PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
ZHAFIRA
405190018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
PEMBERIAN NUTRISI TERHADAP STATUS GIZI
ANAK BADUTA DI PUSKESMAS DUMAI BARAT
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
ZHAFIRA
405190018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Jakarta, …………….
Penulis,
Zhafira
405190018
PERSETUJUAN PROPOSAL
Ditetapkan di
Jakarta, 2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
PERSETUJUAN PROPOSAL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pernyataan Masalah
1.2.2 Pertanyaan Masalah
1.3 Hipotesis Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
1.4.2 Tujuan Khusus
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Responden
1.5.2 Bagi Instansi Pendidikan
1.5.3 Bagi Peneliti
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Gizi
2.1.1 Definisi
2.1.2 Indikator dan Klasifikasi Gizi
2.1.2.1 Berdasarkan Indikator BB/U
2.1.2.2 Berdasarkan Indikator TB/U
2.1.2.3 Berdasarkan Indikator BB/TB
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi
2.2 Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi
2.2.1 Pengetahuan
2.2.2 Nutrisi
2.2.2.1 Zat gizi
2.2.2.2 ASI (Air Susu Ibu)
2.2.2.3 MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)
2.3 Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi dan Status
gizi
2.4 Kerangka Teori
2.5 Kerangka Konsep
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Target
3.3.2 Populasi Terjangkau
3.3.2 Sampel
3.4 Perkiraan Besar Sampel
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1 Kriteria Inklusi
3.5.2 Kriteria Eksklusi
3.6 Cara Kerja Penelitian
3.7 Variabel Penelitian
3.7.1 Variabel Dependen
3.7.2 Variabel Independen
3.8 Definisi Operasional
3.8.1 Pendidikan
3.8.2 Umur
3.8.3 Pengetahuan
3.8.4 Status Gizi Baduta
3.9 Instrumen Penelitian
3.10 Pengumpulan Data
3.11 Analisis Data
3.12 Alur Penelitian
3.13 Jadwal Penelitian
3.14 Anggaran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Hasil data
berat badan dapat digunakan timbangan dacin atau timbangan injak yang memigliki presisi 0,1
kg. Timbangan dacin atau timbangan anak digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2
tahun atau selama anak masih bisa dibaringkan/duduk tenang. Panjang badan diukur dengan
length-board dengan presisi 0,1 cm dan tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise
dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB anak ini dapat disajikan dalam bentuk tiga indikator
antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Dalam menilai status gizi baduta, angka berat badan dan tinggi badan setiap anak
dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku
antropometri WHO. Selanjutnya berdasarkan nilai Z-Score masing-masing indikator tersebut
ditentukan status gizi baduta dengan batasan sebagai berikut:
2.1.2.1. Berdasarkan indikator BB/U
Berat badan merupakan parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat
sensitif terhadap perubahan perubahan yang mendadak, seperti adanya penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan
adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan
kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal,
terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih
lambat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi.
Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status
gizi seseorang saat ini. Berikut ini merupakan klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/U:
Pemantauan pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut
umur dapat dilakukan dengan menggunakan kurva pertumbuhan pada kartu menuju sehat (KMS).
Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kekurangan dan kelebihan gizi dapat diketahui
lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat sebelum masalah
lebih besar. Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan dua cara yaitu dengan menilai garis
pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan
kenaikan berat badan minimum. Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan dikatakan naik
jika grafik BB mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan BB sama dengan KBM (kenaikan BB
minimal) atau lebih. Tidak naik jika grafik BB mendatar atau menurun memotong garis
pertumbuhan di bawahnya atau kenaikan BB kurang dari KBM. Berat badan balita di bawah garis
merah menunjukan adanya gangguan pertumbuhan pada balita yang membutuhkan konfirmasi
status gizi lebih lanjut.
