Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MATA KULIAH MANAJEMEN

RUMAH SAKIT

“Ruang Lingkup K3 Rumah sakit”.

Dosen Pengampu : Herlina,SKM, M.Kes.

Oleh:

Ristanto Aldo Rohadi/219240039

AKK 6

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN


MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan
yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya guna memenuhi tugas mata kuliah
MANAJEMEN RUMAH SAKIT . Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan
dalam kaitannya dengan “Ruang lingkup rumah sakit”, yang saya sajikan dari
berbagai sumber informasi dan referensi. Namun dengan penuh kesabaran dan
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah saya dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Saya sadar
bahwa makalah saya masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
saya menerima berbagai saran maupun kritikan yang bersifat membangun.
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga makalah ini memenuhi harapan dan
dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca.

Barru , 31 Maret 2022

Ristanto Aldo Rohadi


DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR..........................................................................................................1

DAFTAR ISI ...................................................................................................,..............2

BAB I PENDAHULUAN
......................................................................................................3

A.Latar Belakang...................................................................................................,............4

B.Rumusan Masalah..................................................................................................,.......5

C.Tujuan ...................................................................................................,................6

BAB II PEMBAHASAN
.................................................................................................,......7

A.Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja(K3)......................................................8

B.Tujuan K3......................................................................................................,..................8

C.Manfaat K3...................................................................................................,...................9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................,......10

Kesimpulan .................................................................................................,.................11

Saran ................................................................................................,...............................12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................,........12


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan Keselamatan Kerja rumah sakit yang selanjutnya disingkat
K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja.

Pelaksanaan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di


Rumah sakit dan Fasilitas medis lainnya adalah bagian dari manajemen rumah sakit
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan aktifitas
proses kerja dirumah sakit, Sehingga dapat menciptakan keadaan Rumah sakit yang
aman, sehat, dan bebas dari kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja bagi
sumber daya rumah sakit, Pasien Pendamping pasien pengunjung maupun lingkungan
Rumah Sakit.Kecelakaan Kerja juga menimbulkan kerugian materi bagi pekerja dan
intansi pemerintah, serta dapat mengganggu produktifitas kerja karyawan Rumah
sakit tersebut (Peraturan Menteri Kesehatan No PER 66/MEN/2016).

Berdasarkan UU No 36 Tahun 2009 fasilitas pelayanan masyarakat khususnya


Rumah Sakit (RS) telah diidentifikasi sebagai sebuah lingkungan dimana terdapat
aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan keselamatan kerja, dijelaskan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) wajib diselenggarakan disemua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Pekerja Rumah Sakit
mempunyai resiko lebih tinggi dibanding pekerja industri lain untuk terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK), sehingga perlu dibuat standard perlindungan bagi
pekerja yang ada di Rumah Sakit untuk mencegah dan mengurangi resiko bahaya
tersebut maka perlu ditetapkan standard K3 di Rumah Sakit.

Perlunya pelakasanaan K3RS mengenai kebijakan pemerintah tentang Rumas


Sakit di indonesia adalah untuk meningkatkan akses, keterjangkauan, dan kualitas
pelayanan kesehatan yang aman di Rumah Sakit, perencanaan, pelakasanaan,
monitoring, dan evaluasi K3 dirumah sakit serta tindak lanjut yang merujuk pada
peraturan menteri tentang pedoman Manajemen K3 di RS dan PP No 50 Thn 2012
tentang standar sistem manajemen K3. Sistem manajemen K3RS adalah bagian dari
sistem manajemen rumah sakit (Ivana, 2014).

Bahaya-bahaya potensial dirumah sakit disebabkan oleh bearapa faktor seperti


bahaya akibat faktor biologi (virus, bakteri, jamur); faktor kimia (antiseptik, gas
anastesi); faktor ergonomi (cara kerja yang salah, gegabah dalam perkerjaan); faktor
fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran, radiasi); faktor fisiko sosial (kerja bergilir,
hubungan sesama pekerja/atasan, stress kerja, motivasi kerja). Beberapa faktor diatas
dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan akibat kerja yang umunya terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta ketrampilan pekerja yang kurang
memadai (Salmawati, 2015).

