KARYA TULIS
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Museum
Lampung” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan amanat undang-undang RI No. 5 tahun 1992, pasal 29 ayat 1
menyatakan bahwa benda cagar budaya bergerak atau benda cagar budaya tertentu baik
yang dimiliki oleh negara maupun perorangan dapat disimpan dan dirawat oleh museum.
Museum di indonesia ada sejak sebelum masa kemerdekaan sedangkan museum
Lampung sudah dirintis sejak tahun 1975. Museum Lampung berlokasi di jalan H. Zainal
Abidin Pagar Alam No. 64 Gedung Meneng Bandar Lampung.Museum Negeri Lampung
diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal
24 September 1988.Peresmian museum ini bertepatan dengan peringatan Hari Aksara
Internasional yang dipusatkan di PKOR Way Halim.Pembangunan museum ini sebenarnya
telah dimulai sekitar tahun 1975 dan peletakan batu pertama dilaksanakan pada tahun 1978.
“Ruwa Jurai” yang diabadikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan “Sang
Bumi Ruwa Jurai” dalam logo resmi Provinsi Lampung – diresmikan penggunaannya sejak
1 April 1990. Memasuki era otonomi daerah, museum ini beralih status menjadi UPTD di
bawah Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.Ruwa Jurai dimaknai dua tangkai atau jalur
keturunan seluruh penduduk provinsi Lampung. Penduduk provinsi Lampung mengacu
pada penduduk asli (masyarakat beradat perpaduan dan beradat sebatin) dan penduduk
pendatang ( suku-suku lain yang tinggal di Lampung).
Keistimewaan museum Lampung sendiri, yaitu karena keunikan koleksi-koleksi
bersejarah yang menjadi ciri khas dari adat istiadat provinsi Lampung.Koleksi museum
juga termasuk benda peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya dimana Lampung masuk ke
dalam wilayah kekuasaannya.Peninggalannya berupa naskah kuno di atas daun lontar, arca,
baju besi pengawal kerajaan, pakaian adat berusia puluhan tahun, keramik, perhiasan kuno,
dan uang benggol.Museum ini juga menyimpan beberapa peninggalan Radin Inten yang
merupakan pahlawan Lampung dan keturunannya, seperti senjata dan lainnya.
Secara umum, koleksi museum meliputi berbagai benda peninggalan zaman
prasejarah, zaman Hindu-Buddha, zaman kedatangan Islam, masa penjajahan, dan pasca-
kemerdekaan. Selain dapat melihat-lihat koleksi museum, pada waktu-waktu tertentu taman
budaya atau pusat kesenian di museum ini menggelar pagelaran musik tradisional dan
tarian daerah Lampung. Selain sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah,
museum Lampung juga merupakan tempat sarana pendidikan, penelitian kebudayaan
rekreasi.
Museum Lampung memiliki peranan penting sebagai pusat perkembangan
kebudayaan selain itu juga memiliki berbagai macam koleksi benda bersejarah. Museum
Lampung juga memiliki perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti, mahasiswa,
1
pelajar serta guru untuk memperkaya wawasan tentang koleksi museum Lampung dan
kebudayaan Lampung.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Museum Lampung Ruwa Jurai?
2. Apa tugas pokok dan fungsi Museum LampungRuwa Jurai?
3. Apa Visi dan MisiMuseum Lampung Ruwa Jurai?
4. Bagaimana struktur organisasi, sarana dan prasaranaMuseum Lampung Ruwa Jurai?
5. Apa saja koleksi – koleksi yang ada di Museum Lampung Ruwa Jurai?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Museum Lampung Ruwa Jurai
2. Untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi Museum LampungRuwa Jurai
3. Untuk mengetahui apa Visi dan MisiMuseum Lampung Ruwa Jurai
4. Untuk mengetahui struktur organisasi, sarana dan prasaranaMuseum Lampung Ruwa
Jurai
5. Untuk mengetahui koleksi – koleksi yang ada di Museum Lampung Ruwa Jurai
D. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam
rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data
yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan
penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh,
waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan
selanjutnya diolah dan dianalisis.
