PENDAHULUAN
Ruwa Jurai yang diabadikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan Sang Bumi
Ruwa Jurai dalam logo resmi Provinsi Lampung diresmikan penggunaannya sejak 1 April
1990. Memasuki era otonomi daerah, museum ini beralih status menjadi UPTD di bawah
Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.Ruwa jurai dimaknai dua tangkai atau jalur keturunan
seluruh penduduk provinsi lampung. Penduduk provinsi lampung mengacu pada penduduk
asli (masyarakat beradat perpaduan dan beradat sebatin) dan penduduk pendatang ( suku-
suku lain yang tinggal di Lampung.
Secara umum, koleksi museum meliputi berbagai benda peninggalan zaman prasejarah,
zaman Hindu-Buddha, zaman kedatangan Islam, masa penjajahan, dan pasca-kemerdekaan.
Selain dapat melihat-lihat koleksi museum, pada waktu-waktu tertentu taman budaya atau
pusat kesenian di museum ini menggelar pagelaran musik tradisional dan tarian daerah
Lampung.Selain sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, museum lampung
juga merupakan tempat sarana pendidikan, penelitian kebudayaan rekreasi.
Agar penulis tidak menyimpang jauh dari materi yang dibahas, maka penulis ingin
menyusun karya ilmiah ini secara sistematis.Dalam hal ini penulis ingin membahas
peninggalan bersejarah yang ada di museum lampung.peninggalan-peninggalan tersebut
adalah warisan dari nenek moyang terdahulu. Penulis mengangkat masalah peninggalan
bersejarah di museum lampung agar masyarakat khususnya pelajar, mengetahui benda-
benda apa saja yang ada di museum lampung beserta keistimewaan dari museum lampung
tersebut, kemudian bagaimana proses masuknya peninggalan bersejarah di museum
lampung, serta bagaimana partisipasi pemerintah dan masyarakat terhadap peninggalan-
peninggalan bersejarah yang ada di museum lampung.
Bab ini berisi tentang : Latar belakang masalah, Tujuan dan Kegunaan Observasi serta
Sistematika Pembahasan
b. BAB II Laporan Hasil Observasi
Bab ini berisi tentang : Landasan Kegiatan Observasi, Waktu dan Tempat Penelitian,
Metode Pengumpulan Informasi dan Data, Hasil Observasi, Manfaat Observasi serta
Pembahasan
c. BAB III Penutup
1. Metode Pustaka
Dengan membaca buku dan mencari Informasi yang ada di internet mengenai
Museum Lampung.
2. Metode Wawancara
Dengan mewawancarai pemandu wisata yang mengetahui banyak tentang Museum
Lampung.
3. Metode Observasi
Dengan meninjau langsung keadaan obyek penelitian yakni Museum Lampung.
3. Deskripsi
Museum Lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata sejarah yang dapat
digunakan sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Museum Negeri Lampung
Ruwa Jurai mulai dirintis pembangunannya sejak tahun anggaran 1975/1976.
Peresmiannya dilaksanakan bersamaan dengan peringatan hari Aksara Internasional yang
dipusatkan di Bandar Lampung pada tanggal 24 September 1988. Peresmian ini dilakukan
oleh Prof.Dr.Fuad Hasan dan dinamakan Ruwa Jurai. Ruwa yang berarti dua dan Jurai
yang berarti keturunan, apabila disambungkan Ruwa Jurai artinya masyarakat Lampung
terdiri dari dua keturunan, yaitu masyarakat Lampung yang beradatkan Saibatin dan
Pepadun.
d. Gedung koleksi tempat penyimpanan benda-benda bersejarah yang siap disajikan diruang
pameran.
f. Auditorium
g. Ruang fugimasi
h. Sebagai penunjang, museum Lampung juga dilengkapi dengan pos jaga satpam, toilet,
tempat parkir dan mushola.
i. Jumlah Pegawai Museum Negeri Provinsi Lampung berjumlah : 50 orang yang terdiri
dari :
f. Replika.
