


komponen-komponen yang berbeda.

6. Toksikologi menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan, dan toksin lain

7. Imunologi menguji antibodi.

8. Imunohematologi, atau bank darah menyediakan komponen, derivat, dan


produk darah untuk transfusi.

9. Serologi menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti


hepatitis atau HIV.

10. Urinalisis menguji air seni untuk sejumlah analit

11. Histologi memproses jaringan padat yang diambil dari tubuh untuk membuat
di kaca mikroskop dan menguji detail sel.

12. Sitologi menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan
kanker dan keadaan lain.
BAB III

METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan

1. Alat tulis
2. Kamera
3. kertas

III.2. Cara Kerja

Wawancara langsung kepada tenaga medis di dalam apotek Rawat inap,


Apotek Rawat jalan, dan Laboratorium BLUD RS Konawe. Tentang Identifikasi
Bahaya Di Lingkungan Kerja dan Analisis Resiko Bahaya Kerja Secara
langsung.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengamatan

A. Apotek Rawat Jalan

No Item Bahaya Resiko S J Jumlah


. Kegiatan
1. Peracikan Tidak Pernah Tidak Pernah 0 0 0

2. Menerima Kesamaan Obat yang 2 1 3


Resep dan nama pasien, diterima dan
Nomor atau kurang diantrikan
Antrian teliti tidak sesuai
3. Penyiapan Nama, Obat yang 2 1 3
Obat Penulisan tidak diterima tidak
jelas dan sesuai ,dan
kurang efek obat
komunikasi terapi tidak
bekerja dan
akan memiliki
efek samping
bukan untuk
penyembuhan.
4. Penulisan Tidak Pernah Tidak Pernah 0 0 0
Obat
5. Penyerahan Kesamaan Pada pasien 2 1 3
Obat nama pasien yang menerima
dan nomor obat tidak
antrian sesuai obatnya
dan akan
menimbulkan
efek terapi
tidak sesuai
B. Laboratorium
No Item Bahaya Resiko S J Jumlah
. Kegiatan
Identitas Mutu dan Tidak di siplin
1. pasien tidak keselamatan 1 1 2
jelas pasien tidak
terjamin
Kompotensi Mutu dan
2. Kerusakan staf belum baik keselamatan 2 1 3
sampel serta spo pasien tidak
belum optimal terjamin
Mutu dan
3. Sampel Kompotensi keselamatan 0 1 1
tertukar staf belum baik pasien tidak
terjamin
Kesalahan Mutu dan
4. pengimputan Kurang di keselamatan 1 1 2
dan siplin pasien tidak
pemeriksaan terjamin
hasil
Mutu dan
5. Hasil lab keselamatan SPO belum 0 1 1
tertukar pasien tidak optimal
terjamin

C. Apotek Rawat Inap


No Item Bahaya Resiko S J Jumlah
. Kegiatan
1. Peracikan jarang Jarang 1 1 2

2. Meracik obat Terjadi Menyebabkan 2 1 3


kekeliruan cedera
3. Penyiapan Diluar lisensi Kesalahan 1 0 1
Obat penggunaan meracik obat
obat tersebut
4. Penulisan Terjadi Menyebabkan 1 1 2
Obat kekeliruan cedera
5. Menyerahkan Nama obat Reaksi obat 1 1 2
obat yang mirip yang tidak
diinginkan

IV.2. Pembahasan

A. Apotek Rawat Jalan

Pada Kegiatan yang kita lakukan dimata kuliah K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) Kemarin telah kita lakukan wawancara pada setiap petugas
farmasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Di BLUD RS KONAWE ,dimana kita
mewancarai kegiatan apotik rumah sakit rawat jalan tentang kegiatan apa yang
dilakukan dan bahaya serta resiko dari bahaya nya , Dari hasil kemarin ada 5
kegiatan yaitu Peracikan, Menerima Resep dan nomor antrian ,Penyiapan obat
racikan maupun non racikan, penulisan obat, dan penyerahan obat pada pasien .
Hasil pengamatan :

1) Pada peracikan tidak ada bahaya dan resiko..


2) Pada Penerimaan resep dan nomor antrian ,bahaya nya adalah kesamaan
nama pasien dan kurang teliti pada pembacaan nama pada poli yang ada adi
beresiko obat yang diterima nanti tidak sesuai serta nomor antrian berbeda.
3) Pada Penyiapan obat racikan maupun non racikan ,bahaya nya adalah nama
penulisan pasien tidak jelas dan kurang nya komunikasi antar petugas
sehingga beresiko pada obat diterima tidak sesuai dan efek terapi obat tidak
bekerja malah akan menimbulkan efek samping dan bukan untuk
penyembuhan.
4) Pada penulisan obat ,bahaya nya adalah tidak pernah dan resiko ny tidak ada .
5) Pada penyerahan obat , bahaya nya adalah kesamaan nama pasien dan nomor
antrian dan beresiko pada pasien yang menerima obat ,obat nya akan
menimbulkan efek terapi yang tidak sesuai.

