Anda di halaman 1dari 14

Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN


BALITA USIA 1-3 TAHUN
(Di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk)
Lely Khulafa’ur Rosidah1, Suleni Harsiwi2
Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri Jawa Timur

ABSTRAK
Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang
sempurna dan setiap individu memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-
beda. Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor herediter, lingkungan, budaya lingkungan, sosial
ekonomi, iklim / cuaca, nutrisi, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang hubungan status gizi dengan perkembangan balita usia 1-3
tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk.
Penelitian ini menggunakan rancangan korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Populasinya adalah semua ibu dan balita usia 1-3 tahun di Posyandu
Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, dengan teknik Total
sampling didapatkan sampel sejumlah 35 responden. Variabel independent yaitu
status gizi balita usia 1-3 tahun dan variabel dependent yaitu perkembangan balita
usia 1-3 tahun. Pengambilan data menggunakan observasi BB/TB dan KPSP
kemudian diolah dengan editing, coding, scoring, dan tabulating dan dianalisis
menggunakan uji Spearman Rank.
Hasil penelitian dari 35 responden didapatkan sebagian besar status gizi balita
adalah gizi baik sebanyak 25 responden (71.5%). Sebagian besar perkembangan
balita adalah sesuai sebanyak 23 responden (65.7%). Berdasarkan hasil uji
statistik Spearman Rank didapatkan t hitung 3,647 dan bila dibandingkan dengan t
tabel (α = 0,025) adalah 1,960 maka t hitung > t tabel yaitu 3,647 > 1,960
sehingga H1 diterima artinya ada hubungan antara status gizi dengan
perkembangan balita usia 1-3 tahun.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa status gizi akan
mempengaruhi perkembangan balita. Dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan
dengan baik.

Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan, Balita Usia 1-3 Tahun

Korespondensi: Jl. Teratai RT 20 RW 03 Kel.Ngampel Kec.Mojoroto Kota Kediri


Hp.085664425144 E-mail: iffat.yakta@gmail.com

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 24


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

Kualitas anak masa kini


PENDAHULUAN merupakan penentu kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) di masa yang
Masa balita adalah masa akan datang. Pembangunan manusia
pembentukan dan perkembangan masa depan dimulai dengan
manusia, usia ini merupakan usia pembinaan anak masa sekarang.
yang rawan karena balita sangat peka Untuk mempersiapkan SDM yang
terhadap gangguan pertumbuhan serta berkualitas maka perlu dipersiapkan
bahaya yang menyertainya. Masa agar anak dapat tumbuh dan
balita disebut juga sebagai masa berkembang seoptimal mungkin
keemasan, dimana terbentuk dasar- sesuai dengan kemampuannya.
dasar kemampuan keindraan, berfikir, Nutrisi adalah salah satu
berbicara serta pertumbuhan mental komponen yang penting dalam
intelektual yang intensif dan awal menunjang keberlangsungan proses
pertumbuhan moral. pertumbuhan dan perkembangan.
Perkembangan adalah Nutrisi menjadi kebutuhan untuk
bertambahnya struktur dan fungsi tumbuh dan berkembang selama masa
tubuh yang lebih kompleks dalam pertumbuhan. Dalam nutrisi terdapat
kemampuan gerak kasar, gerak halus, kebutuhan zat gizi yang diperlukan
bicara dan bahasa serta sosialisasi dan untuk pertumbuhan dan
kemandirian (Depkes, 2006:5). perkembangan seperti protein,
Fase terpenting dalam karbohidrat, lemak, mineral, vitamin,
pertumbuhan dan perkembangan dan air. Apabila kebutuhan nutrisi
adalah masa bayi dan balita karena seseorang tidak atau kurang terpenuhi
pada masa itulah saat paling penting maka dapat menghambat
bagi orang tua dalam membangun pertumbuhan dan perkembangannya
fondasi pertumbuhan dan (Hidayat, 2008:12).
perkembangan buah hati. Proses Keadaan gizi merupakan
pertumbuhan dan perkembangan pada gambaran apa yang dikonsumsi oleh
masa bayi dan balita merupakan seseorang dalam jangka waktu yang
proses yang teramat penting dalam lama. Karena itu, ketersediaan zat gizi
menentukan masa depan anak baik di dalam tubuh seseorang termasuk
secara fisik, mental maupun perilaku bayi dan balita menentukan keadaan
(Maryunani, 2010:76). gizi bayi dan balita apakah kurang,
Salah satu upaya untuk optimum atau lebih. Makanan yang
mengetahui adanya penyimpangan diberikan pada bayi dan balita akan
pada perkembangan anak adalah digunakan untuk pertumbuhan badan,
dengan deteksi dini, sehingga upaya karena itu status gizi dan
pencegahan, stimulasi, penyembuhan pertumbuhan dapat dipakai sebagai
daan pemulihan dapat diberikan ukuran untuk memantau kecukupan
secara benar sesuai dengan gizi bayi dan balita, dimana seluruh
indikasinya. Deteksi untuk tumbuh pertumbuhan dan kesehatan balita
kembang ini merupakan suatu upaya erat kaitannya dengan masukkan
yang perlu didukung, karena makanan yang memadai.
merupakan salah satu cara untuk Pertumbuhan dan perkembangan yang
mempersiapkan generasi mendatang optimal pada balita memerlukan
yang berkualitas (Yuniarti, 2015:40). makanan yang sesuai dengan balita

