Anda di halaman 1dari 14

makalah prioritas pangan anak kost

BAB I PENDAHULUAN
1.A Latar Belakang Masalah
Kehidupan anak kost setiap harinya sangatlah berbeda dari kehidupan sebelumnya. Mereka harus
bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya sekitarnya yang baru mereka tempati.
Tak jarang mereka akan menemukan banyak perbedaan, baik itu dari segi agama, sosial, budaya,
bahasa, hingga pola hidup keseharianpun mereka hadapi dengan benyak perbedaan. Masalahnya
yang kita ketahui sampai saat ini masih banyak dari mereka yang jika sudah berpindah dan
mempunyai lingkungan baru mereka cenderung mengadopsi sistem sosial yang mereka dapatkan
di lingkungan baru mereka dan sedikit demi sedikit mulai melupakan sistem sosial dari daerah
asalnya dan itu merupakan suatu perubahan yang bersifat signifikan dan merupan suatu proses
adaptasi lingkungan yang dilakukan oleh mereka yang menjalani kehidupan kost, dan itulah
penyebab awal tumbuhnya suatu konsep multikulturalisme. Perubahan tersebut dapat kita
cermati mulai dari cara mereka berbicara, kemudian mulai adanya perubahan dalam hal
berbahasa, sampai pada akhirnya mempengaruhi sistem sosial baru yang memang sudah mereka
ikuti sejak awal mereka menjalani kehidupan kost. Pada sebagian orang perubahan tersebut
berdampak sedikit bagi kehidupan sosianya, namun bagi sebagian orang juga peribahan tersebut
dapat dengan sangat mudah masuk dan pada akhirnya merubah kehidupan sosial mereka. Namun
kembali lagi pada diri masing-masing apakah kita akan dengan mudah terpengaruh oleh
perubahan-perubahan yang perlahan mulai memasuki kehidupan kita atau justru kita dapat
mempertahankan budaya yang sudah kita bawa dan bertahan dari banyaknya serangan budaya
baru yang kita temui. Sebagai contoh jika ada seorang mahasiswa asal Jawa Barat yang memang
lingkungannya adalah lingkungan tanah sunda yang berpindah ke daerah jawa timur maka pada
saat awal ia berpindah, ia akan menemukan banyak sekali perbedaan dan yang paling menonjol
adalah perbedaan dalam berbicara. Karena ia sudah terbiasa mendengar cara berbicara yang
cenderung halus dan lembut maka saat ia mendengar cara orang Jawa Timur yang cenderung
berani dan tegas ia akan berpikiran bahwa orang-orang baru di sekitarnya ini adalah orang-orang
yang tegas. Secara tidak sadar dalam benak mahasiswa tersebut akan muncul suatu keinginan
untuk terlihat menjadi sama dengan orang-orang di Jawa Timur yang menggunakan nada bicara
tegas dan dari situlah biasanya ia mulai melupakan kebudayaan lamanya dan menggantinya
dengan kebudayaan bicara yang baru. Hal seperti itulah yang kiranya dapat mempengaruhi poka
pikir anak kost. Mereka melakukan adaptasi karena mereka membutuhkannya untuk menambah
rasa kepercayaan diri mereka serta agar mereka dapat terus bertahan dengan kondisi baru mereka
saat ini yang menyebabkan konsep multikulturalisme akan nampak dengan jelas dalam
kehidupan kost. Selain pola pikir yang berubah tanpa sadar mereka pin menjadi lebih
memprioritaskan kebutuhan mereka, dan salah satu kebutuhan mereka dalah kebutuhan akan
pangan, Inilah yang menarik perhatian saya untuk menyusun sebuah makalah yang menjelaskan
prioritas mereka dalam menentukan pangan. Ini menjadi semakin menarik apabila saya
menghubungkan alasan memprioritaskan tersebut dengan beberapa faktor. Contohnya faktor
agama, faktor budaya dan pendidikan dalam keluarga. Percaya atau tidak masing-masing faktor
dapat mempengaruhi sebagian prioritas mereka dalam menentukan makanan, bahkan mungkin
dapat merubah total pemikiran mereka dari satu kebiasaan mengkonsumsi pangan di suatu

keadaan yang berbeda. Maka dari pada itulah saya ingin mengangkat permasalahan ini untuk
dibahas lebih lanjut dan di bentuk menjadi sebuah makalah sederhana. 1.
B Rumusan Masalah 1. Apakah dasar konsep dari prioritas? 2. Apakah kebutuhan mendasar
dalam kehidupan kos? 3. Pangan seperti apa yang menjadi prioritas dalam kehidupan kos? 4.
Apakah dampak dari memprioritaskan kebutuhan pangan ? 5. Apakah alasan orang membuat
skala prioritas dalam memilih makanan? 6. Faktor apa saja yang mempengaruhi cara orang
memprioritaskan pangan? 7. Bagaimana pendapat masyarakat mengenai prioritas pemilihan
pangan? 1.
C Tujuan
Penulisan Penyusunan makalah tentu saja bukan dengan tidak mempunyai tujuan, makalah
sederhana yang telah saya susun ini pun mempunyai tujuan penulisan yang dimaksudkan agar
para pembaca menjadi lebih paham dan lebih mengerti arti dan maksud dari penyusunan
makalah ini. Akan nampak sangat membingungkan apabila suatu makalah di susun tanpa
mempunyai tujuan yang jelas. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah mengenai bagaimana sesorang memprioritaskan pemilihan
pangannya dalam kehidupan kos, maka dari pada itu makalah ini mempunyai tujuan penulisan
yaitu : 1. Untuk mengetahui perspektif seseorang dalam memprioritaskan urusan pangannya. 2.
Untuk dijadikan bahan pemilah-milah dalam mengambil keputusan untuk memprioritaskan
memilih makanannya. 3. Untuk membahas dan menguraikan cara penyelesaian masalah. 4.
Memaparkan dampak yang ditimbulkan dalam perilaku meprioritaskan pangan. 5. Sebagai syarat
kelulusan dalam mata kuliah antropologi dan syarat mengikuti UAS.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.A Penelitian Terkait Permasalahan Kehidupan
dalam dunia kos tak pernah luput dari yang namanya uang.Banyak sekali penelitian terkait
dengan kehidupan kos, hampir keseluruhan penelitian tersebut berbicara mengenai bagaimana
seseorang yang menjalani kehidupan kos dapat bertahan hidup dengan kondisi yang serba
terbatas, terutama kondisi keuangannya. Sebagai pembuktian saya telah melakukan penelitian
terhadap mahasiswa Unesa pada bulan November 2011 yang terdiri dari 40 anak kos dan 30 anak
yang tidak kos. Pada dasarnya ketika saya bertanya dengan pertanyaan Jika anda diberikan uang
Rp. 100.000 mana yang anda pilih untuk dibelanjakan membeli sandang (pakaian) atau pangan
(makanan selama 1 minggu) ?kepada kedua tipe mahasiswa tersebut, mereka memang samasama mempertimbangkan masalah ekonomi, namun pada anak kos mereka lebih memusatkan
perhatian pada kebutuhan pangan yang dianggap lebih penting. Dari penelitian tersebut saya
mendapatkan banyak alasan mengapa anak kos cenderung memilih pangan dibandingkan dengan
pangan. Diantaranya yaitu karena jika mereka menggunakan uang Rp. 100.000 itu untuk
kepentingan membeli pakaian maka mereka tidak dapat bertahan hidup selama satu minggu
karena uang tersebut seharusnya dibelikan makanan. Berbeda dengan mahasiswa yang tidak kos
kebutuhan pangan mereka sudah tersedia di rumah, sehingga mereka lebih suka menggunakan
uang tersebut untuk membeli pakaian. Walaupun memang tidak sedikit dari mahasiswa yang
tidak kos memilih untuk kebutuhan pangan, namun itu hanya sekedar karena mereka hobby
berwisata kuliner. Penelitian lainnya adalah penelitian Rabiatul Adawiyal, mahasiswa Fakultas
Pertanian Unila jurusan Sosek. Responden ditetapkan dari masing-masing kategori tempat yang