Metode penelitian yang di gunakan oleh penulis ialah metode literature dan metode
obsevasi. Metode literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dimana penelitian atau kolaboratornya
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
2
G. Peserta Kegiatan Study Tour
Peserta yang mengikuti ketiatan study tour siswa/i SMA Negeri 1 terbanggi besar.
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Pengertian Museum
Secara kelembagaan, berdasarkan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 1995,
museum adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan
benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungan guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Isi dari pasal
diatas menentukan status museum dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
Museum adalah lembaga yang bersifat tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat, dan perkembangannya terbuka untuk umum, memperoleh, merawat,
menghubungkan, dan memamerkan atau untuk tujuan-tujuan study pendidikan dan
kesenangan, sebagai tempat barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Museum lampung “Ruwa Jurai” telah dirintis sejak tahun 1975 oleh kepala kantor
pembinaan permuseuman perwakilan Departemen pendidikan dan kebudayaan provinsi
lampung di tanjung karang. Wujud pembangunan fasilitas gedung pameran dan kantor
baru dikerjakan pada tahun anggaran 1978/1979 didasarkan pada keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomor 064/P/1978 tanggal 30 maret 1978 tentang
pengangkatan pemimpin dan bendaharawan proyek pehabilitasi dan perluasan museum
lampung.
Peletakan batu pertama pembangunan museum lampung dilakukan oleh kepala
bidang permuseuman sejarah dan kepurbakalan kanwil Depdikbud Provinsi Lampung
Drs. Supangat pada tanggal 13 juni 1978 di lokasi jalan Tenku Umar No 64 Gedung
Meneng, sekarang menjadi Jln. H. Zainal Abidin Pagar Alam No. 64 Gedung Meneng
Bandar Lampung.
Selanjutnya, berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia No. 0754/0/1987 museum lampung mendapat status Unit Pelaksanaan
Teknis (UPT) Direktorat Oedral kebudayaan pada tanggal 24 september 1988 bersama
4
dengan peringatan hari Aksa Internasional yang dipusatkan di DKOR Way Halim
museum lampung diresmikan oleh menteri pendidikan oleh kebudayaan Rebublik
Indonesia Prof. Dr. Fuad Hasan.
Sementara itu, penambahan nama “Ruwai Jurai” untuk museum lampung ditetapkan
melalui surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No
0233/0/1990. tanggal 1 april 1990. Penambahan itu disesuaikan dengan logo provinsi
lampung “Sang Bumi Ruwai Jurai”.
Pada era ekonomi daerah berdasarkan keputusan Gubernur Lampung nomor 03 tahun
2001 tanggal 09 februari 2001 status museum lampung beralih menjadi Unit Pelaksana
Taknis Dinas (UPTA) dibawah dinas pendidikan provinsi sejak bulan februari 2008
UPTD museum lampung beralih menjadi UPTA Dinas kebudayaan dan pariwisata
provinsi lampung.
Misi
a. Peningkatan Sistematisasi pelestarian dan perlindungan BCB.
b. Pengembangan fungsional dalam budang pembinaan, penyimpanan,
pengamanan, dan pemanfaatan benda cagar budaya.
5
c. peningkatan apresiasi masyarakat dalam bidang budaya.
6
Koleksi adalah aspek terpenting dari penyelenggaraan sebuah Museum.Yang lebih
penting adalah keinginan untuk tahu dan kemampuan mengikuti penalaran ilmiah sesuai
dengan tuntutan tugas dan fungsi Museum yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebagai museum yang bersifat umum koleksi museum yang dikumpulkan museum
Lampung meliputi kebudayaan manusia dan benda-benda tinggalan sejarah alam.Seluruh
koleksi Museum Lampung berjumlah sekitar 4.735 buah, yang diklasifikasikan menjadi
10 kelompok, yaitu :Geologi, Biologi, Etnografi, Arkeologi, Historis,
Numismatik/Heraldik, Filologi, Keramik, Senirupa, dan Teknologi.
