Anda di halaman 1dari 40

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG

PEMBERIAN NUTRISI TERHADAP STATUS GIZI


ANAK BADUTA DI PUSKESMAS DUMAI BARAT

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh:
ZHAFIRA
405190018

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
PEMBERIAN NUTRISI TERHADAP STATUS GIZI
ANAK BADUTA DI PUSKESMAS DUMAI BARAT

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh:
ZHAFIRA
405190018

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Zhafira
NIM : 405190018
Dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa skripsi yang saya serahkan kepada Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara, berjudul:
“Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi Terhadap Status Gizi Anak Baduta di
Puskesmas Dumai Barat”
merupakan hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar dan tidak melanggar ketentuan plagiarisme atau otoplagiarisme.
Saya memahami dan akan menerima segala konsekuensi yang berlaku di lingkungan Universitas
Tarumanagara apabila terbukti melakukan pelanggaran plagiarisme atau otoplagiarisme.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jakarta, …………….
Penulis,

Zhafira
405190018
PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal yang diajukan oleh:


Nama : Zhafira
NIM : 405190018
Program Studi : Ilmu kedokteran
Judul Proposal :
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi Terhadap Status Gizi Anak Baduta di
Puskesmas Dumai Barat
Dinyatakan disetujui untuk dilaksanakan sebagai penelitian karya akhir.

Pembimbing : dr. Dorna Yanti Lola Silaban, M.Gizi, Sp.G.K ( )


Mengetahui,
Ketua UPPI : dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A., IBCLC ( )

Ditetapkan di
Jakarta, 2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
PERSETUJUAN PROPOSAL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pernyataan Masalah
1.2.2 Pertanyaan Masalah
1.3 Hipotesis Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
1.4.2 Tujuan Khusus
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Responden
1.5.2 Bagi Instansi Pendidikan
1.5.3 Bagi Peneliti
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Gizi
2.1.1 Definisi
2.1.2 Indikator dan Klasifikasi Gizi
2.1.2.1 Berdasarkan Indikator BB/U
2.1.2.2 Berdasarkan Indikator TB/U
2.1.2.3 Berdasarkan Indikator BB/TB
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi
2.2 Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi
2.2.1 Pengetahuan
2.2.2 Nutrisi
2.2.2.1 Zat gizi
2.2.2.2 ASI (Air Susu Ibu)
2.2.2.3 MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)
2.3 Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi dan Status
gizi
2.4 Kerangka Teori
2.5 Kerangka Konsep
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Target
3.3.2 Populasi Terjangkau
3.3.2 Sampel
3.4 Perkiraan Besar Sampel
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1 Kriteria Inklusi
3.5.2 Kriteria Eksklusi
3.6 Cara Kerja Penelitian
3.7 Variabel Penelitian
3.7.1 Variabel Dependen
3.7.2 Variabel Independen
3.8 Definisi Operasional
3.8.1 Pendidikan
3.8.2 Umur
3.8.3 Pengetahuan
3.8.4 Status Gizi Baduta
3.9 Instrumen Penelitian
3.10 Pengumpulan Data
3.11 Analisis Data
3.12 Alur Penelitian
3.13 Jadwal Penelitian
3.14 Anggaran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.13 Jadwal Pelaksanaan


Tabel 3.14 Anggaran
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4 Kerangka Teori

Gambar 3.12 Alur Penelitian


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent


Lampiran 2 Identitas Pasien
Lampiran 3 Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi Anak Baduta
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status gizi merupakan suatu indikator untuk mengetahui gambaran baik atau buruknya
keadaan gizi seseorang. Menurut UNICEF terdapat dua factor terjadinya masalah gizi, yang
pertama factor langsung yaitu kurangnya asupan nutrisi dari makanan, yang kedua factor tidak
langsung salah satunya adalah pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi pada anak.1 WHO
melaporkan pada tahun 2011 kematian pada usia balita diakibatkan oleh gizi buruk mencapai
angka 54%.2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan 2018
menyatakan bahwa Indonesia prevalensi balita mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan gizi
kurang sebesar 13,8%.2 Provinsi Riau pada tahun 2019 memiliki proporsi prevalensi kasus
gizi buruk untuk BB/U sebanyak 6,61%.3
Peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi balita, karena penyebab masalah
gizi adalah tidak seimbangnya antara jumlah asupan makanan atau zat gizi yang diperoleh
dari makanan dengan kebutuhan gizi yang dianjurkan. Beberapa dampak yang akan timbul
akibat ketidaktahuan orang tua mengenai pemenuhan gizi balita adalah pertumbuhan yang
akan terhambat dan dapat menyebabkan balita kekurangan tenaga ketika beraktivitas serta
berkurangnya perkembangan fungsi otak, hal ini akan menyebabkan kehilangan masa hidup
sehat balita.4 Pengetahuan gizi ibu yang kurang dapat menjadi salah satu penentu status gizi
balita karena menentukan sikap atau perilaku ibu dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi oleh balita.4
Pengetahuan gizi ibu dapat dipengaruhi oleh usia, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan
pendapatan. Menurut penelitian Baculu terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
status gizi balita, ibu dengan pengetahuan tinggi akan memberikan makanan yang bergizi
secara bervariasi dibandingkan ibu yang kurang dalam pengetahuan gizi.4 Menurut Yohana,
Lina dan Sada semakin tinggi Pendidikan ibu akan memudahkan ibu dalam menyerap
informasi dan dapat meningkatkan ketanggapan ibu untuk mengambil keputusan bila terjadi
masalah dalam gizi balita.4 Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ziliwu, Anggraenin dan
Lina yang mengatakan tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi
balita.4