di pilih secara acak. Sebanyak 60 orang yang tinggal secara tidak kos atau bersama keluarga dan
30 orang yang tinggal kos. Data yang diperoleh dari jenis dan frekuensi, pola makan mahasiswa
yang tidak kos memang berbeda dibandingkan dengan mahasiswa yang kos. Jenis pangan yang
di konsumsi kedua tipe mahasiswa adalah nasi, mie, roti, serta lauk pauk yang terdiri dari
kerupuk, tempe, telur ayam pada mahasiswa yang tidak kos. Sedangkan pada mahasiswa yang
kos pangannya terdiri dari tempe, telur ayam, dan kerupuk. Hal tersebut berati bahwa
keanekaragaman konsumsi pangan kedua tipe mahasiswa itu tidak jauh berbeda. Yang membuat
berbeda adalah kuantitas dan kualitas yang di konsumsi, kuantitasnya tentu saja lebih banyak
yang di konsumsi anak yang tidak kos di bandingkan dengan anak yang kos. Begitupun dengan
kualitas pangan, mahasiswa yang tidak kos mendapatkan kualitas yang lebih baik dengan gizi
baik yang dapat di lihat dari kadar zat energi dan protein yang jauh lebih tinggi. Berbeda dengan
kualitas pangan anak kos yang sekadarnya, bagi mahasiswa kos gizi bisa dijadikan pertimbangan
nomer 2 di bandingkan dengan harga yang menjadi pertimbangan nomer 1.
B Metodologi Penelitian
Dalam metode penelitian kali ini saya menggunakan empat tipe metode: Pertama yaitu metode
wawancara atau tanya jawab dengan mahasiswa Unesa dan Wawancara yang saya lakukan ini
dengan cara memilih mahasiswa yang berasal dari daerah jauh seperti Bandung atau Kalimantan
sehingga kehidupan kosnya lebih terasa karena mereka tidak sering pulang mudik dan itu
menyebabkan mereka lebih fokus dalam memprioritaskan pangan. Dengan harapan dapat
mendapatkan info yang berbeda dari mahasiswa biasa yang nomaden tinggal di daerah dekat
surabaya ataupun sekitarnya. Kedua yaitu dengan observasi langsung ke tempat-tempat yang
terkait dengan penelitian saya untuk mengambil beberapa contoh gambar yang dapat mendukung
penyusunan makalah. Observasi yang saya lakukan kali ini yaitu ke warung yang menjual nasi
jamur di depan gerbang Unesa, di warung mie dekat dengan Royal, di warung lesehan Zuga di
Ketintang Madya, dan KFC di jalan Achmad Yani. Dari ke empat tempat observasi tersebut saya
mendapatkan sample makanan nasi jamur, mie rebus, nasi pecel, dan ayam goreng, Makananmakanan itulah yang nantinya akan saya jadikan sebagai bahan untuk metode penelitian lainnya.
Ketiga yaitu studi pustaka dengan membaca literatur dari internet atau mempelajari berbagai
buku tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang .diangkat dalam makalah
ini. Ketika saya membaca literatur dari internet saya hanya mengambil isi yang terkait dengan
pembahasan makalah ini, dan tidak menyunting tulisannya serta saya mencantumkan alamat
website tempat saya membaca literatur tersebut yang nanti akan cantumkan dalam daftar
pustaka. Sedangkan untuk buku yang digunakan adalah buku antropologi yang di tulis oleh
dosen antropologi saya sendiri. Dari situlah saya mendapatkan referensi-referensi untuk
menyusun makalah sederhana ini. Keempat yaitu metode angket, yaitu memberikan pertanyaan
serupa kepada 70 mahasiwa Unesa untuk penelitian dengan sifat umum, dan kepada 30
mahasiswa Unesa untuk penelitian dengan sifat yang lebih khusus. Maksud dari penelitian yang
bersifat umum yaitu pertanyaan yang saya ajukan masih berupa pertanyaan-pertanyaan mendasar
seperti yang tercantum pada bagian 2.A Penelitian yang Terkait Permasalahan. Sedangkan yang
dimaksud dengan penelitian yang bersifat khusus yaitu penelitian dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan bersifat lebih spesifik mengenai urutan prioritas makanan mahasiswa
yang manjalani kehidupan kos. 2.
C Teori-Teori dan Hipotesis Teori kebutuhan (the theory of need) Teori yang lebih menitik
beratkan pada segi pisikologi dan ekonomi, terutama dalam menejemen personalia yaitu