Dan sampai sekarang Museum Lampung Ruwa Jurai memiliki sekitar 5000 buah koleksi
benda-benda bersejarah. Benda-benda tersebut di bagi menjadi 10 jenis, yaitu:
1. Geologika
Yaitu koleksi yang terdiri dari benda-benda bukti sejarah alam dan lingkungan serta
berkaitan dengan disiplin ilmu geologi.
2. Biologika.
Yaitu koleksi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan serta berkaitan dengan disiplin
ilmu biologi.
3. Etnografika.
Yaitu benda-benda hasil karya manusia yang cara pembuatannya dan pemakaiannya
merupakan identitas.
.4. Arkeologika
Yaitu benda-benda yang merupakan bukti peninggalan budaya hindu budha dan masuknya
islam.
.5 Historika
Yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah yang pernah digunakan untuk hal-hal yang
berhubungan dengan perlawanan kepada penjajah.
6. Numismatika dan Heraldika.
Numismatika yaitu peninggalan yang berupa mata uang atau alat tukar lainnya. Sedangkan
Heraldika yaitu kumpulan tanda jasa dan peralatan pemerintah.
7. Fisiologika
Yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis diatas kulit kayu,bambu,dan
sebagainya.
8. Keramologi
Yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau perselin yang dibakar dengan
suhu tertentu.
9. Seni rupa
Yaitu benda hasil daya cipta, karsa, dan rasa manusia yang diungkapkan secara konkrit
dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang memiliki keragaman dalam tema ide konsektual
dan media teknik.
10. Teknologika
Yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional, umumnya berupa peralatan,
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Koleksi-koleksi tersebut antara lain:
Di bagian luar Museum terdapat beberapa benda bersejarah yaitu:
1. Bom dinamit yang berbentuk bola besi besar yang dulunya digunakan untuk
lahan pertanian di Raman Utara
2. Jangkar kapal dan lampu batas laut yang dulunya pernah terlempar ke Tanjung
Karang saat terjadi letusan Gunung Krakatau pada tahun 1983
3. Meriam
4. Lamban Persagi yang artinya Rumah Persagi.Adalah salah satu rumah adat
Lampung yang berusia hingga 300 tahun
Di dalam museum terdapat dua lantai antara lain lantai bawah,yang berisi tentang
sejarah,dan latai atas berisi tentang kebudayaan lampung.
Benda-benda yang ada di dalam Museum Lampung antara lain;
1. Patung Binatang Khas Sumatera.
Binatang-binatang tersebut antara lain: Harimau Sumatera, Beruang Madu, Gajah,
Elang,dll.
2. Nama nama Gubernur Yang Pernah Menjabat Sebagai Gubernur Lampung.
Di dalam museum juga terdapat nama-nama gubernur yang pernah menjabat di Lampung.
Nama-nama gubrnur yang pernah mejabat sebagai gubernur lampung antara lain:
1. Kusno Danupoyo 1964 1966
2. H,Zainal Abidin Pagar Alam 1966 1973
3. R.Sutioso 1973 1978
4. Yasir Yadibroto 1978 1988
5. Kolo Poedjono Pranyoto 1988 1993
6. Kolo Poedjono Pranyoto 1993 1998
7. Oemarsono 1998 2003
8. Tursadi Alwi 2003 2004
9. Sjcahroeddin Z.P 2004 - 2008
10. Syamsurya Ryacudu 2008 2009
11. Sjachroeddin ZP. 2009 .
12. Ridho Ficardo
9. Senjata Lampung.
Senjata-senjata tersebut antara lain:
a. Payan Kejang (tombak panjang) dan Taming (tameng), merupakan senjata tradisional
yang digunakan sebagai perlengkapan upacara adat.
b. Punduk Tekhapang (keris), merupakan benda pusaka pada masyarakat lampung yang
digunakan sebagai perlengkapan upacara adat.
c. Panderung (pedang), merupakan senjata tradisional.
d. Panderung (pedang tipe lampung), merupakan senjata tradisional lapung yang digunakan
sebagai perlengkapan pencak silat dalam acara Begawi Adat Lampung.
