LAMBUNG MANGKURAT
GURU PEMBIMBING:
2.Muhammad Athaillah
Mengtahui,
H.Samideri,M.Pd
NIP:195904081984031004
Koordinator/Pembina Osis
NIP:197405182000031002 NIP:197212132005011009
Pembimbing
NIP:196512081988032013
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas hasil kunjungan
tentang Museum Lambung Mangkurat.
Tugas hasil kunjungan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan tugas hasil kunjungan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas
hasil kunjungan ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas hasil kunjungan tentang Museum Lambung
Mangkurat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Banjarbaru, Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman persetujuan
Kata pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.Latar belakang
2.Masalah
3.Tujuan/Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
1.Tahun didirikannya museum
2.Sejarah museum
3.Letak Museum
4.Penamaan museum
5Tujuan didirikannya museum
6.Paparan koleksi museum
1.Prasejarah
2.Arkeologi
3.Numistika
4.Keramologika
5.Sejarah
6.Naskah
7.Seni rupa modern
8.Seni kriya/kontemporer
9.Geografi
10.Astronomi
11.Geologi
12.Paleontologi
13.Botani
14.Zoologi
15.Etnografi
BAB 3 PENUTUP
1.Kesimpulan
2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Museum adalah sebuah lembaga yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan,perawatan,pemeliharaan,dan pemanfaatan benda seni umat manusia beserta alam
juga lingkungan guna menunjangupaya penggunaan dan pelestarian budaya bangsa
2.MASALAH
Banyak siswa yang tidak mendengar atau kurang memahami apa yang dipaparka oleh narasumber
tenta benda koleksi museum
3.TUJUAN
A)Menjelaskan tentang sejarah museum
B)Mendeskripsikan tentang benda koleksi museum Lambung mangkurat
BAB 2 PEMBAHASAN
Bermula dari Museum Borneo yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1907 di
Banjarmasin. Akibat masuknya penjajahan Jepang, Museum Borneo berakhir dan dilanjutkan
pencetusannya oleh Gubernur Milono dengan didirikannya Museum Kalimantan pada tanggal
22 Desember 1955. Separuh dari koleksi museum ini merupakan kepunyaan Kiai Amir Hasan
Bondan Kejawen sebagai salah satu Bapak Pioneer Museum.
Salah satu conroh koleksi benda prasejarah di museum lambung mangkurat,fosil tersebut
ditemukan di kec.Tamban kab.Batola,perkiraan fosil tersebut berasal dari masa 10.000 tahun
yang lalu
B.Arkeologi
Candi Laras merupakan sisa kebudayaan Hindu yang pernah masuk dan berkembang di Kalimantan
Selatan. Di sekitar area candi ini terdapat beberapa sisa bangunan dari patung dan batu yang sudah
rusak. Patung-patung tersebut mirip Lingga, Syiwa Maha Guru, dan Nandi serta beberapa potong
batu alas patung yang berbentuk padma,
1. Sisa Patung Nandi 4. Pecahan Patung Batara Guru 6. Replika Lingga Yoni
2. Replika Nandi 5. Patahan Lingga 7. Alas Patung
3. Replika Syiwa sebagai Batar
C.Numistika
Mata uang adlah alat tukar atau pembayaran yang sah pada masanya dan dapat di jadikan bukti
sejarah daerah Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Selatan pernah beredar mata uang local yang
hanya berlaku di perkebunan lada daerah Maluka (Pelaihari).
D.Keramologika
Sejak jaman kuno dilluvium berbagai jenis peralatan hidup dan teknologi telah dikenal dalam
kebudayaan manusia. Hampir bersamaan dengan dimulainya cara-cara pertanian, masyarakat
undagi dalam menghasilkan peralatan hidup dari bahan perunggu dan besi juga telah membuat
berbagai wadah-wadah dari bahan tanah liat dan tembikar. Teknik pembuatan bahan tembikar
diawali dengan cara menumpuk, membentuk, dan memukul-mukul gumpalan tanah (coilling
technique) sampai dengan pembentukan lebih lanjut (retouching) untuk menjadi bentuk gerabah.