menejemen sumberdaya manusia dan dalam majemen pemasaran. Teori ini merupakan alat jitu
untuk memotivasi orang atau kelompok, karena kebutuhan orang akan sesuatu adalah motivasi
orang bekerja untuk mencapainya, dan juga rumus jitu dalam pemasaran, karena hal yang terbaik
dari memasarkan produk adalah menawarkan produk ketika orang sedang sangat
membutuhkannya. Dari situlah maka muncul apa yang dinamakan prioritas dalam pemilihan
kebutuhan. Lima Hirarki Skala Prioritas Kebutuhan Bagaimana cara orang
mengidentifikasikan skala prioritas kebutuhan adalah dengan membuat suatu peringkat
kebutuhan. Peringkat kebutuhan ini merupakan kebutuhan kebanyakan manusia pada umumnya,
yang berkembang selaras dengan perkembangan usia dan dengan perkembangan status ekonomi.
Jika di susun secara bertumpuk-tumpuk akan membentuk sebuah piramid. Di mana kebutuhan
menemukan jati diri dan pendekatan kepada Tuhan menjadi puncaknya. Dimulai dari bawah ke
atas maka kebutuhan manusia itu sebenarnya terdiri dari : Kebutuhan biologis, fisiologis,
fisikal dan material, yang mencakup : o Kebutuhan primer, kebutuhan utama, kebutuhan pokok o
Kebutuhan ekonomi kelas bawah o Kebutuhan sesaat dan sementara Contohnya adalah makan,
minum, istirahat, tidur, mandi, pakaian, seks, hiburan, uang, dsb. Inilah yang biasa diartikan
sebagai kebutuhan mutlak yang tidak dapat digantikan posisinya atau di hapuskan dari daftar
kebutuhan. Karena jika ada satu saja yang digantikan atau dihapuskan maka seorang manusia
normal tidak akan dapat bertahan hidup atau akan menimbulkan suatu dampak buruk yang besar
bagi manusia tersebut. Konteks prioritas kebutuhan pangan dapat dikatagorikan kedalam
kebutuhan biologis, fisologis, fisikal dan material ini. Kebutuhan ekonomis, finansial dan
intelektual o Kebutuhan sekunder, kebutuhan kedua, kebutuhan penunjang o Kebutuhan usia
remaja o Kebutuhan kelompok ekonomi kelas bawah-atas dan kelas menengah-bawah o
kebutuhan jangka-pendek. Contohnya pendidikan, peralatan elektronik, perabotan rumahtangga,
kendaraan, rumah, kepemilikan tanah dan rumah atau properti, dsb. Keberadaan dari kebutuhan
ini memang hanya sebagai penunjang dari pada kebutuhan primer namun tetap saja merupakan
kebutuhan yang tidak dapat dihapuskan. Jika dihapuskan memang tidak dapat menyebabkan
kematian karena merupakan kebutuhan jangka pendek, tetapi jika kebutuhan ini disepelekan
maka tidak akan tercipta apa yang di sebut dengan keharmonisan dan keselarasan hidup.
Kebutuhan logis, rasional, dan legal o kebutuhan tersier, kebutuhan ketiga, kebutuhan pendukung
o kebutuhan usia muda o kebutuhan kelompok ekonomi kelas menengah o kebutuhan jangkapanjang Contohnya olahraga, obat-obatan, tabungan, asuransi, jamsostek, saham perusahaan,
legalitas, gelar akademis, lingkup pergaulan, gaya-hidup, dsb. Kebutuhan ini termasuk yang
dapat di gantikan jika memang tidak tersedia, karena bukan kebutuhan pokok maka tidak semua
orang wajib memenuhi kebutuhan ini. Adapun jika seseorang telah mempunyai kebutuham
tersier ini maka orang tersebut bisa mempunyai kualitas hidup yang lebih tinggi dan
kehidupannya menjadi lebih terjamin, serta dapat mengangkat derajat martabatnya dalam
kehidupan sosialnya. Kebutuhan psikologis, emosional, dan sosial o Kebutuhan kuarterner,
kebutuhan peringkat keempat, kebutuhan tambahan. o Kebutuhan usia dewasa. o Kebutuhan
kelompok ekonomi kelas menengah-atas dan kelas-atas. o Kebutuhan lain-lain. Contohnya
prestasi, pretise, status sosial, kedudukan, jabatan, pangkat, martabat, gelar kehormatan,
keanggotaan organisasi, peranserta, perhatian, kepedulian, pengakuan, penerimaan, penghargaan,
penghormatan, keharmonisan hubungan antar-personal, relasi, rekanan, dukungan sosial,
dukungan politik, dsb. Kebutuhan ini diperuntukan untuk orang dewasa yang diamana orang
dewasaitu sudah mempunyai pemikiran yang lebih logis, lebih kompleks sehingg untuk
menaikan derajat dalam lingkungan sosilanya mereka membutuhkan kebutuhan ini untuk lebih
membangun karakter mereka masing-masing. Kebutuhan egois, moral, mental, dan spiritual o

Kebutuhan kuinter, kebutuhan peringkat kelima, kebutuhan pilihan. o Kebutuhan usia tua. o
Kebutuhan kelompok ekonomi kelas-atas. o Kebutuhan tak-terbatas. Contohnya keberhasilan
atau sukses, kesempurnaan, kebebasan, kegembiraan, kesantaian, kenyamanan, kenikmatan,
ketenangan, kedamaian, privasi, harga-diri, penemuan jati-diri, pengenalan tuhan, dan
pendekatan diri kepada tuhan, dsb. Kebutuhan ini dapat diperoleh apabila sudah mempunyai
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Karena dalam arti sebenranya kebutuhan inilah yang menjadi
kesempurnaan seorang manusia yang beragama dan memiliki Tuhan. Dengan kata lain
kebutuhan ini merupakan kebutuhan puncak dari semua kebutuhan. Tiga kategori skala
kebutuhan Kebutuhan pokok (essential) Alasan dasar kebutuhan : Butuh (need) Harus, mutlak,
absolut, terpaksa, mendesak Kebutuhan tambahan (additional) Alasan dasar kebutuhan : Perlu
(Necessary) Boleh, bisa, dapat Kebutuhan pilihan (optional) Alasan dasar kebutuhan : Ingin
(want) Mungkin, dengan 9 alasan pendorong yaitu : o Kesukaan, kesenangan, kegemaran,
koleksi. o Kesehatan, kenyamanan, kenikmatan. o Keamanan, keselamatan, perlindungan,
persiapan. o Takut kehilangan kesempatan, tak ada waktu lain. o Prestise, pencapaian,
kebanggaan. o Status, simbol, citra, kehormatan. o Ambisius, hasrat, kehendak, harapan, citacita. o Ego, jati diri, kepentingan sendiri.
BAB III HASIL PERMASALAHAN
A Kehidupan Kos Kehidupan kos merupakan suatu proses kehidupan yang menuntut
kemandirian serta tanggung jawab yang dijalani setiap manusia sebagai pendatang baru di suatu
lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Bagi mereka yang menjalani kehidupan
kos, secara tidak sadar mereka dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, kebiasaan
baru, dan kebudayaan baru. Dalam kehidupan kos yang berperan besar untuk menentukan
pembentukan karakter seseorang adalah teman di sekitarnya, berebda dengan kehidupan di
rumah orang tua masih memegang peran yang besar dalam setiap tindakan yang dilakuakan.
Dapat di katakan bahwa kehidupan kos merupakan awal dari pendewasaan seorang remaja
menuju masa dewasa, di sini lah remaja-remaja tersebut mulai membina dan mengatur
kehidupannya sendiri. Tentu saja sebagai pendatang baru yang belum pernah mengenal dunia kos
pasti merasa kaget ketika di tempatkan di suatu lingkungan baru. Ketika di rumah mereka
mendapatkan semua yang mereka inginkan, semua makanan tersedia, untuk urusan uang mereka
tidak perlu repot-repot mengatur, berhemat bahkan untuk memprioritaskan kebutuhan. Adaptasi
adalah yang dibutuhkan mereka ketika mulai mengenal kehidupan kos, yang di mana mereka
tidak dapat menggunakan uang mereka untuk hal kesenang-senangan saja, dengan sendirinya
mereka dituntut untuk lebih berhemat dan memeikirkan mana yang menjadi prioritas kebutuhan
mendasar mereka, termasuk didalamnya prioritas pemilihan pangan. Namun yang menjadi juru
penyelamat ketika seorang baru mengenal dunia kos kemudian mengalami kesulitan beradaptasi
adalah hadirnya seorang teman. Dari hadirnya seorang teman itulah ia dapat belajar sedikit demi
sedikit hal yang sebelumnya belum ia ketahui. Ia akan mulai belajar merelakan bergantinya
keadaan kehidupan yang dulu ia rasakan ketika di rumah. Namun untuk dapat menemukan teman
di suatu lingkungan baru tidaklah mudah, untuk berinteraksi dengan teman satu kos, yang
dibutuhkan adalah penempatan diri yang bagus agar dapat diterima oleh kakak senior, teman
sebaya, dan juga adik junior. Inti dari semua permasalahan dalam kehidupan kos adalah bahwa
kehadiran teman sangat penting dan bermanfaat. Di sini seorang teman mempunyai fungsi dan
peran yang besar, sebagai pencipta karakter seorang remaja yang menuju dewasa. Bila salah
memilih teman kita dapat terjerumus ke dalam hal-hal negatif, dapat berakibat buruk seperti