1. Geologi
Yaitu koleksi yang terdiri dari benda-benda bukti sejarah alam dan lingkungan serta
berkaitan dengan disiplin ilmu geologi.
2. Biologi
Yaitu koleksi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan serta berkaitan dengan
disiplin ilmu biologi.
3. Etnografi
Yaitu benda-benda hasil karya manusia yang cara pembuatannya dan pemakaiannya
merupakan identitas.
4. Arkeologi
Yaitu benda-benda yang merupakan bukti peninggalan budaya hindu budha dan
masuknya islam.
5. Historis
Yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah yang pernah digunakan untuk hal-hal
yang berhubungan dengan perlawanan kepada penjajah.
6. Numismati dan Heraldi
Numismatika yaitu peninggalan yang berupa mata uang atau alat tukar
lainnya.Sedangkan Heraldika yaitu kumpulan tanda jasa dan peralatan pemerintah.
7. Fisiologi
Yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis diatas kulit kayu,bambu,dan
sebagainya.
8. Keramik
Yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau perselin yang dibakar
dengan suhu tertentu.
9. Seni rupa
Yaitu benda hasil daya cipta, karsa, dan rasa manusia yang diungkapkan secara
konkrit dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang memiliki keragaman dalam tema ide
konsektual dan media teknik.
7
10. Teknologi
Yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional, umumnya berupa peralatan,
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Jangkar kapal dan lampu batas laut yang dulunya pernah terlempar ke Tanjung
Karang saat terjadi letusan gunung Krakatau pada tahun 1883
3. Meriam
4. Lamban Persagi yang artinya Rumah Persagi. Adalah salah satu rumah adat
Lampung yang berusia sekitar 300 tahun.
8
Di dalam museum terdapat dua lantai, antara lain lantai bawahyang berisi tentang
sejarahdan latai atas berisi tentang kebudayaan Lampung.
Benda-benda yang ada di dalam Museum Lampung antara lain;
9
Cairan magma pijar Krakatau yang meleleh dari puncak menuju kaki gunung
hingga pesisir pantai, kemudian membeku dan membentuk serta memperluas
daratan gunung Krakatau. Lava yang dimuntahkan mencapai 21 km3.
Lava Bom
Lava Bom atau Peluru Bebatuan Krakatau terjadi ketika pukul 01.30 wib. Pada
27 Agustus 1883. Saat terjadi tsunami, semburan asap kelabu dan ribuan “lava
berbentuk kerikil” dilontarkan dari Gunung Krakatau, berjatuhan membakar
rumah, flora, fauna pada jangkauan 300 km.
4. Batuan Dan Mineral
Batuan, dari cara pembentukannya dibedakan atas 3 jenis, yaitu batuan Beku,
batuan Sedimen, dan atuan Metamorf. Setiap batuan memiliki sejumlah mineral
sebagai suatu endapan penyusunyang ada di dalam batuan. Di Lampung, terdapat
banyak mineral yang memiliki nilai ekonomi dan dimanfaatkan sebagai Bahan
Galian Logam, Bahan Galian Industri Dan Bahan Galian Energi, diantaranya :
1) Batu Pasir. Di Panaragan, Tulang Bawang Barat.
2) Akik (agat) dan Kalsedon. Di Way Papak, Lampung Selatan.
3) Batu Gamping. Di Blambangan Umpu.
4) Klasit/Marmer. Di Desa Gerbang Hilir, Padang Cermin,Lampung Selatan.
5) Kuarsit. Di Way Sekampung, Tegineneng, Lampung Tengah.
6) Minyak Bumi. Di Kotabumi.
7) Batu Bara. Di Menggala.