Potensi bahaya dirumah sakit tidak hanya bersumber pada faktor infeksi tetapi
dapat juga bersumber dari faktor bencana seperti kebakaran. Pada tanggal 31
desember 2015 telah terjadi sebuah kebakaran di rumah sakit Dr.Soeharsono
Banjarmasin selatan, kebakaran ini di sebakan oleh percikan kembang api malam
tahun baru yang dinyalakan oleh warga sekitar rumah sakit. Kejadian ini tidak
memakan korban jiwa sama sekali pasien yang ada di dalam Rumah sakit telah
dievakuasi dan dipindahkan kegedung terdekat (Ramadhani,2016).
Keselamatan pasien serta jaminan pengobatan harus perhatikan dan dilakukan
maksimal disuatu rumah agar tercapainya suatu titik dimana pasien merasa dilayani
secara maksimal. Beberapa faktor penunjang keselamatan pasien selama berapa
dilingkungan rumah sakit adalah keakuratan identifikasi pasien, peningkatan
komunikasi secara efektif, meningkatkan keamanan obat yang akan diberikan pada
pasien, pengurangan resiko infeksi pada setiap penanganan pasien (Jayabrata, 2011).

Setiap Rumah Sakit tentu memiliki sistem penanganan dan pecegahan


kecelakaan kerja baik itu kecelakaan kerja karena kesalahan dari karyawan maupun
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh bencana, adanya Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dirumah sakit sangat penting untuk
mengurangi resiko kecelakaan kerja. Selain harus adanya sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit juga diperlukan fasilitas pendukung
terselenggaranya kesehatan dan keselamatan kerja dirumah sakit secara maksimal
seperti tangga darurat penghubung antar ruangan, rambu penunjuk jalan, titik
berkumpul, sistem pemadam kebakaran serta Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
yang disediakan di beberapa titik yang memiliki resiko tinggi terjadinya kecelakaan
kerja.

Adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit


(SMK3RS) tidak lepas dari masih tingginya angka Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dirumah sakit. Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit (SMK3RS) berpedoman pada Peraturan Menteri No
66 Tahun 2016 dimana ada beberapa aspek pendukung seperti: Penetapan kebijakan,
penetapan organisasi K3RS, dan pelaksanaan K3RS. SMK3RS yang diterapkan
disebuah rumah sakit harus dievaluasi rutin setidaknya 1 kali dalam 1 tahun, ini
bertujuan untuk memperbarui sistem yang telah ad da sebelumnya agar sumber resiko
baru yang timbul dapat ditangani dengan baik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan kerja (Health) adalah suatu keadaan seorang pekerja yang terbebas
dari gangguan fisik dan mental sebagai akibat pengaruh interaksi pekerjaan dan
lingkungannya (Kuswana,2014).

Kesehatan kerja adalah spesialis ilmu kesehatan/kedokteran beserta


prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif
dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakitpenyakit umum
(Santoso,2012). Keselamatan kerja (Safety) suatu keadaan yang aman dan selamat
dari penderitaan dan kerusakan serta kerugian di tempat kerja, baik pada saat
memakai alat, bahan, mesin-mesin dalam proses pengolahan, teknik pengepakan,
penyimpanan, maupun menjaga dan mengamankan tempat serta lingkungan kerja
(Kuswana, 2014).

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosi terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan, serta menyangkut berbagai unsur dan pihak (Sucipto, 2014). Menurut
Ridley dan John (1983), mengartikan K3 adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar tempat kerja tersebut (Triwibowo & Pusphandani, 2013). UU No.
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja “Keselamatan Kerja yang diatur dalam
undang-undang ini mencakup semua tempat kerja.” “Syarat Keselamatan Kerja wajib
dipatuhi untuk mengendalikan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.”

