Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Konsep Dasar Gout”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun Oleh:

Lidya P07220118092

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur

Prodi DIII Keperawatan Kelas Balikpapan

Tingkat III / Semester V

Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa, karena berkat rahmat
serta karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan kesehatan kerja
dengan membuat makalah mengenai konsep keperawatan kesehatan kerja. Makalah ini disusun
agar pembaca serta kami sendiri dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman mengenai.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, maupun dapat pula
digunakan sebagai bahan belajar dan sebagai prasarana penunjang tercapainya pemahaman yang
baik.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran positif yang membangun, agar makalah
ini menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang.

Balikpapan, 11 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1


1.2 Tujuan........................................................................................................1
BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian keperawatan kesehatan kerja..................................................2


2.2 Ruang lingkup keperawatan kesehatan kerja............................................3
2.3 Fungsi/Peran Keperawatan kesehatan kerja..............................................4
2.4 Tanggung jawab keperawatan kesehatan kerja.........................................5
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumahsakit dan fasilitas


medis lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan
dan kesehatan kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik
terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis,
penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di
fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam
program patient safety.

Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia


secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati
posisi yang buruk jatuh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya
karena perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan
atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Faktor Keselamatan
Kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawam dan ada
gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam peran tenaga
kesehatan terutama perawat dalam pelaksanaan dalam menangani kecelakaan kerja
dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika
kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai
faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai.

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-
nilai agama.

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam


bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting
untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam
bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen
yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan
dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai
risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling
sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah
Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung
yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.

2.2 Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :

a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.

b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :

1. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian

2. Peralatan dan bahan yang dipergunakan

3. Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.

4. Proses produksi

5. Karakteristik dan sifat pekerjaan

6. Teknologi dan metodologi kerja

c . Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan


hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.

d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung jawab
atas keberhasilan usaha hyperkes.
2.3 Fungsi/Peran keperawatan kesehatan kerja

Peran Perawat dalam Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada kebijaksanaan perusahaan dalam
hal luasnya ruang lingkup usaha kesehatan, susunan dan jumlah tenaga kesehatan yang
dipekerjakan dalam perusahaan.

Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang full time di perusahaan, maka
fungsinya adalah:

1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja hiperkes di perusahaan

2. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk administrasi kesehatan


kerja.

3. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan pengobatan.

4. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan perusahaan.

5. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang telah disetujui.

6. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha menindaklanjuti sesuai


wewenang yang diberikan kepadanya.

7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan faktor pekerjaan dan
melaporkan kepada dokter perusahaan.

8. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan sesuai kemampuan


yang ada.

9. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.

10. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah sebagai
salah satu dari segi kegiatannya.

11. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang dilayani.

12. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.

13. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.

14. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.

15. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan.

16. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan


17. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka pimpinan
paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan semua usaha
perawatan hiperkes.

2.4 Tanggung jawab keperawatan kesehatan kerja

1. Mengawasi lingkungan pekerja

2. Mmelihara fasilitas kesehatan perusahaan

3. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja.

4. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja.

5. Merencnakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah pada pekerja
dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah kesehatan.

6. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap pekerja

7. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja.

8. Memberi pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan keluargany.

9. Membantu usaha penyelidikn kesehatan pekerja

10. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Melihat beberapa uraian diatas mengenai pengertian keselamatan dan pengertian kesehatan kerja
diatas, maka dapat disimpulkan mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jamianan atas
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut
dapat mengancam dirinya yang berasal dari individu sendiri dan lingkungan kerjanya.

Pada hakekatnya keselamatan dan kesehatan (k3) merupakan suatu keilmuan multidisiplin yang
menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya

dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan kerja dll.

Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka kami ajukan saran-saran sebagai
berikut :

1. Bagi Rumah Sakit

Bagi pihak rumah sakit untuk disarankan untuk menekankan seminimal mungkin terjadinya
kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan sering diadakan
sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
bagi tenaga kerja, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara penggunaan peralatan,
pemakaian alat pelindung diri, cara mengoprasikan mesin secara baik dan benar. Selain itu
rumah sakit harus meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) serta
menerangkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam kegiatan operasional.

2. Bagi tenaga kerja

Bagi tenaga kerja lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan
bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Simamora, R.H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Simamora, R.H dan Butar-Butar, J. 2016. Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan
tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. (Jurnal) Ners
Indonesia

Simamora, R. H., Purba,J.M dan Bukit, E.C. 2017. Penguatan Kinerja Perawat dalam Pemberian
Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Ronde Keperawatan di Rumah Sakit Royal Prima
Medan. Jurnal Pengabdian Masyarakat

Simamora, R.H. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC

Simamora, R.H. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Simamora, R.H. 2015. Hubungan Persepsi Mahasiswa terhadap pembelajaran klinik Pendidikan
Ners dengan Pengetahuan dan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Jurnal
Riset Keperawatan Indonesia

Sitepu, H. 2011. K3 Untuk Perawat di Rumah Sakit. Diakses pada 6 Desember 2017.

https://anawebchildhealth.blogspot.co.id/2011/12/k3-untuk-perawat-di-rumah-sakit.html

Anda mungkin juga menyukai