Anda di halaman 1dari 25

MUSEUM LAMPUNG SEBAGAI SARANA PELESTARIAN

BUDAYA LAMPUNG

DISUSUN OLEH:

NAMA : TOMMY MAHENDRA

KELAS : XII (DUA BELAS)

NIS/NISN : 19002/0042831772

JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

YAYASAN ROUDLOTUTH THOLIBIN


SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MIFTAHUL ULUM
SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
MUSEUM LAMPUNG SEBAGAI SARANA PELESTARIAN
BUDAYA LAMPUNG

KARYA TULIS PAPER

Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat mengikuti Ujian Sekolah (US)
dan Ujian Nasional (UN)

Disusun oleh:

NAMA : TOMMY MAHENDRA

KELAS : XII (Dua Belas)

NIS/NISN : 19002/0042831772

JURUSAN : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

YAYASAN ROUDLOTUTH THOLIBIN


SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MIFTAHUL ULUM
SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
ABSTRAK
Tommy Mahendra. 2022. Museum Lampung sebagai Sarana Pelestarian Budaya
Lampung. Karya Tulis Paper. Program tugas dan syarat mengikuti
Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran
2021/2022, Yayasan Roudlotuth Tolibin, Sekolah Menengah Atas
(SMA) Miftahul Ulum, Seputih Surabaya, Lampung Tengah.
Pembimbing: Dewi Susilowati, S.Pd.
Kata Kunci : Sarana Pelestarian, Budaya, Museum Lampung.
Di era modernisasi dengan perkembangan teknologi yang semakin
canggih, budaya khas daerah tanpa pelestarian dari berbagai pihak akan
sulit mempertahankan eksistensinya. Apalagi generasi muda saat ini yang
semakin asyik dengan dunianya, tidak menutup kemungkinan menjadikan
mereka lemah pengetahuan akan budaya sendiri.
Berkaitan dengan program tahunan sekolah, kegiatan kunjungan
atau Study Tour di Museum Lampung menjadi tempat utama dari
penelitian karya tulis paper ini. Museum Lampung sebagai Sarana
Pelestarian Budaya Lampung menjadi judul karya tulis dengan
menggunakan metode observasi langsung kelokasi dan kajian pustaka
untuk mendukung pembahasan melalui berbagai sumber khususnya
internet, serta wawancara singkat secara langsung kepada teman sejahwat
atau siswa SMA Miftahul Ulum Seputih Surabaya untuk memperkuat hasil
penelitian pada karya tulis ini.
Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka pelestarian
budaya yang terdapat di Museum Lampung, serta wawancara singkat
dengan beberapa teman sejahwat atau siswa SMA Miftahul Ulum secara
random/acak dapat disimpulkan bahwa dengan diadakannya kunjungan ke
Museum Lampung menjadikan salah satu kegiatan positif dalam
melestaikan budaya Lampung, khususnya bagi generasi muda agar lebih
mengenal dan bisa menjaga serta melestarikan budaya Lampung. Karya
tulis ini juga menjadi salah satu bentuk nyata proses pelestarian budaya
dimulai dari mengenal dan memahami tentang budaya Lampung dan
pelestarianya. Sebelum adanya kegiatan kunjungan ke Museum Lampung
kebanyakan siswa SMA Miftahul Ulum belum mengetahui dan memahami
secara pasti tentang budaya Lampung dan setelah kegiatan tersebut
menjadikan siswa yang belum paham menjadi paham. Hal inilah yang
membuktikan benar adanya bahwa Museum Lampung berperan sebagai
tempat peletarian budaya Lampung.
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah penting bahwa
kita sebagai generasi muda harus lebih berperan aktif dalam proses
pelestarian budaya itu sendiri dengan dimulai dari mencoba mengetahui
dan memahami tentang budaya Lampung. Lebih bagus lagi apabila
mampu membantu proses pelestarianya.
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KARYA TULIS : MUSEUM LAMPUNG SEBAGAI SARANA