5. Masa Prasejarah Dan Hasil Kebudayaan
Masa dimulai sejak adanya manusia (Phitecanthropus Erectus, 1,7 Juta tahun lalu)
hingga dikenal tulisan (Prasasti Kutai dan Prasasti Tarumanegara, abad ke IV
sampai V M).Masa Prasejarah diawali dari Masa Paleolitik, Masa Mesolotik, Masa
Neolitik, dan Masa Perundagian.
Masa Prasejarah dihuni oleh Homo Erectus dan Homo Sapiens. Di Indonesia
ditemukan sebanyak 48 Fosil Manusia di Stabat (Medan), Pati Ayam, Sangiran,
Solo, Sambung Macan (Jawa Tengah), Perning, Kedungbrubus, Trinil, Ngandong,
Wajak, Mojokerto (Jawa Timur), Gilimasuk (Bali), dan Flores (NTT).
Kerangka Manusia Purba
Kerangka manusia purba yang ditemukan di Lampung diperkirakan pernah
hidup di zaman megalitik kuno.Kebudayaan megalitik dimulai pada masa
bercocok tanam, Dimana pada saat itu kepadatan penduduk sudah mencapai 2
jiwa/km2.Kerangka manusia purba yang pernah ada di Lampung, yaitu :
1. Homo Erectus
10
Homo erectus berarti "manusia yang berdiri tegak") adalah jenis manusia
yang telah punah dari genus homo Hidup sejak 1 juta – 150.000 tahun yang
lalu pada masa Paleolitikum dan masa Mesolotikum.
2. Homo Sapiens
Homo Sapiens hidup pada masa bercocok tanam yang mulai dikenal sejak
10.000 – 4000 tahun lalu.
Kebudayaan Megalitik
Kebudayaan Megalitik merupakan kebudayaan yang awal kemunculannya
berada antara zaman neolitik akhir dan awal perkembangan zaman logam
(perundagian). Kebudayaan megalitik tidak mengacu pada suatu era peradaban
tertentu, namun lebih merupakan bentuk ekspresi yang berkembang karena
adanya kepercayaan akan kekuatan magis atau non-fisik dan didukung oleh
ketersediaan sumber daya di sekitarnya.
1. Prasasti Batu Bergores
Permukaan batu terdapat 5 goresan dan 1 buah lubang, digunakan untuk
kebutuhan upacara yang bersifat sakral, sebagai sarana pemberian kekuatan
gaib terhadap suatu alat berupa senjata tajam dengan cara mengasah alat
pada batu. Ditemukan di Benteng Sari, Jabung, Lampung Timur.
2. Arca
Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media
keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya.Arca
berbeda dengan patung pada umumnya, yang merupakan hasil seni yang
dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Misalnya :
Arca Menhir
Kepala Arca Megalitik/Kepala Patung Polonesia
11
Arca Megalitik (duduk)
Arca Megalitik (berdiri)
Arca Megalitik Polonesia
Ditemukan di Jawa Timur, pada periode sebelum jaman Majapahit sekitar
abad ke-12/13 M.
Kebudayaan Perunggu
Pada zaman perunggu terdapat berbagai temuan yang merupakan peninggalan-
peninggalan hasil kebudayaan zaman perunggu, baik peninggalan berupa alat-
alat dalam kehidupan ekonomi maupun peninggalan yang sifatnya berbentuk
budaya atau seni.Hasil kebudayaan zaman perunggu merupakan hasil
kebudayaan dimana keseluruhan telah halus, indah dan telah menggunakan
perunggu, campurana antara tembaga dan timah, sehingga dapat dikatakan
bahwa zaman perunggu merupakan zaman yang paling didepan dari pada
zaman lainnya.
1. Bejana
Bentuk seperti wadah ikan yang diikatkan di pinggang nelayan. Dinding bejana
bermotifkan pucuk pakis yang kemungkinan merupakan gambaran dari cacing
laut yang dipercaya sebagai makanan dan energi dewa yang muncul setiap
setahun sekali.Ditemukan di Desa Sriminosari, Labuhan Maringgai.