Sedangkan di lantai atas terdapat benda-benda yang menunjukkan tentang kebudayaan
Lampung. Benda-benda tersebut atara lain:
1. Perahu Kajang.
Pada masa lalu digunakan untuk aktifitas / kegiatan sehari hari. Misalnya mencari ikan,
pasar terapung dll.
2. Alat Untuk Membuat Kain Tapis.
Di dalam adat Lampung kain tapis sering digunakan untuk acara
pernikahan/pesta.Biasanya alat ini digunakan oleh para wanita Lampung untuk membuat
tapis dengan sulaman benang berwarna emas yang indah.
3. Tempat Tidur Pengantin Lampung
Tempat tidur pengantin lampung disebut juga Puade. yang berusia ratusan tahun.
4. Seperangkat alat music khas lampung
Biasanya digunakan saat upacara adat ,baik untuk mengiringi acara pernikahan maupun
tari tarian. Dan masih banyak lagi benda-benda di Museum Ruwa Jurai Lampung ini.
2.4 3.Pembahasan
Museum Lampung merupakan obyek wisata sejarah yang sangat menawan layak untuk
diberi apresiasi yang setinggi-tingginya. Karena memiliki peran besar dalam upaya
pelestarian budaya. Namun satu hal yang sangat disayangkan adalah para pedagang kaki
lima yang berada disepanjang jalan menuju kawasan sejarah tersebut. Pemerintah dan
pengelola obyek sejarah tersebut seharusnya memberi fasilitas bagi para pedagang kaki
lima tersebut di luar kawasan obyek sejarah sehingga dapat lebih terlihat indah dan
pengunjungpun merasa nyaman tanpa adanya gangguan dari para pedagang yang bersautan
saling menawarkan barang dagangannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah penulis menjelaskan penelitian dalam paper yang sangat sederhana ini, maka
penulis dapat memberi beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Museum Lampung dapat menjadi suatu bukti kekayaan budaya yang dimiliki Bangsa
Indonesia yang berperan sebagai objek pelestarian budaya lampung.
2. Museum Lampung yang termasuk obyek penyimpanan budaya di Indonesia dapat menjadi
sebuah tempat rekreasi ataupun belajar dengan lingungan sekitar yang nyaman.
3. Dengan mengunjungi Museum Lampung kita dapat lebih menyadari keberadaan bukti
sejarah dan lebih mencintai budaya bangsa serta dapat lebih menghargai sejarah.
4. Dengan kunjungan wisata Museum Lampung kita dapat lebih bisa membantu untuk
melestarikan bangunan bersejarah.
5. Siswa-siswi dapat lebih menambah wawasan sejarah, kreatifitas dan penghargaan terhadap
sejarah.
3.2 Saran-Saran
Sebagai seorang penulis yang menjadikan Museum Lampung sebagai obyek penelitian dan
kajian, maka sepatutnua apabila saya mengucapkan terimakasih dengan memberikan
sedikit saran yang bersifat membangun dan mungkin bermanfaat:
1. Pemerintah dan pengelola Museum Lampung memberikan pelayanan dan fasilitas yang
lebih memadai agar pengunjung lebih merasa nyaman.
2. Pemerintah dan pengelola Museum hendaknya lebih peduli dan memberikan perawatan
serta menjaga obyek-obyek bersejarah tersebut.
3. Masyarakat dan pengunjung untuk tidak mengambil ataupun merusak obyek bersejarah
tersebut.
4. Pemerintah dan pengelola Museum hendaknya lebih memperhatikan kenyamanan
pengunjung yang terkadang terganggu oleh para pedagang kaki lima disepanjang jalan
dalam kawasan obyek wisata agar dipindahkan ketempat diluar kawasan obyek secara
teratur.
5. Para generasi penerus bangsa hendaknya bangga dan melestarikan rasa memiliki dan
mencintai bangsa serta sejarahnya demi kelangsungan cita-cita dan tujuan dimasa depan.
Koleksi Nekara
Koleksi Rumah adat suku Lampung
Koleksi Keris
Koleksi Teks Kuno Dalam Bahasa Arab
Koleksi Cawan