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 25


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

yang sedang tumbuh (Maryunani, Dalam pertumbuhan dan


2010:258). perkembangan anak memerlukan zat
Kurangnya asupan makanan gizi agar proses pertumbuhan dan
balita yang bergizi dan kemampuan perkembangan berjalan dengan baik.
orang tua dalam memantau Zat-zat gizi yang dikonsumsi anak
pertumbuhan dan perkembangan akan berpengaruh pada status gizinya.
balitanya adalah faktor yang paling Perbedaan status gizi memiliki
utama mempengaruhi status gizi pengaruh yang berbeda pada setiap
balita. Sedangkan faktor yang perkembangan anak, jika kebutuhan
mempengaruhi status gizi balita gizi seimbang tidak terpenuhi dengan
adalah ketersediaan pangan di tingkat baik maka pencapaian pertumbuhan
keluarga, pola asuh keluarga, dan perkembangan anak akan
kesehatan lingkungan, budaya terhambat. Agar dapat menentukan
keluarga, dan sosial ekonomi. makanan yang sesuai kebutuhan
Pemantauan Status Gizi (PSG) tubuhnya maka manusia harus belajar
2015 menunjukkan hasil yang lebih dan berlatih sejak dini. Sedangkan
baik dari tahun sebelumnya. makanan yang dikonsumsi hari ini
Persentase balita dengan gizi buruk mempunyai peran yang sangat besar
dan sangat pendek mengalami dalam menentukan kualitas hidup
penurunan. Pada tahun ini, PSG anak di kemudian hari.
dilakukan di 496 Upaya untuk mendorong
kabupaten/kotamadya dengan perbaikan status kesehatan, yaitu
melibatkan 165.000 balita sebagai dengan pemberian gizi yang baik
sampelnya. Tahun sebelumnya PSG diharapkan pertumbuhan dan
dilakukan hanya di 150 perkembangan anak akan baik pula,
kabupaten/kotamadya dengan jumlah disamping dapat memperbaiki status
sampel 13.168 balita. Berdasarkan kesehatan anak. Upaya tersebut dapat
indeks berat badan terhadap usia dilakukan melalui berbagai kegiatan,
(BB/U), PSG 2015 menyebut 3,8% di antaranya Upaya Perbaikan Gizi
balita mengalami gizi buruk. Angka Keluarga (UPGK). Kegiatan UPGK
ini turun dari tahun sebelumnya, tersebut didorong dan diarahkan pada
yakni 4,7%. Sedangkan berdasarkan peningkatan status gizi, khususnya
indeks tinggi badan terhadap usia pada masyarakat yang rawan atau
(TB/U), balita 'sangat pendek' memiliki resiko tinggi terhadap
berkurang dari 10,9% di tahun 2014 kematian atau kesakitan termasuk
menjadi 10,1% tahun ini. Balita balita (Hidayat, 2008:4).
dengan status pendek pada 2015
tercatat 18,9%, meningkat tipis dari METODE PENELITIAN
sebelumnya 18%. Berdasarkan indeks
berat badan terhadap tinggi badan . Menurut peneliti, penelitian ini
(BB/TB), PSG 2015 mencatat 3,7% menggunakan penelitian analitik yaitu
balita berstatus 'sangat kurus'. Angka dengan menggunakan desain korelasi.
ini tidak banyak berubah dari tahun Korelasi adalah hubungan antar
sebelumnya, yakni 3,6%. Namun jika variabel. Menurut peneliti, penelitian
dibandingkan dengan hasil Riset ini menggunakan penelitian analitik
Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang yaitu dengan menggunakan desain
mencapai 5,7%, angka ini jauh lebih korelasi. Korelasi adalah hubungan
kecil. (Kemenkes RI, 2015)

