121211433030
Sejarah Perkotaan (A)
Selain itu, tersedianya pasar, pusat-pusat pertokoan dan juga rumah sakit yang besar
juga hanya ada di kota Ponorogo. Jadi, warga dari desa-desa sekitar yang ingin berbelanja
atau berobat biasanya harus pergi ke kota Ponorogo terlebih dahulu. Desa-desa sekitar juga
memiliki pasar maupun tempat berobat, namun tidak sebesar yang ada di kota Ponorogo.
2) Memiliki derajat homogenitas yang hampir menyerupai desa sekitar
Masyarakat di kota Ponorogo pada umumnya mempunyai sifat dan watak yang sama
dengan masyarakat di desa sekitar. Hal ini terjadi karena memang masyarakat yang tinggal di
kota dan desa masih banyak yang memiliki garis keturunan. Kota Ponorogo pada umumnya
belum banyak diisi oleh masyarakat-masyarkat pendatang dri daerah lain. Jadi, kota
Ponorogo masih didominasi oleh masyarakat asli dari Ponorogo itu sendiri.
3) Ketatnya sistem pengawasan sosial
4) Memiliki masalah kurangnya kesempatan-kesempatan yang tersedia dan koservatisme
ekstrem
Meskipun kota Ponorogo merupakan pusat dari Kabupaten Ponorogo, namun masih
banyak fasilitas-fasilitas yang yang kurang tersedia di sana. Contohnya adalah kurangnya
lapangan pekerjaan dan perguruan tinggi negeri. Hal ini di buktikan dari banyaknya
masyarakat di Kabupaten Ponorogo yang merantau ke daerah lain maupun yang menjadi TKI
ke luar negeri. Berikut adalah data yang menunjukkan jumlah TKI/TKW dari Ponorogo yang
pergi keluar negeri :
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai menjadi syarat mutlak
terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik.2 Mungkin kutipan tersebut yang
mendasari banyak mahasiswa di Kabupaten Ponorogo yang pergi merantau ke daerah lain
untuk bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi negeri. Hal tersebut terjadi karena di kota
Ponorogo sendiri belum mempunyai Perguruan Tinggi Negeri. Yang ada di kota Ponorogo
ialah beberapa perguruan tinggi swasta.
Dalam prespektif evolusioner, setiap desa akan berkembang menjadi kota atau bersifat
kekotaan. Setelah menjadi kota, kota pun akan berkembang melalui tahapan-tahapan
tertentu.3 Berdasarakan perkembangan sebuah kota yang dirumuskan Lewis Mumford , kota
Ponorogo menuju arah perkembangan polis. Polis di sini ditandai dengan berkembangnya
industrialisasi melalui pembagian kerja yang lebih sistematis, dan merupakan awal dari
mekanisme. Namun polis masih merupakan kumpulan keluarga. Dengan kata lain polis masih
merupakan ekspresi dari cara hidup yang terdeferensiasikan tetapi masih homogen.4
Ponorogo di katakan menuju arah perkembangan polis karena sekarang ini banyak
berkembang industri-industri kecil. Namun, industri-industri tersebut masih sekedar di
kerjakan oleh masyarakat sekitar. Belum banyak masyarakat dari luar daerah yang membuka
industry di sana.
2. Struktur Kota Ponorogo
Struktur kota Ponorogo adalah terdiri dari 21 kecamatan dan kecamatan Ponorogo
sebagai pusat kabupaten. Pemerintahan di Kabupaten Ponorogo dipimpin oleh seorang
bupati. Selain itu juga Ponorogo juga menjadi pusat-pusat industri seperti pertambangan,
perkebunan, pertanian, pariwisata budaya dan hutan produksi. Berikut beberapa gambar
mengenai struktur kota Ponorogo :
3.
Pendidi TK at
Pergur
SD atau SMP atau SMA atau SM
kan
au
uan
MI
MTs
MA
K
formal
RA
tinggi
Lai
nlai
n
Negeri
13
625
63
20
Swasta
617
88
108
57
25
Total
630
713
171
77 32
Ibukota kabupaten Ponorogo terletak 27 km sebelah selatan Kota Madiun, dan berada
di jalur Madiun - Pacitan. Tranportasi yang sekarang banyak digunakan adalah kendaraan
bermotor, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Ada sebagian kecil menggunakan
sepeda angin (sepeda onthel). Terminal utama Kabupaten Ponorogo adalah Terminal
Seloaji yang terletak di sebelah utara Kabupaten Ponorogo yaitu di kecamatan Babadan.
Kabupaten Ponorogo juga menyimpan potensi budaya dan pariwisata. Sebut saja
Reyog Ponorogo dan Telaga Ngebel. Setiap perayaan Grebeg Suro yang jatuh pada tanggal 1
Muharram, reyog selalu menjadi daya tarik utama. Dalam acara Grebeg Suro juga diadakan
upacara larung risalah doa yang diadakan di Telaga Ngebel. Telaga yang terletak sekitar
24km timur laut kota Ponorogo ini berada pada ketinggian 734 m dpl, berudara sejuk,
sekaligus merupakan sentra penghasil buah-buahan seperti durian, nangka dan manggis. 5
Acara-acara yang diadakan pada Grebeg Suro merupakan sebuah wisata budaya yang cukup
terkenal di ponorogo.
Kesenian yang banyak menambah wisatawan yang datang ke kota Ponorogo adalah
seni Reyog. Seni Reyog merupakan rangkaian tarian yang terdiri dari tarian pembukaan dan
tarian inti. Tarian pembukaan biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian
serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan
oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian
oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung
kondisi di mana seni reyog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang
ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita
pendekar. Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk
kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Namun adegan dalam
seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi
antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan
penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain
bila pemain tersebut kelelahan.
Selain Reog terdapat juga kesenian lain, yaitu Gajah-gajahan. Jenis kesenian ini mirip
dengan hadroh atau samproh klasik, terutama alat-alat musiknya. Perbedaannya adalah
terdapatnya sebuah patung gajah. Perbedaan lainnya adalah kesenian ini tidak memiliki
pakem yang tetap mulai alat-alat musik, gerak tari, lagu, dan bentuk musiknya berubah
5 PT Kompas Media Nusantara, Profil Daerah Kabupaten dan Kota jilid 2,
(Jakarta : Penerbit Buku Kompas,2003), hlm.416.
Kabupaten Ponorogo juga memiliki tempat wisata lain selain Telaga Ngebel yaitu
Taman Wisata Ngembag, Air Terjun Plethuk, Gunung Bayangkaki, Air Terjun Klentheng,
Guwo Lowo, Hutan Wisata Kencur, Air Terjun Toyomerto dan wisata budaya religi seperti
makam Bathoro Katong dan makam Gondoloyo.
Telaga Ngebel
Sumber :
Kabupaten Ponorogo, BPS, Ponorogo dalam Angka 2013, BPS Kabupaten Ponorogo :
Ponorogo, 2013.
Basundoro, Purnawan, Sejarah Pengantar Kota, Yogyakarta : Ombak, 2012.
Kompas Media Nusantara, PT, Profil Daerah Kabupaten dan Kota jilid 2, Jakarta :
Penerbit Buku Kompas,2003.
Sumber foto :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ponorogo
http://www.tribunnews.com/regional/2013/11/05/tiga-pusaka-ponorogo-dijamas-air-7perigi
https://www.google.co.id/search?
q=struktur+kota+ponorogo&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=mRhwULzJs
XTkAWZwYFw&ved=0CCMQsAQ&biw=1366&bih=596#imgdii=_