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pernyataan Masalah
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pemberian nutrisi terhadap status gizi pada ibu
yang memiliki anak usia 1-2 tahun di Puskesmas Dumai Barat.

1.2.2 Pertanyaan Masalah


• Bagaimana pengetahuan ibu mengenai nutrisi anak 1-2 tahun?
• Apakah terdapat hubungan pengetahuan ibu pemberian nutrisi dengan status gizi
anak 1-2 tahun?

1.3 Hipotesis Penelitian


• Hipotesis null
Terdapat adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi dengan status
gizi anak 1-2 tahun di Puskesmas Dumai Barat.
• Hipotesis alternatif
Tidak terdapat adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi dengan
status gizi anak 1-2 tahun di Puskesmas Dumai Barat.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Memperoleh data pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi dan status gizi anak 1-2
tahun
1.4.2 Tujuan Khusus
• Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi berdasarkan usia dan
pendidikan
• Mengetahui gambaran status gizi anak 1-2 tahun berdasarkan usia dan pengetahuan ibu
• Mengetahui Apakah terdapat hubungan antara usia dan pengetahuan ibu terhadap status
gizi anak 1-2 tahun.
• Mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi
terhadap status gizi anak 1-2 tahun di Puskesmas Dumai Barat

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan untuk peneliti mengenai pengetahuan ibu tentang
pemberian nutrisi dan status gizi anak 1-2 tahun.
1.5.2 Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi kepada ibu
yang memiliki anak usia 1-2 tahun tentang pemberian nutrisi dan status gizi.
1.5.3 Bagi institusi
Sebagai informasi dan masukan kepustakaan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang pemberian nutrisi terhadap status gizi anak 1-2 tahun.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Status Gizi


2.1.1. Definisi
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi,
dimana zat gizi sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi, pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh, serta pengatur proses tubuh.5 Penilaian status gizi balita diukur
berdasarkan antropometri yang terdiri dari variabel umur, berat badan (BB), dan tinggi badan
(TB).6 Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi. Hasil penimbangan berat
badan maupun tinggi badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan
umur yang tepat. Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh.6 Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak
baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Sedangkan tinggi badan
memberikan gambaran pertumbuhan dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan
sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat
badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa baduta.6
2.1.2. Indikator dan Klasifikasi Gizi7

Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Hasil data
berat badan dapat digunakan timbangan dacin atau timbangan injak yang memigliki presisi 0,1
kg. Timbangan dacin atau timbangan anak digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2
tahun atau selama anak masih bisa dibaringkan/duduk tenang. Panjang badan diukur dengan
length-board dengan presisi 0,1 cm dan tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise
dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB anak ini dapat disajikan dalam bentuk tiga indikator
antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Dalam menilai status gizi baduta, angka berat badan dan tinggi badan setiap anak
dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku
antropometri WHO. Selanjutnya berdasarkan nilai Z-Score masing-masing indikator tersebut
ditentukan status gizi baduta dengan batasan sebagai berikut:
2.1.2.1. Berdasarkan indikator BB/U

Berat badan merupakan parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat
sensitif terhadap perubahan perubahan yang mendadak, seperti adanya penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan
adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan
kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal,
terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih
lambat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi.
Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status
gizi seseorang saat ini. Berikut ini merupakan klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/U:

− Gizi buruk : Z-score < -3,0

− Gizi kurang : Z-score ≥ -3,0 s/d Z-score < -2,0

− Gizi baik : Z-score ≥ -2,0 s/d Z-score ≤ 2,0

− Gizi lebih : Z-score > 2,0

Pemantauan pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut
umur dapat dilakukan dengan menggunakan kurva pertumbuhan pada kartu menuju sehat (KMS).
Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kekurangan dan kelebihan gizi dapat diketahui
lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat sebelum masalah
lebih besar. Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan dua cara yaitu dengan menilai garis
pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan
kenaikan berat badan minimum. Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan dikatakan naik
jika grafik BB mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan BB sama dengan KBM (kenaikan BB
minimal) atau lebih. Tidak naik jika grafik BB mendatar atau menurun memotong garis
pertumbuhan di bawahnya atau kenaikan BB kurang dari KBM. Berat badan balita di bawah garis
merah menunjukan adanya gangguan pertumbuhan pada balita yang membutuhkan konfirmasi
status gizi lebih lanjut.
2.1.2.2. Berdasarkan indikator TB/U

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.


