Anda di halaman 1dari 90

oleh

drh. Rasmaliah, M.Kes


Bakteri bentuk kokus terbagi menjadi dua sifat

Gram (+) : Genus Staphylococcus


Genus Streptococcus
Genus Enterococcus

I. kokus Genus Peptostreptococcus


Pneumococcus
Micrococcus
Sarcina

Gram (-) : Genus Neisseria


Genus Moraxella
Genus Brucella
Sifat Umum :
1. Dinding sel peptidoglikan berlapis-lapis, biasanya
tebal
2. Asam teikoat terhubung dengan membran
sitoplasma atau kepada dinding sel peptidoglikan,
berperan pada perlekatan dan memicu terjadinya
renjatan Gram positif jika dinding selnya pecah
3. Ada berbagai protein permukaan sel yang spesifik
untuk organisme tertentu
4. Tidak memiliki membran luar maka tidak tidak
memiliki penghalang hidrofobik untuk membatasi
jalan masuk antibiotika besar
Asal kata : Staphyle = kelompok buah anggur
Coccus = benih bulat

Nama umum Stafilokokus

Sering ditemukan sebagai bakteri flora normal pada kulit


dan selaput lendir pada manusia
Bakteri ini termasuk kedalam :
Ordo IV : Eubacteriales , merupakan
ordo terbesar meliputi beraneka spesies yang erat
hubungannya
dengan kehidupan manusia
Ordo ini terdiri dari 13 famili yaitu :

Famili I. Azotobacteraceae
Famili II. Rhizobiaceae
Famili III. Achromobacteraceae
Famili IV. Enterobacteraceae
Famili V. Bacteroidaceae
Famili VI. Bacteroiddceae
Famili VII. Micrococcaceae
Famili VIII. Neisseriaceae
Famili IX. Brevibacteriaceae
Famili X. Lactobacillaceae
Famili XI. Propionibacteriaceae
Famili XII. Corynebacteriaceae
Famili XIII. Bacillaceae
Family VII : Micrococaceae
(6 genus, 43 spesies)
Genus yang terkenal :
- Micrococcus (16 Sp)
- Staphylococcus (5 Sp)
- Gaffkya (2 Sp)
- Sarcina (10 Sp)
Bakteri Staphylococcus diperkenal kan oleh :
- Pasteur pada tahun 1880
- Ogston tahun 1881.
Mereka melakukan identifikasi dari pus/nanah
seorang penderita
- Backer (1883) berhasil melakukan pembiakan

murni
- Rosenbach (1884) yang pertama mengetahui

adanya hubungan kausal timbulnya penyakit


Osteomielitis dengan bakteri Staphylococcus
Klasifikasi

A. Berdasarkan pembuatan pigmen dapat dibagi menjadi


3 jenis :
1. Staphylococcus aureus
(Staphyococcus pyogenes), bersifat patogen dan
membentuk koloni berwarna kuning emas
2. Staphylococcus albus, tidak bersifat patogen dan
membentuk koloni berwarna putih
3. Staphylococcus citreus, tidak bersifat patogen
dan membentuk koloni berwarna kuning jeruk
B. Bedasarkan patogenisitas :
1. Spesies patogen :
Staphylococcus aureus
2. Spesies tidak patogen :
Staphylococcus epidermidis
3. Staphylococcus saprophyticus (flora
normal)
Mis : Staphylococcus albus
Staphylococcus citreus
Staphylococcus aureus (Staphyococcus pyogenes),

Morfologi dan Sifat biakan :


Bentuk bulat atau lonjong, ukuran 0,8-0,9 μ
Gram +, tidak bergerak, tidak bersimpai, tidak berspora,
tersusun dalam kelompok (seperti buah anggur)
Bersifat aerob, Katalasa positif, Koagulasa positif
Tumbuh baik pada perbenihan sederhana,
Suhu optimum 37º C (batas suhu pertumbuhan 15º C-
40º C)
pH 7,4
Daya tahan kuman:

S.aureus tidak mempunyai spora tetapi mempunyai daya tahan


yang kuat
- Tahan dipanaskan pada 60º C selama 30 menit
- Tahan merkuri perklorida (sublimat) selama 10 menit,
- Pada agar miring dapat hidup berbulan-bulan baik pada suhu
kamar atau lemari es
- Pada keadaan kering (dalam benang, kertas, kain, dll). dapat
hidup selama 6-14 minggu

- Mati dengan Tinc. Jodii 2 %.........1 menit


Alkohol 50-70 % …….1 jam
H2O2 3 %.............. 3 menit
HgCl2 1%...............10 menit\
Fenol 2%.................15 menit
Violet kristal kadar 1:500.000
- Hijau brilian 1:10 juta
PERBENIHAN