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 26


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

antar variabel. Dengan menggunakan Dalam penelitian ini, variabel


pendekatan Cross Sectional. bebas adalah status gizi balita usia 1-3
Populasi dalam penelitian ini tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan
adalah semua ibu & balita usia 1-3 Kecamatan Gondang Kabupaten
tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan Nganjuk.
Kecamatan Gondang Kabupaten Dalam penelitian ini, variabel
Nganjuk sebanyak 35 balita. terikat adalah perkembangan balita
Sampel dalam penelitian ini adalah usia 1-3 tahun di Posyandu Jaan Desa
semua ibu & balita usia 1-3 tahun di Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten
Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Nganjuk.
Gondang Kabupaten Nganjuk
sebanyak 35 balita.

HASIL
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Umur Balita
Usia 1-3 Tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan
Gondang Kabupaten Nganjuk Tanggal 14 Mei 2016

No Umur Jumlah Prosentase (%)


1 12 – 14 bulan 7 20
2 15 – 17 bulan 2 5,7
3 18 – 20 bulan 5 14,3
4 21 – 23 bulan 4 11,4
5 24 – 29 bulan 5 14,3
6 30 – 36 bulan 12 34,3
Jumlah 35 100

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Balita Usia 1-3 Tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan
Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)


1 Laki-laki 21 60
2 Perempuan 14 40
Jumlah 35 100

c. Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan Umur


Tabel 3 : Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan Umur di
Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten
Nganjuk

No Umur Jumlah Prosentase (%)


1 < 20 tahun 3 8,6
2 20 – 35 tahun 28 80

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 27


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

3 > 35 tahun 4 11,4

d. Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tabel 4 : Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan
Gondang Kabupaten Nganjuk

No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)


1 SD/MI 6 17,1
2 SMP/MTs 12 34,3
3 SMA Sederajat 17 48,6
4 Akademi/Perguruan Tinggi 0 0
5 Tidak Bersekolah 0 0
Jumlah 35 100

e. Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel IV.5 : Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan Pekerjaan di


Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten
Nganjuk

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)


1 Swasta 1 2,9
2 Wiraswasta 0 0
3 PNS 0 0
4 IRT 32 91,4
5 Tani 2 5,7
6 Lain-lain 0 0
Jumlah 35 100

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Tiap Bulan Orang


Tua
Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Tiap Bulan
Orang Tua di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang
Kabupaten Nganjuk
No Penghasilan Jumlah Prosentase (%)
1 < Rp. 500.000 5 14,3
2 Rp. 500.000-1000.000 14 40
3 > Rp. 1000.000 16 45,7
Jumlah 35 100

g. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak


Tabel IV.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak di
Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten
Nganjuk

No Jumlah Anak Jumlah Prosentase (%)

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 28


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

1 1 20 57,1
2 2 12 34,3
3 >3 3 8,6
Jumlah 35 100

1. Data Khusus
a. Status Gizi Balita

Tabel 8 : Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Usia 1-3 Tahun di


Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten
Nganjuk

No Status Gizi Frekuensi Prosentase (%)


1 Gizi Lebih 4 11,4
2 Gizi Baik 25 71,5
3 Gizi Kurang 5 14,3
4 Gizi Buruk 1 2,9
Jumlah 35 100

b. Perkembangan Balita

Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun


di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang
Kabupaten Nganjuk

No Perkembangan Frekuensi Prosentase (%)


1 Sesuai 23 65,7
2 Meragukan 9 25,7
3 Penyimpangan 3 8,6
Jumlah 35 100

2. Hubungan Status Gizi dengan Perkembanga Balita


Tabel 10 : Tabel Silang antara Status Gizi dengan Perkembangan
Balita Usia 1-3 Tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan
Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk
N Status Perkembangan Jumlah
o Gizi Sesuai Meragukan Penyimpangan
f % f % f % f %
1 Lebih 3 8,6 1 2,9 0 0 4 11,4
2 Baik 20 57,1 5 14,3 0 0 25 71,4
3 Kurang 0 0 3 8,6 2 5,7 5 14,3
4 Buruk 0 0 0 0 1 2,9 1 2,9
Jumlah 23 65,7 9 25,8 3 8,6 35 100
Uji Spearman Rank dengan t tabel = 1,960 t hitung = 3,647 α 0,025