Dalam keadaan normal, pertumbuhan tinggi badan sejalan dengan pertambahan umur. Tidak
seperti berat badan, pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Sehingga pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi
badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian maka indikator TB/U lebih
tepatuntuk menggambarkan pemenuhan gizi pada masa lampau. indikator TB/U sangat baik
untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir
rendah dan kurang gizi pada masa balita. Selain itu indikator TB/U juga berhubungan erat
dengan status sosial ekonomi dimana indikator tersebut dapat memberikan gambaran keadaan
lingkungan yang tidak baik, kemiskinan serta akibat perilaku tidak sehat yang bersifat menahun.
Berikut ini merupakan klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U:

− Sangat pendek : Z-score< -3,0

− Pendek : Z-score ≥ -3,0 s/d Z-score< -2,0

− Normal : Z-score ≥ -2,0

− Tinggi : Z-score > 2,0

2.1.2.3 Berdasarkan indikator BB/TB

BB/TB merupakan indikator pengukuran antropometri yang paling baik, karena dapat
menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik. Berat badan berkorelasi
linier dengan tinggi badan, artinya perkembangan berat badan akan diikuti oleh pertambahan
tinggi badan. Oleh karena itu, berat badan yang normal akan proporsional dengan tinggi
badannya.Berikut ini merupakan klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB:

− Sangat kurus : Z-score< -3,0

− Kurus : Z-score ≥ -3,0 s/d Z-score< -2,0

− Normal : Z-score ≥ -2,0 s/d Z-score ≤ 2,0

− Gemuk : Z-score > 2,0


Berdasarakan indikator-indikator tersebut, terdapat beberapa istilah terkait status gizi balita yang
sering digunakan.

a. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan
severely underweight (gizi buruk).

b. Pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks panjang badan
menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan
padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).

c. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang
merupakan padanan istilah wasted (kurus) dan severely wasted (sangat kurus).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Baduta


Masa balita sering dikatakan sebagai masa kritis dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia
yang berkualitas, terutama pada periode 2 tahun pertama yang termasuk dalam kategori masa emas
untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal. Pertumbuhan dan perkembangan ini
sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang dilakukan orang tua.8
Menurut UNICEF ada tiga penyebab gizi buruk pada anak yaitu penyebab langsung,
penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Terdapat dua penyebab langsung gizi buruk,
yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi. Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan
karena terbatasnya jumlah asupan makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi
unsur gizi yang dibutuhkan. Sedangkan infeksi menyebabkan rusaknya beberapa fungsi organ
tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik. Penyebab tidak langsung gizi
buruk yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih/ pelayanan
kesehatan dasar yang tidak memadai. Penyebab mendasar atau akar masalah gizi buruk adalah
terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi
ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta sanitasi yang
memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.9
2.2 Pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi
2.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan,
pekerjaan, dan sumber informasi.10
a. Umur
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan pada aspek psikologis dan
mental sehingga taraf pemikiran seseorang semaik dewasa dan matang.
b. Pendidikan ten
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi,
sebaliknya jika tingkat pendidikan rendah, maka akan menghambat nilai-nilai yang baru
diperkenalkan. Jika tingkat pengetahuan ibu baik. diharapkan status gizi balitanya juga baik.
c. Pekerjaan
Faktor kesibukan ibu, khususnya ibu yang bekerja, sering kali mengakibatkan ibu tidak
sempat menyediakan makanan sehingga perhatian yang diterima anaknya berkurang dan
akibatnya makanan yang dimakan oleh anaknya kurang mendapatkan perhatian.
d. Sumber Informasi
Pemberian konseling gizi secara individu dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu balita
dan konsumsi makanan anak balita. Penyuluhan gizi sangat penting peranannya dalam usaha
memperbaiki gizi masyarakat, khususnya perbaikan gizi anakanak balita. Dengan
penyuluhan gizi diharapkan ibu memperbaiki dan merubah tingkah laku terhadap masalah
gizi.

2.2.2 Nutrisi
Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang.11

2.2.2.1 Zat gizi


Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air.11
a. Karbohidrat
Karbohirat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Bahan makanan pokok merupakan
sumber utama karbohidrat, karena selain tinggi kadar amylumnya, juga dapat dimakan dalam
jumlahbesar tanpa menimbulkan rasa nek dan mual. Sumber karbohidratadalah padi-padian atau
serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Hasil olahannya antara lain: bihun, mie,
roti, tepung- tepungan, selai, sirup, dll.

b. Protein
Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi 2 yaitu protein hewani yang terdapat
dalam bahan makanan yang berasal dari binatang (seperti: daging, ikan, telur, susu, dsb.) dan
protein nabati yang terdapat pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan (seperti dari jagung,
kedelai, kacang, olahannya dapat berupa : tempe, tahu, susu kedelai, oncom, dll.). Kekurangan
protein murni pada stadium berat dapat menyebabkan kwarsihorkor pada anak balita. Kekurangan
protein sering ditemukan bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan suatu kondisi
yang disebut marasmus. Sindroma gabungan antara 2 jenis kekurangana ini dinamakan Kurang
Energi - Protein (KEP) atau Kurang Kalori-Protein (KKP).