Tugas Instalasi Farmasi bukan hanya melayani permintaan obat


melalui resep dokter bagi pasien rawat jalan, IGD maupun rawat inap, tetapi
pelayanan farmasi mencakup proses pemilihan, perencanaan, pengadaan,
produksi, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian mutu dan
farmasi klinis.

Instalasi Farmasi di BLUD RS KONAWE terdiri dari gudang farmasi dan


apotek, untuk mempercepat proses penyediaan dan pengambilan obat bagi
pasien, apotek tersebar dibeberapa tempat seperti apotek rawat jalan, apotek
rawat inap, apotek IGD, apotek IBS dan apotek Camar. Gudang farmasi
merupakan tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pemeliharaan
barang persediaan berupa obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya.

Kegiatan yang dilaksanakan di gudang farmasi untuk mengelola barang


persediaan farmasi yang dilakukan sedemikian rupa agar kualitas tetap terjaga,
barang terhindar dari kerusakan fisik, pencarian lebih mudah dan cepat, dan
aman dari pencuri dan mempermudah pengawasan ketersediaan obat dan alat
kesehatan lainnya.Apotek rawat jalan melayani pelayanan resep rawat jalan dan
IGD sedangkan apotek rawat inap yang berada didalam rumah sakit melayani
pelayanan resep rawat inap.
B. Laboratorium

Pada praktikum K3 yang di lakukan di laboratorium obat farmasi di


dapatkan hasil resiko yang sering terjadi di laboratorium adalah sebagai berikut :

1. Identitas pasien tidak jelas,bahaya nya mutu dan keselamatan pasien tidak
terjamin, resiko yang di dapatkan tidak disiplin.

2. Kerusakan sampel, bahaya nya kompotensi staf belum baik serta spo belum
optimal, resiko yang di dapatkan mutu dan keselamatan pasien tidak terjamin

3. Sampel tertukar, bahaya nya kompotensi staf belum baik, resiko yang di
dapatkan mutu dan keselamatan pasien tidak terjamin

4. Kesalahan pengimputan dan pemeriksaan sampel, bahaya nya kurang di


siplin, resiko yang di dapatkan mutu dan keselamatan pasien tidak terjamin

5. Hasil Lab tertukar, bahaya nya mutu dan keselamatan pasien tidak terjamin,
resiko yang di dapatkan SPO belum optimal

Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium penting diterapkan guna


mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan kerja yang akhir-akhir ini kerap
kali terjadi akibat kurang kesadarannya para pengelola laboratorium untuk
menerapkan sistem kesehatan keselamatan kerja (K3), tidak hanya itu
infrastruktur laboratorium juga mempunyai andil terhadap resiko kecelakaan
kerja yang mungkin terjadi di laboratorium. Dimana di ketahui berbagai kegiatan
dan aktifitas yang dilakukan di laboratorium tidak lepas dalam menggunakan
berbagai bahan kimia berbahaya, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang
digunakan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara
yang tidak tepat dan salah. Selain itu kecelakaan juga bisa terjadi karena
kelalaian atau kecerobohan pada saat melakukan pekerjaan, yang menyebabkan
cedera,luka berat,luka ringan bahkan kematian.
C. Apotek Rawat Inap

Pada Kegiatan yang kita lakukan dimata kuliah K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) Kemarin telah kita lakukan wawancara pada setiap petugas
farmasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Di BLUD RS KONAWE ,dimana kita
mewancarai kegiatan apotik rumah sakit rawat jalan tentang kegiatan apa yang
dilakukan dan bahaya serta resiko dari bahaya nya , Dari hasil kemarin ada 5
kegiatan yaitu Peracikan, Menerima Resep dan nomor antrian ,Penyiapan obat
racikan maupun non racikan, penulisan obat, dan penyerahan obat pada pasien .
Hasil pengamatan :

a) Pada peracikan bahaya jarang terjadi dan resiko jarang terjadi .


b) pada meracik obat bahaya sering terjadi dan resiko menyebabkan cedera.
c) Pada Penyiapan obat racikan maupun non racikan ,bahaya Diluar lisensi
penggunaan obat tersebut dan resiko kesalahan meracik obat.
d) Pada penulisan obat ,bahaya nya adalah terjadi kekeliruan dan resikonya
menyebabkan cedera.
e) Pada penyerahan obat , bahaya nya adalah nama obat yang mirip dan
resikonya reaksi obat yang tidak diinginkan

Tugas Instalasi Farmasi bukan hanya melayani permintaan obat melalui


resep dokter bagi pasien rawat jalan, IGD maupun rawat inap, tetapi pelayanan
farmasi mencakup proses pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian mutu dan farmasi
klinis.