2. Nekara
Gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian
tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Nekara berfungsi
sebagai benda upacara, mas kawin, dll.Ditemukan di Desa Gedung Aji,
Menggala, Tulang Bawang.
3. Moko
Gendang yang berbentuk lebih kecil daripada nekara. Fungsinya sebagai
pendamping di dalam kubur atau sebagai maskawin.
Prasasti
Prasasti disebut juga batu bertulis.Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang
tertulis di atas batu, logam, dan sebagainya.Prasasti biasanya berisi mengenai
kehidupan atau peristiwa penting di daerah setempat.
1. Prasasti Batu Bedil
Prasasti Batu Bedilatau lebih dikenal dengan sebutan Prasasti batu bergores
yang dahulu kala digunakan untuk upacara sakral saat ingin memberikan
kekuatan gaib pada suatu alat yang berupa senjata tajam dengan cara
12
mengasahkannya ke Batu Bergores ini.Ditemukan di dalam komplek situs
Batu Bedil di Desa Batu Bedil Hilir Kecamatan Panggung Kaki,
Tanggamus.
2. Prasati Palas Pasemah
Prasasti ini terdiri dari 13 baris huruf palawa.dan berbahasa melayu
kuno.Isi prasasti ini adalah tentang penaklukan daerah Lampung dan
beberapa kutukan terhadap orang yang berani menentang kerajaan
Sriwijaya.Ditemukan tahun 1985 ditepi Sungai Pisangai, Desa Palas
Paseman, Kecamatan Palas, Lampung Selatan.
3. Prasasti Bungkuk
Prasasti ini seluruhnya terdiri dari 12 dan 13 baris tulisan berhuruf Pallawa
dan Melayu Kuno.Isinya berupa kutukan yang sama dengan yang terdapat
pada prasasti Palas Pasemah. Ditemukan tahun 1985 di Desa Bungkuk,
Kecamatan Jabung, Lampung Timur.
4. Prasati Bawang/Hujunglangit
Batu prasasti berbentuk menyerupai kerucut.Bagian yang ditulisi prasasti
permukaannya hampir rata, terdiri dari 18 baris tulisan dengan huruf Jawa
Kuno dan berbahasa Melayu Kuno.Ditemukan di dekat prasati Hujung
Langit di kampung Harukuning, Desa Hanakau, Kecamatan Balik Bukit,
Lampung Barat.
5. Prasasti Ulu Belu
Terdiri dari 6 baris, huruf Jawa Kuno, bahasa Melayu Kuno.Isinya
berkenaan dengan pemujaan terhadap Trimurti (Batara Guru, Batara
Brahma, Batara Wisnu).Diperkirakan berasal dari abad ke 14 M.Ditemukan
tahun 1934di Ulu Belu, Rebang Pugung, Kota Agung.
6. Prasasti Dadak/Bataran Guru Tuha
Prasasti ditulis dalam 14 baris tulisan, disamping terdapat pula tulisan-
tulisan singkat dan gambar-gambar yang digoreskan memenuhi seluruh
permukaan batunya yang berbentuk seperti balok.Tulisan yang digunakan
mirip dengan tulisan Jawa Kuno akhir dari abad ke 15 dengan Bahasa
Melayu yang tidak terlalu Kuno (Bahasa Melayu Madya).Ditemukan tahun
1994 di Dusun Dadak, Desa Tebing, Kecamatan Perwakilan Melinting,
Lampung Timur.
7. Prasasti Tanjung Raya I
Batu tertulis berbentuk lonjong, terdiri dari 8 baris ditulis menggunakan
huruf Jawa Kuno dari abad ke 10.Pada bagian atas terdapat sebuah gambar
berupa sebuah bejana dengan tepian yang melengkung keluar sehelai
13
daun.Ditemukan tahun 1970 di desa Tanjung Raya, Kecamatan Balik
Bukit, Lampung Barat.