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 29


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

maka anak menganggu


pertumbuhan dan
PEMBAHASAN perkembangannya, biasanya balita
1. Status Gizi Balita Usia 1-3 Tahun yang kurang gizi cenderung lebih
di Posyandu Jaan Desa Jaan kurus dan pendek dari pada teman
Kecamatan Gondang Kabupaten sebayanya yang gizinya normal.
Nganjuk Selain itu kurang gizi dapat
Berdasarkan Tabel 8 menganggu perkembangan
menunjukkan dari 35 responden kognitifnya. Balita akan lamban
yang diteliti, sebanyak 4 responden dalam berfikir dan memahami
(11,4%) kategori gizi lebih, sesuatu.
sebanyak 25 responden (71,5%) Dalam penelitian ini, terdapat
kategori gizi baik, sebanyak 5 beberapa faktor yang
responden (14,3%) kategori gizi mempengaruhi status gizi balita,
kurang, dan sebanyak 1 responden diantaranya adalah pendapatan
(2,9%) kategori gizi buruk. Dari orang tua. Berdasarkan Tabel IV.6
data tersebut diketahui bahwa menunjukkan dari 35 responden
satatus gizi balita di Posyandu Jaan yang diteliti, didapatkan 16
Desa Jaan Kecamatan Gondang responden (45,7%) dengan
Kabupaten Nganjuk sebagian besar penghasilan orang tua tiap bulan
adalah baik sebesar >Rp. 1000.000.
Status gizi adalah keadaan yang Permasalahan ekonomi adalah
ditunjukkan sebagai konsekuensi keterbatasan penghasilan keluarga
dari keseimbangan antara zat gizi turut menentukan mutu makanan
yang masuk ke tubuh dan yang yang disajikan. Tidak dapat
diperlukan (Maryunani, 2010:258). disangkal bahwa penghasilan
Status gizi adalah ekspresi dari keluarga akan turut menentukan
keadaan keseimbangan dalam hidangan yang disajikan untuk
bentuk variable tertentu, atau keluarga sehari-hari, baik kualitas
perwujudan dari nutrient tertentu maupun jumlah makanan
(Supariasa, 2013:18). (Marimbi,2010:97).
Keadaan gizi merupakan Balita yang memiliki orang tua
gambaran apa yang dikonsumsi yang berpenghasilan kurang akan
oleh seseorang dalam jangka waktu mempengaruhi daya beli pangan,
yang cukup lama. Karena itu, sehingga asupan nutrisi yang sangat
ketersediaan zat gizi di dalam tubuh mempengaruhi status gizi balita
seseorang menentukan keadaan gizi menjadi tidak tercukupi.
apakah kurang, optimum atau lebih Ketersediaaan bahan pangan dalam
(Maryunani, 2010:258). keluarga akan mempengaruhi
Masa balita merupakan masa kualitas dan kuantitas makanan
yang penting yang perlu yang dikonsumsi anggota keluarga
diperhatikan bagi orang tua yang sehingga yang dikonsumsi menjadi
memiliki balita, sebab pada masa tidak terjamin kandungan gizinya
ini status gizi balita berpengaruh yang akan mengakibatkan
pada pertumbuhan dan gangguan pada status gizi. Jadi
perkembangan balita. Balita semakin tinggi penghasilan, maka
merupakan masa keemasan karena akan semakin tinggi juga
jika balita mengalami kurang gizi kemampuan dalam menyediakan