1. Perbenihan cair:
- menyebabkan kekeruhan yang merata
- tidak membentuk pigmen
2. Agar gizi
- setelah dieramkan selama 24 jam koloni
membentuk pigmen kuning emas berukuran
2-4 mm, bulat, cembung, licin berkilat,
keruh, tepinya rata dan mudah diemulsi
- Bila ditambah susu atau 1% glicerol
monoacetat, maka pembentukan pigmen
semakin meningkat. Pigmen merupakan
lipoprotein
3. Agar darah
- Disekeliling koloni akan terlihat zona beta
hemolisis (zona
jernih) yang lebar
- Hemolisis lebih nyata pada agar darah kelinci atau
domba
- Hemolisis lebih lemah pada agar darah kuda
4. Perbenihan kunir telur
- menyebabkan kekeruhan pada perbenihan glukosa
kunir telur, karena daya enzim lipotik yang bekerja
pada lipoprotein kunir telur
5. Perbenihan Mac Conkey, koloninya kecil dan
berwarna dadu
6. Perbenihan selektif, bahan terdiri dari :
- 8-10 % NaCl ( agar susu garam, kaldu garam)
- Litium chlorida
- Telurit
- Polimiksin
Faktor yang mempengaruhi pembentukan pigmen

- Suhu : pembuatan maksimum pada suhu kamar


(20º-25º C)
- Oksigen : pigmen terbentuk pada keadaan aerob
- Perbenihan : pigmen dibuat pada perbenihan padat,
agar susu
dan agar gleserol, monoasetat (sangat
berguna
untuk identifikasi S.aureus)
- Cahaya : pigmentasi koloni lebih baik terjadi dengan
adanya
cahaya.
1.Koagulase bebas (permukaan) :
Mencegah serangan faga ,reaksi koagulase
dan fagositosis.

2.Koagulase terikat (penggumpal):


Menggumpalkan plasma oxalat/citrat karena
koagulase reaktif dalam serum, menghasilkan
Esterase membangkitkan aktivitas
penggumpalan deposit fibrin pada permukaan
sel kuman yang dapat menghambat fagositosis.
3. Fibrinolysin : melysiskan bekuan darah dalam
pembuluh darah yang sedang meradang
terlepas lesi metastatik ditempat lain.

4. Hyaloronidasa : spreading factor, terutama


penyebab impetigo contagiosa

5. Gelatinasa : dapat mencairkan gelatin.

6. Proteasa : melunakkan serum yang telah


diinpisasikan (diuapkan airnya) menimbulkan
nekrosis jaringan dan tulang.

7. Lipasa : dihasilkan oleh bakteri koagulasa (+)


tak berperan.
8.Tributirasa = egg yolk factor= lipase like
enzym, menyebabkan terbentuknya fatty
droplet dalam suatu perbenihan kaldu yang
mengandung glukosa dan kuning telur.

9. KATALASE, dibuat oleh :


1. Stafilokokus dan Micrococus,
2. Pneumococcus
Katalase(+) dapat ditunjukkan dengan
adanya gelembung udara pada media yang
dituangi H2O2 3 %.
10. Fosfatasa, Lysosim, Penicilinasa
- Fosfatasa berhubungan dengan patogenitas
dan pembentukan koagulasa,

- Lysosim dibuat oleh kuman koagulasa(+)


penting pada patogenisis kuman

- Penicilinasa dibuat oleh beberapa jenis


Stafilokokus terutama dari grup I dan II

- Dioksiribonukleasa, stafilokukus koagulasi


positif juga membuat enzim ini
Eksotoksin terdiri dari :

1. HEMOLISIN,
membuat 3 jenis hemolisin dan antigennya berbeda-
beda

a. Alfa dapat menyebabkan :


- hemolisis sel darah merah kelinci, kambing,
domba dan sapi dengan cepat,
- tidak melisiskan darah manusia,
- menyebabkan dermonekrotik pada manusia
dan dengan dosis yang cukup besar dapat
membunuh manusia dan hewan,

Toksin ini bersifat lekosidal pada kelinci dan


sitotoksik terhadap biakan jaringan mamalia
b. Beta, dibuat oleh Staphylococcus yang
diasingkan dari hewan, bersifat hemolitik
pada sel darah merah domba.
Dibuat secara aerob maupun anaerob
Kurang toksik terhadap hewan percobaan,
toksin ini dapat dibuat toksoid

c. Gamma, dibuat oleh Staphylococcus yang


diolesi dari hewan, bersifat lisis terhadap sel
darah merah manusia dan kelinci
2. LEKOSIDIN
- Alfa lisin mempunyai aktifitas lekosidal
- Panto Valentin ialah toksin bebas yang
dapat membunuh lekosit manusia dan
kelinci dan makrofag tanpa melisiskannya