Membuat bahan cetakan logam dengan teknik cire and reside juga dikerjakan dengan cara yang
sama, sampai dengan cara-cara membuat bahan cetakan dengan teknik linning process memerlukan
teknik pembakaran untuk mengeluarkan bentuk dasar dari bahan logam yang akan dicetak, dan
sejak itu juga gerabah mulai dikenal dengan sebutan ‘baked clay’ atau barang-barang ‘pecah belah’,
periuk, dan belanga yang diperoleh dari hasil teknologi dengan pembakaran pada wadah-wadah
tembikar. Semua perkembangan teknik di dalam pembuatan wadah tembikar dari teknologi
prasejarah sampai pada tahap ini lebih dikenal dengan sebutan pemakaian teknologi antara dalam
tahapan evolusi organik kebudayaan manusia.
Pada waktu talam duduk dan talam pemutar (pottery wheels) dikenal di dalam teknologi
pembuatan barang tembikar, kebudayaan messo-amerika kemudian berkembang sangat maju
melalui kebudayaan precolumbian culture yang telah memperkenalkan teknik metalurgi, yaitu
ditemukannya jenis roda pemutar yang dapat menggerakkan mesin-mesin turbin – sejak itu juga
pemakaian teknologi madya dalam kebudayaan manusia mulai memasuki tahap evolusi
superorganik yang ditandai dengan beberapa tahapan revolusi (pertanian, industri, dan kompleks
industri perkotaan). Dalam tahap pemakaian teknologi madya ini, bahan dasar tembikar juga mulai
di kembangkan dengan pemakaian bahan tambahan di samping tanah liat yang umum, berbagai
bahan porselin dari jenis batuan muda kaolin nampaknya lebih tepat untuk dikerjakan dengan
teknik pottery. Teknik mem berikan warna dan melapisi bagian luar permukaan (polishing technique)
untuk bahan tembikar dengan bahan glassir dikerjakan bersamaan dengan pemakaian bahan
pewarna charcoal powder. Teknik yang sama juga dilakukan dalam memberikan motif dari corak
ragam hias serta ornamen yang melekat pada bentuk artefak. Dan sejak itu, berbagai jenis wadah
tempayan, guci, piring, mangkuk, dan beberapa jenis nekara dari bahan pecah belah mulai lebih
dikenal dengan sebutan barang-barang keramik (ceramics ware).
Kata keramik secara historis berasal dari bahasa Yunani ‘keramos’, yaitu nama anak laki-laki Dewi
Ariadne dan Bachus yang dianggap sebagai dewa pelindung barang pecah belah. Orang Skandinavia
menyebut barang porselen dengan sebutan glass gow. Di dalam lingkup museum, pengertian
keramik lebih dititikberatkan pada semua benda, baik yang terbuat dari tanah liat maupun kaolin
dan diklasifikasikan ke dalam koleksi keramologika. Di Indonesia, penggunaan gerabah sebagai
perlengkapan kehidupan sehari- hari sudah dikenal sejak jaman prasejarah, yaitu pada masa
neolithikum kira-kira 2000 SM. Pada masa itu, gerabah sudah diproduksi secara luas dan banyak
digunakan masyarakat karena benda itu tahan air, sederhana, dan mudah dibuat sehingga tradisi
membuat gerabah selalu ada dan berkembang di berbagai temp at.
E.Sejarah
1.KESIMPULAN
2.SARAN
1.Dengan mengenal benda benda bersejarah,siswa harusnya dapat menanamkan rasa cinta
dan melindungi terhadap tanah air
2.Pelihara dan lestarikanlah benda benda peningggalan bersejarah
3.Pengelola objek wisata tersebut agar sekiranya dapat meningkatkan sarana dan pra sarana
museum agar dapat menarik lebih banyak minat pengunjung
CHANYEOL 61
MATERI:
-ABAY
-BLOGSPOT
FOTO/GAMBAR:
-BLOGSPOT
-HANDPHONE SENDIRI
CHANYEOL 61