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 30


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

bahan pangan yang bergizi untuk kebutuhan pokok lainnya. Apabila


keluarganya. ketersediaan pangan di dalam
Pada balita yang berasal dari keluarga sedikit dan memiliki anak
keluarga yang mampu, kondisi ini yang banyak akan lebih
disebabkan karena perilaku perpengaruh pada status gizi balita.
keluarga dalam memberikan asupan Pada responden yang diteliti,
nutrisi pada anak cenderung sebagian besar hanya memiliki 1-2
permisif, dalam arti keluarga anak saja, sehingga pendapatan
membiarkan anak mengkonsumsi orang tua masih cukup untuk
makanan dengan angka kecukupan memenuhi kebutuhan balitanya,
gizi yang kurang misalnya lebih serta perhatian dan kasih sayang
mengutamakan jajan dibandingkan dari orang tua pada anaknya yang
dengan asupan makanan pokok cukup sehingga kecukupan gizi
akibatnya kebutuhan gizi anak tidak anak tercukupi dan menjadikan
tercukupi. Kondisi ini tentunya status gizi anak menjadi baik.
menjadikan anak tidak dapat Pekerjaan juga dapat
tumbuh dengan baik walaupun mempengaruhi pengetahuan yang
secara status sosial ekonomi dimilikinya, dengan bekerja dapat
sebenarnya mereka berasal dari berinteraksi dengan lingkungan dan
keluarga cukup. saling bertukar fikiran sehingga
Selain penghasilan orang tua, dengan bekerja seseorang akan
secara tidak langsung jumlah anak mendapatkan pengalaman yang
juga mempengaruhi status gizi akan memperbanyak
balita. Dari hasil penelitian yang pengetahuannya. Apabila seorang
telah dilakukan dapat dilihat ibu tidak memiliki pekerjaan atau
berdasarkan Tabel IV.7 sebagai ibu rumah tangga maka ibu
menunjukkan dari 35 responden akan lebih banyak memiliki waktu
yang diteliti, didapatkan 20 luang dari pada ibu yang bekerja.
responden (57,1%) dengan orang Dengan banyak waktu luang ibu
tua yang mempunyai 1 anak . Pada dapat lebih banyak waktu untuk
keluarga dengan jumlah anak yang mengurus anak dan menemani
banyak anak mengakibatkan selain anaknya dirumah sehingga ibu rutin
kurangnya kasih sayang dan datang ke posyandu setiap bulan
perhatian pada anak juga kebutuhan untuk menimbangkan anaknya, dari
primer seperti makan, sandang dan pada ibu yang bekerja yang tidak
perumahan yang terpenuhi (Atom, memiliki waktu luang.
2010). 2. Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun
Jarak kelahiran yang terlalu rapat di Posyandu Jaan Desa Jaan
dan jumlah anak yang terlalu Kecamatan Gondang Kabupaten
banyak dapat mempengaruhi pada Nganjuk
banyaknya perhatian dan kasih
Berdasarkan Tabel 9
sayang orang tua pada anaknya.
menunjukkan dari 35 responden
Selain itu juga mempengaruhi
yang diteliti, sebagian besar
asupan zat gizi dalam keluarga
perkembangan balita adalah sesuai
yang mengakibatkan kebutuhan
sebanyak 23 responden (65,7%).
utamanya kurang terpenuhi karena
Perkembangan adalah
anak harus berbagi dengan
perubahan secara berangsur-angsur
saudaranya dalam hal makanan dan
dan bertambah sempurnanya fungsi