misalnya ketika teman kita seing menggunakan kata-kata kasar maka ada kemungkinan besar
kita akan sesekali terbawa untuk berkata-kata kasar juga. Contoh lainnya jika teman kita
mengajak kita untuk membolos kuliah, demi pertemanan atau persahabatan maka kita akan
sungkan untuk menolak ajakannya. Secara tidak sadar kita akan terbawa arus yang kurang baik.
Itu lah pentingnya memilah-milah teman dalam dunia pergaulan. Namun tak dipungkiri juga kita
akan mendapatkan teman yang dapat berpengaruh baik. Bisa saja kita menjadi lebih taat
beragama, karena dalam lingkungan kos jika waktu shalat tiba (bagi kaum muslim) maka semua
penghuni kos akan melakukan shalat berjamaah. Kedua bisa menjadi teman belajar yang baik
sehingga kita menjadi lebih berprestasi. Ketiga dapat menimbulkan rasa gotong royong sesama
penguni kos, dan dapat menimbulkan rasa setia kawan yang baik antara satu orang dengan yang
lainnya. Sebagai contoh apabila salah satu penghuni kos ada yang sakit, maka penghuni kos
lainnya akan merawatnya sampai sembuh, baik memberikan obat atau menyiapkan makanannya.
Kebersamaan yang dirasakan para penghuni kos itulah yang menimbulkan adanya keselarasan
dalam hal memilih jenis makanan dan meprioritaskan pemilihan makanan. Cara memprioritaskan
makanan tersebut datang sendirinya ketika mereka dihadapkan dengan situsi dimana mereka
harus berhemat dnegan uang yang secukupnya untuk memenuhi kehidupan mereka. Karena
kebutuhan akan pangan adalah kebutuhan mendasar maka dengan apapun caranya mereka pasti
harus memisahkan uang untuk kebutuhan pangan mereka namun memilih mana makanan yang
bergizi namun tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Sebisa mungkin mendapatkan makanan
yang sehat dengan harga yang hemat.
B Konsep Prioritas Pangan Dalam memprioritaskan pangan, kita harus melihat apa tujuan utama
kita dalam meprioritaskan pangan. Cara seseorang memprioritaskan pangannya tergantung dari
pola pikir masing-masing, dalam kesempatan kali ini saya akan membahas pola pikir orang
menentukan prioritas pemilihan pangan dalam kehidupan kos dari segi perspektif kesehatan,
ekonomi. Karena menurut saya ketika seseorang sedang lapar tidak akan berpikir panjang, yang
ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya bisa mendapatkan makanan yang sehat namun dengan
harga terjangkau. Untuk urusan banyak sedikitnya porsi itu tidak jadi masalah yang penting
selama tidak mengganggu kesehatan dan tidak menguras kantong maka tidak akan jadi masalah.
Perspektif kesehatan Kesehatan adalah hal paling utama, tidak hanya dalam kehidupan kos
namun juga dalam kehidupan pada umumnya. Yang paling utama jika keadaan kesehatan kita
terganggu kita tidak akan bisa beraktifitas, akan sangat menggangu jika kita sakit dalam kondisi
jauh dari keluarga dan keadaan dompet menipis. Untuk menanggulangi masalah tersebut
walaupun anak kos memang mempunyai jatah uang yang yang tidak banyak. Namun mereka
sadar betul jika mereka tidak memilih makanan yang benar-benar sehat itu malah akan
berdampak merugikan diri mereka sendiri. Selain dapat menggangu belajar, juga akan
menghabiskan uang yang lebih banyak untuk membeli obat. Makanan yang sehat menjadi
prioritas utama dalam kehidupan kos. Walaupun ada pilihan makanan yang lain, pasti makanan
yang paling sehatlah yang akan di pilih. Karena orang tua berada jauh dan tidak dapat memantau
setiap makanan yang kita pilih sudah sepantasnya kita sendiri yang menjaga kesehatan makanan
dan kesehatan tubuh kita sendiri. Ketika seseorang memutuskan untuk hidup kos, maka ia telah
membuat kontrak perjanjian untuk dapat mengurusi urusannya sendiri. Perspektif ekonomi
Urusan ekonomi tidak dapat di kesampingkan dalam kehidupan kos. Dalam memprioritaskan
pangan faktor ekonomi mempunyai peran penting, bila diperhatikan di daerah padat kosan
banyak sekali ditemukan warung makan kecil-kecil dipinggir jalan yang menjual barang
dagangannya dengan harga yang sangat murah. Para pedagang tersebut saling bersaing harga