PELESTARIAN BUDAYA LAMPUNG

NAMA : TOMMY MAHENDRA

NIS/NISN : 19002/0042831772

KELAS : XII (DUA BELAS)

PROGRAM : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

Telah diterima dan disetujui untuk diujikan

Pada hari/tanggal : ………………………… 2022

Waktu : 08.00 Wib s/d selesai

PEMBIMBING Mengetahui,

Kepala SMA MIFTAHUL ULUM

Dr. DIDIK KUSNO AJI N, SEI., M.Si

DEWI SUSILOWATI, S.Pd


SEKOLAH MENEGAH ATAS (SMA)
MIFTAHUL ULUM SEPUTIH SURABAYA
LAMPUNG TENGAH

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Museum Lampung sebagai Sarana Pelestarian Budaya


Lampung
Nama Siswa : TOMMY MAHENDRA
Kelas : XII (Dua Belas)
NIS/NISN : 19002/0042831772
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Telah diuji dan disahkan pada;


Hari/Tanggal : ………………………. 2022
Pembimbing : Dewi Susilowati, S.Pd.

Tim Penguji:

Penguji I (Utama) : Siti Aminatun, M.Pd. (............................)

Penguji II (Pembantu) : Nur Wahid, S.Pdi. (............................)

Mengetahui,

Kepala SMA MIFTAHUL ULUM

Dr. DIDIK KUSNO AJI N, SEI., M.Si


MOTTO

“Jangan salahkan waktu yang berlalu


tapi salahkan diri sendiri
yang telat melakukan sesuatu.”

“Orang yang memuliakan orang lain


sejatinya ia adalah
orang yang mulia.”

(KH. Ahmad Zuhdi Shodiq)


HALAMAN PESEMBAHAN

Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan kemudahan dalam menyusunan karya tulis ini.
Penyusun mempersembahkan karya tulis ini kepada:

1. Kedua orang tua yang saya cintai, yang ada di rumah yang telah
memberikan dukungan serta doa yang tiada henti demi terselesaikannya
pendidikan dan cita – cita.
2. Romo KH. Ahmad Zuhdi Shodiq, selaku pengasuh pondok pesantren
ROUDLOTUTH THOLIBIN.
3. Bapak dan Ibu dewan guru yang telah membantu mengarahkan sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
4. Kepada sodara saya, saya berterima kasih karena telah memberikan
semangat dan motivasi
5. Teman-teman seperjungan di SMA MIFTAHUL ULUM
6. Adik-adik kelas XI dan X yang sedikit banyak telah menguatkan hati
untuk tetap bertahan di sekolah ini.
7. Terakhir teruntuk teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah membantu terselesaikannya karya tulis
ini.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini dalam rangka melengkapi salah satu persyaratan
mengikuti Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) SMA Miftahul Ulum
Seputih Surabaya Lampung Tengah, Tahun pelajaran 2021/2022.

Sholawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita


Nabi Agung, Nabi Muhammad Saw. yang kita nanti-nantikan syafaatnya kelak di
yaumul qiyamah, aamiin yarobbal ‘alamin

Dengan pengantar yang sederhana ini penulis ingin mengucapakan


terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada:

1. Romo KH. Ahmad Zuhdi Sodiq selaku pimpinan yayasan pondok


pesantren Roudlotuth Tholibin Assyaroqi.
2. Bapak Dr. Didik Kusno Aji N., SEI. M.Si selaku kepala SMA
MIFTAHUL ULUM Seputih Surabaya.
3. Ibu Dewi Susilowati, S.Pd selaku pembimbing
4. Bapak/Ibu dewan guru beserta staff TU SMA MIFTAHUL ULUM
Seputih Surabaya.
5. Kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan
dan serta doa sehingga terselesaikannya karya tulis ini.
6. Kepada teman-teman yang telah banyak memberikan motivasi sehingga
penulis karya tulis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam menyusun karya tulis ini penulis menyadari akan kekurangan dan
kelemahannya, maka dengan penuh kerendahan hati, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan semoga dari penelitian ini bisa
bermanfaat baik pada diri penyusun maupun pada semua pihak yang memerlukan
terhadap penelitian ini nantinya.