Toksin ini bersifat termolabil dan tidak tahan


oksigen. Terdiri dari protein F dan S yang
antigennya berbeda
3. ENTEROTOKSIN,
Toksin ini berperan pada terjadinya keracunan
Staphilococcus

Toksin bersifat termostabil, antigenik dan dapat


dinetralisir oleh antitoksin

Terdapat lima tipe antigenik toksin yang telah


diketahui yaitu tipe A, B, C, D dan E
Tipe A dan B lebih sering ditemukan
Bila tertelan 25 mg enterotoksin B akan terjadi
muntah dan diare
4. FIBRINOLISIN,
S.aureus membentuk stafilokinasa pada
akhir pertumbuhannya yang menyebabkan
lisis fibrin.

Fibrinolisis dapat menghancurkan bekuan


darah intravaskuler yang terinfeksi dan
menyebabkan septikaemia Staphilococcus
Infeksi kuman yang menimbulkan penyakit,
menunjukkan tanda-tanda yang khas yaitu :
- Peradangan,
- Pembentukan abses.
- Nekrosis

Infeksinya dapat berupa furuncle ringan


sampai berupa pyemia yang fatal.
1. Kelainan kulit : furunkel, bintik merah, luka lepuh,
abses, karbunkel, impetigo, pemphingus
neonatorum, biasa juga adanya infeksi silang di RS
2. Infeksi dalam : tonsilitis, faringitis, sinusitis, abses
paru, meningitis, endokarditis, mastitis, jarang
terjadi septicaemia, luka lepuh akibat penggunaan
tampon setelah 5 hari haid
3. Keracunan makanan : makan makanan yang tercemar
enterotoksin yang dibuat oleh Staphylococcus
yang menyebabkan mual, muntah dan diare yang
terjadi dalam waktu 6 jam setelah makan makanan
yang terkontaminasi
Staphylococcus albus

- Salah satu flora normal kulit


- Koloni pada agar gizi berukuran sebesar kepala
jarum.
• Pada agar darah berwarna putih dan tidak terlihat
hemolisis disekitarnya
- Tidak patogen tetapi bisa bersifat opurtunis dan
menyebabkan jerawat, bisul, dan abses pada bekas
luka
- Jika daya tahan tubuh host kurang baik maka dapat
terjadi penyakit yang hebat (septikaemia)
- Pada orang yang memiliki kelainan struktur saluran
kemih dapat terjadi radang kantung kemih
Staphylococcus citreus

- Bersifat saprofit dan tidak pernah


bersifat patogen.
- Pada agar gizi dan agar darah membentuk
pigmen berwarna kuning jeruk
- Pada agar darah tidak pernah
menyebabkan hemolisis, tidak meragikan
gula-gula dan tidak membentuk toksin
atau koagulasa
Micrococcus tetragen (Gaffkya tetragena)
- Merupakan kuman komensal pada selaput lendir saluran
nafas bagian atas, biasanya bergabung empat-empat
- Menyebabkan abses gigi, adentis serviks, abses paru-paru
dan jarang menyebabkan endokarditis

Sarcina
- Mirip dengan micrococcus kecuali tersusun dalam
kelompok delapan-delapan, beberapa diantaranya
bergerak dan sebagian besar tidak patogen
2. Streptococcus
Famili :Streptococcaceae
Genus :Streptococcus
Species :Streptococcus pyogenes

Streptococcus pneumoniae
 Manusia paling rentan infeksi dengan Streptococcus
dan tak ada organ tubuh yang betul-betul kebal

 Pasteur & Koch menemukan Streptococcus dlm


nanah pada luka yg terkena infeksi.
Morfologi &Identifikasi.
Coccus berdiameter 0,5-1 mikron,dalam bentuk
rantai yg khas.
Streptococcus yang patogen bila ditanam dalam
Media cair/padat membentuk rantai panjang yang
Terdiri dari 8 buah coccus atau lebih, Gram (+).
Pada perbenihan tua bisa Gram(-),spora(- ), kecuali
yg hidupnya saprofitik,non motile.
Strain yg virulen membuat selubung yang
mengandung hyaluronic acid dan M type Specifik
protein
Sifat pertumbuhan.
- Bersifat aerob dan fakultatip anaerob,hanya beberapa
yang bersifat anaerob obligat.Pada perbenihan biasa,
pertumbuhannya kurang subur, jika tak ditambahkan
darah atau serum.
- Tumbuh baik pada ph 7,4-7,6,suhu optimum untuk
pertumbuhan 37*C.
- Tumbuhnya akan lebih subur bila diberi glukosa berlebih
bahan yang menetralkan asam laktat yang terbentuk.
- Mudah tumbuh dalam Enrich media
- Penambahan glukosa dalam konsentrasi 0,5%
meningkatkan pertumbuhannya tapi menyebabkan
penurunan daya lysisnya terhadap sel-sel darah merah.
 Dalam lempeng agar darah yg dieram pada 37 ⁰ C setelah
18-24 jam akan membentuk koloni kecil
keabu2an,opalescen, bentuknya bulat, pinggir rata, koloni
nampak sebagai titik cairan.
 Koloninya ada 2 macam mucoid dan glossy
Daya tahan kuman