dengan semakin memurahkan barang dagangan mereka, harapannya agar banyak mahasiswa
yang memilih untuk makan siang di warungnya. Contoh tersebutlah yang menggambarkan
bahwa jika di lihat dari perspektif ekonomi, kebutuhan pangan dapat diatur oleh ekonomi. Ketika
seorang mahasiswa disodorkan pilihan antara membeli bubur atau soto ayam, mahasiswa
tersebut pasti memilih untuk membeli bubur. Itu di karenakan harga bubur jauh lebih murah dari
pada soto dan di lihat dari komposisinya bubur dan soto sama-sama mengandung ayam. Berlaku
juga jika di sodorkan pilihan jus jeruk dan es jeruk, mahasiswa biasanya lebih senang memesan
es jeruk ketimbang jus jeruk. Selain harganya yabng jauh lebih murah antara es jeruk dan jus
jeruk sama-sama mengandung vitamin C, selama masih ada yang lebih murah kenapa tidak?
Ketika seorang anak kos dapat mengendalikan jumlah pengeluarannya maka tidak akan jadi
masalah, tetapi yang terjadi pada kenyataannya banyak dari mereka yang ketika baru dilepas oleh
orang tuanya masih tetap membawa sifat borosnya yang menyebabkan tidak bisa mengatur
pengeluarannya ketika sudah hidup kos.Itulah mengapatak banyak anak kos yang mengatakan
bahwakehidupan kos itu menderita, dari konteks tersebut saya dapat menangkap bila seseorang
dengan keadaan ekonomi yang baik maka orang itu akan merasa senang walaupun uang yang ia
miliki tidak banyak hanya pas, dan bila seseorang dengan keadaan ekonomi yang buruk maka
orang itu akan merasa menderita, padadasarnya penderitaan yang sepertiitudi sebabkan oleh
dirinya sendiri. Perpaduan antara sisi kesehatan dan ekonomi itulah yang menjadi dasar
seseorang dalam kehidupan kos memprioritaskan kebutuhan pangannya. Percuma makanan
murah tapi tidak sehat, makanan sehat tapi hargatidak terjangkau buat apa pula. Dengan
demikian makanan yang biasa di santap anak kos mempunyai banyak ke aneka ragaman namun
tetap dengan harga yang terjangakau, untuk sekali makan diusahakan cukup dengan biaya
Rp.15.000 ke bawah itu sudah mendapatkan menu makanan sehat beserta minumnya. Karena
sudah mempertimbangkan masalah kesehatan dan harga yang menjadi pertimbangan kini tinggal
masalah selera dan kebersihan dari warung makan tersebut.
C Keaneka Ragaman Pangan Kos
Keanekaragaman dalam pangan kos sebenarnya mempunyai wilayah cangkupan yang luas.
Semua jenis pangan sebenarnya dapat masuk ke dalam cangkupannya, itu semua tergantung dari
berapa banyak uang yang dimiliki masing-masing orang. Yang menjadi bahan kajian saya kali ini
bahwa tidak semua orang mempunyai jumlah uang yang sama banyaknya, di fokuskan untuk
standarnya anak kos yang rata-rata mendapatkan jatah untuk sekali makan adalah Rp.15 ribu
rupiah. Sehingga keaneka ragamanannya pun mengalami sedikit penyempitan tidak untuk
makanan-makanan di restaurant melainkan hanya di sekitar wilayah warung-warung makan
pinggir jalan. Keaneka ragamanan itupun menjadi lebih menyempit lagi ketika di lihat dari kapan
makanan itu di konsumsi. Untuk makan pagi tentu saja tidak sama dengan menu makanan untuk
siang hari dan malam hari. Ada jenis makanan yang memang hanya cocok untuk di konsumsi di
satu kondisi saja, tapi tidak menutup kemungkinan untukdi konsumsi di lain waktu dalam
kondisi yang berbeda. Contohnya mengkonsumsi nasi goreng di malam hari memang tidak akan
cocok jika di konsumsi siang hari, tetapi bila mengkonsumsi nasi pecel bisa di konsumsi pada
pagi ataupun siang hari, kalaupun ada yang mengkonsumsi di malam hari itu tergantrung dari
setiap individu yang menginginkannya. Akan berbeda cerita jika ketika berbicara dengan
masalah keinginan, bisa saja jenis makanan pagi di konsumsi siang hari atau malam hari,
begitupun sebaliknya. Jenis makanan yang cocok untuk di konsumsi pagi hari : Bubur ayam
Soto ayam Soto daging Nasi pecel Nasi jamur Nasi kucing Bubur kacang Jenis
makanan yang cocok untuk di konsumsi siang hari : Baso Mie ayam Gado-gado Gudek

Somay Ayam goreng Jenis makanan yang cocok untuk di konsumsi malam hari : Sate
ayam Nasi campur Ikan bakar Tak jarang dalam satu minggu bisa saja seseorang
mengkonsumsi jenis makanan yang selalu sama karena memang sangat sulit mencari makanan
yangsehat dengan harga murah. Apalagi dengan keterbatasan kendaraan yang di miliki ketika
hidup kos maka yang di caripun penjual makanan yang paling dekat untuk di jangkau.
Kendaraan yang biasa di punyai anak kos adalah sepeda motor, namun masih banyak anak kos
yang tidak mempunyai kendaraan. Bisa kita amatai di sekitar lingkungan kosan pasti banyak
warung makanan yang menjual makanannya dengan sangat murah, para pedagang tersebut
berlomba-lomba menurunkan harga makanan dan meningkatkan kulaitas makanannya.
.D Faktor dalam Prioritas Makanan Faktor-faktor yang saya bahas kali ini merupakan faktor
umum yang biasa dirasakan oleh banyak orang dapat mengubah skala prioritas kebutuhan
pangannya. Seseorang bisa saja sudah menetapkan prioritas pangannya namun itu dapat berubah
ketika dihadapkan dengan beberapa faaktor seperti keadaan lingkungan, musim, agama,
ekonomi, sosial dan budaya. Maka dari itu saya mencoba menjelaskan mengapa faktor-faktor
tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan skal prioritas kebutuhan pangannya.
Lingkungan Ketika seseorang dibawah kendali lingkungan teman-teman ataupun keluarganya
maka orang tersebut tidak dapat mengambil keputusan dengan keinginannya sendiri. Sama
kasusnya dalam urusan pilihan pangan, sebagai contoh jikakita sudah merencakan untuk makan
siang di warung pecel kemudia teman-teman kita mengusulkan untuk makan bakso maka demi
hubungan pertemanan kita akan mengalah dan akhirnya mengijkutiuntuk makan bakso. Apalagi
jika kita sudah terbiasa dalam keluarga yang mempunyai aturanaturan khusus seperti misalnya
tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan panas di siang hari. Musim Tidak semua jenis
makanan dapatdi santap di semua musim. Satu musim berganti dengan musim lainnya dapat
mempengaruhi selera seseorang yang akhirnya merubah prioritas kebutuhan panggan. Misalnya
jika sedang musim kemarau maka akan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang kering atau
tidak berkuah dengan pendamping minuman dingin, di musim hujan akan lebih banyak
mengkonsumsi makanan yang berkuah dengan pendampingnya minuman hangat untuk
menghangatkan badan. Selain itu pada musim dingin akan lebih memperhatikan makanan yang
bergizi agar tidak terserang flu dan penyakit-penyakit musim hujan lainnya. Agama Inilah
faktor penentu yang tidak dapat diganggu gugat. Ketika seorang muslim dilarang mengkonsumsi
daging babi maka daging babi tersebut harus keluar dari menu prioritasnya, dan akan diganti
dengan daging yang lain seperti daging sapi, kambing, atau daging ayam. Perintah Tuhan tentang
larangan makanan yang harus di hindari bersifat mutlak sehingga kita sebagai manusia hanya
bisa menuruti dan mencari alternatif lain dalam mencari makanan lainnya. Semakin banyak
makanan yang tidak diperbolehkan akan berimbas pada sedikitnya keaneka ragaman pangan
dalam kehidupan kos, selain kesehatan dan ekonomi, juga harus memperhatikan faktor agama.
Ekonomi Faktor ini yang biasa di jumpai oleh semua orang termasuk kalangan anak kos.
Ekonomi merupakan kunci agar anak kos dapat berahan hidup. Ketika kondisi seseorang sedang
baik maka keanekaragaman jenis pangan meningkat, begitu sebaliknya ketika kondisi ekonomi
seseorang sedang buruk maka keaneka ragaman makananpun ikut menurun. Tak jarang dari anak
kos yang makan satu kali dalam sehari dengan tujuan dapat mengehmat pengeluaran, atau
membeli makanan dengan harga yang sangat murah walaupun itu berarti mengabaikan
kesehatannya sekalipun. Sosial dan budaya Bukti dari penerapan faktor ini di Indonesia sudah
cukup jelas, contohnya masyarakat Indonesia menganggap makanan selain nasi bukanlah
makanan. Jadi bisa saja seseorang yang sudah mengkonsumsi satu bungkus rotidan segelas susu

