Ditujukan untuk memenuhui salah satu tugas mata kuliah Farmasi Rumah Sakit
Disusun oleh :
Kelas : Apoteker 37 B
PROGRAM STUDI
PROFESI APOTEKER
JAKARTA SELATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit” ini sesuai
dengan berbagai sumber informasi dan literatur yang sudah dikembangkan. Dan
juga kami berterimakasih kepada Ibu Dra. Aziza Nuraini, MM., Apt selaku
Dosen mata kuliah Farmasi Rumah Sakit yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
E. Perencanaan..................................................................................................5
F. Pengorganisasian...........................................................................................5
ii
P. Pembinaan, Pengawasan, Pencatatan, dan Pelaporan................................19
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................34
B. Saran............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja
dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di
kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia
belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor
penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas
serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang
meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman
walaupun sudah tersedia.
Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan
berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan,
tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga
terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya
pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS,
yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-
bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan
1
ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa
dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan RS.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit
(K3RS) ?
2. Apa Tujuan Keselamatan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit ?
3. Bagaimana Gambaran umum potensi bahaya di rumah sakit?
4. Bagaimana sistem manajemen K3 rumah sakit?
5. Bagaimana Perencanaan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja?
6. Bagaimana Pengorganisasian Sistem manajemen K3 di Rumah Sakit ?
7. Bagaimana Pelaksanaan SMK3 di rumah sakit?
8. Bagaimana Pemantauan dan evaluasi SMK3?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian K3RS.
2. Untuk mengetahui K3RS.
3. Untuk mengetahui gambaran umum potensi bahaya di rumah sakit.
4. Untuk mengetahui sistem manajemen K3RS.
5. Untuk mengetahui manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
6. Untuk mengetahui sistem manajemen K3RS.
7. Untuk mengetahui pelaksanaan SMK3 di rumah sakit.
8. Untuk mengetahui pemantauan dan evaluasi SMK3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang mengadaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan manusia
dengan jabatannya.
3
3. Bagi Pasien dan Pengunjung
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung
4
7. Membuat program kerja K3 RS yang mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan
8. Monitoring dan evaluasi secara berkala
E. Perencanaan
RS harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai
keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas
dan dapat diukur. Perencanaan K3 di RS dapat mengacu pada standar
sistem manajemen K3 RS diantaranya self assesment akreditasi K3RS dan
SMK3.
Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian faktor risiko
2. Membuat peraturan
3. Tujuan dan sasaran
4. Indikator kerja
5. Program kerja
F. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di RS sangat bergantung dari rasa tanggung jawab
manajemen dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing
serta kerja dalam pelaksanaan K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan
melalui adanya aturan yang jelas. Pola pembagian tanggung jawab,
penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan serta
penegakkan disiplin. Ketua organisasi pelaksana K3 RS secara spesifik
harus mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua tempat
kerja, merumuskan permasalahan serta menganalisi penyebab timbulnya
masalah bersama unit-unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan dengan
baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program,
untuk menilai sejauh mana prorgam yang dilaksanakan telah berhasil.
Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu diidentifikasi
penyimpangannya serta dicari pemecahannya.
Pelaksanaan SMK3 di Rumah Sakit
1. Penyuluhan K3 ke semua Petugas Rumah Sakit
2. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam organisasi
rumah sakit
3. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku
a. Pemeriksaan keselamatan petugas
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja
5
c. Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat
d. Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi
kesehatan
e. Pengobatan pekerja yang menderita sakit
f. Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur
g. Melaksakan biologikal monitoring
h. Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja
G. Pemantauan dan Evaluasi
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di rumah sakit adalah
salah fungsi manajemen K3 di rumah sakit yang berupa suatu langkah
yang diambil untuk mengetahui dan menilai samapai sejauh mana proses
kegiatan k3 itu berjalan dan mempertanyakan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 RS dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi melalui :
1. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi kedalam sistem pelaporan
Rumah Sakit
2. Insfeksi dan Pengujian merupakan suatu kegiatan untuk menilai
keadaan K3 secara umum dan tidak terlalu mendalam
3. Melaksanakan Audit K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi
dan pengelolaan, karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan,
kebijakan dan prosedur, pengembangan karyawan dan program
pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3 :
a. Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan
keselamatan
b. Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan
sesuai ketentuan
c. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya
potensial serta pengembangan mutu
H. Pengelolaan Barang Berbahaya dan Beracun
Limbah medis Rumah Sakit termasuk kedalam kategori limbah
berbahaya dan beracun yang sangat penting untuk dikelola secara benar.
Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya
dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius.
6
Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah
farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan masih
banyak yang belum dikelola dengan baik. Sedangkan limbah infeksius
merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran penyakit baik
kepada SDM Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar pasien ataupun
masyarakat di sekitar lingkungan Rumah Sakit. Limbah infeksius biasanya
berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur,
bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau
media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien.
Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan berisiko terhadap penularan
penyakit. Beberapa risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat
keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular (hepatitis, diare,
campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ genetik)
dan risiko bahaya kimia.
• Kepmen KLH 58/1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Rumah Sakit;
I. Kategori B3
1. Memancarkan radiasi
7
2. Mudah meledak
4. Oksidator
5. Racun
6. Korosif
uji 550C, mempunyai pH sama atau kurang dari 2 (asam), dan sama atau
lebih dari 12,5 (basa).
7. Karsinogenik
Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang dapat merusak
jaringan tubuh.
8
8. Iritasi
9. Teratogenik
10. Mutagenik
9
3. Efek kombinasi bahan kimia, yaitu paparan bermacam- macam B3
dengan sifat dan daya racun yang berbeda, menyulitkan tindakan-
tindakan pertolongan atau pengobatan.
10
berbahaya antara lain :
f. Upayakan agar pekerja memakai alat pelindung diri yang sesuai atau
tepat melalui pengujian, pelatihan dan pengawasan
11
h. Upayakan agar sistem izin kerja diterapkan dalam penanganan
bahan-bahan berbahaya.
1. Kapabilitas
Kemampuan dan kompetensi rekanan dalam memenuhi apa yang tertulis
dalam kontrak kerjasama.
2. Kualitas dan garansi
12
Kualitas barang yang diberikan memuaskan dan sudah sesuai dengan
spesifikasi yang sudah disepakati. Jaminan garansi yang disediakan baik
waktu maupun jenis garansi yang diberikan.
3. Persyaratan K3 dan lingkungan
a. Menyertakan MSDS.
b. Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan atau ISO 14001.
c. Kemasan produk memenuhi persyaratan K3 dan lingkungan.
d. Mengikuti ketentuan K3 yang berlaku di Rumah Sakit.
4. Sistem mutu
a. Metodologi bagus.
b. Dokumen sistem mutu lengkap.
c. Sudah sertifikasi ISO 9000
5. Pelayanan
13
c. Letakkan bahan sesuai ketentuan.
3. Penanganan administratif
14
N. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA K3RS
A. Kriteria Tenaga K3
1. Rumah Sakit Umum kelas A dan Rumah Sakit Khusus kelas A
a. S3/S2 K3 minimal 1 orang dan mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai K3RS;
b. S2 kesehatan minimal 1 orang, yang mendapatkan pelatihan
tambahan yang berkaitan dengan K3 secara umum serta
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
c. Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi (SpOk) dan S2 Kedokteran
Okupasi minimal 1 orang. (optional);
d. Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan S1 minimal 2
orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3RS;
e. Dokter/dokter gigi Spesialis dan dokter umum/ dokter gigi
minimal 1 orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
f. Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 (informal)
yang mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai
K3RS minimal 1 orang;
g. Tenaga paramedis yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 2 orang;
h. Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
minimal 1 orang;
15
b. Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan S1 minimal 1
orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3RS
16
O. Program Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
Program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) K3RS
merupakan hal pokok yang tidak bisa dikesampingkan. Direktur
memegang peranan penting dalam membangun kepedulian dan
memotivasi pekerja dengan menjelaskan nilai-nilai organisasi dan
mengkomunikasikan komitmennya pada kebijakan yang telah dibuat.
Selanjutnya transformasi sistem manajemen K3 dariIdentifikasi
pengetahuan, kompetensi dan keahlian yang diperlukan dalam mencapai
tujuan dilakukan mulai dari proses: rekruitmen, seleksi, penempatan,
orientasi, pengkajian, pelatihan dan pengembangan kompetensi/keahlian
lainnya, rotasi dan mutasi, serta hukuman & penghargaan (reward &
punishment).
Program pelatihan yang dikembangkan untuk SDM Rumah Sakit
setidaknya mempunyai unsur :
17
9. Evaluasi pelatihan yang telah diterima
18
1. Program K3, termasuk penanggulangan kebakaran dan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
2. Kejadian/kasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya
penanggulangan dan tindak lanjutnya
Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan untuk masing-masing
aspek K3, dilaksanakan dengan membuat atau menggunakan
formulir-formulir yang telah ada atau yang telah ditetapkan sesuai
dengan aturan yang berlaku serta formulir-formulir seperti terlampir
di dalam standar K3RS ini
Pencatatan dan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan K3
dilakukan setiap waktu, sesuai dengan jadual pelaksanaan kegiatan
yang telah ditetapkan, dan atau pada saat terjadi kejadian/kasus (tidak
terjadual)
Pelaporan terdiri dari; pelaporan berkala (bulanan, semester, dan
tahunan) dilakukan sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan dan
pelaporan sesaat/insidentil, yaitu pelaporan yang dilakukan Setiap
kegiatan dan atau kejadian/kasus sekecil apapun, yang berkaitan
dengan K3, wajib dicatat dan dilaporkan secara tepat waktu kepada
wadah organisasi K3 di Rumah Sakit.
Rumah Sakit perlu menetapkan dengan jelas alur pelaporan baik
untuk laporan rutin/berkala, laporan kasus/kejadian tidak terduga
BAB III
PEMBAHASAN
19
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Adapun tujuan dan sasaran SMK3
adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien
dan produktif (ILO 2015).
20
III.1.2 Perencanaan K3 Rumah Sakit
21
4. Indikator kinerja : indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian
kinerja K3 yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan
pencapaian Strategi Manajemen K3 di Rumah Sakit.
5. Program K3 : Rumah Sakit harus menetapkan dan melaksanakan program
K3RS, untuk mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan
pencatatan serta pelaporan
22
1) Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta
permasalahan yang berhubungan dengan K3
2) Membantu direktur Rumah Sakit mengadakan dan meningkatkan
upaya promosi K3, pelatihan dan penelitian K3 di Rumah Sakit
3) Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3
4) Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan
korektif
5) Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS
6) Memberi nasehat tentang manajemen K3 di tempat kerja. Kontrol
bahaya, mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan
7) Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan
sesuai kegiatannya
8) Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru dan
pembangunan gedung.
23
4. Pelaksana tugas ketua dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris serta
anggota
5. Ketua organisasi/ unit pelaksana K3RS sebaiknya adalah salah satu
manajemen tertinggi di Rumah Sakit atau sekurang-kurangnya
manajemen dibawah langsung Direktur Rumah Sakit
6. Sedang sekretaris organisasi/ unit pelaksana K3RS adalah seorang
tenaga profesional K3RS, yaitu manajer K3RS atau ahli K3
24
Data dan informasi tersebut dibahas dalam organisasi/unit
pelaksana K3 RS, untuk menemukan penyebab masalah dan merumuskan
tindakan korektif maupun tindakan preventif. Hasil rumusan disampaikan
dalam bentuk rekomendasi kepada direktur rumah sakit.Rekomendasi
berisi saran tindak lanjut dari organisasi/satuan pelaksana K3 RS serta
alternatif-alternatif pilihan serta perkiraan hasil/konsekuensi setiap pilihan.
Organisasi/unit pelaksana K3 RS membantu melakukan upaya
promosi di lingkungan rumah sakit baik pada petugas, pasien maupun
pengunjung, yaitu mengenai segala upaya pencegahan KAK (kecelakaan
akibat kerja) dan PAK (penyakit akibat kerja) di rumah sakit.Juga bisa
diadakan lomba pelaksanaan K3 antar bagian atau unit kerja yang ada di
lingkungan kerja rumah sakit, dan yang terbaik atau terbagus pelaksanaan
dan penerapan K3 nya mendapat reward dari direktur rumah sakit.