Kesehatan dan keselamatan kerja atau lebih dikenal dengan K3 merupakan


instrumen yang melindungi pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan dari hal-
hal merugikan yang dapat diakibatkan oleh aktivitas pekerjaan. Menurut Mathis dan
Jackson, K3 adalah tindakan ataupun kegiatan untuk menjamin terwujudnya kondisi
kerja yang aman bagi karyawan, menghindarkannya dari gangguan fisik dan mental,
mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas, serta memberikan bantuan, baik
dari lembaga pemerintah maupun perusahaan. K3 berperan untuk menjamin setiap
tenaga kerja mendapat perlindungan kesehatan dan keselamatan saat bekerja,
menjamin setiap sumber produksi layak dan aman digunakan sehingga mengurangi
risiko kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Sementara itu, kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit disebut dengan K3RS.

K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit) adalah segala


kegiatan untuk menjamin serta melindungi keselamatan dan kesehatan sumber daya
manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
rumah sakit dengan upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di
rumah sakit. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun
2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Pengaturan K3RS
bertujuan untuk terselenggaranya keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan. Pelaksanaan Keselamatan, dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian
materi bagi pekerja atau perusahaan. Tetapi berdampak luas pada lingkungan dan
masyarakat luas. Dalam hal ini, perawat sebagai salah satu tenaga kerja di rumah
sakit harus mengetahui dan memiliki pengetahuan terkait K3RS dan pengoperasian
K3RS yang berlaku di rumah sakit tempat ia bekerja. Perilaku perawat juga
merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan suatu kecelakaan, sehingga
cara yang efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan menghindari
terjadinya perilaku tidak aman.

 Tujuan

Tujuan K3 pada intinya adalah untuk melindungi pekerja dari kecelakaan


akibat kerja. Sutrisni dan Ruswandi (2007) mengemukakan bahwa tujuan
keselamatan kerja dan kesehatan kerja adalah untuk tercapainya kesehatan dan
keselamatan seseorang saat bekerja dan setelah bekerja (Gayatri,2014).

Tujuan umum penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) antara lain yaitu,
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman dengan melakukan penilaian
secara kualitatif dan kuantitatif dan menciptakan kondisi yang sehat bagi karyawan,
keluarga dan masyarakat sekitarnya melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Promosi kesehatan di tempat kerja menurut WHO adalah berbagai
kebijakan dan aktifitas di tempat kerja yang dirancang untuk membantu pekerja dan
perusahaan di semua level untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan
dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen dan stakeholder lainnya.

Upaya promotif K3 dilakukan untuk meningkatkan kesehatan (health promotion) dan


perlindungan khusus. Peningkatan kesehatan di tempat kerja dapat dilaksanakan
dengan memberikan pendidikan dan pelatihan dengan berbagai metode dan media
yang intraktif. Misalnya diklat manajemen risiko, penyuluhan tanggap darurat
bencana, penyuluhan gizi kerja, penyuluhan tuberkulosis di tempat kerja dan berbagai
kegiatan lainnya sesuai skala prioritas perusahaan. Sedangkan perlindungan khusus
(spesific protection) adalah upaya promosi K3 dalam mencapai tujuan tertentu.
Perlindungan khusus ini misalnya pemberian vaksin bagi pekerja yang akan bertugas
ke daerah dengan endemik penyakit tertentu, pengendalian lingkungan kerja secara
teknis, administrasi dan pemakaian alat pelindung diri, penyesuaian antara manusia
dengan lingkungan kerja. Pentingnya penerapan K3 di rumah sakit jelas berhubungan
dengan faktor risiko yang mungkin dapat membahayakan atau merugikan pihak
rumah sakit dalam berbagai bidang. Mulai dari keselamatan pekerja, pasien, maupun
pengunjung di rumah sakit. Dengan adanya Penerapan K3RS pihak penyelanggara
dan tim dapat merencanakan dan mengelola risiko dan bahaya yang dapat terjadi di
lingkungan rumah sakit

B.Tujuan K3

Berdasarkan Permenkes nomor 66 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan


Kerja Rumah Sakit, didapatkan beberapa tujuan K3 yang disimpulkan antara lain
sebagai berikut:

a) eselamatan dan keamanan di Rumah Sakit bertujuan untuk mencegah


terjadinya kecelakaan kerja.
b) Manajemen risiko K3RS bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan
dan kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan efek buruk
terhadap keselamatan dan kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, dan pengunjung.
c) Pengaturan K3RS bertujuan untuk terselenggaranya keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
d) Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit bertujuan untuk melindungi sumber daya
manusia Rumah Sakit termasuk perawat, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3).
e) Pencegahan dan pengendalian kebakaran bertujuan untuk memastikan SDM
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, dan aset Rumah Sakit
aman dari bahaya api, asap, dan bahaya lain.
f) Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan
memastikan kehandalan sistem utilitas dan meminimalisasi risiko yang
mungkin terjadi.
g) Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit bertujuan untuk melindungi SDM Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari
potensi bahaya peralatan medis baik saat digunakan maupun saat tidak
digunakan.
h) Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana bertujuan untuk
meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan
bencana yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa,
mengganggu operasional, serta menyebabkan kerusakan lingkungan, atau
mengancam finansial dan citra Rumah Sakit.
i) Unit Pelayanan Kesehatan Kerja Rumah Sakit bertujuan untuk menurunkan
kejadian dan prevalensi penyakit pada SDM Rumah Sakit dari penyakit
menular, penyakit tidak menular, penyakit akibat kerja, dan kecelakaan akibat
kerja.

C.Manfaat K3

Penerapan K3 di rumah sakit bagi tenaga kerja termasuk perawat, yaitu:

1. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan yang
dilakukan setiap hari atau suatu penyakit yang memiliki asosiasi hubungan cukup
kuat dengan lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan adanya penerapan K3 di
rumah sakit, tenaga kerja termasuk perawat dapat terlindungi dari bahaya penyakit
akibat kerja.

2. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)

Dampak cedera akibat kerja perawat terbesar adalah sprain dan strain, Bergesernya
cakram intervertebralis, tertularnya penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B atau C, infeksi
patogen, fraktur, dan cedera kepala (Bell, J. Collins, James. Dalsey, Elizabeth. Sublet,
2010). Untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut maka dilakukanlah penerapan K3
yang diharapkan dapan meminimalisir bahkan mengatasi kecelakaan ataupun cedera
pada tenaga kerja termasuk perawat.

Rumah sakit :

 Padat modal

 Padat teknologi

 Padat Karya

 Padat Sistem

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah kesehatan dan keselamatan yang berkaitan


dengan tenaga kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja, yang meliputi segala upaya
untuk mencegah dan menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja.

Dasar Hukum dan Pedoman :

 UU No.1  /1970 tentang keselamatan kerja


 UU No.23 /1992 tentang kesehatan

 Permenkes RI No. 986/92 tentang kesehatan lingkungan RS

 Permenkes RI No. 472 tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi
kesehatan

 SK Menkes No.351 tahun 2003 tentang Komite K3 sektor Kesehatan

 Permenaker no.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

 Keputusan Dir.Jen. P2PLP nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan


kesehatan lingkungan rumah sakit

 Pedoman K3 di rumah sakit th 2006 ( BinKesja DepKes )

 Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan desinfeksi dan sterilisasi di


rumah sakit tahun 2002.

Tahap  Penerapan K3-RS

 Tahap persiapan

 Tahap pelaksanaan

 Tahap pemantauan dan evaluasi

Tahap Persiapan

 Komitmen manajemen : kebijakan, penyediaan dana, sarana dan prasarana


untuk mendukung kegiatan K3 RS

 Membentuk Unit Organisasi K3 di RS yang terlihat dalam struktur organisasi


RS
Susunan / Organisasi K3-RS

Susunan Unit K3-RS terdiri dari :