Semoga karya tulis ini mendapat ridho dari Allah SWT dan dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan pada para pembaca pada
umumnya.

Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Seputih Surabaya, ………………2022

Penulis

TOMMY MAHENDRA
NIS/NISN: 19002/0042831772
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
ABSTRAK....................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ v
MOTTO........................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian........................................................ 1
D. Metode Pengumpulan Data............................................................... 2
E. Waktu Pelaksanaan Dan Tempat Penelitian................................... 2
F. Batasan Pembahasan..........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 3
A. Museum Lampung..............................................................................
B. Pelestarian Budaya Lampung...........................................................
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN.............................. 7
A. Museum Lampung sebagai Pelestarian Budaya Lampung............
B. Budaya Lampung di Museum Lampung..........................................
C. Hasil respon siswa SMA Miftahul Ulum Seputih Surabaya...........
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.................................................................................................... 10
DARTAR PUSTAKA .................................................................................... 11
RIWAYAT HIDUP.........................................................................................
LAMPIRAN – LAMPIRAN.......................................................................... 12
1.1............................................................................................... Surat Tugas
................................................................................................................13
1.2........................................................................... Nota Dinas Pembimbing
................................................................................................................14
1.3................................................................................... Lembar Konsultasi
................................................................................................................15
1.4............................................................................................ Gambar/ Foto
................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki berbagai
khas unik mulai dari sejarah, peninggalan-peninggalan sejarah, suku-suku
penduduk asli, adat istiadat dan kebiasaan, budaya, bahasa, sampai
makanan, dan bahkan memiliki beberapa nama hewan dan tumbuhan khas
daerah Lampung, serta kekayaan alam yang cukup melimpah.
Di Lampung juga terdapat museum Lampung. Didirikan dan
diresmikanya Museum Lampung di Lampung pasti memiliki tujuan yang
baik. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di provinsi
Lampung dan merupakan kebanggaan pemerintah provinsi Lampung.
Letak museum juga cukup strategis sebab tak jauh dari pusat kota Bandar
Lampung. Museum Lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata
sejarah sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi.
Untuk penduduk Lampung sendiri, selain suku asli penduduk
Lampung juga ada penduduk bukan asli Lampung tapi tinggal di
Lampung. Salah satu keberagaman inilah yang bias memicu kekhawatiran,
akankah budaya daerah bakal terus lestari sampai generasi yang akan
dating atau tergerus dengan perkembangan yang semakin maju.
Ditambah era modernisasi dengan perkembangan teknologi saat ini
yang semakin canggih, budaya khas daerah tanpa pelestarian dari berbagai
pihak pasti akan sulit mempertahankan eksistensinya. Apalagi generasi
muda saat ini yang semakin asyik dengan dunianya, tidak menutup
kemungkinan menjadikan mereka lemah pengetahuan akan budayanya
sendiri. Jika generasi muda lemah pengetahuan tentang budayanya, ini
akan menjadi masalah dari kelestarian budaya itu sendiri.
Munculnya kekhawatiran tersebut menjadikan masalah di atas
sebagai hal yang melatarbelakangi karya tulis ini dibuat. Dengan adanya
kunjungan/study tour selain sebagai syarat tugas sekolah juga sebagai
tempat utama penelitian dan siswa SMA Miftahul Ulum Seputih Surabaya
sebagai fokus utama objek wawancara untuk memperkuat pembahasan
dalam penelitian karya tulis ini, yang berjudul “MUSEUM LAMPUNG
SEBAGAI SARANA PELESTARIAN BUDAYA LAMPUNG”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah siswa SMA Miftahul Ulum Seputih Surabaya mengetahui dan
memahami apa itu budaya Lampung dan apa saja budaya Lampung
yang dilestarikan di Meseum Lampung?
2. Apakah siswa SMA Miftahul Ulum Seputih Surabaya setelah
kunjungan ke Museum Lampung mengetahui tentang peran atau usaha
Museum Lampung dalam melestarikan budaya Lampung?
3. Apa peran siswa SMA Miftahul Ulum Seputih Surabaya sebagai
generasi muda dalam melestarikan budaya khususnya Lampung?