2.1.2.2. Berdasarkan indikator TB/U
BB/TB merupakan indikator pengukuran antropometri yang paling baik, karena dapat
menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik. Berat badan berkorelasi
linier dengan tinggi badan, artinya perkembangan berat badan akan diikuti oleh pertambahan
tinggi badan. Oleh karena itu, berat badan yang normal akan proporsional dengan tinggi
badannya.Berikut ini merupakan klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB:
a. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan
severely underweight (gizi buruk).
b. Pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks panjang badan
menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan
padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).
c. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang
merupakan padanan istilah wasted (kurus) dan severely wasted (sangat kurus).
2.2.2 Nutrisi
Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang.11
b. Protein
Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi 2 yaitu protein hewani yang terdapat
dalam bahan makanan yang berasal dari binatang (seperti: daging, ikan, telur, susu, dsb.) dan
protein nabati yang terdapat pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan (seperti dari jagung,
kedelai, kacang, olahannya dapat berupa : tempe, tahu, susu kedelai, oncom, dll.). Kekurangan
protein murni pada stadium berat dapat menyebabkan kwarsihorkor pada anak balita. Kekurangan
protein sering ditemukan bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan suatu kondisi
yang disebut marasmus. Sindroma gabungan antara 2 jenis kekurangana ini dinamakan Kurang
Energi - Protein (KEP) atau Kurang Kalori-Protein (KKP).
c. Lemak
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang
ditimbun di tempat-tempat tertentu. Menurut sumbernya lemak dibedakan menjadi lemak nabati
dan hewani. Lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti : alpukat,kacang-kacangan, dll.
Lemak hewani berasal dari binatang, yaitu : ikan, telur, daging, susu, dll.
d. Vitamin
Vitamin merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus
didatangkan dari luar tubuh karena tidak dapat disintesa oleh tubuh. Fungsi vitamin secara umum
sebagai zat pengatur, yaitu mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan misalnya
keseimbangan air, asam-basa dan mineral di dalam cairan tubuh. Vitamin dapat diperoleh dari
sayur, buah dan biji – bijian.
e. Mineral
Mineral berfungsi sebagai bagian dari zat aktif dalam metabolismae atau sebagai bagian penting
dalam struktur sel dan jaringan. Ada pula yang memegang fuingsinya dalam cairan tubuh, baik
intraseluler maupun ekstraseluler. Mineral – mineral ini bisa didapatkan dari air, susu, daging,
telur, sayur dan mineral sintesis.
a. Volume ASI
Setelah bayi lahir dan mulai menghisap ASI, suplai ASI mulai meningkat. Dihari kedua, sekitar
100 ml tersedia ASI dan minggu kedua meningkat menjadi 500 ml. untuk bulan selanjutnya, bayi
yang sehat mengkonsumsi 700 – 800 ml/hari. Volume ASI akan menurun sesuai dengan lamanya
waktu. Ditahun pertama volume ASI yang diproduksi mencapai 400–700 ml/hari. Ditahun kedua
mencapai 200–400 ml/hari, sedangkan sesudahnya mencapai sekitar 200 ml/hari.12
2.3 Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi dan Status Gizi
Berdasarkan penelitian Susilowati E, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang tentang gizi balita dengan status gizi balita yang ditunjukkan dalam
analisis chi-square diperoleh nilai p = 0,006 (p<0,05), dan dijelaskan bahwa Pengetahuan yang
didasari dengan pemahaman yang baik dapat menumbuhkan perilaku baru yang baik pula.