6. Kebudayaan Hindu-Budha
1. Hindu :
Arca Dyhani/Bodhisatwa Awalokteswara
Arca bergaya Majapahit abad XV Masehi.
Relief Arca Apsari
Ditemukan di Simpang Sender, Ranau, Lampung Barat. Apsari atau mahluk
setengah dewi/peri air. Ia hidup di angkasa yang brtugas sebagai penari dan
pemain musik.
Lampu gantung
Ditemukan di Desa Krui, Lampung Barat.
Genta
Ditemukan di Desa Katapang, Kalianda, Lampung Selatan.
Arca
Ditemukan di Desa Banjar Agung, Talang Padang, Lampung Selatan.
Arca Dewi Sri
Arca Durga Mahisasure Mardini
14
2. Budha :
Arca Bodhisatwa
Ditemukan tahun 1957, pada Punden VII di situs Pugung Raharjo,
Lampung Timur.
Arca Awalokitewara
Ditemukan tahun 1980, di Desa Pajar Bulan, Gunung Sugih.
Mangkuk Zodiak
Ditemukan di Pugung Tampak, Lampung Barat.
Arca Siwa
Arca Budha
Ditemukan di Desa Caringin, Padang Cermin, Lampung Selatan.
Arca Dewi Sri
Ditemukan di Desa Pekon Rantau Kijang, Kecamatan Pugung,Tanggamus.
Fragmen tangan arca
Tangan arca bersikap ‘Vitarkamudra’. Tangan ini milik seorang
Bodhisatwa.
7. Masa Islam
Pengaruh kebudayaan islam di Lampung sudah mulai sejak abad ke-11 M. Secara
kronologis berasal dari Pagaruyung (1358 M), Palembang (abad 14 M), Aceh (abad
15 M), Banten (abad 15-16 M), Bugis (1839). Perkembangan kebudayaan islam ke
Lampung berlangsung dalam 3 periode gelombang, yaitu:
Periode I berlangsung pada abad Ke-14 M
Periode II berlangsung pada abad Ke-15 M
Periode III berlangsung pada abad Ke-17 M
Benda-benda kebudayaan islam :
1. Teko Alpaka
2. Talam
3. Prasasti Bohdalung
4. Al-Qur’an
5. Stempel Margasabu
6. Naskah
8. Naskah Kuno
Naskah kuno koleksi terdiri dari kulit kayu, daun lontar dan kertas daur ulang.
Bahasa yang digunakan bahasa Lampung Kuno, Melayu, dan Arab. Berisi tentang
15
mantera pengobatan, penangkal kejahatan, ramalan perdjodohan, kekebalan tubuh,
serta syair-syair cinta disebut “Naskah Buku Kulit Kayu”.
9. Senjata Lampung
Pada zaman dahulu, di Lampung terdapat kerjaan Tulang Bawang.Tentu saja
sebagai sebuah kerjaan pasti memiliki berbagai senjata baik sebagai alat untuk
berperang maupun sebagai pusaka kerajaan yang memiliki berbagai fungsi.Senjata-
senjata tradisional di Lampung diatas dipengaruhi oleh senjata yang ada di kerjaan
pulau Jawa maupun senjata tradisional dari Melayu.
Senjata-senjata tersebut antara lain:
1. Payan Kejang(tombak panjang)dan Taming(tameng), merupakan
senjatatradisional yang digunakan sebagai perlengkapan upacara adat.
2. Punduk Tekhapang(keris),merupakan benda pusaka pada masyarakat lampung
yang digunakan sebagai perlengkapan upacara adat.
3. Panderung(pedang),merupakan senjata tradisional.
4. Panderung(pedang tipe lampung),merupakan senjata tradisional lapung yang
digunakan sebagai perlengkapan pencak silat dalam acara Begawi Adat
Lampung.