mengaku belum makan dan mencari nasi untuk di konsumsi kemudian. Ini pun menjadi alasan
bergesernya prioritas kebutuhan pangan seseorang. Bisa membuat sebuah prioritas baru misalnya
setiap jam makan baik pagi, siang, atau sore semua menunya mengandung unsur nasi. Kalau
belum mengandung nasi maka akan dianggap seperti cemilan pengganjal perut saja.
E Dampak Prioritas Dampak pofitif Dampak positifnya adalah kita menjadi lebih menghargai
uang, karena dengan memprioritaskan pangan kita dapat memilah-milah mana makanan yang
baik untuk di konsumsi dengan harga yang terjangkau. Selain itu hidup kita menjadi lebih
terencana dalam segala hal, yang di mulai dengan hal kecil yaitu perencanaan urusan makan. Tak
dipungkiri juga hidup kita menjadi lebih realistis dalam menentukan kebutuhan mana yang harus
di utamakan dan kebutuhan mana yang harus di kesampingkan. Mulai dari memprioritaskan
panganlah kita bisa belajar memprioritaskan kebutuhan lainnya. Dampak negatif Siapa sangka
memprioritaskan pangan mempunyai sisi negatif, sisi negatifnya adalah timbulna kemonotonan
dalam hidup. Seseorang yang sudah menemukan hal yang membutanya nyaman maka akan
muncul kecendurungan untuk tidak mencoba sesuatu yang baru, begitu pula yang terjadi bila kita
sudah menemukan suatu makanan yang seat dan murah maka sudah dipastikan kita akan kembali
untuk mengkonsumsinya lagi hingga pada akhirnya kita memutuskan untuk tidak mencoba
makanan jenbis baru karena takut untuk mencoba makanan yang bisa jadi lebih buruk dari
makanan yang biasa kita konsumsi. 3.F Pendapat Masyarakat Angket Pada kenyataaannya
masih banyak masyarakat yang tidak memprioritaskan kebutuhannya, terutama kebutuhan
pangannya.Karena mereka belum sadar benar kalau memprioritaskan makanan dapat
membantunya untuk hidup lebih sehat dan lebih hemat. Dan orang yang biasa memprioritaskan
pangannya adalah oranng yang hidup dalam lingkungan kos, orang yang tidak kos jarang
memprioritaskan urusan pangannya, maka dari pada itu saya meneliti 30 orang yang kos untuk
mengetahui makanan seperti apa yang mereka pikih menjadi prioritas utamanya, dan apa alasan
mereka memilih makanan itu. Berikut adalah hasil penelitian saya yang berupa angket . Judul
angket : Urutan prioritas makanan kos Tanggal : 5 Januari 2012 Media : SMS dan BBM Objek :
30 orang mahasiswa yang tinggal secara kos Tujuan : Mecari info tentang jenis makanan yang di
prioritaskan dan alasan diprioritaskan. Pertanyaan : Apabila anda mempunyai uang Rp.15.000,
pilih urutan makanan yang akan anda konsumsi mulai dariprioritas pertama sampai dengan
prioritas terakhir dengan pilihan makanan Indomie goreng 10 bungkus, nasi jamur 3 kali makan,
nasi pecel 2 kali makan, ayam goreng KFC ? Skema penelitian : Dari penelitian tersebut dapat di
ambil kesimpulan bahwa untuk prioritas pertama orang-orang lebih bayak yang memilih nasi
pecel yaitu sebanyak 14 orang, kemudian jumlah pemilih mie dan nasi jamur sama sebanyak 6
orang, dan ayam KFC dengan jumlah pemilih 4 orang menjadi pilihan ke 4 dalam prioritas
pertama. Alasannya adalah karena nasi jamur mempunyai gizi yang baiuk karena banyak
mengandung sayur-sayuran, dengan porsi yang cukup membuat kenyang dan bisa untuk dua kali
konsumsi. Seperti yang sudah di jelaskan di awal bahwa pertimbangan yang paling mendasar
adalah pertimbangan mengenai makanan yang sehat dengan harga hemat. Selanjutnya untuk
prioritas ke dua suara terbanyak memilih nasi jamur dengan kadar gizi yang cukup dan harga
yang hemat bahkan dapat di konsumsi tiga kali, lebih banyak dari nasi pecel yang hanya 2 kali
makan. Namun dari setiap alasan dapat di ambil keputusan walaupun nasi jamur lebih murah
namun nasi pecel mempunyai gizi yang lebih baik sehingga masalah jumlah frekuensi makan
yang beda satu kali tidak menjadi masalah. Kesehatan lebih penting untuk dipertahankan dari
pada harga yang memang tidak jauh berbeda. Karena itulah nasi jamur lebih cocok menjadi
makanan alternatif setelah nasi pecel dengan jumlah pemilih 14 orang, 7 untuk nasi pecel dan