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang dipahami dengan baik akan diiringi dengan perilaku
pemberian makanan bergizi bagi balita. Pengetahuan bisa didapat dari informasi berbagai media,
Informasi ini meningkatkan pengetahuan yang diiringi dengan perilaku baru dalam pemberian
makanan bergizi bagi balita sehingga status gizi pun menjadi baik.15
Pada penelitian Anto Nur Fitri, didapatkan hasil adanya hubungan antara pengetahuan ibu
tentang pemberian nutrisi dengan status gizi pada anak toddler (1-3 tahun) di Desa Gonilan yaitu
semakin tinggi pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi maka status gizi anak toddler semakin
baik. Pengetahuan ibu yang tinggi sangat mempengaruhi cara memilih jenis makanan yang
beragam sehingga mempengaruhi konsumsi dan berpengaruh pada peningkatan status gizi anak
sebaliknya rendahnya pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dapat mempengaruhi pola makan
anak menyebabkan ibu tidak bisa memilih dan menyediakan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi anak.16
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Ziliwu,Anggraeni,dan Lina yang
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara Pendidikan ibu dengan status gizi balita.4
2.4 Kerangka Teori
BB/U à gizi
buruk, gizi
kurang, gizi
baik, gizi lebih
TB/U à sangat
pendek,
pendek,
normal, tinggi
BB/TB à
sangat kurus,
kurus, normal,
gemuk
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.3. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih serta dianggap dapat mewakili populasi yang
akan diteliti. Sampel akan diambil dengan teknik simple random sampling, yaitu sampel dipilih
secara acak.
3.4. Besar Sampel
Q = (1 − 𝑃)
𝑃! = Proporsi efek standar (dari pustaka = 0,1698)17
𝑃" = Proporsi efek yang diteliti (clinical judgement)
𝑃" = (𝑃! + 10% 𝑃! ) atau (𝑃" − 𝑃! ) = 10%
(𝑃" − 𝑃! ) = 20% 𝑄 = (1 − 𝑃)
𝑃" = 0,2 + 0,1698 = 0,3698 𝑄 = (1 − 0,2698) = 0,73
!
𝑃 = " (𝑃! + 𝑃" ) 𝑄! = (1 − 𝑃! )
!
𝑃 = " (0,1698 + 0,3698) 𝑄! = (1 − 0,1698) = 0,83
!
𝑃 = " (0,5396) = 0,2698 𝑄" = (1 − 0,3698) = 0,63
Sehingga, jumlah responden minimal yang dibutuhkan yaitu sebanyak 120 orang.
Pengambilan data
1. Pengisian informed consent
2. Pengisian kuesioner
3. Pengukuran BB dan PB
Pengolahan dan
Analisis Data
Penarikan kesimpulan
Pembuatan
Proposal
Pengumpulan
Proposal
Persetujuan
Proposal dan
Penelitian
Pengambilan
dan
Pengolahan
Data
Analisis
Data
Penulisan
Skripsi
Sidang
Skripsi
.
3.14. Anggaran
Tabel 3.14 Anggaran
Uraian Kegiatan Jumlah Harga Satuan Total
TOTAL Rp.1.500.000,00
DAFTAR PUSTAKA
1. Ainun Mardhiah, Rina Riyanti, Marlina. Efektifitas Penyuluhan dan Media Audio
Visual Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Anak Balita Gizi Kurang di Puskesmas
Medan Sunggal. Jurnal Kesehatan Global. 2020 Januari 01;3(1):18-25
2. Rabbina Rahmah, Syamsul Arifin, Lisda Hayatie. Hubungan ketersediaan Pangan dan
Penghasilan Keluarga Dengan Kejadian Gizi Kurang dan Gizi Buruk Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya. Homeostasis. 2020 Desember ;3(3):401-
406
3. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil Kesehatan. 2019. 105 p.
4. Yohana Riang Toby, Lina Dewi Anggraeni, Sada Rasmada. Analisis Asupan Zat Gizi
Terhadap Status Gizi Balita. Faletehan Health Journal. 2021;8(2):92-101
5. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1195/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011.
6. Auliya C, Woro KH, Budiono I. Profil Status Gizi Balita Ditinjau dari Topografi
Wilayah Tempat Tinggal (Studi di Wilayah Pantai dan Wilayah Punggung Bukit
Kabupaten Jepara). Unnes Journal of Public Health. 2015; 4(2): 108-116.
7. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2013.