- Dalam sputum/exudat/exkreta hewan, kuman dapat


hidup dalam beberapa minggu,
- Pada media biasa dalam suhu kamar, akan mati
sesudah 10-14 hari.

Beberapa varietas mati setelah 10 menit pada 55 ⁰ C,


dan praktis semua species mati setelah 30-60 menit

Pasteurisasi (62 ⁰ C selama 30 menit) cukup untuk


mematikan semua Streptokokus yang patogen dalam
air susu.
Zat kimia pada conc.dibawah ini akan mati dlm 15 menit:

Yodium tinctura-------------1/50
Fenol--------------------------1/200
Kresol--------------------------1/175
HgCl2-------------------1/200-1/500.
Merkurochrom------------------1/50
Heksil resorcinol-----------------1/1000

 Strepto hemolyticus yang anaerob jauh lebih resisten


terhadap PNC daripada yang aerob.

 Strepto umumnya rentan terhadap Tetracylin dan


Chloramphenikol.

 Bacitracin efektip terhadap jenis yang anaerob dan


mikroaerofilik telah resisten terhadap PNC dengan
Antibiotik lainnya.
STRUKTUR ANTIGEN
Bila dibandingkan dgn Pneumococcus, Strepto
mempunyai struktur Ag yg jauh lebih komplex.

1.Karbohidrat C.(KHC)

Zat ini terdapat dlm ddg sel,oleh Lancefield dipakai


sebagai dasar membagi Strepto dlm grup2 specifik
dari A sampai O.(Lancefield)

2.Protein M
Protein ini ada hub.dgn virulensi kuman Streptococcus
grup A. Kerjanya menghambat fagositosis.
Terutama dihasilkan oleh kuman dgn koloni tipe
mukoid
3.Protein T
Antigen ini tdk ada hub. dgn virulensi kuman.
- Rusak pd ekstrasi dgn asam atau dgn pemanasan.
Antigen ini diperoleh dari kuman dgn
menggunakan enzim proteolitik.
- Antigen ini merangsang pembentukan aglutinin.

4.Protein R.
- Ag. R type 20 tahan terhadap trypsin,tapi tak tahan
pepsin,
- Dirusak dengan pemanasan dan asam,
juga oleh enzym proteolytik.

5.Nukleoprotein
 Merupakan bagian dari badan sel kuman
I.Metabolit Toxic:

1.Toxin eritrogenjk
Penyebab rash pada Febris Scarlatina
biasanya dari grup A.
Kemampuan untuk membuat toxin bersifat
antigenik dan dpt menyebabkan
dibentuknya zat anti toxin didlm tubuh.
Orang yg mengandung zat anti ini didlm
tubuhnya tak akan menunjukkan rash,
namun orang tsb tetap rentan thp infeksi
Strepto.
2.Hemolysin.

Streptokokus grup A beta hemolyticus


membentuk 2 macam hemolysin yaitu:
A. Streptolysin O
- tidak tahan terhadap oksigen,
- penting dalam menentukan virulensi

B. Streptolysin S
- tahan terhadap oksigen, tidak bersifat
antigenik
 Kuman ini lebih bersifat invasif dan sering
menyebabkan septikaemia, cenderung
menyebar lokal sepanjang saluran limfe dan
melalui aliran darah

 dapat menyebabkan penyakit epidemik al :


- Erisipelas, Sellulitis, Impetigo
- Radang tenggorokan
- febris puerpuralis
- Rheumatic fever,dll.
- Scarlet Fever.
Penyakit karena Infeksi Streptococcus pyogenes