C. Tujuan Dan Manfaat Pen elitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi persayaratan
Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) SMA MIFTAHUL ULUM
Seputih Surabaya.
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang budaya Lampung yang ada di Museum
Lampung.
2. Untuk mengetahui tentang upaya atau peran Museum Lampung dalam
melestarikan budaya Lampung.
3. Sebagai salah satu kegiatan positif untuk generasi muda khususnya
siswa SMA Miftahul Ulum Seputih Surabaya dalam mendukung
pelestarian budaya Lampung.
4. Sebagai proses belajar untuk menjadi siswa lebih peduli akan budaya
dan tanggungjawab.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode mengumpulkan data untuk karya tulis ini dilakukan
dengancara sebagai berikut:
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Pada metode ini penulis melakukan pengambilan data dengan
cara pengamatan secara langsung dan pencatatan yang dilakukan
secara sistematis, dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan pada saat di
lokasi penelitian.
2. Kajian Pustaka
Pada metode ini penulis melakukan kajian pustaka untuk
mendukung pembahasan pada karya tulis ini melalui berbagai sumber,
selain didapatkan dari catatan yang tertera pada koleksi yang ada di
Museum Lampung, kajian pustaka juga didapat melalui berbagai
sumber kajian artikel atau halaman web yakni hasil dari pencarian
lewat internet.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai penguat
bahan pembahasan dalam karya tulis, dimana dalam penelitian ini
dilakukan wawancara singkat secara acak/random terhadap beberapa
teman sejahwat yaitu siswa SMA Miftahul Ulum Seputih Surabaya
mengenai pengetahuanya tentang budaya Lampung.

E. Waktu Pelaksanaan Dan Tempat Penelitian


Study Tour atau kunjungan belajar siswa SMA Miftahul Ulum
Seputih Surabaya ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 30 September 2021
Tempat : Museum Lampung, Jl. ZA. Pagar Alam No. 64,
Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Rajabasa,
Kabupaten Bandar Lampung.
F. Batasan Pembahasan
Dalam pembahasan karya tulis ini yang berjudul “Museum
Lampung sebagai Sarana Pelestarian Budaya Lampung”. Penulis membuat
batasan-batasan pembahasan agar tidak terjadi pembahasan yang keluar
dari tema yang dibahas. Batasan-batasan pembahasan tersebut antara lain:
1. Apa itu budaya Lampung?
2. Apa itu pelestarian budaya?
3. Apa pengertian museum Lampung?
4. Apa saja budaya Lampung yang ada di museum Lampung?
5. Apa usaha atau upaya meseum Lampung dalam melestarikan budaya
Lampung?
6. Bagaimana hasil atau respon siswa SMA Miftahul Ulum dalam
memahami museum Lampung sebagai sarana pelestarian budaya
Lampung?
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Museum Lampung