8. Santoso B, Sulistiowati E, Sekartuti, Lamid A. Kementrian Kesehatan RI, Pokok-
Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Tengah 2013. Jakarta: Lembaga Penerbitan
Badan Litbangkes. 2013.
9. Chikhungu, Madise, Padmadas. How Important are Community Characteristicsin
Influencing Children’s Nutrition Status? Evidence from Malawi Population - Based
Household and Community Surveys. Health & Place Journal. 2014;30 (1): 187-195.
10. Sukandar D, Khomsan A, Anwar F, Riyadi H. Nutrition Knowledge, Attitude, and
Practice of Mothers and Children Nutritional Status Improved after Five Months
Nutrition Education Intervention. Int J Sci Basic Appl Res. 2015;23(2):424–42.
11. Sebataraja LR, Oenzeil F, Asterina. Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial
Ekonomi Keluarga Murid Sekolah dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3 (2): 182-187.
12. Kavle JA, LaCroix E, Dau H, Engmann C. Addressing barriers to Exclusive Breast
Feeding in Low and Middle Income Countries: a Systematic Review and Programmatic
Implications. Public Health Nutritions. 2017; 20(17): 3120-34.
13. Diana,F. Pemantauan Perkembangan Anak Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas. 2010; 4(2):116-129.
14. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1195/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011.
15. Susilowati Endang, Himawati Alin. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak. Jurnal
Kebidanan Fakultas Kedokteran Unissula Semarang. 2017;6(13):23-25.
16. Anto Nur F. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi Terhadap Status
Gizi Anak Toddler Di Desa Gonilan. Karya Tulis Ilmiah : Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012
17. Endang Susilowati, Alin Himawati. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak. Jurnal
Kebidanan. Oktober 2017; 6(13):21-25
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Jakarta,………2020
Peneliti Yang menyatakan
Responden penelitian
Zhafira (…………………….)
Mengetahui,
Pembimbing Skripsi
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :
a. Ibu Rumah Tangga (RT)
b. Swasta
c. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
d. Petani
e. Buruh
f. Dagang
5. Jumlah anak yang pernah dilahirkan :...........kali
6. Alamat :
Lampiran 3
KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN IBU TETANG PEMBERIAN
NUTRISI ANAK BADUTA
Petunjuk pengisian :
Pengisian data pengetahuan tentang pemberian nutrisi anak baduta jawablah pertanyaan dengan
cara memberikan tanda “√” pada kolom benar atau salah
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1. Asupan gizi mempengaruhi √
pertumbuhan dan perkembangan
anak
Jawaban
N Pertanyaan
o Benar Salah
Gizi seimbang pada balita
1. Gizi pada balita merupakan zat yang diperlukan tubuh yang
terkandung dalam makanan ataupun minuman yang
dikonsumsi oleh balita
KUNCI JAWABAN
1. B 13. B
2. B 14. B
3. S 15. B
4. B 16. S
5. B 17. B
6. S 18. B
7. S 19. S
8. B 20. B
9. B 21. B
10. S 22. B
11. B 23. S
12. B
Sumber : Shinta Dewi Herlianawati. 2017. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi
pada Balita di Dusun Tegalsari Posyandu Kuncup Mekar Gunungkidul.
Lampiran 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama lengkap : Zhafira
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Dumai, 20 Maret 2001
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan Pangkalan Sena Gg Sekar No 8, Dumai Barat, Riau
Nomor telpon : 081275155059
E-mail : zahfiraedward@gmail.com
Bahasa : Indonesia
B. Latar Belakang Pendidikan
2005 – 2007 : TK Harapan 1
2007 – 2013 : SDS 1 YKPP Dumai
2013 – 2016 : SMPN 2 Dumai
2016 – 2019 : SMAN 1 Dumai
2019 – saat ini : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
C. Pengalaman Beroganisasi
2020 – 2021 : Anggota UMRC FK UNTAR
2021 – 2022 : Anggota Logs UMRC FK UNTAR
D. Prestasi Akademik
-