1.Infeksi saluran pernafasan


Radang Tenggorokan merupakan tempat yang
pertama kali diserang dan menyebabkan nyeri pada
saat menelan
Kuman terkumpul pada tonsil (tonsilitis) dan juga bisa
sampai ke farings (faringitis)
Asymtomatik,bila terbentuk toxin eritrogenik dapat
timbul Scarlet Fever rash.
Infeksi saluran napas bagian atas biasanya tidak
mengenai paru2.
Pneumonia biasanya terjadi setelah infeksi virus,
misalnya Flu atau Morbilli.
2. Infeksi kulit
Menyebabkan infeksi kulit bernanah (mis : luka, lepuh,
limphangitis dan sellulitis). Luka lecet dapat menyebabkan
terjadinya septicaemia
Lokalisasi infeksi sangat superfisial dgn pembentukan
vesiculo pustulae didalam darah kuman (-), tetapi
didalam cairan getah bening dari pinggir lesi(+)
Menyebabkan Impetigo yang biasa terjadi pada anak kecil.
Dapat berkembang menjadi Glomerulonefritis pada anak
didaerah tropik, tetapi jarang menyebakan demam rematik

Menyebabkan Erisipelas yaitu infeksi difus yang mengenai


limfe permukaan, kulit yang terkena menjadi merah, bengkak
dan indurasi. Penyakit ini sering terjadi pada orang tua
3. Infeksi alat kelamin

Strep. pyogenes sangat penting dalam menyebabkan sepsis


purperalis
Masuknya kuman kedalam uterus setelah partus.
Kuman dapat berasal dari luar ( mis : nasofarings, dokter,
perawat, pembantu dan alat yang digunakan)

Menyebabkan Sepsis karena luka bekas operasi/ trauma,


Disebut juga sebagai Surgical SCARLET fEVER

Septicaemia terjadi karena luka yang berakibat


berupa Endometritis.
4. Infeksi lain

Infeksi yang mengakibatkan abses pada organ-organ


tertentu ( mis : otak, paru, hati, ginjal)

Berbagai macam Strepto terutama Strepto. Anaerob


normal dpt ditemukan pada tractus genetalia wanita,
mulut dan usus,dan bisa menimbulkan lesi suppuratif.

Infeksi ini terjadi dlm luka,Endometritis pospartum, atau


sehabis ruptura dari suatu viscus bdominalis,atau pada
peradangan paru2 yg kronis.
5. Komplikasi non supuratif
 Peny.ini dapat mengenai katup jantung
yang normal ataupun yang telah mengalami
deformasi, dan menyebabkan terjadinya
Endocarditis bacterialis ulceratif akut.

 Destruksi katup jantung yang terjadi secara


cepat ataupun ruptura chordae tendineae,
sering menyebabkan kematian dalam waktu
beberapa hari/minggu.
Strepto.viridans dan Enterococcus adalah flora normal, akan
menimbulkan penyakit bila ada diluar habitat.

Pemberian obat Antibiotik sangat diperlukan untuk pencegah


atau untuk pengobatan dini terhadap infeksi pada penderita
yang diketahui punya kelainan katup jantung

Sumber infeksi Strepto.bisa berasal dari penderita atau


carrierPenularan melalui droplet dari Tractus Respiratorius
atau dari kulit, susu sapi yang mengandung S.hemolyticus
dapat menjadi penyebab epidemi
1.Mikrobiologi Kedokteran,Edisi Revisi,Staf
Pengajar FK,UI,Binarupa Aksara,1994,hal
103-122.
2.Mikrobiologi Dasar,Satish Gupte,MD,1990
,Binarupa Aksara,JKT,hal 179-199.
3.Mikrobiologi Terapan Untuk perawat,Dinah
Gould&Christine Brooker,2003,hal 2-20
4.Mikrobiologi Kedokteran,Jawetz.
NEISSERIACEAE
Ordo IV : Eubacteriales (13 famili)
Famili VIII : Neisseriaceae (2 genus, 16 spesies)
Genus : Neisseria (10 spesies)
Veillonella (6 spesies)

Species Neisseria yang patogen adalah :


1.Neisseria gonorrhoeae(Gonococcus)
2.Neisseria meningitidis.(Meningococcus)
Sifat-sifat Umum

Kuman berbentuk coccus (diplococcus), seperti biji


kopi/kidney shape,

Gram (-), diameter 0,6 - 0,8 µ,

Semua bersifat parasit pada mukosa , membran


manusia.

Semua species fakultatif anaerob_sampai aerob,


yang patogen tumbuh baik pada 5%-10% CO2.

Semua species menghasilkan enzim Indophenol


Oxydase
MEDIA

1.Chocolate blood agar.