1) Tahap Persiapan
a) Menyatakan komitmen : komitmen harus dimulai dari direktur
utama/ direktur RS (manajemen puncak). Pernyataan komitmen oleh
manajemen puncak tidak hanya dalam kata-kata tetapi juga harus
dengan tindakan nyata, agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan
dilaksanakan oleh seluruh staf dan petugas Rumah Sakit.
b) Menetapkan cara penerapan K3 di Rumah Sakit: menetapkan cara
penerapan K3RS dapat menggunakan jasa konsultan atau tanpa
menggunakan jasa konsultan jika Rumah Sakit memiliki personil
yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan mengarahkan
orang.
c) Pembentukan organisasi/ unit pelaksana K3RS.
d) Membentuk kelompok kerja penerapan K3 : anggota kelompok kerja
sebaiknya terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja, misalnya
manajer unit kerja. Peran, tanggung jawab dan tugas anggota
25
kelompok kerja perlu ditetapkan. Sedangkan mengenai kualifikasi
dan jumlah anggota kelompok kerja disesuaikan dengan kebutuhan
Rumah Sakit.
e) Menetapkan sumber daya yang diperlukan : sumber daya disini
mencakup orang (mempunyai tenaga K3), sarana, waktu dan dana.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Penyuluhan K3 ke semua petugas Rumah Sakit.
b) Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan
kelompok di dalam organisasi Rumah Sakit. Fungsinya memproses
individu dengan perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan
c) yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir dan
pelatihan.
d) Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku
diantaranya sebagai berikut :
1) Pemeriksaan kesehatan petugas
2) Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatam kerja
3) Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan
darurat
4) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi
kesehatan
5) Pengobatan pekerja yang menderita sakit
6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur,
melalui monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada
7) Melaksanakan biological monitoring
8) Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja.
26
3) Pencatatan dan pelaporan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
4) Pencatatan dan pelaporan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
27
menandakan bahaya radiasi, tanda-tanda seperti awas jalan licin, jika
terjadi hujan yang menyebabkan jalan basah dan sebagainya.
2. Menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri) di saat yang tepat.
Misalnya ketika akan kontak dengan pasien, atau masuk ke daerah pasien
dengan penyakit menular atau kerja aseptis harus menggunakan APD yang
tepat. APD bisa terdiri dari masker dan sarung tangan saja, ada juga yang
full suit misal untuk kerja aseptis atau handling sitostatika.
3. Menghindari tindakan-tindakan yang berpotensi bahaya
Seperti berdiri di dekat benda yang ditumpuk tinggi, bekerja di
pencahayaan yang sedikit, mengangkat barang dengan posisi
membungkuk, atau bercanda saat sedang memegang jarum suntik
4. Memahami penggunaan APAR
Cara menggunakan APAR adalah dengan Alat Pemadam Api Ringan,
bukan Alat Pemadam Kebakaran, menggunakan teknik TATA, yaitu :
28
Gambar 3.1 APAR
5. Mengetahui Pintu darurat, jalur evakuasi, atau titik kumpul jika ada
bencana.
Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya
yang ada pada suatu benda atau zat kimia.Berikut adalah penjelasan simbol-
simbol tersebut.
29
1) Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja
hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil
eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.
2) Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda
yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat
melukai Anda.
3) Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan
Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif
atau menyala.
4) Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah
pecah. Biasanya berupa gelas kimia.
5) Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja
bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
7) Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau
pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.
8) Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9) Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut
bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya
adalah tempat pembuangan jarum suntik.
10) Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
30
11) Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif.
Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka
akan menyebabkan kanker.
12) Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah
meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.
31
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan kerja Rumah Sakit adalah
terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan Rumah Sakit
2. Manfaat Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit :
a) Untuk rumah sakit : meningkatkan mutu pelayanan,
mempertahankan kelangsungan operasional, meningkatkan citra
rumah sakit
b) Untuk karyawan rumah sakit : melindungi karyawan dari Penyakit
Akibat Kerja (PAK), dan mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK)
c) Untuk pasien dan pengunjung : mendapatkan mutu pelayanan yang
baik, dan kepuasan pasien dan pengunjung
3. Pengelolaan K3RS dapat berjalan dengan baik, bila pimpinan puncak
atau direktur RS punya komitmen yang tinggi terhadap jalannya
pelaksanaan K3 di RS.
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan akibat kerja (KAK) dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/menkes/sk/iv/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit
9. www.konsultanK3.com/training/simbol-simbol-k3-di-rumah-sakit.html
(diakses pada tanggal 26 April 2019)
10. https://hermashinta.files.wordpress.com/2012/10/symbolicsafety1.jpg
(diakses pada tanggal 26 April 2019)
34