Menurut  Douglas A. Allan (2018), “Museum merupakan sebuah
gedung yang di bagian dalamnya menyimpan sejumlah kumpulan benda
yang digunakan untuk kesenangan dan penelitian studi”.1
Menurut   ICOM (International Council of Museum), “Museum
ialah lembaga non profit yang memiliki sifat permanen untuk memberi
pelayanan terhadap masyarakat dan perkembangannya, yang terbuka untuk
umum, yang memiliki tugas untuk mengumpulkan, meneliti, melestarikan,
mengomunikasikan, serta memamerkan warisan dari sejarah manusia”.2
Menurut   Sri Soejatmi (2018), “Museum adalah sebuah lembaga
yang memiliki tugas melestarikan dan juga mewariskan budaya dengan
cara mengumpulkan, memiliki, merawat, memamerkan, dan juga
mengomunikasikannya kepada masyarakat”.3
Menurut   Moh. Amir Sutaarga (2018), “Museum adalah sebuah
lembaga permanen yang memberi layanan untuk kepentingan masyarakat
serta kemajuannya, tidak mencari keuntungan, terbuka untuk umum yang
meneliti, memelihara, memamerkan, serta komunikasikan beberapa benda
pembuktian material manusia di dalam lingkungannya demi pendidikan,
studi, dan rekreasi”.4
Menurut   Schouten (2018), “Bangunan yang menjadi tempat
banyak orang memelihara dan memamerkan barang-barang bernilai
historis”.5

1
Anonimus, “Mengenal Pengertian Museum Menurut Para Ahli”
https://www.aanwijzing.com/2018/05/pengertian-museum-menurut-para-ahli-dan-pentingnya-mempelajari-
museum.html (diakses pada 24 Februari 2022, pukul 00.10 wib)
2
idem
3
Idem
4
idem
5
idem
Dari beberapa pendapat ahli di atas tentang museum maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian museum adalah sebuah tempat lembaga
permanen non profit untuk kepentingan serta kemajuan masyarakatnya,
yang memiliki tugas melestarikan dan juga mewariskan budaya dengan
cara mengumpulkan, memiliki, merawat, memamerkan, dan juga
mengomunikasikannya kepada masyarakat.
Sedangkan untuk pengertian museum yang ada di Bandar
Lampung. Menurut Silviana (2021) dalam artikelnya “Museum ini
sebenarnya lebih familiar disebut dengan Museum Lampung Ruwa Jurai.
Penamaan tersebut bukan tidak ada artinya. Ruwa Jurai dapat diartikan
sebagai 2 tangkai jalur keturunan penduduk Lampung. Museum Lampung
terdiri dua lantai. Lantai pertama diisi benda-benda bersejarah. Sementara
lantai kedua diisi dengan benda-benda kebudayaan serta hal-hal yang
berbau adat Lampung. Tidak hanya itu, museum ini pun menyimpan
koleksi kebudayaan khas Indonesia.”6
Mengutip dari Ana Khumairah (2014) dalam artikelnya, “Museum
Lampung sendiri adalah lembaga tempat perawatan, pengamatan dan
memanfaatkan benda-benda bulat meterial hasil budaya manusia serta
alam dan lingkungan yang ada di provinsi Lampung. “Ruwa Jurai” yang
diabadikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan “Sang Bumi
Ruwa Jurai” dalam logo resmi Provinsi Lampung. Diresmikan
penggunaan dari museumnya sejak 1 April 1990. Memasuki era otonomi
daerah, museum ini beralih status menjadi UPTD di bawah Dinas
Pendidikan Provinsi Lampung. Ruwa Jurai dimaknai dua tangkai atau jalur
keturunan seluruh penduduk provinsi lampung. Penduduk provinsi
lampung mengacu pada penduduk asli (masyarakat beradat perpaduan dan
beradat sebatin) dan penduduk pendatang ( suku-suku lain yang tinggal di
Lampung).7
6
Silviana, “Museum di Lampung, Unik dan Ada Satu-satunya di Dunia Lho!”,
https://lampung.idntimes.com/travel/destination/idn-times-hyperlocal/museum-di-lampung-unik-dan-ada-
satu-satunya-di-dunia-lho/5 (diakses pada 24 Februari 2022, pukul 00.32 wib)
7
Ana Khumairah, “Museum Lampung”, https://anakhumairah.blogspot.com/2014/09/museum-lampung.html
(diakses pada 24 Februari 2022, pukul 12.55 wib)
B. Pengertian Budaya Lampung