c. Lemak

Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang
ditimbun di tempat-tempat tertentu. Menurut sumbernya lemak dibedakan menjadi lemak nabati
dan hewani. Lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti : alpukat,kacang-kacangan, dll.
Lemak hewani berasal dari binatang, yaitu : ikan, telur, daging, susu, dll.

d. Vitamin
Vitamin merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus
didatangkan dari luar tubuh karena tidak dapat disintesa oleh tubuh. Fungsi vitamin secara umum
sebagai zat pengatur, yaitu mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan misalnya
keseimbangan air, asam-basa dan mineral di dalam cairan tubuh. Vitamin dapat diperoleh dari
sayur, buah dan biji – bijian.

e. Mineral
Mineral berfungsi sebagai bagian dari zat aktif dalam metabolismae atau sebagai bagian penting
dalam struktur sel dan jaringan. Ada pula yang memegang fuingsinya dalam cairan tubuh, baik
intraseluler maupun ekstraseluler. Mineral – mineral ini bisa didapatkan dari air, susu, daging,
telur, sayur dan mineral sintesis.

2.2.2.2 ASI (Air Susu Ibu)


ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI merupakan makanan alamiah
yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna, dan memiliki komposisi zat gizi yang
ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mencerna bayi. ASI mengandung laktosa yang
lebih tinggi dibanding dengan susu buatan jenis apapun. ASI mengandung zat pelindung atau
antibodi yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti immunoglobulin,
lactobacillus, lactoferrin ASI tidak mengandung betalactoglobulin yang dapatmenyebabkan alergi
pada bayi. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.12

a. Volume ASI
Setelah bayi lahir dan mulai menghisap ASI, suplai ASI mulai meningkat. Dihari kedua, sekitar
100 ml tersedia ASI dan minggu kedua meningkat menjadi 500 ml. untuk bulan selanjutnya, bayi
yang sehat mengkonsumsi 700 – 800 ml/hari. Volume ASI akan menurun sesuai dengan lamanya
waktu. Ditahun pertama volume ASI yang diproduksi mencapai 400–700 ml/hari. Ditahun kedua
mencapai 200–400 ml/hari, sedangkan sesudahnya mencapai sekitar 200 ml/hari.12

b. Kandungan zat gizi dalam ASI12


• Protein
Kandungan protein pada ASI lebih rendah dibandingkan susu sapi, namun komposisi
laktabuminnya hampir 60% dan sisanya adalah kasein. Laktabumin merupakan protein yang kaya
akan asam amino sisteindan mengandung sulfur. Senyawa ini sangat penting dalam pertumbuhan
otak bayi.
• Lemak
ASI berasal dari lemak yang mudah diserap dikarenakan adanya enzim lipase. ASI yang petama
keluar selama menyusui disebut susu mula (foremilk). Cairan ini mengandung 1– 2% lemak dan
bentuknya encer. Cairan ini dapat membantu memberi kepuasan pada bayi yang merasa haus
waktu mulai minum ASI. ASI selanjutnya disebut hindmilk, kandungan lemaknya 3–4 kali lebih
besar dari susu formula sehingga energi yang dihasilkan juga banyak.
• Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa akan diubah menjadi asam laktat melalui
proses fermentasi. Asam laktatmenimbulkan suasana asam pada usus bayi. Dengan suasana asam
tersebut akan memberikan keuntungan diantaranya menghambat pertumbuhan bakteri yang
patologis, membantu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan
mensintesisvitamin, memudahkan absorbsi dari mineral seperti kalsium, fosfordan magnesium
• Mineral
ASI banyak mengandung mineral diantaranya Fe dan Ca. mineral-mineral tersebut merupakan
mineral paling stabil dan tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Garam organik yang terdapat di ASI
terutama adalah kalsium, kalium dan natrium dari klorida dan fosfat.
• Vitamin dan air
Vitamin dalam ASI sangat lengkap, diantaranya vitamin A,D, C cukup dan golongan B kecuali
riboflavin dan asampantotenik. 88% ASI terdiri dari air yang berguna untuk melarutkan zat-zat
yang terdapat didalamnya.

2.2.2.3 MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)


MP ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi dan harus diberikan kepada
bayi/anak untuk memenuhi kebutuhangizinya. Pengenalan dan pemberian MP ASI harus diberikan
secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/ anak.
Pemberian MP ASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak.13

