b. Teori Upah
Terdapat tiga teori pemberian upah, diantaranya:
1. Tawar Menawar
Menyatakan bahwa tingkat upah ditentukan oleh tawar menawar di pasaran
tenaga kerja. Pembeli ialah pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja dan
penjualnya ialah calon karyawan, mungkin juga melalui organisasi tenaga
kerja sebagai perwakilan mereka. Jika penawaran lebih besar daripada
permintaannya, tingkat upah cenderung turun. Hal ini banyak terjadi di
negara-negara berkembang dengan jumlah penduduk yang tinggi.
Sebaliknya, jika permintaan akan pencari kerja lebih besar daripada
penawaran tenaga kerja, tingkat upah cenderung tinggi. Kondisi ini banyak
terjadi di Negara-negara maju dengan jumlah penduduk yang rendah.
2. Kesepakatan Pemberi Kerja dan Penerima Kerja
Permintaan dan penawaran tenaga kerja bertemu pada saat wawancara
seleksi kerja. Dalam wawancara ini, pemberi kerja dan pencari kerja lazimnya
melakukan tawar-menawar tentang jam kerja dan upahnya.
3. Upah Minimum
Sebelum tahun 2000, Indonesia menganut sistem pengupahan berdasarkan
kawasan (regional). Artinya, untuk kawasan yang berbeda, upah minimum
yang harus diterima oleh pekerja juga berbeda. Ini didasarkan pada
perbedaan biaya hidup pekerja di setiap daerah. Akan tetapi, penentuan upah
berdasarkan kawasan ini dirasakan masih belum cukup mewakili angka biaya
hidup sebenarnya di tiap daerah. Untuk itu pemerintah melakukan perubahan
peraturan tentang upah minimum.