Menurut Trenholm dan Jensen, Pengertian Budaya adalah


seperangkat nilai, norma, kepercayaan dan adat-istiadat, aturan dan kode,
yang secara sosial mendefinisikan kelompok-kelompok orang, mengikat
mereka satu sama lain dan memberi mereka kesadaran bersama.8
Dalam pandangan Trenholm dan Jensen, pemahaman budaya ini
memandu kita untuk mempersepsi dunia, bagaimana kita berpikir
mengenai diri kita sendiri dan hubungan kita dengan orang lain, serta
bagaimana kita menetapkan dan mencapai tujuan kita, dan bagaimana kita
mempertukarkan pesan.
Pengertian budaya menurut Geert Hofstede adalah pemrograman
kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori
orang dengan kategori lainnya. Geert menyebutkan bahwa nilai-nilai
adalah inti suatu budaya, sedangkan simbol-simbol merupakan manifestasi
budaya yang paling dangkal, sementara pahlawan-pahlawan dan ritual-
ritual berada diantara lapisan luar dan tercakup dalam praktik-praktik.
Unsur-unsur budaya ini terlihat oleh pengamat luar, tetapi maknanya
tersembunyi dan makna persisnya terdapat dalam penafsiran orang dalam.9
Kebudayaan didefinisikan sebagai kompleksitas yang meliputi
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat (kebiasaan), dan segala
bentuk kehidupan yang diperoleh dari anggota masyarakat. Kata
kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak
dari kata “budi” atau “akal”. Maka kebudayaan dapat diartikan pula hal-
hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Ada pendapat lain tentang
asal kata kebudayaan yaitu bahwa kata itu berasal dari pengembangan
majemuk kata budi-daya yang berarti “daya dari budi”, kekuatan dari
pikiran. Sedang menurut Koentjaraningrat kebudayaan diartikan sebagai

8
duniapcoid (2022), “Cara Melestarikan Budaya” https://duniapendidikan.co.id/cara-melestarikan-budaya/
(diakses pada 24 Februari 2022, pukul 14.59 wib)
9
idem
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan
belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu.10
Berdasarkan pengertian budaya dapat ditarik kesimpulan bahwa
budaya Lampung adalah seperangkat nilai, norma, kepercayaan dan adat-
istiadat, aturan dan kode, dan segala bentuk kehidupan baik hasil
peninggalan masa lalu maupun hasil budi dan karyanya yang menjadikan
kekhasan daerah Lampung.

C. Tiga Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi


tiga, yaitu : gagasan, aktivitas, dan artefak.11
1. Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut
dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

10
idem
11
idem
3. Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.

Sedangkan ciri-ciri budaya antara lain:


1. Budaya bersifat selektif, merepresentasikan pola-pola perilaku
pengalaman manusia yang jumlahnya terbatas.
2. Budaya dapat disampaikan dari orang ke orang, dari kelompok ke
kelompok dan dari generasi ke generasi.
3. Etnosentrik (menganggap budaya sendiri sebagai yang terbaik atau
standar untuk menilai budaya lain).
4. Budaya bersifat dinamis, suatu sistem yang tersu berubah sepanjang
waktu.
5. Berbagai unsur budaya saling berkaitan.
6. Budaya bukan bawaan, tetapi dipelajari.
7. Budaya berdasarkan simbol.

D. Komponen Kebudayaan

Berdasarkan wujudnya tersebut, budaya memiliki beberapa elemen


atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin
cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi.
Misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
3. Lembaga sosial
Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang banyak
dalam konteks berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat.
Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar
dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh di
Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu
sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau
perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar
seorang wanita memilik karier.
4. Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system
kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan
mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem
keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai
dengan cara bagaimana berkomunikasi.
5. Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng,
hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam
masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai
estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran,
agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan
efektif.
Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan
membangun bangunan jenis apa saja harus meletakan janur kuning
dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda.
6. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa
untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang
sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan
komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat
unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna
bahasa tersebut. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus
dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan
memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