Tahapan pemberian makanan bayi, sebagai berikut :13


1) 0 – 6 bulan : bayi hanya diberi ASI
2) 6 – 9 bulan : bayi diberi ASI, buah-buahan masak tertentu, tepung-tepungan yang dibuat
bubur, sayuran, daging, telur dan kacang-kacang yang dimasak lunak.
3) 9 – 12 bulan : bayi diberi ASI, semua buah yang masak, penyajian olahan tepung-tepungan
sudah makin beragam, sayuran, daging, telur, kacang-kacangan dimasak lunak
4) 12 – 24 bulan : anak masih diberi ASI jika masih mencukupi ditambah buah yang masak,
beras, sayur, daging, telur dan kacang-kacangan.
Pengetahuan ibu dalam pemberian nutrisi pada balita bertujuan untuk memasukkan dan
memperoleh zat gizi penting yang diperlukan oleh tubuh untuk proses tumbuh kembang.
Pemberian nutrisi pada anak balita merupakan bentuk pengetahuan yang paling mendasar karena
unsur zat gizi yang terkandung di dalam makanan memegang peranan penting terhadap tumbuh
kembang anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi terdiri dari faktor
ekonomi, pendidikan dan lingkungan.14

2.3 Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi dan Status Gizi
Berdasarkan penelitian Susilowati E, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang tentang gizi balita dengan status gizi balita yang ditunjukkan dalam
analisis chi-square diperoleh nilai p = 0,006 (p<0,05), dan dijelaskan bahwa Pengetahuan yang
didasari dengan pemahaman yang baik dapat menumbuhkan perilaku baru yang baik pula.
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang dipahami dengan baik akan diiringi dengan perilaku
pemberian makanan bergizi bagi balita. Pengetahuan bisa didapat dari informasi berbagai media,
Informasi ini meningkatkan pengetahuan yang diiringi dengan perilaku baru dalam pemberian
makanan bergizi bagi balita sehingga status gizi pun menjadi baik.15
Pada penelitian Anto Nur Fitri, didapatkan hasil adanya hubungan antara pengetahuan ibu
tentang pemberian nutrisi dengan status gizi pada anak toddler (1-3 tahun) di Desa Gonilan yaitu
semakin tinggi pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi maka status gizi anak toddler semakin
baik. Pengetahuan ibu yang tinggi sangat mempengaruhi cara memilih jenis makanan yang
beragam sehingga mempengaruhi konsumsi dan berpengaruh pada peningkatan status gizi anak
sebaliknya rendahnya pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dapat mempengaruhi pola makan
anak menyebabkan ibu tidak bisa memilih dan menyediakan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi anak.16
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Ziliwu,Anggraeni,dan Lina yang
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara Pendidikan ibu dengan status gizi balita.4
2.4 Kerangka Teori

Status Gizi Baduta

Indikator dan Faktor yang


Klasifikasi Gizi Baduta Mempengaruhi

BB/U à gizi
buruk, gizi
kurang, gizi
baik, gizi lebih

TB/U à sangat
pendek,
pendek,
normal, tinggi

BB/TB à
sangat kurus,
kurus, normal,
gemuk

Pengetahuan Ibu Dalam


Pemberian Nutrisi

Gambar 2.4 Kerangka Teori


2.4 Kerangka Konsep

Pengetahuan Status Gizi


Ibu Baduta
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan desain studi
cross-sectional. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti melakukan
observasi terhadap variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian dari subjek yang
ditentukan dalam suatu waktu yang bersamaan, namun tidak semua subjek harus diobservasi
dalam satu hari atau satu waktu yang bersamaan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas Dumai Barat
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari – Juli 2022.
Waktu persiapan : Agustus 2021 – Desember 2021
Waktu pelaksanaan : Januari 2022 – Juni 2022
Waktu penyusunan pelaporan : Maret 2022 – Juni 2022

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah perempuan yang datang ke Puskesmas Dumai Barat.

3.3.2. Populasi Terjangkau


Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah perempuan yang memiliki anak 1-2 tahun yang
datang ke Puskesmas Dumai Barat

3.3.3. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih serta dianggap dapat mewakili populasi yang
akan diteliti. Sampel akan diambil dengan teknik simple random sampling, yaitu sampel dipilih
secara acak.
3.4. Besar Sampel

[%𝑍𝛼(2𝑃𝑄, + 𝑍𝛽 ((𝑃! 𝑄! + 𝑃" 𝑄" )]"


𝑛! = 𝑛" =
(𝑃! − 𝑃" )"
Keterangan:
n = Besar sampel
𝑍# = Tingkat kemaknaan, α ditetapkan (1,96)
𝑍$ = Power, β ditetapkan (0,842)
!
P = "
(𝑃! + 𝑃" )

Q = (1 − 𝑃)
𝑃! = Proporsi efek standar (dari pustaka = 0,1698)17
𝑃" = Proporsi efek yang diteliti (clinical judgement)
𝑃" = (𝑃! + 10% 𝑃! ) atau (𝑃" − 𝑃! ) = 10%

(𝑃" − 𝑃! ) = 20% 𝑄 = (1 − 𝑃)
𝑃" = 0,2 + 0,1698 = 0,3698 𝑄 = (1 − 0,2698) = 0,73

!
𝑃 = " (𝑃! + 𝑃" ) 𝑄! = (1 − 𝑃! )
!
𝑃 = " (0,1698 + 0,3698) 𝑄! = (1 − 0,1698) = 0,83
!
𝑃 = " (0,5396) = 0,2698 𝑄" = (1 − 0,3698) = 0,63