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 31


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

alat tubuh, meningkat dan berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai
meluasnya kapasitas seseorang akibat dari pengalaman dan
melalui pertumbuhan, kematangan kematangan jiwanya (Wawan &
atau kedewasaan, dan pembelajaran Dewi, 2010:17).
(Hidayat, 2008:26). Pada kisaran umur 20-35 tahun
Masalah perkembangan pada seseorang sudah matang dalam
anak merupakan masalah yang berfikirnya sehingga dengan
sangat penting karena untuk kematangan umur seseorang dan
mengetahui kelainan perkembangan berfikir maka ibu akan lebih mudah
pada anak, agar diagnosis ataupun menerima pengetahuan dan
pemulihannya dapat dilakukan informasi termasuk pengetahuan
lebih awal sehingga perkembangan tentang menstimulasi
anak berlangsung seoptimal perkembangan anak dan ibu dapat
mungkin. Anak yang memiliki menerapkannya dirumah. Pada ibu
perkembangan normal, hal ini yang umurnnya > 35 tahun
disebabkan karena stimulasi anak cenderung kurang memperhatikan
tidak hanya diberikan oleh orang dalam stimulasi perkembangan
tua akan tetapi juga diberikan anaknya karena ibu biasanya lebih
lingkungannya. Peran lingkungan mementingkan pekerjaan yang lain
anak sangat penting dalam dari pada mengurus anaknya dan
membentuk perkembangan. menstimulasi perkembangan anak
Apabila kondisi lingkungan yang sehingga pada anak yang usia
sehat dapat menyebabkan balita ibunya > 35 tahun
berkembang dengan baik perkembangannya terhambat.
sedangkan kondisi lingkungan yang Selain umur ibu, perkembangan
tidak sehat dapat menyebabkan juga dipengaruhi oleh tingkat
anak berkembang menjadi tidak pendidikan ibu. Berdasarkan Tabel
sehat. Sebagai contoh anak yang 4 menunjukkan dari 35 responden
berembang dengan lingkungan yang diteliti, sebagian besar tingkat
yang penuh kasih sayang dapat pendidikan ibu responden adalah
menstimulasi anak menjadi lebih SMA Sederajat sebanyak 17 orang
baik. Sedangkan pada anak yang (48,6%).
berkembang pada lingkungan yang Makin tinggi tingkat pendidikan
tanpa kasih sayang dalam arti tidak seseorang, makin mudah menerima
peduli maka akan menyebabkan informasi sehingga makin banyak
anak jarang mendapatkan stimulasi pula pengetahuan yang dimiliki.
sehingga perkembangannya Sebaliknya pendidikan yang kurang
menjadi terhambat. akan menghambat perkembangan
Salah satu yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap nilai-nilai
perkembangan adalah umur ibu. yang baru diperkenalkan (Wawan
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan & Dewi, 2010:17).
dari 35 responden yang diteliti, Semakin tinggi pendidikan ibu
sebagian besar umur ibu responden balita maka pengetahuannya akan
adalah umur 20-35 tahun sebanyak lebih luas, sebaliknya jika ibu balita
28 orang (80%). memiliki pendidikan yang rendah
Semakin cukup umur, tingkat maka pengetahuannya menjadi
kematangan dan kekuatan sempit. Hal ini dapat
seseorang akan lebih matang dalam mempengaruhi sikap dan perilaku

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 32


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

ibu balita dalam menstimulasi baik. Jadi status gizi balita


perkembangan balita sesuai dikatakan baik yakni apabila
usianya. terdapat keseimbangan antara zat
3. Hubungan Status Gizi dengan gizi yang masuk dalam tubuh dan
Perkembangan Balita Usia 1-3 yang diperlukan dalam kegiatan
Tahun di Posyandu Jaan Desa sehari-hari.
Jaan Kecamatan Gondang Dalam penelitian ini, terdapat
Kabupaten Nganjuk beberapa faktor yang
Dalam penelitian ini, mempengaruhi status gizi balita,
perhitungan uji statistik data yang diantaranya adalah pendapatan
digunakan adalah Spearman Rank. orang tua. Berdasarkan Tabel IV.6
Dari uji statistik analisa data menunjukkan dari 35 responden
diperoleh hasil signifikasi sebesar yang diteliti, didapatkan 16
3,647 [t > 1,960] yang berarti ada responden (45,7%) dengan
hubungan antara status gizi dengan penghasilan orang tua tiap bulan
perkembangan balita usia 1-3 sebesar >Rp. 1000.000.
tahun. Adapun koefisien korelasi Permasalahan ekonomi adalah
sebesar 0,536 menunjukkan keterbatasan penghasilan keluarga
korelasi yang cukup kuat antara turut menentukan mutu makanan
status gizi balita dengan yang disajikan. Tidak dapat
perkembangan balita usia 1-3 disangkal bahwa penghasilan
tahun. keluarga akan turut menentukan
Berdasarkan Tabel 10 dapat hidangan yang disajikan untuk
diketahui bahwa dari 35 responden keluarga sehari-hari, baik kualitas
di Posyandu Jaan Desa Jaan maupun jumlah makanan
Kecamatan Gondang Kabupaten (Marimbi,2010:97).
Nganjuk terdapat 20 responden Pendapatan merupakan dasar
(57,1%) dengan perkembangan penghidupan, sebab dengan
sesuai yang mempunyai gizi baik pendapatan seseorang dapat
dan 5 responden (14,3%) dengan memenuhi kebutuhannya, baik
perkembangan meragukan yang material maupun kebutuhan
mempunyai gizi baik. spiritual. Setiap orang yang bekerja
Status gizi adalah keadaan akan mendapatkan upah.
kesehatan sebagai hasil masukan Sedangkan besar kecilnya
zat gizi (Maryunani, 2010:258). pendapatan seseorang berpengaruh
Konsumsi makanan yang bergizi terhadap besar kecilnya kebutuhan
dapat menentukan tercapainya yang akan dipenuhi.
tingkat kesehatan. Seseorang dapat Selain penghasilan orang tua,
mengetahui bagaimana konsumsi secara tidak langsung jumlah anak
makanan yang bergizi baik dengan juga mempengaruhi status gizi
cara mengetahuinya. Apabila balita. Dari hasil penelitian yang
seseorang kurang mengetahui telah dilakukan dapat dilihat
tentang gizi dan konsumsinya maka Berdasarkan Tabel IV.7
akan mempengaruhi kondisi menunjukkan dari 35 responden
gizinya karena seseorang tersebut yang diteliti, didapatkan 20
akan mengkonsumsi makanan responden (57,1%) dengan orang
sesuka hatinya tanpa tua yang mempunyai 1 anak.
memperhitungkan asupan gizi yang Jumlah anak adalah jumlah