2.Thayer Martin media sebagai perbenihan selektif,


dapat menghambat pertumbuhan kuman pencemar
termasuk Neisseria yang tidak patogen

3.Muller Hinton.
- Gonococcus butuh CO2
- Meningococcus tidak butuh CO2

4. Chacko Nair diperkaya dengan telur , dapat memacu


pertumbuhan kuman
Morfologi :
- Coccus berbentuk ginjal, diameter 0,6-0,8 µ
selalu berpasangan (diplococcus), tidak bergerak,
tidak berspora,
- Strain yang virulen mempunyai pili pada permukaan
selnya (dari isolasi primer), sedang dari sub kultur
tidak punya pili atau hanya sedikit.
- Dengan pili kuman dapat menempel pada sel epitel
urethra, mukosa mulut,atau sperma.
Sifat biakan
Bersifat aerob, tubuh pada suhu 37º C dengan pH 7,4
Koloni membentuk mucoid cembung, permukaannya
mengkilat, menonjol, diameter 1-5 mm,
Tumbuh perlu suasana udara dengan CO2 5-10 %,
Gonococcus membentuk Katalase dan sitochrom
oxidase.

Selain Neisseria sp, Pseudomonas sp, juga


Menunjukkan hasil tes Oxidase (+).
Daya tahan bakteri
- Terhadap lingkungan fisik dan kimiawi sangat
rendah.

- Sangat peka terhadap sinar matahari, pengeringan,


pemanasan, suhu rendah dan perubahan pH.

- Juga terhadap antiseptik tertentu seperti larutan


AgNO3,1/4000 dpt menghancurkan Gonococcus
dalam waktu 2 menit

- Gonococcus juga mengalami autolysis dengan


cepat.
ACID FORMED FROM
Tumbuh
NEISSERIA THE FERMENTATION OF : Tumbuh
pada media
SPECIES Pigmen yg pada 22°C
G M S F L agar gizi
dihasilkan
N. gonorrhoeae + - - - - -- - -
N.meningitidis + + - - - - - -
N.catarrhalis - - - - - - +
N.sicca. + + + + - D + +
N.perflava. + + + + - + + +
N.flava. + + - + - + + +
N.subflava. + + - - - + + +
N.flavescens. - - - - - + + +
N.mucosa. + + + + - - + +
N.Lactamica + + - - + D D D
Pada umumnya Gonococcus tak berpigmen,
kecuali :
1.N.flavescen.
2.N.subflava. Yellowish.
3.N.lactamicus

Infeksi Gonococcus

Adalah PMS yang paling sering dijumpai,


Sebelumnya penyakit Gonorrhoae dianggap sama
dengan Sypilis sampai awal abad ke 19.
Pada 1838 Ricord membuktikannya.

Dilakukan inokulasi pada >1500 orang sukarelawan.


Diperkuat lagi dengan ditemukannya Neisseria
gonorrhoeae sebagai kuman penyebabnya pada
tahun 1885 oleh Neisser.

Kemudian ditemukan Treponema pallidum sebagai


penyebab Syphilis oleh Schaudinn dan Hoffman pada
thn 1905.
Infeksi pada Pria :
- Terjadi terutama lewat kontak seksual
- Masa tunas(masa inkubasi) 2-8 hari
- Disuria dan menghasilkan pus pada waktu
miksi
- Kadang-kadang demam, leukositosis

-10% penderita tak menunjukkan gejala


apapun (asymtomatik), tetapi berpotensi
menularkan

-1% penderita mengalami Strictur urethra,


Epididimitis atau Prostatitis, septicaemia,
Peritonitis, Meningitis jarang dijumpai.
Infeksi pada wanita
Masa tunas pada wanita sukar ditentukan, karena
tidak menunjukkan gejala-gejala
Bila ada gejala berupa :
- Terkena pada uretra, cervix uteri
- Disuria/poliuria, keluar getah dari vagina, demam atau
nyeri perut.
- Bisa timbul komplikasi radang pelvis, merupakan
lanjutan radang yang terjadi dalamTuba Faloppi
terjadinya kemandulan.
 Jaringan parut yang terbentuk setelah proses
penyembuhan akan menghalangi jalannya sel telur
yang berasal dari ovarium.
 Jaringan parut juga menghambat aliran cairan
yang melewati Tuba Faloppii

 Ditempat-tempat cairan terhambat dapat terkena


infeksi oleh kuman lain terutama jenis kuman
anaerob, berlanjut kepada peradangan pelvis
menahun yang sukar disembuhkan dan
menimbulkan keluhan nyeri.

 Komplikasi lain:- Perihepatitis


- Peritonitis.

 50% penderita wanita ada Gonococcus dalam


rectum yang dapat berkembang menjadi Proctitis.
Infeksi primer dimulai pada epitel:
1.Cylindris urethra
2.Ductus periurethralis atau
3.Beberapa kelenjar disekitarnya,atau
dapat juga masuk lewat :
- Mukosa cervik
- Conjungtiva atau
- Rectum
 Kuman menempel dengan pili pada permukaan sel
epitel atau mukosa.

 Pada hari ke 3 kuman mencapai jaringan ikat


dibawah epitel, setelah terlebih dahulu menembus
ruang antar sel.