 Bidang I : Bidang pengamanan peralatan medik, pengamanan radiasi dan


limbah radioaktif

 Bidang II : Bidang pengamanan peralatan nonmedik, pengamanan dan


keselamatan bangunan

 Bidang III : Bidang pengembangan sanitasi sarana kesehatan

 Bidang IV : Bidang pelayanan kesehatan kerja dan pencegahan penyakit


akibat kerja

 Bidang V : Bidang pencegahan dan penanggulangan bencana

Tugas Unit Organisasi K3-RS

 Memberi rekomendasi dan pertimbanagan kepada Direktur RS tentang


masalah-masalah yang berkaitan dengan K3_RS

 Membuat program K3-RS

 Melaksanakan program K3_RS

 Melakukan evaluasi program K3-RS

Tahap Pelaksanaan 

Program K3-RS

1. Pelaksanaan kesehatan kerja bagi karyawanb ( prakerja, berkala, khusus )

2. Upaya pengamanan pasien, pengunjung dan petugas

3. Peningkatan kesehatan lingkungan


4. Sanitasi lingkungan RS

5. Pengelolaan dan pengolahan limbah padat, cair, gas

6. Pencegahan dan penanggulangan bencana (Disaster program)

7. Pengelolaan jasa, bahan dan barang berbahaya

8. Pendidikan dan pelatihan K3

9. Sertifikasi dan kalibrasi sarana, prasarana, dan peralatan RS

10. Pengumpulan, pengolahan dan pelaporan K3

Tahap Pemantauan dan Evaluasi

1. Inspeksi dan audit program K3

2. Perbaikan dan pengendalian K3 yang didasarkan atas hasil temuan dari audit
dan inspeksi

3. Rekomendasi dan tindak lanjut hasil evaluasi program K3

Indikator keberhasilan SM-K3RS

1. Terlaksanakannya program K3-RS

2. Penurunan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Ruang lingkup K3 di Rumah Sakit

 Sarana higene yang memantau pengaruh lingkungan kerja terhadap tenaga


kerja antara lain pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja.

 Sarana Keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada peralatan kerja,


pemakaian alat pelindung diri dan tanda/rambu-rambu peringatan dan alat
pemadam kebakaran.
 Sarana Kesehatan Kerja yang meliputi pemeriksaan awal, berkala dan
khusus, gizi kerja, kebersihan diri dan lingkungan.

 Ergonomi yaitu kesehatan antara alat kerja dengan tenaga kerja

Sumber Stres Di Rumah Sakit

 Beban kerja terlalu berat

 Konflik dan ketidakjelasan peran

 Kurang supervisi dan pengarahan

 Bekerja di daerah yang asing

 Suara gaduh

 Kurang berperan -> kepuasan kerja rendah

 Kurang penghargaan

 Kerja bergilir

 Pajanan terhadapa toksikan,pasien infeksius

 Ketidakpastian (politik, kerja kontrak)

Keadaan Darurat di RS

Keadaan darurat adalah setiap kejadian yang dapat menimbulkan gangguan terhadap
kelancaran operasi/kegiatan di lingkungan RS

Jenisnya :

 Kebakaran

 Kecelakaan , contoh : terpeleset dan tertusuk benda tajam


 Gangguan tenaga, contoh : gangguan listrik, air, dll

 Ganggua keamanan, contoh : huru-hara, demonstrasi, pencurian

 Bencana alam, contoh : gempa bumi, angin topan, banjir, dll

 Keadaan darurat di ruangan, ruang bedah, ICCU< contoh : gagal jantung,


gagal napas

Pemantauan Lingkungan Kerja

Laporan pemantauan lingkungan kerja dilakukan

 Penyehatan lingkungan rumah sakit dilakukan setiap triwulan secara


berjenjang

 Pemantauan kualitas udara ruang minimal 2 kali dalam setahun

 Pemantauan bahan makanan dilakukan minimal 1 kali setiap bulan diambil


sampel untuk konfirmasi laboraturium

 Tenaga kerja dipewriksa kesehatannya 1 kali setahun

 Pemeriksaan air minum dan air bersih dilakukan  2 kali setahun

 Perbaikan tangga ( dilengkapi karet anti terpelesetr), ram, pintu dan tangga
darurat

 Penyempurnaan pengolahan limbah

 Pemasangan detektor asap

 Pemasangan alat komunikasi

 Perbaikan dan penyempurnaan vertilasi dan pencahayaan

Untuk Karyawan 
 Inventarisasi seluruh karyawan beserta tempat kerja

 Laporan karyawan yang sakit kronis

 Jumlah kunjungan karyawan yang berobat di Poli

 Usulan medikal check-up untuk karyawan yang sering sakit (absensi)

 Usulan skrening test untuk pegawai yang bekerja di tempat resiko tinggi
( IGD, dapur, laundr, lab )