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 33


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

keturunan yang dilahirkan dari Ibu yang tidak bekerja dalam


seorang ibu. Jumlah anak yang keluarga dapat mempengaruhi
dilahirkan akan mempengaruhi asupan gizi balita karena ibu
seseorang dalam menentukan berperan sebagai pengasuh dan
pilihannya untuk kesejahteraan pengatur konsumsi makanan
keluarganya (Santoso, 2009). anggota keluarga. Ibu yang bekerja
Keluarga/ibu yang mempunyai tidak memiliki waktu yang cukup
banyak anak akan menimbulkan untuk mengasuh dan merawat
banyak masalah bagi keluarga anaknya sehingga anaknya dapat
tersebut, jika penghasilan tidak menderita gizi kurang.
mencukupi kebutuhan. Keluarga Kehidupan ekonomi keluarga
yang mempunyai banyak anak juga akan lebih baik pada keluarga
menyebabkan terbaginya kasih dengan ibu bekerja dibandingkan
sayang dan perhatian yang tidak dengan keluarga yang hanya
merata pada setiap anak. menggantungkan ekonomi pada
Banyaknya anak dalam kepala keluarga atau ayah.
keluarga mengakibatkan beratnya Kehidupan ekonomi keluarga yang
beban tanggung keluarga baik lebih baik akan memungkinkan
secara sosial (pengasuhan anak), keluarga mampu memberikan
maupun ekonomi yang selanjutnya perhatian yang layak bagi asupan
berpengaruh terhadap status gizi gizi balita.
anak. Jumlah anak yang dilahirkan Status gizi dapat mempengaruhi
oleh seorang ibu dan jarak anak perkembangan balita, berdasrakan
yang terlalu dekat berhubungan hasil dari tabel 10 Responden
erat dengan beban pekerjaan rumah dengan perkembangan
tangga dan juga berpengaruh penyimpangan yang mempunyai
terhadap kemampuan fisiologis status gizi kurang sebanyak 2
tubuh ibu menyediakan nutrisi bagi responden (2,9%), dan responden
balitanya. dengan perkembangan
Selain pendapatan dan jumlah menyimpang yang mempunyai
anak yang dapat mempengaruhi status gizi buruk sebanyak 1
status gizi, faktor lain yang juga responden (2,9%).
mempengaruhi status gizi adalah Keadaan gizi merupakan
pekerjaan orang tua. Berdasarkan gambaran apa yang dikonsumsi
Tabel .5 menunjukkan dari 35 oleh seseorang dalam jangka waktu
responden yang diteliti, sebagian yang lama. Karena itu, ketersediaan
besar pekerjaan ibu responden zat gizi di dalam tubuh seseorang
adalah IRT sebanyak 32 orang termasuk bayi dan balita
(91,4%) menentukan keadaan gizi bayi dan
Pekerjaan adalah kebutuhan balita apakah kurang, optimum atau
yang harus dilakukan terutama lebih. Makanan yang diberikan
untuk menunjang kehidupannya pada bayi dan balita akan
dan kehidupan keluarganya. digunakan untuk pertumbuhan
Bekerja umumnya kegiatan yang badan, karena itu status gizi dan
menyita waktu. Bekerja bagi ibu- pertumbuhan dapat dipakai sebagai
ibu akan mempunyai pengaruh ukuran untuk memantau kecukupan
terhadap kehidupan keluarganya gizi bayi dan balita, dimana seluruh
(Wawan & Dewi, 2010:16). pertumbuhan dan kesehatan balita