ayam KFC serta 2 orang memilih mie. Pada pemilihan prioritas ke tiga antara mie dengan jumlah
pemilih 11 orang mengalami persaingan dengan ayam KFC dengan jumlah 10 orang, nasi pecel 5
orang dan pemilih nasi jamur sebanyak 4 orang. Bisa di katakan dari semua jenis makanan yang
di suguhkan, mie lah yang standar kesehatannya paling rendah, karena mie baru bisa di cerna
oleh lambung manusia selama 3 hari. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa mie lah yang harganya
pakling murah dari keseluruhan makanan yang ada karena bisa dikonsumsi 10 kali. Bisa
dibayangkan satu mie 3 hari dicerna, dan ada 10 mie maka waktu yang dibutuhkan seseorang
yang mengkonsumsi mie terus menerus adalah 30 hari. Prioritas pangan yang terakhir jatuh
kepada mie lagi. Karena seperti yang di katakan sebelumnyamie dan ayam KFC saling
berkejaran dalam posisi prioritas ke 3 dan ke 4. Ayam KFC dengan banyak suara 9 di prioritas ke
4 ini menjadi bahan pertimbangan yang cukup sulit. Memang ayam mempunyai jumlah protein
yang jauh lebih tinggi di banding dengan nasi jamur, nasi pecel, apalagi jika dibandingkan
dengan mie. Namun yang menjadi persoalan di sini adalah harga dari ayam tersebut. Ayam di
gunakan KFC mempnyia standar gizi yang baik, namun mahalanya harga tersebut juga akan
terbayar karena tanpa kita sadari kita telah membayar konsumsi ruang. Ruangan yang ber-AC
membutuh biaya juga, dan biaya itu dimasukan ke dalam tagihan harga ayamnya. Wawancara
Waktu : Selasa, 10-01-2012 Nama informan : Gian Reza Benedicta Usia : 18 Tahun Jenis
kelamin : Laki-laki Sejarah pendidikan : TK Zainudin TK Brimob SDN Guntung Payung I
Banjar Baru SMPN 1 Banjar Baru SMAN 1 Banjar Baru Kronologis wawancara : Saat itu di
sore hari di daerah depan kampus Unesa ketika saya bertemu dengan seorang mahasiswa asal
Kalimantan di daerah parkir dekat ruang I8, saat itu saya langsung mengahampiri mahasiswa
tersebut yang sedang duduk-duduk menunggu Foto kopian tugasnya. Akhirnya saya melakukan
wawancara, namun saya hanya mempunyai sedikit waktu untuk berbincang-bincang karena
mahasiswa yang menjadi informan saya tersebut masih harus berkuliah. Itu menyebabkan saya
hanya mendapatkan sedikit informasi yang bisa saya kembangkan dalam makalah sederhana ini.
Tak lupa setelah melakukan wawancara saya mengucapkan terima kasih kepada informan karena
telah bersedia untuk di wawancarai. Informan : Isi wawancara : Saya : Selamat sore, trima kasih
mas mau memenuhi undangan saya untuk wawancara. Mas kalau boleh saya tahu udah berapa
lama mas hidup kos? Informan : Ya semenjak sama masuk Unesa ini Mbak sekitar 4 bulan lalu.
Saya : Selama 4 bulan itu apa mas selalu beli semua makanan Mas mulai dari makan pagi, siang,
dan malam? Informan : Belum tentu Mbak, kadang dari pagi sekaligus makan malam, kadang
siang langsung nyambung malam. Saya : Kalau saya boleh tau Mas suka memprioritaskan jenis
pangan yang Mas konsumsi atau tidak? Informan : Oh jelas. Soalnya kalau gak punya prioritas
susah Mbak, duit saya sebagai anak kos terbatas. Saya : Jenis makanan seperti apa yang Mas
prioritaskan? Informan : Ya makanan yang murah tapi bergizi Mbak. Saya : Contoh makanan
seperti apa yang Mas maksud murah tapi bergizi? Informan : Seperti pecel, lalu Tobis (Semacam
KFC namun dengan standar harga yang murah) , penyetan, soto ya yang kayak itu deh Mbak.
Maaf Mbak, ini saya masih ada kelas, kapan-kapan aja di sambung lagi ya. Saya : Iya terima
kasih Mas, mohon maaf kalau saya menggangu. Selamat sore. Hasil wawancara tersebut
menambah penegasan dari teori-teori yang telah saya bahas pada bagian sebelumnya bahwa anak
kos memang tergantung dengan kondisi ekonomi dan itu dapat mempengaruhi prioritas
pangannya. Informan juga mengatakan bahwa ketika ia memprioritaskan pangannya maka yang
menjadi pilihan makanannya yang ia pilih adalah makanan yang murah dan bergizi dan jenis
makanan yang ia pilih pun jenis makanan anak kos yang biasa di jual di sekitar lingkungan
kampus atau sekitar daerah kosan. Dan itu dapat dikatakan sangat membantu perekonomiannya

sebagai anak kos yang sudah menjalani kehidupan kosnya selama 4 bulan dan mungkin konsep
prioritas pangan tersebut akan terus diterapkan.
G Undang-Undang Tentang Pangan Indonesia mempunyai sistem undang-undang pangan yang
cukup jelas. Berikut penjelasan atas Undang-Undang Nomer 7 tahun tentang pangan secara
umum : Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus-menerus
meningkatakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil dan merata dalam
segala aspek kehidupan serta diselenggarakan secara terpadu, terarah, dan berkesinambungan
dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun
spiritual, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pangansebagai kebutuhan
dasar manusia yang sepenuhnya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa
tersedia cukup waktu, aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh
daya beli masyarakat. Untuk mencapai semua itu, perlu diselenggarakan suatu sistem pangan
yang memberikan perlindungan, baik bagi pihak yang memproduksi dan pihak yang
mengkonsumsi pangan, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Sumber daya
manusia yang berkualitas selain merupakan unsur terpenting yang perlu memperoleh prioritas
dalam pembangunan, juga sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat di tentukan, antara lain, oleh kualitas pangan
yang dikonsumsinya. Kegiatan atau proses produksi pangan untuk diedarkan atau
diperdagangkan hyarus memenuhi ketentuan tentang sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
residu cemaran, dan keamanan pangan. Hal lain yang patut diperhatikan oleh setiap orang yang
memproduksi pangan adalah penggunaan metode tertentu dalam kegiatan atau proses produksi
pangan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko yang dapat merugikan atau
membahayakan kesehatan manusia, seperti rekayasa genetika atau radiasi, harus dilakukan
berdasarkan syarat tertentu. Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diperdagangkan perlu
diperhatikan ketentuan mengenai mutu dan gizi pangan yang ditetapkan. Pangan tertentu yang
diperdagangkan dapat diwajibkan untuk terlebih dahulu diperiksa laboratorium sebelum
diedarkan. Dalam upaya peningkatan kandungan gizi pangan olahan tertentu, pemerintah
berwenang untuk menetapkan persyaratan tentang komposisi pangan tersebut. Setiap orang yang
memproduksi pangan untuk di edarkan perlu dibebabni tanggung jawab, terutama apabila pangan
yang diproduksi menyebabkan baik kerugian pada kesehatan manusia maupun kematian orang
yang emngkonsumsinya pangan tersebut. Dalam hal itu, undang-undang ini juga menetapkan
ketentuan sanksi lainnya, baik yang bersifat administratif maupun pidana terhadap pelanggarnya.
Dalam kegiatan perdangan pangan, masyarakat yang mengkonsumsi perlu diberikan sarana yang
memadai agar memperoleh informasi yang benar dan tidak menyesatkan. Sehubungan dengan
hal tersbeut,perlu ditetapkan ketentuan mengenai label dan iklan tentang pangan. Dengan
demikian, masyarakat yang mengkonsumsi pangan dapat mengambil keputusan berdasarkan
informasi yang akurat sehingga tercipta perdangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab,
yang pada gilirannya menumbuhkan persaingan yang sehat di kalangan para pengusaha pangan.
Khusus menyangkut label atau iklan tentang pangan yang mencantumkan pernyataan bahwa
pangan telah sesuai dengan persyaratan atau ke;ercayaan tertentu, maka orang yang membuat
pernyataan tersebut bertanggung jawab terhadap kebenaran pernyataan dimaksud. Pengusaha
kecil di bidang pangan pada tahap-tahap awal mungkin mengalami kesulitan untuk memenuhi
keseluruhan persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-Undang ini. Untuk mengatasi hal ini,
diperlukan pembinaan berkesinambungan agar pengusaha kecil tersebut dapat memenuhi
persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan. Berkenaan dengan itu, pelaksanaan ketentuan-