16
Raden Intan II adalah salah satu pahlawan nasional dari Propinsi Lampung yang
yang memimpin perlawanan rakyat Lampung ketika melawan penjajahan
Belanda.Atas jasa dan pengorbanannya dalam membela kepentingan rakyat, oleh
pemerintah dijadikan sebagai pahlawan nasional, dan dibuatlah monumen di sekitar
lokasi makamnya.
Benda-benda pada jaman Raden Inten :
1. Pedang Panggawa Raden Inten
2. Meriam Lela/Meriam Benteng
3. Topeng
11. Mata Uang
Numismatik adalah mata uang atau alat tukar yang sah (token), yang pernah beredar
di masyarakat.Terdiri dari mata uang Indonesia dan asing.Numismatik Indonesia di
museum Lampung menampilkan ragam jenis uang kertas dan koin dari zaman
Belanda, Jepang, Zaman kemerdekaan, Orde Lama, sampai yang aktual 2009.
17
Keramik Eropa di Lampung dikenal dengan Keramik Bambangar yang dibuat
khusus sebagai hadiah untu para penyimbang di lampung bersama dengan
benda Kristal.
Kristal
Benda-benda kristal peninggalan masa lampau tersebut datang ke Indonesia
abad 11 M. Dibawa oleh bangsa Eropa sebagai benda kenang-kenangan hadiah
dari bangsawan.
Perkawinan
Dalam upacara perkawinan Saibatin ada 2 sistem, yaitu :
a. Cara Jujur
Adat perkawinan dimana mempelai wanita melepaskan ikatan adatnya
dan beralih pada ikatan adat suaminya.
b. Cara Semanda
Adat perkawinan dimana mempelai pria melepaskan ikatan adatnya dan
masuk pada pada ikatan adat istrinya.
Kematian
Upacara kematian masyarakat Lampung berlaku sesuai dengan adat yang
brkembang dari ajaran agama islam yang disebut tahlil, niga hari, pitu hari,
patang puluh hari, ngatus hari, ngewu hari.
Benda-benda yang digunakan dalam upacara kematian :
1. Kain Penutup Jenazah (Lampok)
2. Pedupaan (Pengasapan)
3. Kibuk (Gelita)
Kuto Maro
Kuto Maro berarti pagar keliling yang kuat.Maro berarti mengerahkan.Mara
berarti bahaya atau ancaman.Artinya seorang gadis telah dipercayakan oleh
orang tuanya dan dijaga keselamatannya dari marabahaya pada saat menjelang
upacara adat (Begawi Adat).
Alam Gemisir
Alam Gemisir yang merupakan salah satu peninggalan nenek moyang dibagian
barat provinsi Lampung yang masih dijaga kelestariannya hingga ini. Alam
Gemiser atau Aban Gemisir dan ada yang menyebutnya Awan Gemiser
merupakan sebuah alat perlengkapan adat yang dihadirkan untuk seorang
pimpinan adat atau saibatin yang akan melakukan prosesi “lapahan” atau
perjalanan adat seperti arak arakan / buharak.
Khujih
22
Terbuat dari kuningan dan tali rotan, terdiri dari 2 bua (sepasang). Dimainkan dengan
cara memukul satu dengan lainnya, sebagai bagian dari musik Kulintang. Berfungsi
sebagai pemangku irama.
Canang
Bentuk bulat dan dibagian tengah terdapat bulatan yang fungsinya untuk dipukul dan
menhasilkan bunyi logam.Canang digunakan sebagai pelengkap pada upacara adat
masyarakat Lampung sebelum mengawali acara dan pada upacara adat berlangsung
(musik tunggal).
Kulintang/Talo Balak
Merupakan alat tabuh/bunyian untuk mengiringi acara-acara adat baik dirumah
maupun diSessat. Seni tabuh ini disajikan atau dimainkan untuk :
1. Tabuh Sanak Miwang Diijang
2. Tabuh Sereliyih Adak Deh dan Tabuh Seremendung Adek Lambung ditabuh
serempak.