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 34


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

erat kaitannya dengan masukkan Perkembangan responden di Posyandu


makanan yang memadai. Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang
Pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Nganjuk sebagian besar
yang optimal pada balita sesuai yaitu 23 responden (65.7%).
memerlukan makanan yang sesuai Ada hubungan antara status gizi
dengan balita yang sedang tumbuh dengan perkembangan balita usia 1-3
(Maryunani, 2010:258). tahun di Posyandu Jaan Desa Jaan
Kecamatan Gondang Kabupaten
Nganjuk. Berdasarkan analisa hasil uji
SIMPULAN statistik dengan menggunakan
Spearman Rank didapatkan t hitung > t
tabel yaitu 3,647 > 1,960 maka
Status gizi responden di Posyandu Jaan
menunjukkan H1 diterima
Desa Jaan Kecamatan Gondang
Kabupaten Nganjuk sebagian besar gizi
baik yaitu 25 responden (71.5%).

. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik


DAFTAR PUSTAKA Penulisan
Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.
Andriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh
dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta : Kembang, Status Gizi & Imunisasi Dasar
Salemba Medika. Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans
Jakarta : Rineka Cipta. Info Media.
Depkes, RI. 2012. Stimulasi, Deteksi dan Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode
Intervesi Dini Tumbuh Kembang Anak Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Cipta.
Jakarta : Bakti Husada . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Dewi, Ns. Rizki Cintya, Oktiawati, Ns. Jakarta :Rineka
Anisa, & Saputri, Lintang Dewi. 2015. Cipta.
Teori dan Konsep Tumbuh Kembang Bayi,
Toddler, Anak dan Usia Remaja . Jakarta : Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
Nuha Medika. Ilmu Keperawatan . Jakarta : Salemba
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Medika.
Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Proverawati, Atikah & Wati, Erna
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Kusuma. 2011. Ilmu Gizi Untuk
. 2008. Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Jakarta : Salemba Medika. Septiari, Bety Bea. 2012. Mencetak Balita
Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.
. 2011. Yogyakarta : Nuha Medika.
Metode Penelitian Keperawatan dan Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Teknik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Analisi Data. Jakarta : Salemba Medika. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : Alfabeta

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 35


Lely Khulafaur R; Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun

Supariasa, I. Dewi Nyoman, Bakri,


Bachyar & Fajar, Ibnu. 2013. Penilaian
Status Gizi. Jakarta : EGC
Susilaningrum, Rekawati, Nursalam, &
Utami, Sri. 2013. Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak Untuk Perawat dan Bidan.
Jakarta : Salemba Medika
Wawan A., & Dewi M. 2010. Teori Dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Prilaku Manusia. Yogyakarta:Nuha
Medika.
Yuniarti, Sri. 2015. Asuhan Tumbuh
Kembang Neonatus Bayi-Balita dan Anak
Pra-Sekolah. Bandung : Refika Aditama.
Atom. 2011. Status Gizi Balita Indonesia
Masih Memprihatinkan. Avaible from :
http://berbagigizi.blogspot.com/2011/01/st
atus-gizi-balita-masih.html [Diakses
tanggal 27 Mei 2016].

KemenkesRI. 2015. Pemantauan Status


Gizi Dilakukan di Seluruh Kabupaten/
Kota di Indonesia. Avaible from:
http://www.kemenkesRI.go.id [Diakses
tanggal 25 April 2016].
Santoso. 2009. Pengertian Anak. Avaible
from: http://www.santoso.blog.frienster
.com [Diakses tanggal 19 Juli 2016]
Surabayanews. 2015. Dua Persen Balita
di Jawa Timur Alami Gizi Buruk. Avaible
from : http://www.surabayanews.co.id
[Diakses tanggal 25 April 2016].
Wordpress. 2012. Hubungan Umur dan
Tingkat Pendidikan Avaible from :
http://www.aperlindraha.wordpress.com
[Diakses tanggal 20 Juli 2016]

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 36


Jurnal Kebidanan Dharma Husada Kediri Vol.6, No.2 April 2017 | 37

Anda mungkin juga menyukai