ketentuan tersebut dilakukan secara bertahap. Ketentuan mengenai keamanan, mutu, gizi pangan,
serta label dan iklan pangan tidak hanya berlaku bagi pangan yang diproduksi dan atau diedarkan
di wilayah Indonesia, tetapi bagi pangan yang dimasukan ke dalam wilayah Indonesia. Dalam
hal-hal tertentu bagi produksi pangan nasional yang akan diedarkan di luar negeri, diberlakukan
ketentuan yang sama. Sebagai komoditas dagang, pangan memiliki peranan yang sangat besar
dalam peningkatan citra pangan nasional di dunia internasional dan sekaligus pengahsil devisa.
Oleh karena itu, produksi pangan nasional harus mampu memenuhi standar yang berlaku secara
internasional dan memerlukan dukungan perdagangan pangan yang dapat memberi peluang bagi
pengusaha di bidang pangan, baik yang besar, menengah maupun kecil, untuk mendudkung
pertumbuhan ekonomi. Pengaturan mengenai pangan juga diarahkanuntuk mewujudkan
ketahanan pangan yang mencakup ketersediaan dan cadangan pangan nasional. Di samping itu,
pemerintah dapat mengandalikan harga pangan tertentu, baik untuk tujuan stabilisasi harga
maupun untuk mengatasi keadaan apabila terjadi kekurangan pangan atau keadaan darurrat
lainnya. Undang-undang tentang pangan dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi pengaturan,
pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi, peredaran, dan atau
perdagangan pangan. Sebagai landasan hukum di bidang pangan, Undang-undang ini
dimaksudkan menjadi acuan dari berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pangan, baik yang sudah ada maupun yang akan di bentuk. Pada saat undang-undang ini
diberlakukan, telah terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pangan, antara lain : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2824): 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3037); 3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3215); 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274); 5.
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299); 6. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3478); 7. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan, dan tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3482); 8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 9. Undang-undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502); 10. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Usaha Kecil (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3611); 11. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Tahun
1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612). Berdasarkan pemikiran-pemikiran
sebagaimana yang diuraikan, Undang-undang tentang Pangan memuat pokok-pokok: a.
persyaratan teknis tentang pangan, yang meliputi ketentuan keamanan pangan, ketentuan mutu
dan gizi pangan, serta ketentuan label dan iklan pangan, sebagai suatu sistem standarisasi pangan
yang bersifat menyeluruh; b. tanggung jawab setiap orang yang memproduksi, menyimpan,
mengangkut, dan atau mengedarkan pangan, serta sanksi hukum yang sesuai agar mendorong
pemenuhan atas ketentuan-ketentuan yang ditetapkan; c. peranan Pemerintah dan masyarakat
dalam mewujudkan tingkat kecukupan pangan di dalam negeri dan penganekaragaman pangan

yang dikonsumsi secara tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat; d. tugas Pemerintah
untuk membina serta mengembangkan industri pangan nasional, terutama dalam upaya
peningkatan citra pangan nasional dan ekspor. Pengaturan, pembinaan, dan atau pengawasan
terhadap kegiatan atau proses produksi, peredaran, dan atau perdagangan pangan dalam Undangundang ini bersifat pokok-pokok, sedangkan penjabarannya lebih lanjut ditetapkan oleh
Pemerintah secara menyeluruh dan terkoordinasi. Semuanya itu diselenggarakan dengan tetap
memperhatikan kesiapan dan kebutuhan sistem pangan nasional, serta perkembangan yang
terjadi baik secara regional maupun internasional demi terwujudnya dunia yang yang sehat dan
aman pada setiap pangannya.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang saya lakukan saya dapat menyimpulkan alasan-alasan apa saja yang
mempengaruhi dan jenis makanan apa yang menjadi pilihan prioritas makanan dalam kehidupan
kos. Alasan-alasan tersebut adalah karena adanya beberapa faktor yang memang mengubah
selera makan mereka sehingga mengakibatkan bergesernya prioritas makanan mereka. Faktorfaktor tersebut anatar lain adalah faktor ekonomi, faktor budaya, faktor agama, faktor
lingkungan, dan faktor sosial budaya. Itulah mengapa kadang prioritas mereka dalam
menentukan makanan sering berubah-ubah dari yang semula memprioritaskan menurut harga
kemudian memprioritaskan menurut lingkungan. Adapun jenis makanan yang menjadi prioritas
adalah makanan yang sehat serta mempunyai nilai ekonomi yang ekonomis, sesuai dengan
keadaan keuangan anak kos. Harga yang mereka patok dalam mencari makan sekitar Rp. 10.000
sampai dengan Rp. 20.000 untuk sekali makan, sehingga mereka pun jarang untuk membeli
makan di restaurant. Makanan-maknan yang menjadi pilihan anak kos menurut informan yang
telah saya wawancarai seperti contohnya nasi pecel, soto daging dan makanan yang memang
biasa di jual di pinggir jalan sekitar daerah kosan ataupun daerah sekitar kampus sehingga
memudahkan penghuni kos untuk membeli makanan. Contoh makanan yang biasa di santap para
penghuni kos dengan harga murah adalah : Bubur ayam Soto ayam Soto daging Nasi
pecel Nasi jamur Nasi kucing Bubur kacang Baso Mie ayam Gado-gado Gudek
Somay Ayam goreng Sate ayam Nasi campur
B Saran
Makalah ini saya susun dengan tujuan agar orang-orang yang membacanya dapat memetik
hikmah dan dapat di jadikan sebagai bahan acuan dalah hidupnya. Karena makalah ini menjadi
berguna apabila ada yang meinplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan tidak hanya di
jadikan sebagai bahan bacaan biasa. Karena akan sangat di sayangkan jika kita membung-buang
sebuah ilmu dan pelajaran baru yang tidak bisa kita dapatkan di pendidikan sekolah, akan sangat
bermanfaat jika ilmu-ilmu tersebut di pelajari dan di sebralkuaskan kepada orang lain sehingga
banyak orang yang dapat merasakan hikmah dalam makalah ini. Makalah ini membahas tentang
konsep memprioritaskan, maka dari pada itu di sarankan agar kita mensegerakan menyusun
sebuah skala prioritas pangan untuk mempermudah kita menjalani hidup yang sehat dan hemat.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai suatu kebaikan, baik itu di dari mulai saat ini tidak
peduli anak-anak, remaja, ataupun dewasa. Karena memprioritaskan makalan adalah suatu hal

kecil yang sering di lupakan seseorang namun ketika orang tersebut melalaikannya maka akan
berdampak merugikan dirinya sendiri. Cukup tiga kali saja orang memikirkan prioritas
kebutuhan pangannya, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi terbiasa memprioritaskan
pangannya.
DAFTAR PUSTAKA Sarmini.2010.Antropologi Budaya.Surabaya:Unesa University Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2010/10/20/fenomena-kehidupan-anak-kost/
http://id.shvoong.com/lifestyle/hobbies/2111289-kehidupan-buruk-anak-kost/
http://id.shvoong.com/lifestyle/hobbies/2111289-kehidupan-buruk-anak-kost/#ixzz1fq5P9bGM
http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=98189&page=1 http://bsba.facebook.com/topic.php?uid=116780403437&topic=10797
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/kehidupan-anak-kost.html
http://repository.unila.ac.id:8180/dspace/handle/123456789/871 http://bmwcourier.forumexpress.com/t37-motivasi-skala-prioritas-kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai