Perompak
Sejak Perjanjian Bongaya yang menyebabkan jatuhnya
Makassar ke tangan kolonial Belanda, orang-orang Bugis
dianggap sebagai sekutu bebas pemerintahan Belanda yang
berpusat di Batavia. Jasa yang diberikan oleh Arung Palakka,
seorang Bugis asal Bone kepada pemerintah Belanda,
menyebabkan diperolehnya kebebasan bergerak lebih besar
kepada masyarakat Bugis. Namun kebebasan ini disalahagunakan
Bugis untuk menjadi perompak yang mengganggu jalur niaga
Nusantara bagian timur.
Serdadu bayaran
Selain sebagai perompak, karena jiwa merantau dan
loyalitasnya terhadap persahabatan orang-orang Bugis terkenal
sebagai serdadu bayaran. Orang-orang Bugis sebelum konflik
terbuka dengan Belanda mereka salah satu serdadu Belanda yang
setia. Mereka banyak membantu Belanda, yakni saat pengejaran
Trunojoyo di Jawa Timur, penaklukan pedalaman Minangkabau
melawan pasukan Paderi, serta membantu orang-orang Eropa
ketika melawan Ayuthaya di Thailand.
2. Mata pencaharian suku Bugis setelah kemerdekaan
NKRI
Wilayah Suku Bugis terletak di dataran rendah dan
pesisir pulau Sulawesi bagian selatan. Dataran ini mempunyai
tanah yang cukup subur, sehingga banyak masyarakat Bugis yang
hidup sebagai petani. Selain sebagai petani, Suku Bugis juga di
kenal sebagai masyarakat nelayan dan pedagang. Meskipun
mereka mempunyai tanah yang subur dan cocok untuk bercocok
tanam, namun sebagian besar masyarakat mereka adalah pelaut.