[%1,96(2(0,2698𝑥0,73), + 0,84 ((0,1698𝑥0,83) + (0,3698𝑥0,63)]"


𝑛! = 𝑛" =
(0,1698 − 0,3698)"
[%1,96√0,394, + 0,84 ((0,14) + (0,233)]"
𝑛! = 𝑛" =
(−0,2)"
[(1,235) + (0,313)]"
𝑛! = 𝑛" =
0,004
[1,548]"
𝑛! = 𝑛" =
0,004
2,4
𝑛! = 𝑛" = = 60
0,004
𝑛 = 2(60) = 120

Sehingga, jumlah responden minimal yang dibutuhkan yaitu sebanyak 120 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.5.1. Kriteria Inklusi:
1. Perempuan yang memiliki anak 1-2 tahun yang datang ke Puskesmas Dumai Barat
2. Perempuan yang memiliki anak 1-2 tahun yang bersedia menjadi responden dan
menandatangani informed consent yang terdapat pada kuesioner
3. Perempuan yang memiliki anak 1-2 tahun yang bersedia menjadi responden dalam
penelitian
4. Perempuan yang memiliki anak 1-2 tahun mengisi seluruh data dan pertanyaan yang ada
dalam kuesioner penelitian serta mengikuti segala prosedur yang diberikan.

3.5.2. Kriteria Eksklusi:


1. Perempuan yang datang ke Puskesmas Dumai Barat tidak memiliki anak 1-2 tahun
2. Perempuan yang memiliki anak 1-2 tahun yang tidak bersedia menjadi responden dalam
penelitian
3. Perempuan yang memiliki anak 1-2 tahun yang tidak mengisi seluruh data dan pertanyaan
yang ada dalam kuesioner, serta tidak mengikuti prosedur yang diberikan

3.6. Cara kerja Penelitian


1. Alokasi Subjek Penelitian
Subjek penelitian didapatkan secara simple random sampling yaitu dilakukan secara acak pada
perempuan yang memiliki anak 1-2 tahun yang datang ke puskesmas Dumai Barat dengan cara
membagikan lembar kuesioner kepada responden, kemudian responden mengisi lembar
pengisian data, lalu melanjutkan pengisian untuk kuesioner selanjutnya.
2. Pengukuran dan Intervensi
Peneliti mencari responden yang bersedia menjadi sampel penelitian sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi. Responden mengisi identitas, informed consent, kuesioner tingkat
pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi pada baduta dan dilakukan pengukuran BB dan PB
pada anak baduta responden untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang
pemberian nutrisi dengan status gizi anak baduta

3.7. Variabel Penelitian


3.7.1. Variabel Dependen : Status Gizi Balita
3.7.2. Variabel Independen : Pengetahuan Ibu

3.8. Definisi Operasional


3.8.1 a. Variabel : Pendidikan
b. Definisi : Pendidikan merupakan suatu proses yang diperlukan untuk
mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan
individu maupun masyarakat
c. Alat Ukur : KTP
d. Cara Ukur : Melihat data dari KTP
e. Hasil Ukur : 1. SD – Tamat SMP
2. Tamat SMA
3. Perguruan Tinggi

3.8.2 a. Variabel : Umur


b. Definisi : Lama hidup responden dihitung dari tanggal lahir responden hingga
tanggal saat pengisian kuesioner
c. Alat Ukur : KTP
d. Cara Ukur : Melihat data dari KTP
e. Hasil Ukur : 1. 15-25
2. 26-35
3. 36-45

3.8.3 a. Variabel : Pengetahuan


b. Definisi : Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh
seseorang
c. Alat Ukur : Kuesioner
d. Cara Ukur : Mengisi kuesioner
e. Hasil Ukur : 1. Kurang
2. Baik
3. Buruk

3.8.4 a. Variabel : Status Gizi Baduta


b. Definisi : Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk metabolisme tubuh
c. Alat Ukur : baby scale dan length board
d. Cara Ukur : Antropometri
e. Hasil Ukur : 1. Kurus
2. Normal
3. Overweight

3.9. Instrumen Penelitian


Pengambilan data mengenai status gizi melalui antropometri yaitu mengukur BB
dengan timbangan dan PB dengan length board, lalu pangka berat badan dan panjang
badan dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan
menggunakan baku antropometri WHO. Selanjutnya berdasarkan nilai Z-Score
masing-masing indikator menjadi kurus, normal, dan overweight

3.10. Pengumpulan Data


Data pada penelitian ini merupakan data-data yang berasal dari responden yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan menyetujui berbagai prosedur yang telah dijelaskan
dalam pengisian kuisioner.