 Usulan vaksinasi pegawai terutama yang bekerja di tempat resiko tinggi

 Usulan pelatihan K3 diluar dan didalam Rumah Sakit

 Usulan pembelian APD ( topi, masker, pakaian kerja, sepatu, sarung tangan)

 Perbaikan kesejahteraan karyawan (makanan tambahan, vasilitas kesehatan)

Manajemen Resiko di RS

 Rekognisi hazards

 Menilai risiko hazards

 Intervensi mengendalikan resiko

Tujuan Manajemen Resiko

 Meminimasikan kerugian

 Meningkatkan kesempatan/peluang

 Memotong mata rantai kejadian kerugian

 Pencegahan terhadap terjadinya kerugian akibat kecelakaan dan atau penyakit


akibat kerja.
Hazard VS Risk

 Hazard is asource or situation with a potential for harm in terms of human


injury or ill health, damage to property or the environment, or a combination
of these.

 Hazard is the potential for the risk factor to be realized in particular situation

 Risk is the probability for hazard to be realized

Hazard di RS

1. Hazard Kecelakaan

 Physical extention -> Hernia, back injury

 Kebakaran dan bencana alam

 Gas dalam tabung

 Larutan, uap dan gas mudah terbakar dan meledak

 Alat elektronik

2. Hazard penyakit infeksi

3. Hazard penyakit noninfeksi

 Kimia (desinfektan, etilenoksida, antikanker, gas anestesi)

 Fisik ( panas, bising, radiasi)

 Mutagen dan terarogen

 Dermatologik

 Stres
Hirarki Manajemen Risiko

 Eliminasi

 Subtitusi

 Redukasi cara teknis ( isolasi, ventilasi, dll )

 Reduksi cara administratif ( SOP, edukasi, dll )

 Alat pwelindung diri


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.
Pentingnya penerapan K3 di rumah sakit jelas berhubungan dengan faktor risiko yang
mungkin dapat membahayakan atau merugikan pihak rumah sakit dalam berbagai
bidang. Mulai dari keselamatan pekerja, pasien, maupun pengunjung di rumah sakit.
Dengan adanya Penerapan K3RS pihak penyelanggara dan tim dapat merencanakan
dan mengelola risiko dan bahaya yang dapat terjadi di lingkungan rumah sakit.

B. Saran

Dengan adanya penerapan K3 di setiap tempat kerja termasuk rumah sakit


diharapkan dapat membantu mengurangi dan meminimalisrkan bahaya maupun risiko
yang dapat terjadi di tempat kerja. Di samping itu pengetahuan setiap pekerja
termasuk perawat mengenai Kebijakan, peran, tujuan dan manfaat K3 sebaiknya
ditingkatkan guna untuk terlaksanakannya K3 sesuai dengan yang diharapkan.

Daftar Pustaka

Demak, D. L. K. (2014). Analisis Penyebab Perilaku Aman Bekerja Pada Perawat Di


Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi
(Publish). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dermawan. (2013). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : Gosyen Publising


Hariyati, T. Sri. (2014). Perencaan, Pengembangan Dan Utilisasi Tenaga

Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers. Hawkins, C. T., & Flynn, L. (2015). Patient
Safety Culture and Nurse-Reported Kemenkes RI (2017). Permenkes RI No.
11. Tentang Keselamatan Pasien. Mulyono, M. Hadi dkk. (2012)

Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat di RS Tingkat III. 16. 06. 01.
Jurnal AKK. Vol 2, No. 1. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta; 2014. Nursalam (2017)

.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.Jakarta : Salemba


Medika Simamora, R. H. (2018).

Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima pasien berbasis komunikasi
efektif: SBAR. Medan: USUpress. Simamora, R. H. (2019).
Buku ajar pelaksanaan identifikasi pasien. UwaisInspirasi Indonesia. Tarwaka.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Manajemen dan Implementasi K3 di
Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2014. Ulumiyah, N. H. (2018).

Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Penerapan Upaya Keselamatan


Pasien di Puskesmas. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, Vol 6(2) :
149- 155

Anda mungkin juga menyukai