3. Tabuh Tari : Tabuh Sahuwi, Tabuh Cayaw, Tabuh Saujung untuk pengiring tari.
4. Tabuh Muli Turun di sessat
5. Tabuh Baris untuk Gubar Cangget
6. Tabuh Samang Kusen (Tabuh Samang Ngembuk).
Gambus
Terbuat dari kayu dan kulit kambing, bentuk menyerupai gitar.Senar berjumlah 7 buah
(3/4 pasang nada).Dimainkan tunggal seperti mandolin dalam mengiringi Syair Rakyat
yang mengungkapkan nasehat keagamaan.
Bekhdah
Terbuat dari katu dan kulit kambing yang diikat dengan rotan.Digunakan untuk
mengiringi lagu dzikir dalam upacara peringatan hari besar Islam, Perhelatan,
Kelahiran, Sunatan, Dan Perkawinan pada masyarakat lampung, contoh pada saat
mengarak (arak-arakan).
Kompang / Khaddap
Hampir mirip dengan alat musik rebana,dibuat dari kayu dan kulit kambing.Kompang
dimainkan dengan menggunakan kedua belah tangan. Sebelah
tangan memegang kompang, dan sebelah tangan lagi memukul kompang.
Gamolang/Kulintang Pekhing
23
Gamolang/Kulintang Pekhingmulai dikenal di daerah Lampung sekitar abad ke IV
sampai V Masehi.Gamolang adalah jenis alat musik xilophone yang berasal dari Skala
Brak, Lampung Barat. Alat musik ini terbuat dari Bambu Betung, lalu di laras menjadi
pelong 6, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7 (Do, Re, Mi, Sol, La, Si, Do). Alat Gamolang terdapat
juga pada relief Candi Borobudur pada abad Ke VIII Masehi.
Gamolang merupakan alat musik pukul.Bunyi musik dihasilkan dari ketukkan atau
pukulan pada badan alat musik.Dimainkan bersamaan dengan Sekhdam untuk
mengiringi lagu, sastra lisan, tari pada saat upacara adat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan observasi, pengumpulan data dan interview tentang
bagaimanaperanan museum Lampungbagi siswa tentang ilmu pengetahuan social, maka
penulis menyimpulkan bahwa Museum Lampung memiliki beberapa bagi siswa yaitu :
1. Dapat meningkatkan minat siswa, karena museum Lampung memilki kelengkapan
koleksi berupa benda-benda peninggalan dari jaman prasejarah hingga jaman sejarah
sehingga siswa tidak merasa jenuh dengasn ilmu pengetahuan social karena dapat
mengamati langsung jenis peninggalan peninggalan tersebut tidak hanya sebatas
mengamati di dalam buku.
2. Dapat menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan bagi siswa, karena didalam Museum
Lampung siswa dapat mengetahui berbagai jenis koleksi peninggalan dan sejarahnya,
dapat melihat bentuk sesungguhnya dan lain-lain sehingga pengetahuan siswa akan
bertambah dan meningkat.
B. Saran
Museum merupakan salah satu bentuk dari pelestarian suatu peninggalan bersejarah.
Benda-benda yang ada di dalam museum adalah bukti dari adanya sejarah di Indonesia
24
Jika kita ingin melestarikan kebudayaan di Indonesia, maka sebaiknya banyak-banyaklah
mengunjungi museum. Karena, didalam museum, kita akan dikenalkan peristiwa
bersejarah, adat suatu daerah, benda-benda kuno, kegunaan suatu benda pada zaman
dahulu, ataupun dikenalkan manusia dan hewan purba yang telah punah. Museum juga
akan memberikan pendidikan bagi pelajar ataupun masyarakat umum melalui benda-
benda peninggalan tersebut, agar pelajar ataupun masyarakat umum mengetahui
peninggalan nenek moyangnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kelakss.blogspot.com/2017/08/makalah-museum-lampung.html
Buku panduan UPTD, Brosur Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwai Jurai.
Buku panduan UPTD Museum Negeri lampung Ruwa Jurai dan observasi dengan
25