Instalasi Farmasi di BLUD RS KONAWE terdiri dari gudang farmasi dan


apotek, untuk mempercepat proses penyediaan dan pengambilan obat bagi
pasien, apotek tersebar dibeberapa tempat seperti apotek rawat jalan, apotek
rawat inap, apotek IGD, apotek IBS dan apotek Camar.
Gudang farmasi merupakan tempat penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan
dan perbekalan kesehatan lainnya.

Kegiatan yang dilaksanakan di gudang farmasi untuk mengelola barang


persediaan farmasi yang dilakukan sedemikian rupa agar kualitas tetap terjaga,
barang terhindar dari kerusakan fisik, pencarian lebih mudah dan cepat, dan
aman dari pencuri dan mempermudah pengawasan ketersediaan obat dan alat
kesehatan lainnya.

Apotek rawat jalan melayani pelayanan resep rawat jalan dan IGD
sedangkan apotek rawat inap yang berada didalam rumah sakit melayani
pelayanan resep rawat inap. Pelayanan rawat Inap merupakan salah satu
bentuk treatment perawatan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal atau
menginap minimal satu hari.

Rawat inap ialah layanan kesehatan untuk perorangan, yang meliputi


pemantauan, diagnosis, pengobatan, keperawatan, rahabilitasi medik, dengan
menginap di ruangan rawat inap pada fasilitas kesehatan rumah sakit dimana
dengan alasan medis pasien harus menginap.

Banyaknya resep pulang pada setiap lantai membuat aktivitas pada Farmasi
Rawat Inap sangat padat dan memerlukan pelayanan yang efisien namun harus
tetap menomorsatukan ketelitian dalam pengerjaan resep pulang. Oleh karena itu
harus ada kerjasama dari berbagai pihak terutama kerjasama antar Dokter,
Perawat, Asisten Apoteker dan Apoteker supaya aktivitas berjalan dengan lancar
dan baik.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
keselamatan dan kesehatan kerja adalah pendekatan yang menentukan
standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah
atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui
surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenaga kerja, pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya akan membawa iklim
yang aman dan tenang dalam bekerja sehingga sangat membantu hubungan kerja
dan manajemen.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
menyebabkan kerugian dan terjadi pada saat melakukan pekerjaan di tempat
kerja.
5.2. Saran

Saran saya pada praktikum kali adalah untuk berhati hati dalam
melakukan suatu pekerjaan
DAFTAR PUSTAKA

Flippo, Edwin B. 1995. Personnel Management. Erlangga, Jakarta.

Suma’mur, P.K. 1992. Higine Perusahaan dan Keselamatan Kerja.Jakarta : CV Haji


Mas Agung.

Ervianto, I.W. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi. Yogyakarta. Andi.

Charles A.W., 1999. Peralatan Perlindungan Diri.Journal of structural engineering.

Sujoso, Anita DP. 2012. Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan kerja. Jember:
UPT Penerbitan UNEJ.

Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.

M. Irzal, 2016. Dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Kencana


International Labour Organization. 2018. Safety and Health at Work: A Vision for
Sustainable Prevention. Germani: ILO

Harianto, Wismar. 2013. Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan terhadap


Pengembangan Usaha Kecil pada Program Kemitraan Bina Lingkungan. Media
Riset Bisnis dan Manajemen, volume 13, Nomor 1, April 2013

Ramli, Soehatman. 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran (Fire


Management). Jakarta: Dian Rakyat.

Soputan, G.E.M., Sompie, B.F., dan Mandagi, R.J.M., 2014, Manajemen Risiko
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan Gedung
SMA Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(4), 229-238
LAPORAN PRAKTIKUM K3

( Identifikasi Bahaya Di Lingkungan Kerja Dan Analisis Resiko Bahaya


Kerja )

Disusun Oleh :

Dinda Febriana

NIM : AF2022094151002

DOSEN PRAKTIKUM : Muh.Andriadi Karim, S.KM., M.P.H (inOSH)

AKADEMI KESEHATAN KONAWE

PRODI FARMASI

2023

Anda mungkin juga menyukai