3.11. Analisis Data


Jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data penelitian
analitik kategorik yang dianalisis dengan uji Chi-Square menggunakan aplikasi SPSS
Ver.23 untuk Mac.
3.12. Alur Penelitian
Pembuatan Proposal

Pengumpulan dan persetujuan


proposal

Permohonan izin penelitian

Pengambilan data
1. Pengisian informed consent
2. Pengisian kuesioner
3. Pengukuran BB dan PB

Pengolahan dan
Analisis Data

Penarikan kesimpulan

Pembuatan laporan skripsi

Gambar 3.12 Alur Penelitian


3.13. Jadwal Penelitian

Tabel 3.13 Jadwal Pelaksanaan


Pelaksanaan
2021 2022
Kegiatan
06 07 08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06 07

Pembuatan
Proposal
Pengumpulan
Proposal
Persetujuan
Proposal dan
Penelitian
Pengambilan
dan
Pengolahan
Data
Analisis
Data
Penulisan
Skripsi
Sidang
Skripsi

.
3.14. Anggaran
Tabel 3.14 Anggaran
Uraian Kegiatan Jumlah Harga Satuan Total

Kertas HVS A4 70 gram 1 Rp.40.000,00 Rp.40.000,00


Jilid Proposal Skripsi 3 Rp.25.000,00 Rp.100.000,00

Jilid Skripsi 3 Rp.25.000,00 Rp.100.000,00

Souvenir untuk Responden 120 Rp.5.000,00 Rp.600.000,00


Fotocopy 120 Rp.1.000,00 Rp.120.000,00

Kuota Internet 1 Rp.300.000,00 Rp.300.000,00

Ngeprin Kuesioner 120 Rp.2.000,00 Rp.240.000,00

TOTAL Rp.1.500.000,00
DAFTAR PUSTAKA

1. Ainun Mardhiah, Rina Riyanti, Marlina. Efektifitas Penyuluhan dan Media Audio
Visual Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Anak Balita Gizi Kurang di Puskesmas
Medan Sunggal. Jurnal Kesehatan Global. 2020 Januari 01;3(1):18-25
2. Rabbina Rahmah, Syamsul Arifin, Lisda Hayatie. Hubungan ketersediaan Pangan dan
Penghasilan Keluarga Dengan Kejadian Gizi Kurang dan Gizi Buruk Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya. Homeostasis. 2020 Desember ;3(3):401-
406
3. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil Kesehatan. 2019. 105 p.
4. Yohana Riang Toby, Lina Dewi Anggraeni, Sada Rasmada. Analisis Asupan Zat Gizi
Terhadap Status Gizi Balita. Faletehan Health Journal. 2021;8(2):92-101
5. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1195/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011.
6. Auliya C, Woro KH, Budiono I. Profil Status Gizi Balita Ditinjau dari Topografi
Wilayah Tempat Tinggal (Studi di Wilayah Pantai dan Wilayah Punggung Bukit
Kabupaten Jepara). Unnes Journal of Public Health. 2015; 4(2): 108-116.
7. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2013.
8. Santoso B, Sulistiowati E, Sekartuti, Lamid A. Kementrian Kesehatan RI, Pokok-
Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Tengah 2013. Jakarta: Lembaga Penerbitan
Badan Litbangkes. 2013.
9. Chikhungu, Madise, Padmadas. How Important are Community Characteristicsin
Influencing Children’s Nutrition Status? Evidence from Malawi Population - Based
Household and Community Surveys. Health & Place Journal. 2014;30 (1): 187-195.
10. Sukandar D, Khomsan A, Anwar F, Riyadi H. Nutrition Knowledge, Attitude, and
Practice of Mothers and Children Nutritional Status Improved after Five Months
Nutrition Education Intervention. Int J Sci Basic Appl Res. 2015;23(2):424–42.
11. Sebataraja LR, Oenzeil F, Asterina. Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial
Ekonomi Keluarga Murid Sekolah dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3 (2): 182-187.
12. Kavle JA, LaCroix E, Dau H, Engmann C. Addressing barriers to Exclusive Breast
Feeding in Low and Middle Income Countries: a Systematic Review and Programmatic
Implications. Public Health Nutritions. 2017; 20(17): 3120-34.
13. Diana,F. Pemantauan Perkembangan Anak Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas. 2010; 4(2):116-129.
14. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1195/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011.
15. Susilowati Endang, Himawati Alin. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak. Jurnal
Kebidanan Fakultas Kedokteran Unissula Semarang. 2017;6(13):23-25.
16. Anto Nur F. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi Terhadap Status
Gizi Anak Toddler Di Desa Gonilan. Karya Tulis Ilmiah : Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012
17. Endang Susilowati, Alin Himawati. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak. Jurnal
Kebidanan. Oktober 2017; 6(13):21-25
Lampiran 1
INFORMED CONSENT

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Zhafira
NIM : 405190018
Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang sedang melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi Terhadap Status
Gizi Anak Baduta di Puskesmas Dumai Barat” Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan penelitian. Saya berharap dengan segala kerendahan hati agar kiranya
saudara bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Saya menjamin bahwa
semua informasi yang didapatkan bersifat rahasia. Dan perlu diketahui bahwa proposal ini
dilakukan sebagai salah satu persyaratan pernyelesaian perkuliahan saya dan tidak mengandung
unsur komersial apapun. Apabila anda setuju untuk menjadi responden saya, maka saya mohon
kesediannya untuk menandatangani informed consent ini.
Atas ketersediaan saudara untuk menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.

