ABSTRAK
Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang
sempurna dan setiap individu memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-
beda. Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor herediter, lingkungan, budaya lingkungan, sosial
ekonomi, iklim / cuaca, nutrisi, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang hubungan status gizi dengan perkembangan balita usia 1-3
tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk.
Penelitian ini menggunakan rancangan korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Populasinya adalah semua ibu dan balita usia 1-3 tahun di Posyandu
Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, dengan teknik Total
sampling didapatkan sampel sejumlah 35 responden. Variabel independent yaitu
status gizi balita usia 1-3 tahun dan variabel dependent yaitu perkembangan balita
usia 1-3 tahun. Pengambilan data menggunakan observasi BB/TB dan KPSP
kemudian diolah dengan editing, coding, scoring, dan tabulating dan dianalisis
menggunakan uji Spearman Rank.
Hasil penelitian dari 35 responden didapatkan sebagian besar status gizi balita
adalah gizi baik sebanyak 25 responden (71.5%). Sebagian besar perkembangan
balita adalah sesuai sebanyak 23 responden (65.7%). Berdasarkan hasil uji
statistik Spearman Rank didapatkan t hitung 3,647 dan bila dibandingkan dengan t
tabel (α = 0,025) adalah 1,960 maka t hitung > t tabel yaitu 3,647 > 1,960
sehingga H1 diterima artinya ada hubungan antara status gizi dengan
perkembangan balita usia 1-3 tahun.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa status gizi akan
mempengaruhi perkembangan balita. Dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan
dengan baik.
HASIL
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Umur Balita
Usia 1-3 Tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan
Gondang Kabupaten Nganjuk Tanggal 14 Mei 2016
1 1 20 57,1
2 2 12 34,3
3 >3 3 8,6
Jumlah 35 100
1. Data Khusus
a. Status Gizi Balita
b. Perkembangan Balita
alat tubuh, meningkat dan berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai
meluasnya kapasitas seseorang akibat dari pengalaman dan
melalui pertumbuhan, kematangan kematangan jiwanya (Wawan &
atau kedewasaan, dan pembelajaran Dewi, 2010:17).
(Hidayat, 2008:26). Pada kisaran umur 20-35 tahun
Masalah perkembangan pada seseorang sudah matang dalam
anak merupakan masalah yang berfikirnya sehingga dengan
sangat penting karena untuk kematangan umur seseorang dan
mengetahui kelainan perkembangan berfikir maka ibu akan lebih mudah
pada anak, agar diagnosis ataupun menerima pengetahuan dan
pemulihannya dapat dilakukan informasi termasuk pengetahuan
lebih awal sehingga perkembangan tentang menstimulasi
anak berlangsung seoptimal perkembangan anak dan ibu dapat
mungkin. Anak yang memiliki menerapkannya dirumah. Pada ibu
perkembangan normal, hal ini yang umurnnya > 35 tahun
disebabkan karena stimulasi anak cenderung kurang memperhatikan
tidak hanya diberikan oleh orang dalam stimulasi perkembangan
tua akan tetapi juga diberikan anaknya karena ibu biasanya lebih
lingkungannya. Peran lingkungan mementingkan pekerjaan yang lain
anak sangat penting dalam dari pada mengurus anaknya dan
membentuk perkembangan. menstimulasi perkembangan anak
Apabila kondisi lingkungan yang sehingga pada anak yang usia
sehat dapat menyebabkan balita ibunya > 35 tahun
berkembang dengan baik perkembangannya terhambat.
sedangkan kondisi lingkungan yang Selain umur ibu, perkembangan
tidak sehat dapat menyebabkan juga dipengaruhi oleh tingkat
anak berkembang menjadi tidak pendidikan ibu. Berdasarkan Tabel
sehat. Sebagai contoh anak yang 4 menunjukkan dari 35 responden
berembang dengan lingkungan yang diteliti, sebagian besar tingkat
yang penuh kasih sayang dapat pendidikan ibu responden adalah
menstimulasi anak menjadi lebih SMA Sederajat sebanyak 17 orang
baik. Sedangkan pada anak yang (48,6%).
berkembang pada lingkungan yang Makin tinggi tingkat pendidikan
tanpa kasih sayang dalam arti tidak seseorang, makin mudah menerima
peduli maka akan menyebabkan informasi sehingga makin banyak
anak jarang mendapatkan stimulasi pula pengetahuan yang dimiliki.
sehingga perkembangannya Sebaliknya pendidikan yang kurang
menjadi terhambat. akan menghambat perkembangan
Salah satu yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap nilai-nilai
perkembangan adalah umur ibu. yang baru diperkenalkan (Wawan
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan & Dewi, 2010:17).
dari 35 responden yang diteliti, Semakin tinggi pendidikan ibu
sebagian besar umur ibu responden balita maka pengetahuannya akan
adalah umur 20-35 tahun sebanyak lebih luas, sebaliknya jika ibu balita
28 orang (80%). memiliki pendidikan yang rendah
Semakin cukup umur, tingkat maka pengetahuannya menjadi
kematangan dan kekuatan sempit. Hal ini dapat
seseorang akan lebih matang dalam mempengaruhi sikap dan perilaku