 Selanjutnya terjadi reaksi radang berupa infiltrasi


leucosit polymorfnuklear exudat yang
terbentuk dapat menyumbat saluran atau kelenjar
sehingga terjadi kista retensi dan abses.
 Penyebaran ketempat lainnya sering terjadi lewat
saluran getah bening daripada lewat saluran darah.

 Terjadinya kerusakan pada sel epitel menyebabkan


terbentuknya celah, sehingga mempermudah dan
mempercepat masuknya kuman.
 infeksi anak terjadi pada masa perinatal, yaitu saat bayi
lewat jalan lahir manifestasinya infeksi pada mata :
Opthalmia

 Neonatorum atau Blenorrhoeae bisa jadi buta bila tanpa


pengobatan.

 Dapat dilakukan pencegahan dangan meneteskan AgNO3


1% kedalam saccus conjunctivae setiap bayi lahir (cara
Crede).

 Cara ini dapat gagal jika penyakitnya telah sempat


berkembang, ini dapat terjadi pada kasus kelahiran
prematur/ketuban pecah dini, sedangkan si ibu
sedang/masih menderita GO pada saat itu.
Neonatus dapat terkena Arthritis gonorrhoae yang sangat desduktif,
terserang pada saat kelahiran.

Vulvovaginitis bisa ditemukan pada gadis 2 – 8 thn, atau pada


wanita pada masa menopause, ini karena suasana tertentu yang
membantu dan memudahkan tumbuhnya gonococcus.

Dijumpai mucosa vaginanya tertutup oleh selapis epitel silendris,


kadar estrogen dan glikogen didalam sel rendah

Keadaan sebaliknya pada wanita dewasa dalam masa subur. Mucosa


vagina tebal, terdapat epitel berlapis gepeng, kadar oestrogen dan
glikogen tinggi, dan banyak dijumpai kuman batang Gram (+)
yaitu lactobacillus anaerob (basil Doderlein),

Basil Doderlain, glikogen difermentasi menjadi asam laktat, sehingga


pH vagina asam, ini memberikan perlindungan terhadap infeksi
1.N.gonorrhoeae 11.Streptococcus faecalis
2.E.coli 12.Staphylococcus hemolyticus
3.Klebsiella 13.Streptococcus hemolyticus
4.Enterobacter 14.Salmonella
5.Serratia 15.Mycobacterium tuberculosis
6.Proteus 16.Candida albicans
7.Providentia 17.Pseudomonas aeroginosa
8.Alcaligenes
9.Acinetobacter
10.Moraxella
Penyakit yang disebabkan oleh N.meningitidis
pertama kali ditemukan thn 1805 di Genewa,
Swiss. Disebut Meningitidis epidemica.
Setahun kemudian (1806) wabah terjadi di
Massachusetts.
Kuman penyebabnya ditemukan pada thn 1887
pada saat Weichselbaum menemukan
Diplococcus Gr (-) dalam Leucosit penderita
- Orang dewasa pembawa kuman (carrier) dalam
Nasofaring merupakan sumber penularan penting dari
kuman Meningococcus

- juga merupakan reservoir pencemaran kuman bagi


peralatan rumah tangga.

Penyakit ini paling banyak ditemukan pada anak umur


6 – 24 bulan

Meningococcus masuk kedlm tubuh melalui saluran.
pernafasan bagian atas dan berkembang biak dalam
selaput Nasofaring penyebaran secara
hematogen.

Masa Inkubasi (MI): < 1 minggu.

Penyebaran melalui darah mengakibatkan lesi


metastatik diberbagai tempat ditubuh, kulit, selaput
otak, persendian, mata dan paru-paru.
Gejala
berupa demam, makula eritamosa, petekhiae
yang terus berkembang menjadi ekhimosis.
Ini didahului oleh suatu emboli
meningococcus dan sebagai suatu tanda
khas penyakit yang di timbulkannya yaitu
Meningitis
Bisa juga terjadi pendarahan dlm jar. ginjal
anak : hypoadrenergik state yg disebut sbg
Syndrome Water house Fridrichsen.
Penderita dpt sembuh tanpa sequelae atau
dgn sequelae yg meninggalkan cacat seumur
hidup.
 Pemakaian PNC untuk kuman yg sensitif ternyata gagal
untuk keadaan “Carrier state”.
 Jika dikehendaki pemberian obat prophylaxis dpt dipakai
Rifampin & Minocylin,ke 2 nya efektif untuk eradikasi “Carrier
state ”
 Pengobatan dengan Rifampin dalam jangka pendek dapat
menghilangkan Meningococcus dari Nasopharynx, tapi dalam
beberapa minggu sesudahnya, strain2 yang resisten terhadap
Rifampin dapat kembali dalam Nasopharynx
 Minocylin juga dapat menghilangkan “Carrier
state”,tapi memberikan efek samping berupa
gangguan vestibuler, yang berakibat gangguan
keseimbangan.
 Individu yang rawan /peka,kemungkinan terkena
infeksi adalah :
1.Anak2,terutama usia < 6 tahun, yang tinggal
serumah dengan OS, atau yang tempat tinggalnya
sering didatangi OS
2. Anggota pasukan yang tinggal dalam
barak-barak militer, meskipun telah
diberikan Rifampin & Minocylin untuk
prophylaxis, tak berarti bahwa contac
person tersebu tidak memerlukan
observasi lagi.
Dilaporkan masih ada yang Meningitis
pada penderita yang mendapat
prophylaxis dengan Rifampicin
Vaksin Meningococcus grup A & C sudah dipakai.
Vaksin terdiri dari : Polysaccharida Meningococcus
type spesifik yang telah dimurnikan.
 Dosis tunggal 50 mikrogram dapat menghasilkan
respons serologik 90% pada orang dewasa & anak2
yang sudah besar.
 Data pemakaiannya berasal dari hasil immunisasi
350.000 serdadu Amerika.
 Vaksin tersebut dapat mengurangi penyakit. karena
Meningococcus secara bermakna sesuai dengan
serotype vaksin.
 Carrier state juga lebih rendah pada mereka
yang mendapat vaksin daripada yang tidak.
 Disimpulkan dari penelitian ini bahwa kadar
Antibody yg ditimbulkan oleh vaksinasi tsb
bersifat protektip thp grup yg mendapat
vaksinasi.
 Pada bayi Antibody tahun pertama hidupnya
kurang optimum, jadi tak dianjurkan pada
bayi.
Penderita dapat sembuh tanpa sequelae atau dengan
sequelae yang meninggalkan cacat seumur hidup.

Sequelae dapat berupa :


1.Tuli Syaraf VIII
2. Kerusakan pd SSP
3.Necrosis yang luas pada kulit/ jaringan sebagai
akibat trombosis vaskuler.

Lesi2 ini memerlukan operasi plastik (skin grafting),


amputasi jari2 atau ekstrimitas. Septikimia ok
Gonococcus atau coccus lain atau Rickettsia
rickettsiae dpt menyulitkan DD.
 Pemakaian PNC untuk kuman yg sensitip ternyata
gagal untuk keadaan “Carrier stste”.
 Jika dikehendaki pemberian obat prophylaxis dpt
dipakai Rifampin & Minocylin,ke 2 nya efektip untuk
eradikasi “Carrier state ”
 Pengobatan dgn Rifampin dlm jangka pendek dpt
menghilangkan Meningococcus dari
Nasopharynx,tapi dlm beberapa minggu
sesudahnya,strain2 yg resisten thp Rifampin dpt
kembali dalam Nasopharynx
 Minocylin juga dpt menghilangkan “Carrier
state”,tapi memberikan efek samping berupa
gangguan vestibuler,yg berakibat gangguan
keseimbangan.
 Individu yg rawan /peka,kemungkinan terkena
infeksi adalah :
 1.Anak2,terutama usia < 6 hn,yg tinggal serumah
dgn OS,atau yg tempat tinggalnya sering didatangi
OS
2.Anggota pasukan yg tinggal dlm barak2
militer.Meskipun telah diberi Rifampin & Minocylin
untuk prophylaxis,tak berarti bahwa contac person
tsb tak memerlukan observasi lagi.
Dilaporkan masih ada yg Meningitis pada Os yg
mendapat prophylaxis dgn Rifampicin
Gonococcus Meningococcus

1. Sediaan dari Diplococcus Diplococcus


exudat terlihat berpasangan berpasangan
sebagai

2.Sisi coccus yang cekung. Rata


berhadapan

3.Koloni Liat dan sukar serupa mentega,dan


diemulsikan. mudah diemulsikan

4. Meragikan Glukosa dengan . Glukosa dan


membentuk asam Maltosa,dengan
membentuk asam
I.Bakteri :
1.Meningococcus
2.Pneumococcus
3.H.influenza
4.Streptococcus
5.Staphylococcus
6.Coliform bakteri
7.Mycobacterium tbc
8.Treponema pallidum
9.Leptospira
II.Virus
1.Parotitis epidemica
2.Cocksakie
3.Echo
4.Herpes simplex
5.Lympocytic choriomeningitis
6.Polyomyelitis
7.Arbovirus
III.Jamur :
1.Cryptococcus
2.Coccidiodes
3.Histoplasma capsukatum

Anda mungkin juga menyukai