Jakarta,………2020
Peneliti Yang menyatakan

Responden penelitian
Zhafira (…………………….)

Mengetahui,
Pembimbing Skripsi

dr. Dorna Yanti Lola Silaban, M.Gizi, Sp.G.K


Lampiran 2
IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :
a. Ibu Rumah Tangga (RT)
b. Swasta
c. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
d. Petani
e. Buruh
f. Dagang
5. Jumlah anak yang pernah dilahirkan :...........kali
6. Alamat :
Lampiran 3
KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN IBU TETANG PEMBERIAN
NUTRISI ANAK BADUTA

Petunjuk pengisian :
Pengisian data pengetahuan tentang pemberian nutrisi anak baduta jawablah pertanyaan dengan
cara memberikan tanda “√” pada kolom benar atau salah
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1. Asupan gizi mempengaruhi √
pertumbuhan dan perkembangan
anak

Jawaban
N Pertanyaan
o Benar Salah
Gizi seimbang pada balita
1. Gizi pada balita merupakan zat yang diperlukan tubuh yang
terkandung dalam makanan ataupun minuman yang
dikonsumsi oleh balita

2. Anak dibawah 5 tahun merupakan kelompok anak yang rawan


menderita kekurangan gizi sehingga orang tua harus
memperhatikan pemenuhan gizi pada anak

3. Zat gizi yang baik adalah yang harganya mahal


4. Gizi balita harus diperhatikan jika tidak akan
mengganggu proses pertumbuhan secara maksimal
5. Memperhatikan nilai gizi makanan lebih penting daripada
jumlah makanan yang dimakan
6. Sumber karbohidrat adalah makanan pokok yang terdapat pada
kacang-kacangan, ikan, tahu, dan tempe

7. Daging, susu, telur, hati dan ikan merupakan sumber


karbohidrat yang baik untuk balita

8. Kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi balita bersumber


pada susu, keju, kacang-kacangan dan hasil laut

9. Margarin dan mentega merupakan sumber lemak, sedangkan


hati, kerang-kerangan dan kuning telur merupakan sumber zat
besi untuk balita

10 Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam


makanan dalam jumlah dan porsi sesuai selera

11 Menu adalah susunan makanan yang dimakan seseorang untuk


1 hari penuh dan untuk memenuhi kebutuhan gizi

12 Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari makanan pokok,


lauk, sayur, buah dan susu

13 Mengolah sayuran lebih baik jika dalam air yang sudah


mendidih atau tidak terlalu lama karena gizi bisa hilang

14 Mengolah daging sebaiknya dimasak sampai matang dan lunak

15 Balita sebaiknya diberikan makanan selingan seperti biskuit


atau bubur kacang hijau minimal 1x sehari

16 Status gizi balita adalah keadaan tubuh sebagai akibat


konsumsi makanan, dibedakan menjadi status gizi kurang,
baik, dan lebih
17 Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak
setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS)
Manfaat gizi pada balita
18. Fungsi zat gizi adalah bermacam-macam, sebagai
pemberi energi, pertumbuhan dan perkembangan
terutama pada anak balita

19. Zat gizi yang tidak mengandung protein berfungsi


untuk pertumbuhan dan pembentukan antibodi
(kekebalan tubuh) pada balita
20. Lemak yang mengandung protein berfungsi untuk
pertumbuhan balita

21. Ibu memberikan ASI untuk anak saat usia 12-24


bulan/ memberikan susu 1 gelas sehari

22. Vitamin D untuk membantu pembentukan tulang


diperoleh dari tubuh melalui sinar matahari dan
makanan (kuning telur, hati, dan minyak ikan)

23. Vitamin A untuk kesehatan mata terdapat pada


pangan hewani (hati, kuning telur, susu, dan
mentega)

KUNCI JAWABAN
1. B 13. B
2. B 14. B
3. S 15. B
4. B 16. S
5. B 17. B
6. S 18. B
7. S 19. S
8. B 20. B
9. B 21. B
10. S 22. B
11. B 23. S
12. B

Sumber : Shinta Dewi Herlianawati. 2017. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi
pada Balita di Dusun Tegalsari Posyandu Kuncup Mekar Gunungkidul.
Lampiran 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi
Nama lengkap : Zhafira
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Dumai, 20 Maret 2001
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan Pangkalan Sena Gg Sekar No 8, Dumai Barat, Riau
Nomor telpon : 081275155059
E-mail : zahfiraedward@gmail.com
Bahasa : Indonesia
B. Latar Belakang Pendidikan
2005 – 2007 : TK Harapan 1
2007 – 2013 : SDS 1 YKPP Dumai
2013 – 2016 : SMPN 2 Dumai
2016 – 2019 : SMAN 1 Dumai
2019 – saat ini : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
C. Pengalaman Beroganisasi
2020 – 2021 : Anggota UMRC FK UNTAR
2021 – 2022 : Anggota Logs UMRC FK UNTAR
D. Prestasi Akademik
-

Anda mungkin juga menyukai