E. Pengertian Pelestarian

Pelestarian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,


Kemendikbud.go.id) berasal dari kata lestari, yang artinya tetap seperti
keadaannya semula, tidak berubah, bertahan, dan kekal. Kata lestari jika di
tambahkan awalan pe- dan ahiran –an dalam Bahasa Indonesia maka
menjadi kata kerja, Kata tersebut akan menjadi kata pelestarian, yang
dimaksud dari pelestarian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
proses, cara, perbuatan melestarikan, perlindungan dari kemusnahan atau
kerusakan, pengawetan, konservasi. Pelestarian adalah upaya
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan yang dinamis
(Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata tentang pedoman pelestarian kebudayaan tahun 2009).
Dikutip langsung dari sebuah artikel (Anonimus:2018)12 yang
mengemukakan pengertian pelestarian menurut beberapa ahli:
“Widjaja dalam buku Jacobus (2006: 115) mengartikan pelestarian
sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan
12
Anonimus, 2018, “Bab II New.pdf”, http://repository.unj.ac.id/1423/5/BAB%20II%20new.pdf (diakses
pada 24 Februari 2022, pukul 17.19 wib)
terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan, adanya
sesuatu yang tetap dan abadi, berisifat dinamis, luwes dan selektif.
Pengertian mengenai “pelestarian budaya” yang dirumuskan dalam draft
RUU tentang kebudayaan (1999) dijelaskan bahwa pengertian pelestarian
budaya berarti pelestarian terhadap eksistensi suatu kebudayaan dan bukan
berarti membekukan kebudayaan di dalam bentuk-bentuknya yang sudah
pernah dikenal saja. (Sedyawati, 2008:152). Pelestarian adalah sebuah
upaya yang berdasar, dan dasar ini disebut juga faktor-faktor yang
mendukungnya baik itu dari dalam maupun dari luar dari hal yang
dilestarikan. Maka dari itu, sebuah proses atau tindakan pelestarian
mengenal strategi atapun teknik yang didasarkan pada kebutuhan dan
kondisinya masing-masing (Alwasilah, 2006: 18). Dalam pelestarian
budaya memang seharusnya ada wujud budaya. Budaya yang berkembang
disuatu daerah sangat baik untuk menjadikan daerah tersebut agar tidak
hanya berjalan ditempat. Perkembangan tersebut harus didasari oleh
budaya yang kuat agar menjadikan budaya daerah tersebut akhirnya tidak
terkikis. Jika akhirnya terkikis maka upaya pelestarian lah yang harus
dilakukan. Pelestarian itu hanya bisa dilakukan secara efektif manakala
benda yang dilestarikan itu tetap digunakan dan tetap ada dijalankan.
Kapan budaya itu tak lagi digunakan maka budaya itu akan hilang. Kapan
alat-alat itu tak lagi digunakan oleh masyarakat, alat-alat itu dengan
sendirinya akan hilang (Pitana, Bali Post, 2003).

Pengertian pelestarian diatas dapat disimpulkan bahwa pelestarian


adalah suatu upaya melalui proses dan mempunyai cara untuk menjaga,
melindungi, dan juga dapat mengembangkan sesuatu yang berbenda atau
tak benda agar tidak punah dan terus bertahan. Merujuk pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia, maka dapat di definisikan bahwa yang dimaksud dalam
pelestarian budaya (ataupun budaya lokal) adalah upaya untuk
mempertahankan agar/supaya budaya tetap sebagaimana adanya.

Dalam penelitian ini konsep pelestarian dijadikan sebagai landasan


utama karena dalam penelitian ini pelestarian adalah sebuah upaya dalam
bentuk proses yang dilakukan oleh beberapa kalangan, khususnya pada
karya tulis ini fokus utama pembahasanya yaitu Museum Lampung
sebagai objek sarana pelestarian budaya Lampung. Di mana hasil dari
penelitian berupa pengumpulan data secara pengamatan langsung dan
kajian pustaka serta wawancara teman sejahwat akan dibahas pada bab
selanjutnya.
BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai